Judul: Imaji Terindah
Pengarang: Sitta Karina
Penyunting: Siti Nur Andini
Tebal: 288 hlm
Cetakan: Pertama, Desember 2016
Penerbit: Literati
Lewat Imaji Terindah, saya
pertama kali dikenalkan dengan salah satu member
termuda klan Hanafiah, Christoper
Hanafi. Kayaknya, klan Hanafiah ini memang terancam bikin nagih pembaca.
Sebelum baca buku ini, saya sempat mengecek goodreads untuk mencari tahu isi
buku ini karena ini memang pertama kalinya. Alhamdulillah banget ya saya
menemukan spoiler yang sangat kejam terkait Aki alias Kianti Srihadi dalam
sebuah ulasan *banting sampah* kok ya tega banget ya itu orang dengan santainya
bocorin satu hal yang sangat krusial untuk buku ini. Hal yang akan mengubah
sekaligus mendewasakan seorang Christoper Hanafi. Tapi, untungnya, selain
mendapat hadiah spoiler, saya juga dapat info kalau si Pangeran Chris ini idola
banget buat banyak pembaca setia Klan Hanafi. Jadinya, ikut penasaran juga
kira-kira apa yang bikin cowok berkacata mata ini jadi idola para pembaca.
“Kalau elo punya niat
baik dan ingin melakukan sesuatu yang baik, lalukan. Nggak perlu umbar dengan
kata-kata. Perbuatan sudah cukup jadi bukti yang jelas.” (hlm. 142)
Chris Hanafi adalah anak dari salah satu klan keluarga
Hanafiah yang konon ‘memiliki’ sepertiga Indonesia berkat jaringan bisnisnya
yang menggurita di penjuru negeri. Lahir dari keluarga kaya rupanya belum
cukup, semesta juga memberinya wajah yang rupawan, tubuh yang tinggi atletis,
serta hobi yang cowok banget: otomotif. Chris ini jenis kakak kelas yang jadi
idola adik-adik kelasnya di SMA, ya pokoknya idola begitulah. Tapi Chris belum
memberikan hatinya pada satu cewek pun, tidak juga pada Rimbi yang teman paling
dekatnya. Sayangnya, prinsip Chris yang nggak mau berkomitmen ini runtuh dengan
datangnya Kianti Srihadi, murid pindahan dari Jepang. Awal Chris mendekati
Kianti (selanjutnya disebut Aki saja ya—saya masih belum habis pikir gimana
ceritanya Kianti kok jadi Aki) adalah karena tantangan dari Kei. Putra dari
rekan bisnis Papanya itu menantang Chris yang hatinya masih perawan untuk mau
pacaran, dan Chris memilih Aki.
“...bahwa hidup itu
dibawa gampang, tapi jangan ngegampangin hidup.” (hlm. 180)
Pilihan yang salah, tapi bisa juga malah tepat. Takdir
mengajarkan kita untuk menjalani hidup seperti air yang mengalir. Selalu ada
hikmah dan kebaikan dari setiap peristiwa, juga dari kisah dan orang yang kehidupan
kita bersinggungan dengan mereka. Ini pula yang dialami Chris. Entah bagaimana,
cowok cuek itu merasa bergitu bersemangat untuk mencintai Aki. Belum pernah ia
merasakan yang seperti itu dalam hidupnya yang masih muda. Christoper Hanafi
telah jatuh cinta, dan jatuh cinta kali ini tidak main-main. Ada sesuatu yang
istimewa dari diri Aki, sesuatu yang bikin Chris ingin selalu melindunginya. Kemudian,
cinta membuktikan bahwa siapa pun harus bisa lolos dari ujiannya kalau ingin
mendapatkan kebahagiaan. Bahkan seorang Chris Hanafi yang tajir melintir itu juga
nggak bisa lepas dari ujian. Beragam masalah mulai menerpanya semenjak ia dekat
dengan Aki: sahabat-sahabatnya yang mulai menjauh, perilakunya yang mendadak
melow-galau, hingga rahasia dalam hidup Aki yang sungguh tak terduga.
"Legend says, when you
can’t sleep at night, it’s because you’re awake in someone else’ dream.” (hlm.
204)
Pertama kali membaca sosok Chris di buku ini, saya meh aja karena deretan kesempurnaan yang
melekat pada diri Chris ini bikin wujudnya nggak manusiawi. Ada begitu banyak
pertentangan dalam penggambaran tokoh ini: wajah mulus khas oppa-oppa Korea
tapi kok sukanya mainan mesin motor, pake kacamata tapi juga jago renang dan
olah raga, kaya raya tapi masih muda; semua kualitas dari sosok pria sempurna
ada dalam dirinya. Penulis seperti hendak menjejalkan semua kualitas cowok kesukaan para cewek dalam satu individu.
Karakter seperti ini biasanya membosankan bagi saya, tapi herannya kok banyak
pembaca yang suka. Lalu, saya pun meneruskan membaca novel ini. Semakin ke
belakang, semakin ceritanya berkembang, saya jadi makin tahu apa yang bikin
cowok Hanafi ini spesial bagi para pembaca: caranya memperlakukan wanita. Apa
yang Chris lakukan untuk Aki memang romantis abis, intinya ia bisa tahu bagaimana
memperlakukan wanita. Ketika akhirnya Chris menunjukkan kerapuhan dirinya,
sosok yang awalnya serbasempurna itu kini jadi sedikit lebih manusiawi.
"Orang yang tidak
menyerah terhadap persahabatan yang sudah porak-poranda, apalagi namanya kalau
bukan pahlawan terhadap persahabatan itu sendiri?” (hlm. 242)
Saya memang jarang baca novel romance tetapi bukan berarti saya anti sama novel jenis ini. Bagi
saya, buku yang bagus tetaplah bagus, tak perduli apa pun genrenya. Apalagi,
novel yang digarap dengan bagus, bagi saya lebih utama meskipun ceritanya
kurang menarik. Kisah di buku ini mungkin pasaran, tetapi terasa menyenangkan
dibacanya karena ditulis dengan bagus. Mungkin, saya agak kurang berkenan “halah”
dengan karakter Chris yang terlampau sempurna di buku ini. Tetapi, saya
benar-benar penasaran sama cuplikan tiga bab awal dari kisah Nara Hanafi di bagian belakang buku
ini. Kalau besok ada tawaran mengulas lagi, saya mau deh *husy giliran gratisan
aja semangat ck ck ck* Akhirnya, semua kisah akan selalu membawa pelajaran baru
bagi kita. Sebagaimana Chris yang belajar lebih dewasa lewat keberadaan Aki, semoga
pembaca juga bisa semakin menghargai cinta, persahabatan, dan keluarga setelah
membaca Imaji Terindah.
“Being good friend is
always a good idea.” (hlm. 142)
Dion, thank you! Suka baca resensi dari laki-laki. Kerap kali brutally honest, walau dari kamu nggak terlalu brutal :D Saya akan ingat masukan dari kamu: buat tokoh yang manusiawi
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Sitta, semoga berkenan dengan ulasan sederhana ini. Sukses ya mbak untuk karya-karyanya.
DeleteManis ya ceritanya, meski pun saya merasainya lewat resensi. Saya kira memang rada kurang sreg kalau karakter dibuat sangat sempurna. Kecuali itu penghujungnya setelah si karakter jungkir balik buat jadi sempurna. tapi, masa iya sukses jadi sempurna.
ReplyDelete