Search This Blog

Showing posts with label romance. Show all posts
Showing posts with label romance. Show all posts

Thursday, November 15, 2018

How to Stay Single, No Answer Here

Judul : How to Stay Single
Author : Christian Simamora
Penerbit : Twigora
Halaman : xii + 460 hlm
Cetakan : Pertama, January 2017
ISBN : 978-602-60748-0-5

 33413665

Blurb:

EMMA MORANO, PEREMPUAN TERTUA DI ITALIA,
MEMBEBERKAN RAHASIA UMUR PANJANGNYA:
MAKAN TELUR MENTAH TIGA BUTIR SETIAP HARI
DAN TETAP SINGLE SAMPAI SEKARANG.


Malika tak bisa berhenti tersenyum saking bahagianya bisa bekerja di acara Juan Carlos Bautista, celebrity chef ternama sekaligus idolanya sepanjang masa. Sayang, mimpinya itu berakhir tragis dengan cepat ketika dia tahu kepribadian Juancar yang sebenarnya: bermulut kasar dan sangat ditakuti para krunya.

PEREMPUAN TERTUA DI SKOTLANDIA, JESSIE GALLAN,
JUGA MENGAKUI KALAU MENJAUHI LAKI-LAKI
MEMBANTUNYA TERUS BERTAHAN HIDUP.


Lebih baik jadi sosok yang ditakuti ketimbang dicintai—begitulah prinsip yang dipegang Juancar sejak dulu. Logikanya, antipati Malika terhadap dirinya tak memengaruhi konsentrasi saat bekerja di depan sorotan kamera. Lantas, kenapa perubahan sikap itu malah membuat Juancar disengat perasaan tak nyaman? Kenapa dia sebegitu pedulinya dengan pendapat Malika tentang dirinya?

"MEREKA [LAKI-LAKI] LEBIH BANYAK MEMBUAT MASALAH KETIMBANG FAEDAHNYA," AKU JESSIE DALAM WAWANCARANYA
DENGAN THE DAILY MAIL.


Ini adalah cerita cinta yang tak punya masa depan. Terlalu banyak perbedaan, terlalu banyak rintangan—begitu alasan mereka. Namun, kenapa keduanya sama-sama tak rela kalau berpisah? Apakah cinta masih layak disebut cinta meskipun tak pernah bersatu?


***

Ini tumben pake blurb, Yon? Iya, soalnya setelah penjelasan yang panjang lebar begitu, saya nggak menemukan jawaban dari judul besarnya. 


Thursday, October 18, 2018

Jatuh Cinta karena Perkara Bulu Mata

Judul: Perkara Bulu Mata
Penulis: Nina Addison
Editor: Harriska Adiati & Neinilam Gita
Desain sampul: Orkha Creative
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: September 2018
Tebal buku: 296 halaman



Tema sahabat jadi cinta kayaknya sudah begitu sering digunakan dalam banyak sekali roman remaja kekinian. Awalnya teman sekelas, lalu cinta perlahan tumbuh seiring seringnya berinteraksi, sapai kemudian rasa galau itu hadir. Mana yang harus dipilih? Tetap jadi sahabat atau naik kelas jadi pacar. Sering banget kan nemu cerita begituan? Tapi, gimana kalau rasa suka itu muncul setelah mereka sahabatan selama 15 tahun? Vira, Jo, Liliana, dan Albert sudah sahabatan sejak SMA, dan hingga di usia akhir 30-an, keempatnya masih rutin bertemu dan nongkrong bareng ketika walau sama-sama asyik dengan dunianya sendiri. Kemudian, rasa cinta itu muncul di antara salah duanya. Jadi, ceritanya di Vira kok ya kebetulan lagi curhat sama Jojo dalam satu sesi kongkow mereka berdua. Vira ini baru ditolak Tom, cowok idamannya btw. Saat curhat itulah, Vira iseng liatin bulu mata Jojo yang panjang dan lebat ... dan tiba-tiba rasa suka itu muncul. Yap, betul sekali, cinta muncul dari bulu mata. 

"Dari (bulu) matamu, (bulu) matamu, kumulai jatuh cinta." (Bukan Jaz, Bulu Matamu)

Thursday, March 29, 2018

Ruby Red dan Sapphire Blue, Sisi Feminin Kisah Perjalanan Waktu


Judul: Ruby Red dan Blue Saphirre
Pengarang: Kerstin Gier
Penerjemah: Fransisca Paula Imelda
Penerbit: Elex Media Komputindo



Di antara semua genre novel time travels dari luar, seri Edelstein-Trilogie termasuk yang paling lembut dan longgar. Dalam Time Line Michael Chricton, perjalanan waktu diatur sedemikian ketat dan berpindah ke masa lampau adalah sebuah perjalanan yang mengancam nyawa. Seri Time Riders juga terlihat upaya penulis yang begitu ketat mengontrol perjalanan waktu agar sejarah tidak tercemar. Seri ini menggambarkan dengan muram kekacauan besar yang mungkin terjadi jika ada yang mengubah masa lalu. Karenanya dibentuk lah agen-agen penjaga waktu untuk mengawasi agar tidak ada sejarah yang berubah akibat kontaminasi waktu. Versi lebih longgar dari Time Riders ini dapat dibaca pada seri History Keepers.  Sementara untuk seri Batu Permata karya penulis Jerman ini, pembaca mendapatkan seri feminin dari kisah perjalanan waktu. 

Gwendolyn Shepherd hanyalah remaja SMU biasa dengan kehidupan normal (cowok, jerawat, dan pekerjaan rumah). Namun, Gwen lahir dalam silsilah keluarga yang tidak biasa. Keluarga besarnya adalah satu dari dua keluarga ningrat pembawa gen penjelajah waktu. Keluarga Montrose  membawa gen pelintas waktu dari silsilah wanita, sementara keluarga de Villiers membawa gen pelintas waktu dari pihak pria. Tiap generasi dari dua keluarga tersebut, satu orang yang telah ditandai dari lahir akan menjalani kehormatan untuk masuk ke dalam organisasi rahasia dan menjadi agen lintas waktu bagi mereka setelah memasuki masa remaja. Seharusnya Charlotte sepupunya yang diramalkan (dan dipersiapkan) sebagai pelintas waktu. Tetapi, justru Gwen yang membawa gen pelintas itu. Dari remaja urakan yang hampir nggak bisa apa-apa, gadis itu tiba-tiba mengemban tugas berat sebagai seorang pelintas waktu yang bisa melompat ke masa lalu.


Monday, February 26, 2018

The Selection: Reality Show Pencarian Permaisuri

Judul: The Selection
Pengarang: Kiera Cass
Penerjemah:
Tebal: 432 Halaman
Penerbit: Bentang Belia
Cetakan: Pertama, Juli 2012




Untuk membuatnya lebih menarik dan agar tidak muncul kesan bahwa novel bergenre dystopia ini hanya melulu tentang cinta-cintaan ala Miss Universe, saya akan memulainya dengan setting Selection yang terjadi di masa depan setelah Perang Dunia Keempat. Orang-orang Amerika Serikat berutang sangat banyak pada negara Tiongkok. Dan ketika AS tidak mampu membayar utangnya, Tiongkok pun menyerang dan mengambil alih kendali Amerika Serikat yang sudah bobrok dan bangkrut. Lama di bawah kendali orang-orang Asia Baru ini, warga asli melawan dan membentuk persekutuan. Inilah awal berdirinya Kerajaan Illea di wilayah bekas Amerika Serikat yang menjadi latar tempat berlangsungnya novel ini. 

Sebuah kerajaan tentu nggak lengkap tanpa adanya seorang pangeran tampan yang menjadi pujaan, maka hadirlah Maxon, putra mahkota kerajaan Illea. Sebagaimana dalam dongeng-dongeng, sang pangeran mengadakan sayembara untuk mencari calon istri. Tetapi karena novel ini berlangsung di masa depan, sayembara pencarian istri pun dibuat lebih kekinian lewat proses seleksi. Sekitar 35 gadis terpilih dari penjuru Illea akan diisolasi di istana. Sebagaimana ajang pemilihan Ratu Sejagad, mereka akan tinggal di istana, belajar banyak hal tentang menjadi calon ratu yang baik, dan menjalani seleksi. Dari 35 gadis, akan diseleksi lagi menjadi 6 calon istri yang disebut para elite. Proses seleksi ini direkam oleh kamera dan disiarkan ke penjuru Illea, mirip seperti acara-acar reality show di TV.

Monday, December 11, 2017

Baper bersama Untuk Seorang Perempuan yang Memintaku Menjadi Hujan

Judul: Untuk Seorang Perempuan yang Memintaku Menjadi Hujan
Pengarang: Bernard Batubara
Penyunting: RAIN
Penyelars Akhir: RAIN
Sampul: Amalina
Tebal: 192 hlm (full colour)
Cetakan: Pertama, November 2017
Penerbit: Laksana




Kadang, seringkali, beberapa kali, sesekali *halah* sebuah tulisan yang singkat sanggup membangkitkan kenangan yang lama terbenam. Cukup dua atau lima patah kata, maka patah juga tembok penghalang yang memisahkan kita dari ingatan-ingatan masa lampau yang mungkin lama terkubur diri yang tak hirau lagi. Peristiwa-peristiwa itu tiba-tiba menghambur menenuhi benak, baik atau buruk, susah atau senang, gembira atau kesedihan. Orang bilang, apa yang kita dengar atau baca hanya akan mengendap sementara dalam kepala. Tetapi apa yang kita lihat dan alami sendiri akan menetap lama dalam gerumbul pikiran, menunggu terpelantuk kembali ketika ada rangsang-rangsang audiovisual yang mampir. Buku ini, menurut saya, adalah hal itu.

Friday, October 27, 2017

Review and Giveaway: A Thing Called Us

Judul: A Thing Called Us
Pengarang: Andry Setiawan
Penyunting: Ayuning
Cetakan: Pertama, Oktober 2017
Tebal: 290 hlm
Sampul: @teguhra
Penerbit: Haru 


Shun, Kotoha, dan Shinji; ketiganya bersahabat sejak SMP. Ketiganya menghabiskan masa kecil dan masa remaja bersama, susah dan senang, duka dan bahagia, cinta dan lara dirasakan semuanya. Pokoknya mereka seolah tidak terpisahkan. Kemudian, semuanya berubah ketika Shinji menghilang entah kemana tanpa meninggalkan kabar berita. Bahkan orang tua dan teman-teman dekatnya pun tak mengetahui di mana keberadaan sang pemuda. Kotoha yang memendam cinta kepada Shinji adalah yang paling menderita. Baru sepekan mereka jadian, Shinji keburu menghilang tiba-tiba. Shun juga tak kalah merana. Pemuda yang diam-diam menyukai Kotoha itu juga merasakan kehilangan dalam wujud yang berbeda. Sudah lima tahun Shinji menghilang, dan selama tahun-tahun lamban tersebut, luka tidak makin kering tetapi malah semakin mengangga. Inilah cerita tentang anak-anak muda yang harus move on karena hidup adalah perihal berjalan dan bukan tentang berhenti di tempat.

"Dan untuk bahagia atau tidak, itu adalah pilihannya sendiri." (hlm. 152)

Tuesday, October 3, 2017

Menjajal Wattpad: Nerdy Girl


Judul: Nerdy Girl
Pengarang: Alnira
Penyunting: Avifah Ve
Tebal: 424 hlm
Cetakan: Pertama, September 2017
Penerbit: DIVA Press



Bagi saya, ada dua tujuan orang membaca buku. Pertama adalah untuk mendapatkan informasi (termasuk ilmu pengetahuan dan buku-buku pelajaran/kuliah) dan yang kedua untuk mendapatkan penghiburan. Untuk tujuan kedua ini, biasanya orang membaca buku-buku dari jenis fiksi seperti novel, cerpen, atau puisi walaupun tidak sedikit pula orang membaca buku-buku nonfiksi sebagai penghiburan. Khusus untuk pembaca novel, biasanya orang membaca novel untuk mencari penghiburan, entah itu penghiburan yang membangun ataupun penghiburan yang menghibur semata. Membaca buku-buku sastra menurut saya adalah salah satu bentuk penghiburan yang membangun. Ini karena buku-buku jenis ini mampu melembutkan pembacanya, memberikan banyak pelajaran tentang kehidupan, juga menjadikan kita peka pada isu-isu sosial. Tentu tidak semata novel-novel sastra yang memiliki keunggulan ini. Banyak novel nonsastra dan juga novel populer yang digarap dan ditulis dengan baik juga mampu menghadirkan fungsi penghiburan yang mendidik ini. Kemudian, bagaimana dengan versi penghiburan yang melenakan?


Kadang, kita hanya ingin membaca dan menikmati saja tulisan yang dibawakan penulis. Dengan artian, kita tidak mau berpikir banyak saat membaca sebuah novel. Tidak perlu data sejarah, tidak perlu harus meraih Nobel sastra, tidak perlu pakai kata-kata yang rumit. Pokoknya, cukup novel itu bisa dinikmati dan membuat kita lupa sejenak pada kehidupan nyata. Inilah yang oleh Neil Gaiman disebut sebagai membaca sebagai pelarian ketika dunia nyata serasa sedang tidak ramah. Novel Nerdy Girl karya Alnira menurut saya adalah jenis novel yang cocok untuk tujuan ini. Secara cerita, noel ini tidak ada bedanya dengan roman-roman remaja-dewasa muda yang mungkin mudah kita jumpai di toko buku. Buat yang suka nonton drama Korea, kisah Jonathan dan Aihara mungkin akan sedikit mengingatkan pada alur kisah cintanya nan manis. Apalagi, penulis yang sepertinya seorang Kpopers seperti mampu memanfaatkan kegemarannya pada Hallyu Wave itu dalam naskahnya ini. Pengetahuan yang baik tentang budaya pop Korea, dipadukan dengan karakterisasi yang oke, plus keterampilan menulis yang matang, maka jadilah novel Nerdy Girl yang saya akui sangat menghibur.

Thursday, May 18, 2017

Drama Sepasang Sejoli di Caraval

Judul: Caraval
Pengarang: Stephanie Garber
Penerjemah: Jia Effendi
Cetakan: Pertama, Maret 2017
Tebal: 436 hlm
Penerbit: Nourabooks


34673451



Caraval, sebuah parade magis akan berlangsung di sebuah pulau misterius, Isla de los Suenos. Ini bukanlah parade atau sirkus biasa. Caraval adalah hiburan seru sekaligus petualangan yang berbahaya. Dalam Caraval, semua orang bisa ikut bermain, tetapi mereka juga bias terluka. Sebuah perpaduan antara permainan, acting, teka-teki, serta tarik ulur siasat, Caraval akan menjadi pelarian yang sangat tepat untuk melupakan sejenak rutinitas keseharian yang membosankan atau mungkin malah penuh tekanan. Dalam Caraval, peserta akan diajak menelusuri terowongan-terowongan rahasia, kanal-kanal penuh muslihat, hingga penginapan-penginapan yang seperti menyimpan sejuta rahasia. Caraval juga menawarkan beragam sihir yang bisa kau beli dengan rahasiamu, parfum yang bisa mencegah orang melukaimu, gaun yang berubah-ubah sesuai emosi pemakainya, dan masih banyak lagi. Semua ini masih ditambah dengan satu hadiah istimewa yang telah menanti sang juara di akhir permainan.

“Caraval lebih daripada sekadar sebuah permainan atau sebuah pertunjukan. Itu adalah hal terdekat dengan sihir yang bisa kau temukan di dunia ini." (hlm. 18)

Wednesday, March 29, 2017

Kisah tentang Ke-takberhingga-an Cinta

Judul: Angan Senja ∞ Senyum Pagi
Penulis: Fahd Pahdepie
Penyunting:  Falcon Publishing
ISBN: 9786026051455
Tebal: 353 hlm
Cetakan: Pertama- Maret 2017
Penerbit: PT Falcon 



34326408


Bagaimana matematika yang ditegakkan oleh dasar logika bisa berpadu harmonis dengan musik yang tersusun atas urutan nada-nada bisa saling berpadu menjadi sebuah komposisi nan indah? Kadang, dua hal yang sangat jauh berbeda sering kali malah bisa saling berpadu secara sempurna, sebagaimana Angan Senja dan Senyum Pagi. Angan adalah seorang murid SMA genius yang jago matematika. Senyum sebaliknya, adalah tipikal cewek gaul SMA yang sangat populer di sekolahnya. Sementara Angan cenderung introvert dan lebih suka membaca, Senyum suka banget bergaul dengan banyak orang. Siapa sangka, kedua karakter berbeda ini secara tidak sengaja dipertemukan dalam sebuah acara bolos sekolah. Meskipun alasan bolos keduanya berbeda (Angan karena bosan dengan pelajaran sementara Senyum bolos karena belum mengerjakan tugas), keduanya sama-sama berlindung di sebuah ceruk tersembunyi di belakang kelas. Di antara semua perbedaan besar yang memisahkan keduanya, Angan dan Senyum ternyata bisa akrab karena mereka telah menemukan satu persamaan mereka: musik.

Musik adalah matematika perasaan. Mungkin ia bisa dihitung, tapi punya kemungkinan tak terbatas. (hlm. 81)

Monday, February 27, 2017

Cinta versus Persahabatan dalam Novel Imaji Terindah

Judul: Imaji Terindah
Pengarang: Sitta Karina
Penyunting: Siti Nur Andini
Tebal: 288 hlm
Cetakan: Pertama, Desember 2016
Penerbit: Literati

33561931

Lewat Imaji Terindah, saya pertama kali dikenalkan dengan salah satu member termuda klan Hanafiah, Christoper Hanafi. Kayaknya, klan Hanafiah ini memang terancam bikin nagih pembaca. Sebelum baca buku ini, saya sempat mengecek goodreads untuk mencari tahu isi buku ini karena ini memang pertama kalinya. Alhamdulillah banget ya saya menemukan spoiler yang sangat kejam terkait Aki alias Kianti Srihadi dalam sebuah ulasan *banting sampah* kok ya tega banget ya itu orang dengan santainya bocorin satu hal yang sangat krusial untuk buku ini. Hal yang akan mengubah sekaligus mendewasakan seorang Christoper Hanafi. Tapi, untungnya, selain mendapat hadiah spoiler, saya juga dapat info kalau si Pangeran Chris ini idola banget buat banyak pembaca setia Klan Hanafi. Jadinya, ikut penasaran juga kira-kira apa yang bikin cowok berkacata mata ini jadi idola para pembaca.

“Kalau elo punya niat baik dan ingin melakukan sesuatu yang baik, lalukan. Nggak perlu umbar dengan kata-kata. Perbuatan sudah cukup jadi bukti yang jelas.” (hlm. 142)

Thursday, February 16, 2017

Dark Romance, Ketika Gelap dan Terang Saling Mencintai

Judul: Dark Romance
Pengarang: Zephyr
Editor: Muhajah Saratini
Cetakan: Pertama, Januari 2017
Tebal: 204 hlm
Penerbit: Senja

 


Di bawah naungan Freya--dewi kesuburan--Kerajaan Asyre yang agung ini berdiri. Tiga bangsa terbesar penghuni Kerajaan Asyre hidup berdampingan dalam damai. Bangsa devoile yang membawa sifat-sifat kegelapan dalam darah hitam mereka, bangsa fyriel dengan kebaikan berpendar dalam cahaya tubuh mereka, dan yang terakhir bangsa manusia--membawa kegelapan sekaligus cahaya di hati yang tersembunyi dalam tubuh lemah mereka. 

Setelah perang berakhir, benua Asyre dibagi menjadi dua kawasan: sebelah barat untuk kerajaan devoile di bawah pimpinan Raja Zodic serta sebelah timur untuk bangsa fyriel dengan dipimpin Raja  Atlura. Di tengah-tengah, dibangunlah tugu perbatasan agar kedua bangsa tidak saling bercampur. Segala bentuk interaksi dilarang. Nah, bangsa manusia di mana? Bangsa manusia tentu saja ada di Bumi. Bagaimana ceritanya manusia bisa ada di bumi dan bukan di Asyre? Ini bagian dari twisted ending di buku ini jadi sebaiknya tidak saya ceritakan.

"Mungkin pendar cahayamu terpakai banyak untuk mengukir wajahmu, Faye." (hlm. 12)

Faye adalah seorang Fyriel dengan pendar cahaya yang sangat lemah. Tidak ada yang tahu mengapa, tetapi gadis cantik itu termasuk lemah untuk seorang putri dari penjaga tambang legenda--Escudo. Senjata yang ditempa dari kristal escudo dapat melukai tubuh bangsa devoile yang konon kebal dengan berbagai serangan apa pun. Keberadaan escudo ini juga sekaligus yang menopang perjanjian damai antara bangsa devoile dan fyriel. Kedua bangsa yang saling bertolak belakang ini sepakat untuk tidak saling mencampuri urusan masing-masing. Perdamaian akan tetap terjaga selama perbatasan tidak dilanggar. Tetapi, cerita ini tidak akan pernah dituliskan kalau nggak ada pelanggaran. Kadang, sebuah pelanggaran terpaksa harus ada agar ada cerita besar yang bergulir.

Thursday, February 2, 2017

Before Us, Cinta Terlarang Bersemi Kembali



Judul: Before Us
Pengarang: Robin WIjaya
Tebal: 304 hlm
Cetakan: Kedua, 2012
Penerbit: Gagas Media

13433062

"Kadang cinta berkata: logika adalah salah, dan ia hanya membela rasa.”

Ngakak, awal baca novel ini adalah ‘dipaksa’ Kak Ve yang katanya salah milih buku. Kak Ve ini suka banget sama blurb  sampul belakang buku ini, jadi ya langsung ambil. Apalagi novel ini adalah karya salah satu novelis kesukaan blio. Begini blurb-nya:

“Kau tahu, aku tak bisa lolos dengan mudah dari jerat-jerat cerita kita yang tak pernah benar-benar selesai. Kau bilang tak perlu ada yang berubah—tapi kenapa aku merasa semakin jauh dengan dirinya, terseret arus yang membawaku ke pelukanmu?”

“MAS DION, ini COWOK sama COWOK,” kata Kak Ve yang urung menyelesaikan membaca buku ini padahal sudah lumayan sampai setengah buku. “Aku baru sadar kalau si A itu bisek!” bilangnya. “Lho, kan cuma dalam novel. Nggak apa-apa kali, Mbak. Anggap The Sweet Sin jilid 2 gitu,” jawabku. “Enggak mau, mas Dion aja ya baca,” tolaknya. “Lah, kok jadi aku?” sergahku. “La kan Mas Dion apa aja dilahap!,” jawabnya tangkas. Dan saya langsung pengen izin setengah hari (-___-).

Thursday, December 8, 2016

Banjir Karakter Ganjil dalam Jakarta Sebelum Pagi

Judul: Jakarta Sebelum Pagi
Pengarang: Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie 
Penyunting: Septi WS
Cetakan: Mei, 2016
Tebal: 270 hlm
Penerbit: Grasindo 

30009042

Pertama, buku ini tentang babi ... ada banyak sekali kata babi di dalam novel ini.

"Bukan hal yang mudah, mengingat bagian bawah rambutku dicat berwarna jambon babi. JAMBON BABI APAAN SIH?" (hlm. 49) 

Kedua, kenapa ada babi? Karena karakter utama di buku ini, Emina Nivalis, uniknya kebangetan. Baru kali ini saya menemukan karakter yang tidak ragu menyerupakan diri dan orang-orang di sekitarnya sebagai babi. Temannya ia panggil babi, bahkan calon pacarnya pun disebutnya babirusa yang pintar. Ini kalau ada yang alergi babi bisa dipastikan terkaget-kaget saat membuka halaman-halaman awal Jakarta Sebelum Pagi. Sudah siap membaca novel kocak tapi sebetulnya cerdas ini?

"... karena kecerdasan hanya dimiliki orang-orang yang mau mendengar jawaban orang yang lebih cerdas darinya." (hlm. 97)

Kemudian, sampai di bab kedua, kita mulai merasa wajar kenapa babi-babi ini banyak sekali bermunculan. Bukan karena ini novel tentang satire babi macam Animal Farms, tetapi memang tokoh utamanya yang absurd banget, tetapi sekaligus malah bikin Emina ini khas, tak terlupakan. Ziggy benar-benar pandai dalam membikin karakter yang beda, yang bedanya pun nggak tanggung-tanggung. Saat membaca Seaside saya menemukan kalau penulis bernama asyik ini memang nggak pernah tanggung-tanggung dalam membuat karakter. Begitu juga tokoh utama dalam novel ini: anehnya sama sekali nggak nanggung. Dan bukan hanya Emina, tokoh-tokoh lain yang mewarnai buku ini juga luar biasa ganjil, nggak biasa, tapi seru. Ada Nissa, gadis berjilbab teman dekat Emina, yang kebangetan banget anehnya. Nissa ini mengingatkan kita pada teman-teman gaul di kantor yang cuek bebek tetapi sesungguhnya sangat menikmati hidup (paling tidak dengan caranya sendiri). Salut untuk Ziggy dalam hal karakterisasi. Ini contoh karakterisasi dari Emina yang wah itu:

"Kalau kedinginan, aku akan mulai kentut-kentut dan mengalami kenaikan minat untuk pup; dan ini adalah dua hal yang tidak aku inginkan ketika sedang melakukan hal serius bersama teman baru." (hlm. 95)

"Untungnya, aku nggak punya kebiasaan untuk pura-pura paham." (hlm. 86)

Monday, October 24, 2016

Kisah Cinta si Gadis Kertas

Judul buku: The Girl on Paper
Penulis: Guillaume Musso
Penerjemah: Yudith Listiandri
Penyunting: Selsa Chintya
Sampul: Chyntia Yanetha
Penerbit: Spring
ISBN: 978-602-74322-4-6
Cetakan: pertama, September 2016
Tebal: 448 halaman



31815135


Bayangkan tokoh rekaan dari novel karyamu tiba-tiba muncul dan hidup, mewujud nyata di depanmu, lalu terus menerus merecoki kehidupan cintamu? Inilah yang dialami oleh Tom Boyd, penulis trilogie Des Anges yang masyhur. Beberapa bulan sebelumnya, Tom adalah penulis megabest seller dengan karya yang selalu dinantikan pembaca. Novel pertama seri trilogie Des Anges meraih penjualan terbaik dan akan difilmkan. Seri keduanya--meski tidak sedahsyat buku pertama--juga mendapatkan sambutan yang baik dari pembaca. Namun, belum sempat seri ketiga alias buku penutup dari trilogi tersebut ditulis, Tom keburu bertemu dan jatuh cinta dengan Aurore Valacourt. Putusnya hubungan keduanyalah yang lalu menghancurkan semangat menulis Tom. Penulis ini kemudian larut dalam minuman alkohol, merusak dirinya sendiri dengan mengonsumsi obat tidur, dan tidak lagi mau menulis lagi selamanya. Luar biasa memang kehancuran yang bisa diakibatkan oleh cinta. Seperti yang pernah dikatakan oleh Lord Henry dalam novel Lukisan Dorian Gray, yakni bahwa cinta bisa membuat seseorang jadi tidak romantis lagi.

"Milo, aku tidak peduli tentang uang. Uang tidak mengisi kekosongan; uang tidak memecahkan masalah." (hlm. 258)

Dalam kondisi terpuruk inilah karakter Billie Donelly tiba-tiba muncul di hadapan Tom. Karakter dari trilogie Des Anges ini seolah jatuh begitu saja dari halaman 266 dari buku kedua yang mengalami salah cetak. Tom pun awalnya tidak percaya, mengira bahwa eksistensi Billie hanyalah akibat pikirannya yang sudah mulai tidak waras. Tapi, gadis itu benar-benar nyata, dan nyata benar mampu membuat Tom senewen setengah mati. Keduanya pun mengadakan perjanjian: Tom akan menyelesaikan menulis buku ketiga trilogie Des Anges asal Billie mau membantunya mendapatkan kembali hati Aurore. Janji pun disepakati, dan keduanya memulai perjalanan panjang mereka menuju Meksiko untuk menemui Aurore demi mendapatkan kembali cintanya. Lewat keceriaannya, Billie mulai mempengaruhi Tom.

"Untuk apa begitu cemas. Biarkan hidup memberimu hal-hal baik, dan jangan selalu takut kehidupan akan menyakitimu." (hlm. 192)

Sering sekali kita jumpai, kebahagiaan yang utama ada pada perjalanannya dan bukan pada tujuannya. Inilah yang dirasakan oleh Tom. Perjalanannya bersama Billie pelan-pelan mulai mengembalikan semangat hidupnya, juga semangatnya dalam menulis--meskipun masih sangat lemah. Karakter Billie benar-benar mirip dengan versinya dalam novel, sampai Tom sendiri merasa bersalah karena telah menjerumuskan gadis itu dalam plot nasib yang kurang menyenangkan dalam triloginya. Tom pun diam-diam berjanji akan memperbaiki kehidupan Billie di buku ketiga--kalau dia bisa mendapatkan kembali semangat menulisnya. Sampai akhirnya, sebuah kejadian menyadarkan Tom bahwa dia harus mulai menulis buku ketiga kalau tidak ingin kehilangan Billie. Gadis itu mengalami muntah tinta (tentu saja karena dia adalah karakter dalam novel) dan lemah jantung. Dia harus segera dikembalikan ke dalam buku kalau tinggal ingin musnah karena terlalu lama di dunia manusia. Tom mulai berpikir kembali tentang Aurore, apakah gadis sombong itu layak membuatnya terpuruk begitu.

"Aku membuat musik karena musik tidak akan pernah meninggalkan hidupku. Aku suka buku karena buku selalu ada untukku." (hlm. 238)

Sambil berjuang menyelamatkan Billie yang sekarat akibat hilangnya satu-satunya salinan novel yang masih ada, Tom berjuang untuk menyelesaikan buku ketiga. Di saat yang sama, kedua teman Tom, yakni Carole dan Milo, harus menjelajahi hampir separuh dunia untuk mengejar serta menyelamatkan satu-satunya salinan novel itu. Inilah bagian paling menarik dari novel ini. Dari yang separuh awal rada monoton, kemudian mulai bergerak cepat di separuh bagian akhir. Kalimat-kalimat yang berkenaan dengan buku mulai bermuncullan, juga karakter Tom yang penulis juga semakin kuat. Saya benci banget sama Tom di awal-awal buku, tapi mulai separuh ke belakang, mulai kerasa banget kalau Tom ini penulis keren yang seharusnya nggak gitu-gitu amat hanya gara-gara wanita yang bukan jodohnya. Para pembaca buku akan mendapatkan kembali Tom yang penulis buku mulai di bagian tengah. Dan ... sttt, ada ending yang cukup mengejutkan di akhir buku, sebuah twist yang sempat menyusupi rasa curiga saya saat sedang membaca buku ini di pertengahan.

Pembaca dapat dianggap sebagai tokoh utama novel, sejajar dengan penulis, karena tanpanya, tak ada yang terjadi." (hlm 285)

The Girl on Paper ditulis oleh penulis Prancis tetapi belio banyak menggunakan setting Amerika Serikat, terutama LA dan California, lalu Meksiko dan Florida. Tapi, kebanggaan Prancisnya masih kebawa dengan dihadirkannya setting Paris sebagai bagian paling romantis di buku ini. Separuh awal buku ini memang romantis, tapi itu tipe romantis menye-menye galau yang saya nggak suka. Nah, di separuh belakang, romantisnya Tom mulai muncul, terutama melihat perjuangannya dalam menyelamatkan Billie yang kondisi kesehatannya semakin buruk. Selain banyak mengutip banyak hal tentang buku, karakterisasi di novel ini juga kuat--bahkan Aurora pun 'ngarakter banget'. Bagi yang suka baca novel roman, kayaknya sudah bisa menebak akhir kisah ini, menebak dengan siapa Tom akhirnya akan berpasangan. Meski demikian, romantisme yang menutup buku ini benar-benar digambarkan dengan lambat namun membangun, sehingga membuat saya tetap terkenang-kenang pada ceritanya selama satu jam lebih setelah menyelesaikan membaca buku ini. 

"Sebuah buku hanya akan hidup kalau dibaca. Para pembacalah yang menyusun potongan-potongan gambar dan menciptakan dunia imajiner tempat para tokohnya hidup." (hlm. 290)

Satu bintang untuk ceritanya, satu bintang karena telah menyebut buku-buku, satu bintang untuk terjemahannya yang mulus sekali, dan satu bintang lagi untuk semua hal baik yang dibawa novel ini untuk para pembacanya.



 

 

Friday, August 19, 2016

Somewhere Only We Know

Judul: Somewhere Only We Know
Penulis: Alexander Thian
Editor: Mita M. Supardi & Tesara Rafiantika
Desainer sampul: Agung Nugroho
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 979-780-830-0
Cetakan: pertama, 2015
Tebal: 338 halaman



26058244

Buku yang sudah booming duluan sebelum terbit ini memang pernah bikin heboh linimasa Goodreads tahun 2015. Melihat ulasan yang bertebaran, saya pun ikut tergoda membacanya, namun keinginan itu masih kalah kuat dibanding keinginan menimbun sehingga baru setahun kemudian saya membacanya (dan buku ini sudah cetak ulang lima kali). Apa yang membuat novel ini rame? Yah, pertama mungkin karena si penulis yang seorang selebtwit sehingga karya-karyanya langsung diburu followers. Kedua, rancang bangun *halah* novel ini menawarkan cerita cinta yang berbeda: dua cinta dan dua cerita dalam satu buku. Lewat Somewhere Only We Know (untuk selanjutkan akan disingkat SOWK), kita disuguhi dua cerita dengan dua rasa yang berbeda, oleh dua sosok yang juga lain. Mungkin inilah yang menjadikan membaca novel ini jadi menarik dan unik. Yah, selain kisah Kenzo yang tidak biasa itu, juga karena kepiawaian penulis menggali dua karakter utamanya sampai lapis-lapis terdalam. Manusia dengan segala keunikan mereka memang merupakan sumber ide kisah yang tak akan ada habisnya.

Wednesday, August 10, 2016

O2 (The Chronicles of Audy #4)

Judul buku: O2 (The Chronicles of Audy #4)
Penulis: Orizuka
Penyunting: Yuli Yono
Cover desainer dan ilustrator: Bambang 'Bambi' Gunawan
Penerbit: Haru
ISBN: 978-602-7742-86-4
Cetakan: pertama, Juni 2016
Tebal: 364 halaman





Setelah dengan bahagia bisa ikut tercemplung dalam petualangan Audy Nagisa di keluarga 4R, akhirnya saya harus mengakhiri kebersamaan kami *halah* dengan buku terakhir dari seri Kronik Audy ini. Sungguh menyenangkan mengikuti seri ini, karena kita akan mendapatkan cerita remaja yang khas ala Orizuka. Cerita remaja yang tidak kosong dari segi isi namun tetap mempertahankan keceriaan dan dinamika khas remaja. Setelah ikut terombang-ambing kepiawaian penulis dalam meramu plot dan karakter, membaca 02 adalah sebuah penutup yang menghangatkan, juga menyegarkan, laksana oksigen. Audy, dengan menjadi dirinya sendiri, telah membuktikan kepada kita bahwa:

"Kamu bisa jadi apa saja yang kamu mau." (hlm 315)

Tuesday, March 22, 2016

Yesterday in Bandung



                Kadang, kita merindukan sesuatu yang telah lalu karena masalah yang kita hadapi di kala itu tampaknya jauh lebih sederhana ketimbang yang menghadang saat ini. Dalam novel ini, lima tokoh dengan masa lalu yang berbeda-beda tentunya, memiliki harapan untuk bisa mengalami masa lalunya yang tampaknya lebih sederhana. Namun, kita semua sudah tahu bahwa masa lalu tercipta hanya untuk dikenang (baik dan buruknya), bukan untuk dialami lagi. Juga, tidak selalu masa lalu itu sederhana dan menyenangkan. Tokoh-tokoh di buku ini membuktikan bahwa ada hal-hal dalam masa lalu yang terlalu pahit untuk sekadar diingat, apalagi untuk dijalani lagi. Hal terbaik adalah menjalani saat ini dengan sebaik-baiknya agar kelak kita bisa mengenangnya sebagai masa lalu yang layak dikenang.

28406429

                “Tetapi, bukan penyesalan namanya kalau datang di awal.” (hlm. 63)

Monday, September 21, 2015

Critical Eleven

Judul: Critical Eleven
Pengarang: Ika Natassa
Editor: Rosi L Simamora
Sampul: Ika Natassa
Cetakan: 1, 2015
Tebal: 338 hlm
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama


25737077 



Akhirnya—terima kasih tak terhingga buat Steven—sehingga rasa penasaran saya akan novel Critical Eleven yang dahsyat itu terjawab. Sebagaimana kebanyakan teman-teman yang lain, saya berhasil menamatkan membaca novel ini dalam waktu sehari saja. Memang kok, buku bagus itu selalu terlalu ‘tipis’ bagi pembacanya, tahu-tahu saja sudah habis dan dia meninggalkan kita dengan pikiran yang berubah, perasaan yang baru, serta kekuatan—entah apa—untuk menjalani hidup ini dengan lebih baik. Sebuah buku yang bagus memang hiburan yang sempurna, karena tidak hanya kita dihiburnya, tetapi juga karena ada sesuatu yang bertambah di dalam diri kita. 


Monday, September 14, 2015

The Chronicles of Audy 4/4



Judul: The Chronicles of Audy #3, 4/4

Pengarang: Orizuka          

Proofreader: Yuli Yono

Tebal: 320 hlm

Cetakan: 2, 2015

Penerbit: Penerbit Haru



“Aku cuma pengin kami terus seperti ini, hidup bahagia, bareng-bareng, selamanya” (Romeo)

Audy, kenapa kamu malah semakin labil di buku ketiga ini? Sementara Regan mulai siap-siap menikah, Romeo belajar jadi kakak yang baik, Rex yang diam-diam telah merencanakan masa depannya, dan Raphael yang semakin menggemaskan; kamu kok malah terus-terusan galau di PHP in Rex? Itu skripsi gimana skripsi? Entahlah, di buku ketiga ini sosok Audy yang ceria dan sangat saya sukai di buku 1 dan 2 itu telah menghilang entah kemana. Memang benar, cinta bisa mengubah seseorang, dan kali ini Audy menjadi korbannya.
                                                              
"Apa sih Rex yang bikin kamu suka aku? Maksudku, selain teori Plato itu. Harusnya secara hukum alam atau apalah, kamu gemes -bukan dalam artian baik- sama orang-orang kayak aku kan? Aku.. salah satu orang yang nggak bisa ngerjain soal logaritma yang mudah itu."
"Tapi kamu satu-satunya orang yang pengin aku ajarin soal logaritma itu."
(Rex)

Di buku 21, Rex tanpa diduga telah menyatakan cintanya kepada Audy. Remaja genius berusia 17 tahun itu dengan kaku mengaku kalau dia mencintai Audy. Dan sepanjang buku kedua itu kita dihibur oleh Rex yang galaunya unyu (orang cakep sih lagi galau juga tetep diliatnya unyu, coba kalau saya yang galau, langsung disodorin setrika deh saking kusutnya ini muka). Di buku 4/4 ini, gentian Audy yang galaunya akut minta tobat, sampai-sampai ciri khas Audy yang ceria itu hilang sebelum akhirnya dia disadarkan oleh Regan

"Jangan lupa Dy, kalau Rex hanya 1/4, 3/4 sisanya juga membutuhkan kamu, sama besarnya.” (Regan)

Walau Audy banjir galau gitu, tetap saja seri Audy ini sudah telanjur punya fans yang banyak. Apalagi kalau 4R sudah hadir, wuih banjir deh ini toko buku oleh para penggemarnya. Saya sampai kehabisan buku ini di marketingnya. Memang ya, kalau sudah ngefans sih susah. Lagipula, Orizuka ini memang sudah terbukti kok tulisannya bacaable dan memiliki permata-permata yang membuat pembaca gemes untuk terus membaca. Lihat saja review di goodreads tentang seri 4R ini, nggak rugi banget bacanya.  Cara Orizuka bercerita, kejutan-kejutan yang tak tertebak, serta penokohannya yang karakteristik banget. Ini semua keunggulan yang sudah sangat matang di Orizuka.

“Kamu hanya harus berhenti menganggap kamu nggak tertolong,” katanya. “Jangan meremehkan diri sendiri. Aku yakin kamu bisa.” (Rex)

Kembali ke 4/4, kisah keluarga 4R berkembang hebat di buku ketiga ini. Sebagaimana blurb di sampul belakang, ada sesuatu yang mengancam menceraiberaikan 4R. Regan dengan pernikahannya, Romeo dengan pekerjaannya, Rex dengan beasiswanya, serta Rafael dengan kecerdasannya. Sementara Audy, yang skripsi saja dia belum kelar-kelar hadeh.  Dan, pahlawan utama di buku ketiga ini … adalah Romeo. Sepertinya, fans Romeo semakin bertambah aja di buku ketiga ini.

Selanjutnya, sebuah peristiwa indah menjadi penutup buku ketiga ini. Apakah itu? Apakah  akhirnya Regan menikah dengan Maura? Apakah 4R akhirnya terpencar? Dan, apakah Audy berhasil menyelesaikan skripsinya di buku ketiga ini? Yang jelas, harus ada buku keempat. Harus! #TimRomeo

Monday, August 31, 2015

Segenggam Daun di Tepi La Seine | Pengumuman Pemenang Blogtour and Giveaway

Judul: Segenggam Daun di Tepi La Seine
Pengarang: Wuwun Wiati
Tebal: 304 hlm
Cetakan: 1, 2015
Sampul:  Femmy F Priscilya
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama



25760504
             
            Membaca Segenggam Daun di Tepi La Seine ibarat membaca Prancis dari dalam. Begitu banyak budaya barat yang benar-benar barat di paparkan dalam novel ini. Bisa dibilang, ini adalah sebuah novel romantis yang blak-blakan tentang Paris. Tapi, siapa menyangka, keberanian penulis dalam membuka Paris inilah yang menjadikan novel roman ini terasa beda. Ibaratnya, ini novel adalah seorang lady  dengan gaun yang agak sedikit “terbuka” dalam sebuah pesta resmi. Jika novel ini adalah gaunnya, maka potongannya pas, seksi tapi tidak murahan.  Berani tetapi tetap anggun dengan caranya sendiri. Dan, sang lady siap mengajak kita menelusuri Paris dengan segala yang tampak dan tidak tampak di dalamnya.  

            “Ada beberapa hal di dunia ini yang tidak harus kita ketahui, bukan?” (hlm 220)