Search This Blog

Thursday, February 2, 2017

Before Us, Cinta Terlarang Bersemi Kembali



Judul: Before Us
Pengarang: Robin WIjaya
Tebal: 304 hlm
Cetakan: Kedua, 2012
Penerbit: Gagas Media

13433062

"Kadang cinta berkata: logika adalah salah, dan ia hanya membela rasa.”

Ngakak, awal baca novel ini adalah ‘dipaksa’ Kak Ve yang katanya salah milih buku. Kak Ve ini suka banget sama blurb  sampul belakang buku ini, jadi ya langsung ambil. Apalagi novel ini adalah karya salah satu novelis kesukaan blio. Begini blurb-nya:

“Kau tahu, aku tak bisa lolos dengan mudah dari jerat-jerat cerita kita yang tak pernah benar-benar selesai. Kau bilang tak perlu ada yang berubah—tapi kenapa aku merasa semakin jauh dengan dirinya, terseret arus yang membawaku ke pelukanmu?”

“MAS DION, ini COWOK sama COWOK,” kata Kak Ve yang urung menyelesaikan membaca buku ini padahal sudah lumayan sampai setengah buku. “Aku baru sadar kalau si A itu bisek!” bilangnya. “Lho, kan cuma dalam novel. Nggak apa-apa kali, Mbak. Anggap The Sweet Sin jilid 2 gitu,” jawabku. “Enggak mau, mas Dion aja ya baca,” tolaknya. “Lah, kok jadi aku?” sergahku. “La kan Mas Dion apa aja dilahap!,” jawabnya tangkas. Dan saya langsung pengen izin setengah hari (-___-).
Tapi, karena sudah telanjur dikasih bukunya, saya pun kudu membacanya *Halah, sok jual mahal, Mas Dion ini. Demen ya demen aja!” kata Mbak Ajjah ikut campur.  

Jadi ini ada dua sahabat cowok yang erat banget sahabatannya. Namanya Ragil sama Adit. Mereka besar bersama, sekolah bareng, dan jadi sepasang sahabat yang sulit dipisahkan satu sama lain. Di mana ada Ragil, pasti ada Adit. Sayangnya, persahabatan mereka berkembang terlalu jauh. Dari sekadar sahabatan, mereka jadi saling cinta-cintaan. Masalahnya ini Ragil dan Adit sama-sama batangan eh maaf cowok, cwins. Rahasia ini mereka simpan rapat-rapat, sehingga tak satu pun orang lain tahu atau curiga. Bahkan, Radith dan Agil pun pacaran dengan cewek masing-masing untuk menutupi cinta terlarang mereka.

 “Waktu tak pernah melenyapkan perasaan. Ia hanya menyekapnya di dalam ruang. Menunggu saat yang tepat untuk kembali.”

Tahun berlalu, Agil pun menikah dengan Ranti, sementara Radith pergi untuk bekerja di Korea. Semua rahasia gelap hubungan keduanya seolah hanya kilasan khilaf sepasang anak muda di masa lalu. Agil bahkan sudah bahagia dengan keluarga kecil yang dimilikinya. Namun, setiap cinta akan diuji, dan ujian itu datang dalam bentuk Radith. Cowok itu tiba-tiba pulang ke Indonesia dan menemui Agil. Istilahnya, cinta terlarang lama bersemi kembali. Agil sekuat tenaga berupaya menyangkal perasaannya terhadap Radith, sementara Radith harus rela menahan derita rindunya kepada Agil. Rindu yang terlarang, cinta yang tak biasa. Terlalu banyak yang dipertaruhkan dalam hubungan keduanya.

“Bukankah cinta tak pernah berdiri sendiri? Selalu ada dua orang yang tinggal di dalamnya. Sama-sama mencintai, mencintai dan membenci, atau saling membenci. Semuanya adalah bentuk perasaan yang mewakili cinta dua orang.” 

Secara cerita, Before Us mengangkat tema LGBT yang mirip-mirip dengan buku-buku sejenis di pasaran: cinta terlarang dalam budaya Timur. Endingnya mungkin sudah bisa ditebak bagi pembaca yang sudah banyak baca buku-buku model begini. Tetapi, yang bintang tiga dari buku ini adalah cara penulis menuturkan ceritanya dengan begitu halus dan rapi, enak sekali diikuti sehingga tidak butuh waktu lama buat membacanya. Ini bukti bahwa penulisnya memang sudah banyak pengalaman dalam menulis. Trus, kutipan-kutipannya juga bagus-bagus. Dengan mengabaikan sejenak cinta antarcowok di buku ini, kutipan-kutipan cinta di novel ini juga bisa berlaku untuk cinta yang universal. Btw, mbak Ve, ini bukunya dikasih ke saya? Gitu?

“Kadang kita harus memilih bukan karena kita menginginkan pilihan tersebut. Tapi hanya karena, dengan pilihan tersebut segalanya akan lebih baik.” – halaman 280

1 comment:

  1. Pertama kali baca bukunya Bang Robin yaitu Melankolia Ninna (seri blue valley). Iya emang bener, penuturan dan penyampaian ceritanya enak, ngalir, bikin nyaman juga. Padahal konflik yang diangkat cenderung biasa saja

    ReplyDelete