Judul: Segenggam Daun di Tepi La Seine
Pengarang: Wuwun Wiati
Tebal: 304 hlm
Cetakan: 1, 2015
Sampul: Femmy F Priscilya
Penerbit: Gramedia Pustaka
Utama
Membaca
Segenggam Daun di Tepi La Seine ibarat
membaca Prancis dari dalam. Begitu banyak budaya barat yang benar-benar barat
di paparkan dalam novel ini. Bisa dibilang, ini adalah sebuah novel romantis
yang blak-blakan tentang Paris. Tapi, siapa menyangka, keberanian penulis dalam
membuka Paris inilah yang menjadikan novel roman ini terasa beda. Ibaratnya,
ini novel adalah seorang lady dengan gaun yang agak sedikit “terbuka” dalam
sebuah pesta resmi. Jika novel ini adalah gaunnya, maka potongannya pas, seksi
tapi tidak murahan. Berani tetapi tetap
anggun dengan caranya sendiri. Dan, sang lady
siap mengajak kita menelusuri Paris dengan segala yang tampak dan tidak
tampak di dalamnya.
“Ada beberapa hal di dunia ini yang tidak
harus kita ketahui, bukan?” (hlm 220)
Paris,
kota paling romantis sedunia, kota cahaya, sekaligus tempat bersemayamnya monumen
cinta Eiffel nan melegenda. Tentang itu semua, kita pasti sudah hafal di luar
kepala. Tapi, mungkin baru sedikit yang tahu apa itu klub swinger dan pantai nudis.
Di klub swinger, seseorang bisa dengan mudah berganti pasangan kemudian
melakukan olahasmara (*bahasamu Yon), sementara di pantai nudis, yah bisa
ditebak sendiri. Pengunjung tidak boleh mengenakan sehelai pakaian pun di
pantai itu. Kedua tempat semacam ini betebaran di Prancis. Juga tentang
pertunjukan cabaret Moulin Rouge (yang
si Christina Aguilera ampon deh di film itu), ada rahasia kecil yang dibuka
oleh penulis lewat buku ini. Lebih tepatnya, ada rahasia yang dibuka mengenai
bagian-bagian yang tidak ditutupi oleh para penari wanitanya.
*hening*
#eh hehehehe
Dipertemukan secara tidak sengaja sewaktu berlibur
di Thailand, Ajeng dan Yves melanjutkan hubungan mereka via media social. Bulan
berlalu, dan Yves akhirnya “menembak” Ajeng sebagai pacarnya. Kedua pasangan
beda negara itu resmi jadian. Tapi, Ajeng masih ragu. Bisakah dia mengatasi
hambatan beda budaya, bahasa, dan kebiasaan antara Indonesia dan Prancis?
Pertanyaan selanjutnya, benarkah Yves adalah jodohnya—mengingat betapa besarnya
jurang perbedaan di antara keduanya. Untuk lebih memantapkan pilihannya, Ajeng
memutuskan untuk mencoba tinggal selama beberapa bulan di Paris, di apartemen
Yves, hooh, tinggal bareng maksudnya.
“Kalo emang lo kangen pas ditinggal suami
lo, ya nikmatin aja kangen itu, nggak perlu cari cowok lain.” (hlm 252)
Bersama Yves dan Ajeng, penulis akan mengajak
pembaca membuktikan romantisme kota Paris dengan segala sisi terang dan
gelapnya. Embel-embel Paris di novel ini tidak sekadar tempelan, yang
dibuktikan penulis dengan mengumbar (halah) gaya hidup liberal dan sangat
menjunjung tinggi kebebasan serta kesetaraan—terutama dalam hal seksualitas.
Banyak hal tentang Paris yang niscaya membikin tercengang pembaca di novel ini,
seperti PACS, suami-istri dengan kekasih masing-masing, pernikahan sejenis, dan
pantai telanjang. Fakta bahwa Ajeng dan Yves tinggal serumah (dan tidak jadi
bahan gosip tetangga) saja sudah bikin pembaca Indonesia shock. Tapi, itulah,
buku ini jujur tentang Prancis. Slogan
kebebasan, kemerdekaan, dan persamaan derajat benar-benar menggaung dari
halaman-halamannya. Membacanya, terasa real
banget (yang bisa dimaklumi karena penulis memang tinggal di Prancis).
“Kamu harus memberi ruang gerak bagi pasanganmu. Tentu, harus disertai
tanggung jawab dan kesetiaan. Dan itu semua datangnya dari cinta, saling
memberi dan menerima, yang kita jaga dengan komunikasi.” (hlm 270)
Trus, ceritanya buku ini tentang apa? (*maaf, saya
salah focus gara-gara pantai telanjang itu #plak). Alur utama novel ini tentang
kegalauan Ajeng yang masih ragu dengan Yves. Memang ya, namanya manusia, kagak
pernah ada puasnya. Sudah dikasih cowok gentlemen yang sesempurna Yves, eh Ajeng masih aja mikir apakah dia
jodohku. Ditambah dengan kedatangan Alain, sobat dekat Yves, dengan segala
spontanitas dan kegairahan hidupnya. Alain berbeda 180 derajat dengan Yves,
keduanya bak air yang tenang dan api yang menggelora. Hati Ajeng pun kembali
terbagi. Siapa yang akhirnya akan dipilih Ajeng? Yves atau Alain? Inilah ujian
terakhir yang harus dihadapi Ajeng sebelum meraih kebahagiaan hidupnya lewat pernikahan.
…
hari pernikahan merupakan hari kita mulai menyerahkan diri sepenuhnya kepada
orang yang kita pilih. Di hari itu, kita tidak lagi sendirian, mulai menjadi
satu paket dengan pasangan kita.” (hlm 195)
Banyak
hal yang bisa kita pelajari dari novel ini, tentang kesetiaan dan makna
pengorbanan, tentang rasa mencintai yang murni dan tulus, tentang kerelaan
untuk melupakan dan memaafkan, juga tentang siapa yang cocok jadi pasangan
hidup dan siapa yang hanya cocok sebagai pacar. Ajeng, sebagaimana pembaca,
semakin bertambah dewasa ketika sampai di lembar-lembar terakhir buku ini.
Saya merasa, inilah nasehat yang saya butuhkan. Kadang, saya ini orangnya ngeyelan dan perlu sekali-kali digalakin biar sadar. Mbak Addin lewat jawabannya telah menyadarkan saya bahwa di mana pun hal-hal yang nggak mengenakkan itu tetap ada. Kita harus mencoba untuk melenturkan diri jika tidak ingin patah.
Selamat untuk Mbak Addin Negara, nanti akan saya hubungi untuk pengiriman hadiah.
Terima kasih buat semua teman yang sudah ikutan giveaway keren ini.
INILAH DIA, SANG PEMENANG GIVEAWAY
Dari seluruh jawaban masuk, saya bisa membaginya menjadi dua kelompok besar. Satu kelompok yang memutuskan balik badan ke Indonesia dan kelompok lain yang memutuskan untuk tetap bertahan. Saya orangnya cenderung lebih suka bertahan dan mencoba dulu sebelum memutuskan untuk menyerah, karena itu jawaban yang "bertahan" pun saya kumpulkan. Ternyata, dari banyak jawaban yang tipe bertahan ini, model jawabannya hampir hampir mirip sehingga saya merasa tidak adil memilih yang satu sementara yang lain sama bagusnya. Saya lalu merenung sebentar, manakah di antara jawaban-jawaban 'bertahan' itu yang agak sedikit beda, yang nampol, yang istilahnya ... bikin saya semangat untuk tetap bertahan tapi dengan cara yang beda. Setelah saya baca ulang, jawaban inilah yang paling bikin saya tersentil:
Jawaban:
Addin Negara
balik ke Indo lagi?! enggaaaak! lagian, nggak tahan knapa? nggak tahan pengen ke pantai nudis? *abaikan! namanya juga di negeri orang, homesick, shock culture ya wajar, dong. pindah ke negeri lain pun, saya pikir sama aja. toh, hal-hal nggak mengenakkan tetep ada juga. justru pengalaman itu yg akan menguatkan kita. so, jangan lari, hadapi aja! *sok bisa banget sih!
add.permata@gmail.com
Jogja
Jawaban:
Addin Negara
balik ke Indo lagi?! enggaaaak! lagian, nggak tahan knapa? nggak tahan pengen ke pantai nudis? *abaikan! namanya juga di negeri orang, homesick, shock culture ya wajar, dong. pindah ke negeri lain pun, saya pikir sama aja. toh, hal-hal nggak mengenakkan tetep ada juga. justru pengalaman itu yg akan menguatkan kita. so, jangan lari, hadapi aja! *sok bisa banget sih!
add.permata@gmail.com
Jogja
Saya merasa, inilah nasehat yang saya butuhkan. Kadang, saya ini orangnya ngeyelan dan perlu sekali-kali digalakin biar sadar. Mbak Addin lewat jawabannya telah menyadarkan saya bahwa di mana pun hal-hal yang nggak mengenakkan itu tetap ada. Kita harus mencoba untuk melenturkan diri jika tidak ingin patah.
Selamat untuk Mbak Addin Negara, nanti akan saya hubungi untuk pengiriman hadiah.
Terima kasih buat semua teman yang sudah ikutan giveaway keren ini.
PINDAH KE VENEZIA!
ReplyDeleteAku tahu kenapa ga betah di Paris, karena kalo ada Venezia kenapa harus Paris? Lha, sejak dulu kan aku terobsesi ama Venezia, kok bisa-bisanya malah pindah ke Paris? Ini yang bikin pertanyaan salah nih pasti. :| *ditendang Masdi*
Lagian, udah jelaslah mending pinda ke Venezia daripada balik ke Indonesia. Tiket pesawatnya aja (mungkin, habis belum cek haha) lebih murah ke Venezia. Ngapain balik nyumpek-nyumpekin Indoesia kalau daratan di bumi ini masih luas. *diusir penduduk Venezia*
@bungaoktober_
sepuluh.cokelat@gmail.com
... Pangkalpinang? (etapi kalau aku menang kirimnya ke Yogyakarta kok, meski Yogya bukan kota asalku)
Pertanyaan:
ReplyDeleteKetika pindah ke Paris dan kamu menjumpai ternyata kota itu (dan orang-orangnya) tidak sesuai harapanmu, apa yang akan kamu lakukan? Tetap lanjut atau balik badan ke Indonesia? Alasannya?
Jawaban:
Wah ga bisa bayangin bisa sampe pindah ke Paris, kira-kira karena apa ya....? hehe...
Tapi kalo beneran kejadian, itu pasti takdir, dan aku akan menjalani takdir kehidupan itu dengan segala konsekuensinya walau kadang ga sesuai harapan. Mungkin awalnya akan kaget dengan perubahan gaya hidup dan orang-orang Paris yg tentuuu beda jauh dengan di Indonesia. Tapi itu akan memperkaya pengalaman hidup dengan segala warna-warninya.
Twitter: @nunaalia
Email: auliyati.online@gmail.com
Kota Asal: Serang
Jawaban:
ReplyDeletebalik ke Indo lagi?! enggaaaak! lagian, nggak tahan knapa? nggak tahan pengen ke pantai nudis? *abaikan! namanya juga di negeri orang, homesick, shock culture ya wajar, dong. pindah ke negeri lain pun, saya pikir sama aja. toh, hal-hal nggak mengenakkan tetep ada juga. justru pengalaman itu yg akan menguatkan kita. so, jangan lari, hadapi aja! *sok bisa banget sih!
add.permata@gmail.com
Jogja
pertanyaan :
ReplyDeleteKetika pindah ke Paris dan kamu menjumpai ternyata kota itu (dan orang-orangnya) tidak sesuai harapanmu, apa yang akan kamu lakukan? Tetap lanjut atau balik badan ke Indonesia? Alasannya?
JAWABAN
kalo aku sih tetap lanjut kak serta perlahan-lahan beradaptasi.. Karena beradaptasi dilingkungan yg gak sesuai harapan atau kenyataan yang diimpikan sebuah tantangan baru bagi aku.
akun Twitter: @_alifananda
Kota Asal: Ampah, Kalimantan Tengah
Ketika pindah ke Paris dan kamu menjumpai ternyata kota itu (dan orang-orangnya) tidak sesuai harapanmu, apa yang akan aku lakukan? Tetap lanjut atau balik badan ke Indonesia?
ReplyDeleteKalau kejadian nyata ya, buat tinggal disana dan misalkan itu dibuat gampang (udah ada biaya hidup, jaminan pekerjaan, dan lain-lain. Dan harus menetap), endingnya ya tetep tinggal mestinya. Dengan seabrek hal-hal yang harus dipahami. Tapi, anggap aja tantangan.. Hehehee,,.. Dan,, kalau masalah nggak sesuai harapan baik orang ataupun kotanya, coba bilang ke diri kita. "bapak sama anak aja kadang masih punya perbedaan, apalagi Prancis sama Indonesia??" Nah loo... Tetap tinggal untuk mempelajari hal-hal baik, setidaknya untuk diajarkan di negeri sendiri kelak ketika kembali pulang. Sedikit banyak menyaring ilmu-ilmu sebagai pengalaman berharga untuk diri sendiri dan tentunya orang lain.
Paris dan Jakarta bedaaaaaaaaaaaaa banget. Disinii, kita akan belajar bagaimana bisa terjadi dan mengapa? Padahal, kita hanya berbeda dari segi wilayah, tapi dari segi SDM kenapa kita tertinggal jauh dari mereka????
:D :D :D
Twitter : @chelseas_lovers
Asal kota : Tulungagung
Pertanyaan :
ReplyDeleteKetika pindah ke Paris dan kamu menjumpai ternyata kota itu (dan orang-orangnya) tidak sesuai harapanmu, apa yang akan kamu lakukan? Tetap lanjut atau balik badan ke Indonesia? Alasannya?
Jawaban :
Pindah ke Paris. Siapa yang tidak mau? Banyak orang bermimpi ingin pergi kesana. Termasuk juga saya.
Ketika saya menjumpai dan ternyata kota itu, bahkan orang-orangnya tidak sesuai dengan harapan saya. Maka hal yang saya lakukan adalah lebih baik kembali ke Indonesia, tanah kelahiran saya. Alasannya karena saya sulit berhadapan dengan orang yang tidak dikenal (orang asing), belum lagi pergaulannya, budayanya, dll. Saya terlalu takut jika nantinya saya ikut terjerumus. Ya memang saya tahu itu hanya sebagian. Tidak semuanya.
Paris memiliki keindahan yang takjub. Tapi Indonesia memiliki keindahan yang lebih luar biasa. Belum tentu apa yang saya dapatkan di Indonesia, juga saya dapatkan diparis.
Akun Twitter : @afikayulia
Email : afikayuliaakb@gmail.com
Kota Asal : Jakarta
Kalo aku sih milih balik lagi ke Indonesia. Karena kalau pindah ke tempat yang baru trus realitanya tidak sesuai ekspektasi itu pasti nggak akan ngebuat nyaman. Nah, kalo kenyamanan udah nggak bisa lagi didapatkan buat apa coba dipertahankan? Apalagi ini masalah pindah. Alias menetap. Biarpun tempat baru itu bernama Paris yang terkenal dengan ke amazing-ngannya tapi kalau kita merasa tidak sesuai harapan, hidup kita akan merasa terganggu, bukan?
ReplyDelete@AltGST / gesthareffy@gmail.com
Domisli: Bangka Belitung
Aku sih milih netep karena life is full of challenges, dan bagi aku itu merupakan suatu tantangan untuk diri sendiri, agar kita bisa melewatinya, lagipula selain sedikit demi sedikit mempelajari budaya mereka, kita juga bisa menganalisis kepribadian mereka secara umum dan menuangkannya dalam suatu karya, seperti apa yang Mbak Wuwun lakukan. So, just take the positive outcomes.
ReplyDelete@agnesb0702 / prettyrhythm86@yahoo.com
DKI Jakarta
Ketika pindah ke Paris dan kamu menjumpai ternyata kota itu (dan orang-orangnya) tidak sesuai harapanmu, apa yang akan kamu lakukan? Tetap lanjut atau balik badan ke Indonesia? Alasannya?
ReplyDelete@p_ambangsari / pramestya23@gmail.com
Temanggung
Tetep lanjut dong! Aku sih yakin bakal ada sesuatu yang indah kalau kita berjuang melawan hal yg tdk disukai. Awalnya pasti akan mengecap kalau itu tdk sesuai dengan harapanku, itu krn aku blm beradaptasi secara maksimal, mungkin aku kudet jadi kurang tau kalau ternyata ada sesuatu yang bikin aku betah disana. Kalau aku pulang malah nggak punya pengalaman apa-apa, anggap aja sesuatu yg tdk enak itu buat aku jadi belajar biar kalau menemukan kejadian sama aku bisa menyelesaikan dengan mudah. Sayang banget kalau di sia-siain, Paris gitu lho!
Ketika pindah ke Paris dan kamu menjumpai ternyata kota itu (dan orang-orangnya) tidak sesuai harapanmu, apa yang akan kamu lakukan? Tetap lanjut atau balik badan ke Indonesia? Alasannya?
ReplyDeleteJawaban:
Tergantung sih makna "tidak sesuai harapan"nya seperti apa. Misalnya menyangkut agama dan nilai-nilai kepercayaan yang aku anut, aku bakal balik ke indonesia tanpa perlu mikir dua kali. Karena agama dan keyakinan itu harga mati gak bisa di tawar.
tapi misalnya "tidak sesuai harapan"nya mengenai lingkungan ataupun orang-orangnya, aku akan tetap lanjut. ketika aku memutuskan untuk pindah ke paris, tentu aku sudah memikirkan masak-masak apa yang akan ada disana. Misalnya makanannya yang tidak sesuai dengan lidah, orang-ornagnya yang gak senyum, atau apalah. Semua itu butuh proses. Pas tinggal di negara sendiri aja kita butuh proses untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, nah kenapa ketika pindaj ke negara lain kita gak bisa? Bedanya ketika kita pindah ke negara lain, ada banyak hal yang harus kita ubah.
tapi aku pasti akan sangat sangat sangat menikmati bila pindah ke kota paris. semua hal yang aku dengar tentang paris, membuat aku yakin apapun yang ada disana, akan menarik. hehe
Neneng Lestari
@ntarienovrizal/n_tarie90@yahoo.com
Aceh
Nama: Visca Apriliyanti
ReplyDeleteTwitter; Visca_Apr
Kota asal: Belinyu
Ketika pindah ke Paris dan kamu menjumpai ternyata kota itu (dan orang-orangnya) tidak sesuai harapanmu, apa yang akan kamu lakukan? Tetap lanjut atau balik badan ke Indonesia? Alasannya?
kalo saya sih ga mau langusng gitu aja balik ke Indonesia, bukan apa2 ongkos baliknya itu loh yang mahal :D *kalo banyak uang sih ga masalah* eh balik ke topik semula
kalo bisa ya dicoba dulu dalam waktu beberapa bulan bertahan disana, mengenal tentang Paris dan orang2nya dan kalo ternyata dalam beberapa bulan itu ga ada hasil yah mending balik aja ke Indonesia :)
Ketika pindah ke Paris dan kamu menjumpai ternyata kota itu (dan orang-orangnya) tidak sesuai harapanmu, apa yang akan kamu lakukan? Tetap lanjut atau balik badan ke Indonesia? Alasannya?
ReplyDeleteKalau masalah "tidak sesuai harapan" karena belum bisa beradaptasi dengan tempat tinggal baru, orang orang baru, dan budaya baru sih, masih bisa lah bertahan. Lagian jika kita udah memutuskan untuk pindah dan menetap di sana, berarti kita udah siap dengan berbagai resiko yang ada seperti hal hal yg menurut kita "tidak sesuai angan angan". kalo aku sih milih tetep tinggal lah ya, kan buat nambah pengalaman juga. Bahwa dimana pun kita tinggal, kita tidak lepas dari masalah. Jika kita bisa melewati apa yang kita anggap "tidak sesuai harapan" ltu berarti kita mampu beradaptasi dan mengubah nya menjadi lebih dari yang kita harapkan.
Namun, lain halnya jikalau sesuatu yang "tidak sesuai harapan itu" menyangkut hal hal yang berhubungan dg agama dan keyakinan serta keselamatan jiwa raga saya, maka saya akan memutuskan untuk balik ke Indonesia
@dikisiswanto_ | dikisiswanto98@gmail.com
Sulawesi Selatan
Ketika pindah ke Paris dan kamu menjumpai ternyata kota itu (dan orang-orangnya) tidak sesuai harapanmu, apa yang akan kamu lakukan? Tetap lanjut atau balik badan ke Indonesia? Alasannya?
ReplyDeleteKalau aku akan memilih menetap disana kak. Secara udah mahal-mahal buang duit dan waktu masa iya mau balik lagi ke indonesia. Kalau masyarakatnya yang jadi masalah, itu memang sudah seperti hukum alam. Maksudku, semua orang pasti memiliki adat istiadat sendiri, dan mungkin paris ini memang seperti itu kepada orang baru di kotanya. Jadi menurutku ya jalanin aja, 'cause life must go on hehe asal kitanya mau beradaptasi dengan kota ataupun orangnya semua akan sama aja kok yakan? Hehe sekian deh kak.
Nama: Rika Awanti
Twitter: @rikaaawan
Email: Rikaawanti86@yahoo.com
Lanjut kak! Hajar apapun yang jadi penghalang hahaa.. ketika aku memutuskan untuk pergi ke Prancis, otomatis aku harus bertanggung jawab dengan keputusan itu. Caranya bisa dengan belajar beradaptasi dan membuat hal yang tidak cocok itu tetap nyaman bagi kita. Pokoknya pantang untuk kembali sebelum berhasil meraih yang kita inginkan. Prinsip perantau pantang menyerah nih!
ReplyDeleteYaa, walaupun kadang suka menyalahkan keadaan dan homesick berkepanjangan, tapi tetap harus konsekuen dengan pilihan hidup kita. Ketika banyak orang ingin ke Prancis dengan bersusah payah, kita yang berkesempatan harusnya bersyukur dengan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
@rinicipta
rinspiration95@gmail.com
Karangasem, Bali
Balik ke Indonesia? That's impossible. Paris adalah salah satu kota impian saya kak, dan saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Kalau ternyata kotanya tidak sesuai dengan harapan, ya kita harus berusaha untuk menyesuaikannya. Mungkin dengan memandang positif lingkungan baru akan membuat kita terbiasa dan akhirnya nyaman. Atau mengubahnya dengan cara saya sendiri. Berbaur dengan masyarakat disana, mengakrabkan diri, kalo udah akrab seperti keluarga(?) ubah deh kotanya sesuai dengan harapan kita, minta bantuan masyarakat sekitar. Kalau ide suasananya sesuai dengan selera masyarakat disana dengan kita, kenapa gak? Ya kan kak? wkwk maaf agak membingunkan kak, tp cobalah untuk mengerti *ehh xD jangan heran ya kak, itu yg akan saya saya lakukan di Paris nanti kalo gak sesuai dengan harapan :""
ReplyDelete@dewipadmip
dewipadmip@gmail.com
Makassar
Tetap lanjut donk dan coba untuk menyesuaikan diri dulu. jangan main balik balik aja. ongkos pesawat nya mahal lho *mang angkot* :D ditambah biaya passport, ngurus visa, ngurus izin dll nya kan ribet banget tuh *sambil megang kalkulator*. Jadi di coba aja dulu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. yah, namanya tinggal di negara orang pasti banyak perbedaan yg bakal kita temuin mulai dari bahasa, budaya, kebiasaan dan pola hidup pasti beda jauh. gak usah deh jauh jauh sampek ke paris sono, saya aja yg orang medan ketika menetap di jakarta juga harus ekstra beradaptasi karena gaya hidup, kebiasaan, cara berbicara dan bahkan makanan nya beda banget ma di medan padahal kan masih di satu negara kan??!!. jadi ya dipelajari dan dinikmati aja dulu lingkungan baru nya. Seiring berjalannya waktu pasti kita bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru :D
ReplyDeleteThanks Mas Dion
@n0v4ip
n0v4ip@gmail.com
Medan
Lanjut lah, Mas.
ReplyDeleteHidup harus terus berjalan. Hari-hari harus dilewati dengan kuat. Dunia memang tidak pernah memberi hal yang mudah. *tsaaah* Ada banyak hal yang (akan) nggak sesuai keinginan kita di dunia ini. Kalau kitanya selau nurutin 'selera' yang bertentangan itu atau selalu menghindari hal-hal yang nggak/belum 'klik' sama kita dan cuma karena alasan nggak nyaman, kapan kita majunya? Amangtaheee, masa mau ngumpet mulu di balik ketek mamak? Hihihi.
"Kita hidup di dunia ini nggak bisa untuk menyenangkan tiap orang, begitu juga orang lain buat kita." Quote siapa ya ini? Read somewhere, Ika Natassa deh kalo nggak salah.
Atau ibarat saja gini, kalau yang tadinya kita orang yang lembut terus dapet kerjaan yang bosnya galak minta ampun, padahal di kerjaan itu menawarkan masa depan yang bagus. Bos yang galak itu harus jadi pemacu semangat supaya next time we can please her/him with our good job biar nggak digalakin lagi. Jangan jadikan dia sebagai hambatan. Yah, gitu juga kalo dianalogikan dengan case di pertanyaan ini. ;)
Aya Murning
@murniaya
ayamurning@gmail.com
Ketinggalan...
DeleteNama: Aya Murning
Twitter: @murniaya
Email: ayamurning@gmail.com
Kota: Palembang, Sumatera Selatan
TETAP LANJUT.
ReplyDeleteAlasan :
Di mana pun berada pasti bakal menjumpai hal-hal maupun orang-orang yang nggak sesuai harapan. Wajar. Nggak di Paris, nggak di Indonesia, bahkan di ujung dunia sekalipun *btw, ujung dunia di mana yak* *ditoyor
Yang bakal aku lakukan selanjutnya adalah PERBANYAK SYUKUR dan LATIHAN ADAPTASI dengan lebih keras. Coba pikir deh, berapa banyak orang yang menginginkan bisa menginjakkan kaki di Paris, seenggaknya kita perlu banget bersyukur udah dikasih kesempatan nyicipin suasana tinggal di Paris. Apapun itu keadaannya.
Ala bisa karena biasa, kan? Awalnya mungkin syok berat, tapi lama kelamaan bakal lebih rileks ngadepin apa pun. Ya gak? Tapi yang tetep perlu diingat ialah, adaptasi nggak sama dengan melebur. Jangan sampai adaptasi disalahartikan dan bikin kita kehilangan jati diri.
akun Twitter/Email : @inokari_ / intankamala@gmail.com
Kota Asal : Bengkulu
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletetetap tinggal di Paris dong. buat apa jauh2 ke sana dan jiper (?) cuma karena keadaannya gak sesuai harapan. buat ke Paris kan duitnya gak sedikit, jadi harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. awalnya sih mungkin berat, tapi aku bakalan mencoba beradaptasi dengan lingkungan dan orang2 di sana, terus mencari apa yang seru di Paris yang bikin aku betah.
ReplyDelete@dust_pain
Malang
Ketika pindah ke Paris dan kamu menjumpai ternyata kota itu (dan orang-orangnya) tidak sesuai harapanmu, apa yang akan kamu lakukan? Tetap lanjut atau balik badan ke Indonesia? Alasannya?
ReplyDeleteJawaban:
Tetap lanjut. Beradaptasi dengan lingkungan. Ya memang faktanya tak semudah "Bunglon" yang memiliki "Mimikri." Tapi setidaknya dengan beradaptasi, lambat laun kita akan menerima keadaan lingkungan yang demikian. Jadi tidak perlu pulang lagi ke Indonesia. Ibaratnya, kalau sudah terlanjur basah. Kenapa nggak basah aja sekalian. Asal jangan sampai menggigil kedinginan. Hehe. Maksudnya selama kita tidak diganggu oleh mereka. Why not stay? Yang jelas, kita bisa bereksperimen dengan hal-hal baru. Pokoknya, ambil sisi positifnya saja.
Akun Twitter: @DiddySyaputra
Kota Tinggal: Tembilahan, Indragiri Hilir, Riau
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKetika pindah ke Paris dan kamu menjumpai ternyata kota itu (dan orang-orangnya) tidak sesuai harapanmu, apa yang akan kamu lakukan? Tetap lanjut atau balik badan ke Indonesia? Alasannya?
ReplyDeleteSaya termasuk orang yang tidak mudah bergaul dan selalu pindah-pindah tempat, jadi kejadian seperti sudah sering saya alami. Tak kenal maka tak sayang, itu pepatah lama yang sudah didengar dan dihapal banyak orang. Selama ini, ketika saya harus pindah, meninggalkan orang-orang yang selalu bersama saya dan kenal dengan saya, saya selalu meyakinkan diri bahwa, tak kenal maka tak sayang, tak kenal maka tak akan ada yang peduli. Jadi, jalan satu-satu nya adalah, menjadi orang yang sok kenal dengan orang lain, dekati orang-orang dengan sikap baik kita, pasti nanti orang-orang akan senang dengan kita, kenal dan lama-kelamaan akan akrab. Itu adalah pengalaman pribadi aku. Ketika dulu saya tinggal di Bogor, dan harus pindah ke Bandung, tidak punya teman karena belum kenal dengan banyak orang. Dulu, saya selalu beranggapan bahwa orang-orang Bandung itu ramah, tapi yah itu tadi, kota dan orang-orang nya tidak sesuai harapan. Dan dari segala pengalaman, mencoba mengakrabkan diri dan bersikap baik adalah jalan satu-satunya, karena kalau kita menyerah begitu saja, kita tidak akan pernah berhasil. Sesuatu yang tidak sesuai harapan itu belum tentu tidak bisa dirubah kan? Tidak ada yang mustahil di dunia ini, kalau kita mau berusaha, pasti akan berhasil mengubah sesuatu yang tidak diharapkan, menjadi diharapkan.
@Thia1498 / thia.amelia18@yahoo.co.id
Bogor
Nama; Dian Maya
ReplyDeleteTwitter: @dianbookshelf
Link share: https://twitter.com/dianbookshelf/status/639253150633869312
Beradaptasi bukan perkara yang mudah. Terlebih ketika mengunjungi negara yang sangat berbeda adat & budayanya. Jadi jika suatu hari saya diberikan rezeki untuk sekolah/keja/sekadar berkunjung ke Paris tapi ternyata tidak sesuai ekspektasi, saya sebisa mungkin membisikkan diri "ALL IS WELL. YOU CAN DO IT." untuk menguatkan diri sendiri dan sebagai penyemangat di antara banyaknya alangan & rintagan. Terus banyak-banyakin berwisata, foto-foto biar bisa mensyukuri rezeki yang saya dapatkan ini. Saya selalu melakukan ini kala tidak betah di tempat baru yang saya datangi. :)
Ketika pindah ke Paris dan kamu menjumpai ternyata kota itu (dan orang-orangnya) tidak sesuai harapanmu, apa yang akan kamu lakukan? Tetap lanjut atau balik badan ke Indonesia? Alasannya?
ReplyDeleteKalau aku sih, nikmatin dulu aja di Paris. Masak udah bayar mahal-mahal mau langsung pulang gitu aja. Meskipun gk sesuai harapan pasti ada beberapa hal indah yang ada di situ meskipun carinya harus pakek berusaha. Kalau memang sudan bener-bener bosen sih aku mau ke Sumba. Alasannya sih gampang, aku mau banget stargazing disana. Lagian gk usah jauh-jauh ke luar negri buat cari view yang bagus, tempat kita sendiri juga banyak...
Email : angelina_arum@yahoo.com
Twitter: @angeliaaw249
Kota Asal: Surabaya
Pertanyaan :
ReplyDeleteKetika pindah ke Paris dan kamu menjumpai ternyata kota itu (dan orang-orangnya) tidak sesuai harapanmu, apa yang akan kamu lakukan? Tetap lanjut atau balik badan ke Indonesia? Alasannya?
Jawaban :
Seandainya bisa ke paris ? tapi menurut kenyataan yang ada, sampai saat ini aku belum bisa meginjak tanah paris. Intinya, berdasarkan pertanyaan itu sendiri, aku nggak tau apa yang bakal aku lakuin.Tetap di paris atau malah balik ke indonesia ? Nah, jikalau ada pertanyaan yang serupa juga tapi tak sama, aku juga bakalan bingung mau jawab apa.
Misalnya nih pertanyaannya begini :
Ketika pindah ke Paris dan kamu menjumpai ternyata kota itu (dan orang-orangnya) sesuai harapanmu, apa yang akan kamu lakukan? Tetap lanjut atau balik badan ke Indonesia? Alasannya?
apa yang bisa aku lakuin kira-kira, otak gak bekerja dengan bener buat ngejawab pertanyaan yang begini, kecuali pertanyaan itu udah aku alami atau pun udah ada pengalaman dari paris. Intinya, aku nggak suka berandai-andai buat ngejawab hal yang bakal aku lakukan dalam kondisi begini, kecuali hal itu sudah pernah aku alami sendiri.
akun Twitter/Email : @kyupishae / Alicepark.20@yahoo.co.id
Kota Asal : Jakarta Barat
Ketika pindah ke Paris dan kamu menjumpai ternyata kota itu (dan orang-orangnya) tidak sesuai harapanmu, apa yang akan kamu lakukan? Tetap lanjut atau balik badan ke Indonesia? Alasannya?
ReplyDeleteJawaban : Tergantung niat pindahku saat itu, apakah hanya sekedar mencari tempat tinggal yang baik dan cocok untukku atau memang untuk menyambung hidupku lebih baik. Tapi kurasa akan tetap bertahan. Tidak ada di dunia ini yang bisa di ubah seutuhnya, jika memang tidak sesuai dengan keinginanku, tidak harus ku ubah ataupun aku berlarinya. Jalani saja, soalnya semua memang butuh waktu.
Jujur saja, aku memang suka hidup sendiri, tidak terlalu memikirkan ribetnya kehidupan dan susahnya bergaul. Sebenarnya tidak ada tempat atau orang yang membuat kita tidak nyaman, itu hanyalah pikiran negatif atau kekhawatiran berlebihan yang sebenarnya muncul dari pikiran sendiri yang membuatnya jadi sebuah masalah besar.
Jadi, aku akan tetap tinggal disana. tempat dengan orang-orang yang awalnya membuatku tidak nyaman, akan kujalani secara perlahan agar aku terbiasa dan merasa nyaman bersama mereka, begitipun sebaliknya.
Akun Twitter : @LiebeIs0503
Email : triyusufciduk@yahoo.com
Kota Asal : Palembang
Jiah @jiahjava jiahaljafara32@gmail.com Jepara, Jateng
ReplyDeletesaya tetap stay di sana sementara. Ketika kita akhirnya memutuskan sesuatu, kita hrs bs menghadapi segala resiko dr apa yg kita pilih. Saya hrs membuktikan kepada diri saya sendiri bahwa saya bs bertahan dg keputusan saya, belajar survive, dan mencoba beradaptasi serta menggali hal lain yg tdk diceritakan oleh org2 yg mengagumi Paris.
Kenapa sementara?
Karena pada akhirnya saya akan pulang ke tpt di mana saya seharusnya. Bila nanti saya menikah dg org yg bkn dr Paris dan akhirnya menetap di suatu negara lain, maka saya pun akan ikut serta bersamanya.
Ketika pindah ke Paris dan kamu menjumpai ternyata kota itu (dan orang-orangnya) tidak sesuai harapanmu, apa yang akan kamu lakukan? Tetap lanjut atau balik badan ke Indonesia? Alasannya?
ReplyDeleteKetika mengambil sebuah keputusan, pastinya kita sudah tahu resiko atas keputusan yang kita ambil/pilih.
Ini karena keputusan tersebut diambil lewat pertimbangan dan pemikiran yang matang.
Begitu juga saat aku memutuskan pindah ke Paris.
Aku tahu bahwa lingkungan dan kebudayaan di Paris pastilah sangat berbeda dengan Indonesia.
Contohnya saja sifat orang Eropa yang cenderung lebih cuek dibandingkan orang Indonesia yang lebih peduli dan perhatian.
Oleh karena itu, aku harus mempersiapkan mental dengan baik agar tidak terkejut saat berada disana.
Itu sebabnya, meskipun aku menjumpai bahwa ternyata Paris dan orang-orangnya tidak sesuai dengan perkiraanku, aku akan terus maju dan berusaha beradaptasi.
Bukankah saat masuk ke sebuah lingkungan baru, kitalah yang harus beradaptasi dengan lingkungan tersebut, bukan lingkungan itu yang beradaptasi dengan kita.
Maka jawabanku sudah pasti, yaitu tetap lanjut tinggal di Paris.
Awalnya mungkin belum terbiasa, namun lama-kelamaan pasti aku akan bisa terbiasa dengan ruang lingkup Paris.
Twitter/email : @angels_rutherfo/harygimulya@gmail.com
Kota : Bandung
Paris merupakan sebuah kota yang glamor dan disebut-sebut sebagai kota paling romantis di dunia.
ReplyDeleteDari luar memang terlihat indah, namun dalamnya kita tidak tahu, karena kita belum pernah tinggal disana.
Jujur, jika mendapat kesempatan untuk pindah ke Paris, pastinya bakal campur aduk perasaanku.
Antara senang, surprise, dan tidak percaya.
Kapan lagi bisa memperoleh kesempatan untuk tinggal di kota yang diidam-idamkan oleh banyak orang?
Tentunya harapanku saat pindah ke Paris adalah bisa betah tinggal disana dan semoga Paris mampu memberikan lebih banyak pengalaman yang menyenangkan dibandingkan saat di Indonesia.
Namun jika ternyata kenyataannya malah tidak sesuai harapan, pasti ada donk rasa kecewa dalam diri.
Kok Paris tidak seperti yang digembor-gemborkan banyak orang? Kok malah seperti ini?
Mungkin ungkapan itulah yang muncul di dalam hatiku saat itu.
Namun aku tidak akan langsung menyerah. Aku akan tetap mencoba untuk tinggal dulu disana.
Aku akan memberikan kesempatan dulu bagi Paris.
Bukankah ada pepatah, jangan menilai buku hanya dari covernya saja.
Siapa tahu aku baru 'merasakan' Paris hanya dari kulitnya saja.
Aku akan mencoba untuk tinggal di Paris selama 6 bulan.
Setelah 6 bulan tersebut, aku akan mengevaluasi kembali.
JIka ternyata aku betah tinggal disana, aku akan terus menetap di Paris.
Namun jika ternyata aku masih tetap tidak betah, aku akan memutuskan pulang ke Indonesia.
Untuk apa diteruskan tinggal di Paris jika ternyata Paris tidak mampu memberikan kenyamanan bagiku.
Twitter : @ruth_shiela
Email : yskasim@gmail.com
Kota : Cirebon