Search This Blog

Wednesday, January 29, 2025

Graceling

Judul: Graceling
Pengarang: Kristin Cashore
Penerjemah: Poppy D. Chusfani
Tebal: 496 hlm, Paperback
Cetakan: Desember 29, 2011 
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama



Seorang graceling adalah manusia langka dengan Bakat di atas rata-rata. Mereka memiliki kemampuan yang jauh mengungguli manusia-manusia lain dalam satu bidang spesifik. Ada graceling yang mampu memprediki cuaca, membaca pikiran orang lain, memanipulasi pikiran, memiliki daya penglihatan super, bisa berlari sangat cepat, atau sesederhana mahir berenang. Seorang graceling bisa dikenali dengan kedua matanya yang memiliki dua warna yang berbeda. Katsa adalah seorang graceling yang terlahir dengan Bakat langka untuk membunuh. Bahkan di usia 8 tahun, dia tanpa sengaja telah membunuh orang yang berniat jahat kepadanya. Sata itu Katsa bahkan belum mendapatkan pelatihan berkelahi sama sekali.

Mengetahui Bakat supernya, Randa (sang Paman) menggunakan Katsa sebagai algojo politiknya. Sejak ketahuan Bapaknya, Katsa lalu dilatih dan digembleng keras dengan berbagai ilmu bela diri. pada usia remaja, Katsa sudah berubah menjadi seorang mesin pembunuh. Tak ada yang bisa mengalahkannya dalam pertempuran tangan kosong maupun dengan senjata jarak dekat. Sebagai raja di 7 Kerajaan, Randa lalu memanfaatkan Katsa sebagai sang alojo. Ketika ada bangsawan yang tidak patuh atau tidak mau tunduk, dia cukup mengirimkan Katsa untuk melukai atau membuat orang itu cacat.

Tentu rasanya sangat tidak benar menjadi boneka Randa. Dalam hati Katsa tau itu salah, tetapi ia tak kuasa menolak perintah lalim pamannya. Sampai dalam suatu misi rahasia yang tidak diketahui Randa, si Katsa bertemu graceling lain bernama Po. Cowo ini punya Bakat bertarung, dan akhirnya Katsa mendapatkan lawan sepadan. Untuk pertama kalinya, ada yang bisa melukai Katsa meskipun gadis itu tetap menang pada akhirnya. Lewat Po inilah Katsa akhirnya membangun jati dirinya.Ia memutuskan tidak tunduk pada Randa, dan inilah awal petualangan besar Katsa.

Bersama Po, mereka ke negeri terpencil untuk menyelidiki siapa penculik kakeknya Po. Apa yang dikira hanya sebagai misi santai ternyata berubah menjadi misi penyelamatan. Keduanya mengetahui ada graceling lain yang memiliki Bakat yang jauh lebih berbahaya. Sebuah Bakat yang bisa mempengaruhi warga 7 Kerajaan dengan mudahnya. Dan kali ini, bahkan Katsa pun tidak kuasa melawannya.

Konsep graceling yang berbeda warna matanya ini mirip dengan konsep mutant dalam serial X-Men. Beberapa orang mendapatkan Bakat dalam satu bidang yang spesifik dan itu bisa menjadikan mereka manusia super. Tetapi kisah ini bukan hanya pertarungan antar Bakat. Ada perjalanan mencari jati diri, romansa dua kekasih, dan intrik politik yang kental. Nuansa kerajaan khas Abad Pertengahan disajikan dengan alam dingin penuh salju.

Banyak tema yang menyulut bintang satu dan dua saat buku ini terbit tahun 2010an. Pendirian Katsa seolah mendukung hidup tanpa menikah, bahkan pergaulan bebas. Tetapi, jika dibaca lebih jernis, penggarang hanya menyajikan fenoena sosial di dunia barat, dan itu tidak berarti dia mendukungnya. Keluarga Ror yang harmonis dengan keenam putranya menunjukkan bahwa membangun keluarga tetap penting. Katsa hanya terpecah antara cinta atau Bakatnya yang tidak memungkinkan.

Alur novel juga sangat mulus, bahkan beberapa adegan bikin kagget karena selangsung itu. Tahu-tahu saja kok sudah begitu, kaget dikit karena beda dengan novel-novel fantasi lain yang agak berpanjang-panjang dalam adegan perjuangan. Tetapi novel ini cukup detail dalam memaparkan dunianya, dan pengarang menyebarkannya di berbagai bab sehingg tidak terasa ada bab yang membosankan (kecuali bagian perjalanan Po dan Katsa berdua saja). Terjemahannya juga mulus sekali, selalu menyenangkan membaca hasil terjemahan Kak Poppy D. Chusfani. 

Thursday, January 23, 2025

Risalah Ibnu Fadhlan

Judul: Risalah Ibnu Fadhlan 

Penyusun: Ibnu Fadhlan

Cetakan: Pertama, 2017

Penerbit: Forum

Nama Ibnu Fadhlan mungkin belum sepopuler Ibnu Batuttah, tetapi keduanya adalah penjelajah muslim Abad Pertengahan yang meninggalkan catatan tertulis yang bisa menjadi sumber sejarah. Ibnu Fadlan terutama berjasa besar bagi bangsa Nordik dan Rus dalam melacak leluhur Viking dan Rus mereka. Catatan Fadlan memberikan gambaran jelas aekaligus menghapus rumor kasar dan bengis dari bangsa Viking yang sering dilebih-lebihkan.

Ibnu Fadhlan adalah seorang faqih, seorang ahli hukum Islam, yang menjabat sebagai sekretaris delegasi yang dikirim oleh Khalifah al-Muqtadir pada tahun 921 kepada raja Bulgaria. Kala itu  raja ini meminta bantuan untuk membangun benteng dan masjid, serta instruksi pribadi lainnya dalam soal ajaran Islam. Dalam perjalanannya ke negeri negeri utara ini, ia mencatat begitu detail hal hal terkait orang orang Rus dan Viking, penampilan wanita mereka, keseharian, juga flora dan fauna dan adat kebiasaannya.

Catatan atau Risalah Ibnu Fadhlan hanya ditemukan sebagian, sementara versi utuhnya diduga ditulis ulang oleh seorang penulis Muslim. Untuk menjaga keotentikan naskah, buku ini hanya menampilkan bagian naskah Ibnu Fadlan yang sudah diteliti asli dari abad ke -10 M. Tapi meskipun tipis, naskah ini memuat rincian yang sangat detail tentang orang-orang utara. Bangsa Rusia bahkan beruntang banyak pada catatan ini untuk mengisi lubang lubang yang masih gelap dalam sejarah bangsa mereka karena ketiadaan prasasti atau bukti tertulis.

Salah satu peristiwa yg digambarkan begitu detail oleh Ibnu Fadhlan adalah upacara pemakaman di pinggiran sungai Volga yang begitu rinci mendeskripsikan teadisi suku Viking. Ketika kepala suku wafat, mereka akan menempatkan jenazahnya pada sebuah kapal yang dipenuhi barang berharga. Selain itu, disembelih juga anjing, kuda, lembu, unggas serta (paling mengerikan) seorang budak wanita yg mengurbankan diri. Dokumen ini menjadi dokumen tertulis paling luar biasa yang menggambarkan sejarah Eropa utara di era Viking.

Ibnu Fadhlan juga menggambarkan karakter barbar bangsa utara. Dituliskan mereka tidak pernah mandi wajib dan membersihkan diri dengan air dalam satu bejana yang sama. Fadlan juga menyororti kebiasaan bangsa utara yang "tidak tahu malu" dengan mandi telanjang saling bercampur laki dan perempuan. Tapi, dia juga membahas tentang perlakuan tegas kepada mereka yang kedapatan berzina atau mencuri.

Risalah perjalanan Ibnu Fadhlan ke Eropa Utara abad 10 ini menginspirasi Michael Chricton ( pengarang Jurassic Park) untuk menulis novel berjudul "Eater of the Death" yang kemudian diadaptasi menjadi film "The Tirthteen Warrior" yang sangat fenomenal itu. Sebuah dokumen perjalanan dari abad 10 yang luar biasa. 

Tuesday, January 14, 2025

Kiai Ujang di Negeri Kanguru

Judul: Kiai Ujang di Negeri Kanguru

Penulis: Nadirsyah Hosen

Cetakan: Pertama, Maret 2019

Tebal: 276 hlm

Penerbit: Noura

"Perbedaan-perbedaan pendapat dalam umatku adalah satu (pertanda dari) kasih sayang Tuhan. (hlm. 213)

Islam itu luas dan luwes, dengan begitu banyak keragaman pendapat yang menunjukkan betapa perbedaan itu tidak hanya indah tetapi juga bisa menjadi berkah jika kita bisa menyikapinya dengan bijak. Dan cara terbaik untuk belajar menghargai perbedaan adalah dengan turut mengalami sendiri menjadi yang berbeda, dan mencoba melihat dan tinggal dengan mereka yang berbeda. Seperti yang dilakukan Kyai Ujang di buku ini: menuntut ilmu di Australia. Berbeda dengan catatan perjalanan lain tentang tinggal dan sekolah di luar negeri, buku ini lebih banyak berisi kajian keislaman yang dikaitkan dengan masa tinggal penulis selama di Australia. Kita tidak akan menemukan kisah tentang kanguru, atau orang Aborigin, atau pengalaman mengemudi di negara benua itu. 

"Orang Barat tidak mengenal Islam tetapi mempraktikan nilai-nilai keislaman yang universal. Mereka sering dianggap individualistis, dituduh tidak pedulian dengan orang lain. Namun, sejatinya mereka itu hanya tidak usil kepada orang lain." (hlm. 322)

Di buku ini, kita serasa mengikuti kajian keislaman dengan latar benua Australia. Akan kita temukan, drama membeli daging halal di negara nonmuslim, bagaimana hukumnya berwudu dengan mengusap kaus kaki ketika di sana tidak ada tempat untuk berwudu, dan bagaimana hukumnya menerima undangan minum bir oleh kolega setempat. Penulis tidak langsung menunjuk kalau yang begini haram dan begitu halal, tetapi beliau menuliskan sejumlah tafsir dari beberapa mahzab dan aliran dalam Islam. Tidak hanya 4 Mahzab utama, tetapi juga sejumlah mahzab kecil lainnya. 

"Kalau kita membuka kitab fiqih, maka hanya sekitar 20% yang berisikan syariah. Selebihnya merupakan opini, pemahaman, intrepretasi, atau penerapan yang kita sebut dengan fiqih.(hlm. 149)

Saya jadi tahu kalau diperbolehkan menggusap kaus kaki ketika kondisi tidak memungkinkan untuk berwudu, atau diperbolehkannya mandi junub dengan tayamum ketika kondisi sangat dingin dan mandi bisa menyakiti diri, juga tentang diperbolehkannya "berganti mahzab" dengan sejumlah catatan. Hal yang menarik, penulis dalam sosok Kyai Ujang menuliskannya dengan lembut dan tidak menghakimi. Kita yang awam serasa diajak belajar fiqih. Pembaca yang sama sekali tidak mengenal Kitab Kuning juga diajak mendalami sisi-sisi kitab klasik ini lewat kisah-kisah yang mudah dicerna. 

"Keragaman pendapat dalam Islam itu hal yang biasa dan wajar saja. Sayangnya, mereka yang tidak memiliki akses kepada khazanah klasik kitab kuning yang merekam keragaman pendapat ulama biasanya cenderung antipati thd pendapat ulama yang berbeda dengan apa yang selama ini mereka pahami atau amalkan." (hlm. 182)

Selain luwes, ada aroma tasawuf yang diselipkan penulis. Lewat sosok Haji Yunus, beliau menginsyaratkan pentingnya untuk bersikap tawadu atau rendah hati dalam mencari ilmu. Dalam beberapa kali kesempatan, penulis seperti ditegur ketika dia merasa berguna karena sudah membantu orang dengan ilmu fiqihnya. Teguran yang langsung menyadarkan kita bahwa seluruh ilmu sejatinya adalah milik Allah dan kita hanya diberikan secuil dari samudra ilmuNya yang luas. 

"Cara kita menghakimi orang lain adalah bentuk mekanisme pertahanan diri kita, yang tidak bisa menerima fakta orang lain lebih baik dari kita." (hlm. 224)

Plus karena semua ilmu adalah milik Allah SWT, sudah seharusnya umat Islam tidak alergi mempelajari ilmu-ilmu nonagama seperti fisika, biologi, sastra, psikologi, teknologi dan seluruh cabang keilmuwan yang kini dikuasai dan dipelopori bangsa Barat dan Asia Timur. Ingat, umat Islam pernah mempimpin peradaban di Abad Pertengahan. Kini bukan saatnya lagi bernostalgia mengenang kejayaan masa lalu. Tapi, ini saatnya umat Islam harus turut belajar segenap cabang ilmu. Bukan untuk menjadi jaya dan berkuasa, tetapi untuk meninggikan derajat. Betapa Allah pun memandang tinggi orang-orang yang berilmu.

"Belajar tasawuf itu bukan soal kegaiban atau keajaiban, tapi soal akhlak sehari-hari." (hlm. 224)

Beberapa artikel lepas yang cukup unik di buku ini: apakah sang Budhha Gaotama itu Nabi Zulkifli? Siapakah 3 Rasul yang disebut dalam Surat Yaa Sin? Apakah benar mereka itu Petrus, Johanes, dan Paulus? Mengapa Australia yang sekuler malah telah mampu menerapkan konsep islami tentang bernegara ketimbang negeri-negeri Islam? Mengapa tidak ada yang bisa menyamai Nabi Yahya? Masih banyak lagi yang seru di buku ini. 

"Bertanya kepada orang lain yang lebih tahu termasuk baian dari ikhtiar. Bukanlah al-Qur'an menanjurkan kita untuk bertanya jika kita tidak mengetahui (hlm. 15)

Sunday, January 12, 2025

Percy Jackson and the Chalice of Gods

 Judul: Percy Jackson and the Chalice of Gods
Pengarang: Rick Riordan
Penerjemah: 
Tebal: 252 hlm, Paperback
Cetakan: Oktober 2023 
Penerbit: Mizan

Agak susah menulis ulasan novel ini tanpa sedikit spoiler karena (1) judulnya aja udah spoiler sehingga tidak dicantumkan terjemahannya dan (2) bonus dan sampulnya juga agak spoiler. Tapi, buku ini tetap bacaan menghibur yang menawarkan banyak kejutan. Alurnya tetap sama, Percy dapat misi dari dewa entah siapa, dan lalu ia harus melawan entah monster entah separuh dewa (atau dewi).

Jadi Percy ini dihukum karena dia anak Poseidon. Dikisahkan kalo tiga dewa utama (Zeus, Poseidon, dan Hades) tidak boleh punya anak dengan wanita fana sejak tahun 1900an karena anak anak mereka bakal terlalu kuat. Tapi, ya seperti bisa ditebak, larangan ada untuk dilanggar. Muncullah Percy, Thalia, dan Nico.

Sebagai hukuman, Percy dkk harus menghadapi amukan para dewa. Ga bisa ngamuk ke bapaknya, maka anaknya jadi korban. Dan ketika Percy mau kuliah ke Universitas Roma Baru, dia diharuskan mendapatkan surat rekomendasi dari tiga dewa dewi, yang akan memgontaknya dan memberinya misi. Setelah misi selesai, barulah surat itu turun. Yang salah bapak, yang repot Percy. Heran.

Misi pertama (semoga ga spoiler), adalah mencari sesuai di judul ini. Ada gambar sesuatu seperti piala atau cawan atau ceper. Dewa yang bawa bawa piala siapa hayo, nah itu. Jadi di buku ini Percy akan berinteraksi sama minimal 4 dewa yang termasuk minor di Olympus. Ini yang bikin asyik,.karena kita jadi tahu lebih banyak tentang dewa dewi terpinggirkan ini. Paling seru, akhirnya bisa interaksi agak lama dengan dewi yang jasanya palibg sering dipakai tapi dia sendiri jarang keluar. Siapa tebak? Ada hububgannya dengan pelembab udara dan pelangi, Dewi Iris.

Riordan sekali lagi memperkenalkan kekayaan mitologi Yunani dengan asyik. Kali ini, dewa dewi minor dapat panggung, sementara dewa dewi mayor sekadar numpang dengan tingkah ponggahnya. Perkecualian untuk Athena yang bijak banget. Humor khas Riordan juga masih ada, dengan mengabungkan elemen modern dan kuno ( tongkat Iris yang mengebuki kang paket dan dewa dewi yang kursus yoga. Pesan bijak tentu ada. Percy bikin adegan yang bikin Anabeth dan Grover mencucurkan air mata.

Seperti biasa, ada satu PETUAH BESAR yang hendak disampaikan Riordan dalam setiap karyanya. Di novel ini, adalah bagaimana kita merangkul sesuatu yang sudah pasti dan tak bisa dihindair tetapi cenderung kita jauhi: usia tua. Saking terobsesinya dengan tetap muda, kita  pasti lupa bahwa menjadi dewasa dan menua itu niscaya. Hidup lalu dihabiskan dalam upaya agar tetap muda. Segala yang tua dan uzur dijauhi, sementara yang muda mudi dipuji. Tidak heran jika usia tua menjadi semakin menakutkan karena ada kesepian di sana.

Kita semua (yang diberikan kesempatan) akan menua pada akhirnya. Cukup jalani saja, nikmati prosesnya. Tidak usah takut menjadi tua, takut lah menjadi tua tapi tidak bahagia. 

Saturday, January 11, 2025

Sayap Besi vol. 1 dan 2

Judul: Sayap Besi vol 1 dan 2

Pengarang: Anggaditya Putra dan Ikhromi Oktafiandi

Penerbit: Media Kita

Cetakan: 2017

Tebal: 151 halaman (Vol. 1) dan 


"Saya gak mengira-ira, Pak. saya mengamati dan menyimpulkan." 

(Erlangga Quantum Putra)


Volume pertama bahkan lebih bagus dibandingkan volume keduanya. Sama-sama memiliki 3 chapter dengan satu chapter pendek bonus, buku pertama ini memperkenalkan Erlan pada Mansa, lalu Cinta, dan terkahir Clara. Karena Elran sendiri sosok genius istimewa, tentu teman-teman barunya ini juga istimewa di bidangnya. Mansa seorang nerd hacker teknologi (dan juga tajir), Cinta jago berantem (mirip tokoh Ran dalam Conan), sementara Clara bagian diplomasi dan yang resmi-resmi.

Chapter 1 dibuka dengan non kasus. Ini adalah perkenalan pertama Erlan dengan Mansa dan Cinta. Dalam sebuah perjalanan wisata, ketiganya bahu membahu untuk menyelamatkan tidak hanya diri sendiri tetapi juga teman sekelas dan gurunya. Sebuah kisah pembuka yang langsung epik dan menegangkan. Erlan, Mansa, dan Cinta diuji logika dan ketenangannya dalam situasi darurat berat.

Chapter 2 adalah kasus mencari kucing yang hilang. Temanya mungkin sepele tetapi upaya pencarian kucing ini membawa Erlnan cs melawan gerombolan pencuri binatang peliharaan. Cinta dengan jurus mautnya berperan banyak di bab ini.

Chapter 3 adalah yang paling seru, menarik, dan menyeramkan. Ada sedikit nuansa supranatural ketika Mansa dihantui oleh penampakan di sekolah. Erlan yang 1000 persen logis tentu tidak langsung percaya. Dengan melakukan penyelidikan penyamaran bak Holmes, mereka berusaha memecahkan misteri tentang keberadaan hantu di sekolah. Seru sekali kisah ketiga dan paling tebal ini.

Petualangan grup E MC2 ini sedikit mengingatkan pada serial Conan, sementara sosok Erlan sendiri Holmes banget, khas. Tetapi, ada orisinalitas lokal khas teenlit di karya ini, yang membuatnya jadi bacaan ringan menyenangkan dan patut diperhitungkan. 

***

Volume 2 terdiri dari 3 chapter (4,5, dan 6 dengan 1 bonus chapter tentang masa kecil Erlan), dan satu chapter rupanya satu cerita / kasus. 

Dari Chapter 4 pembaca mendapatkan masa lalu Cinta yang kelam yang telah membentuknya menjadi gadis yang tangguh dan jago bela diri. Agak kaget baca bab ini karena bukan kasus dan tidak ada Erlan di dalamnya. Bahasa dan ceritanya juga lumayan vulgar-gore. Dulu, saat membaca volume 1 versi gratis resmi di googlebook,  serial ini menjurus ke tipe detektif dan kegeniusan Erlan. Membuka volume 2 dengan kisah kelam di masa lalu Cinta seperti menjadikannya bukan "Sayap Besi." Tetapi cerita ini walau agak melenceng, ditulis dengan rapi dan nyaman diikuti, meskipun ceritanya mungkin agak "trigger warning" untuk beberapa pembaca.

Chapter 5 adalah kasus stalker yang menguntit Meriva--idola di SMA Bibit Bangsa. Erlan terpaksa menyamar (seperti Holmes) dan menjadi pacar Meriva demi menangkap siapa sesungguhnya sang pengagum rahasia yang juga jago utak-atik teknologi itu.

Chapter 6, kasus perburuan harta karun keluarga Mansa. Mansa pamer kemewahan di bab ini, sekaligus bersama 3 kawannya memecahkan teka-teki yang dibuat oleh neneknya. Kisah paling bagus dan mengharukan di buku ini. Erlan kembali berjaya.

Bab tambahan, tentang masa kecil Erlan dan hal-hal yang membuat Erlan harus mengonsumsi obat untuk mengerem laju otaknya. Apakah ini sama dengan kecenderungan Holmes yang juga gemar mengisap candu? 

Friday, January 10, 2025

Nusantaria, the Empire of Winds

 Judul: Nusantaria: Sejarah Asia Tenggara Maritim

Penulis: Philip Bowring 

Penerjemah:Febri Ady Prasetyo

Tebal: 436 hlm

Cetakan: Maret 2022 

Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia 



                Nusantaria merupakan istilah yang digunakan penulis untuk merujuk pada kawasan Asia Tenggara Kepulauan. Wilayah ini mencakup seluruh wilayah Republik Indonesia saat ini, Semenanjung Malaya, seluruh pulau-pulau kecil di Laut China Selatan, Pulau Borneo, dan kepulauan Filipina (bahkan mencakup Taiwan). Wilayah anak benua kepulauan ini sudah sejak lama dipersatukan oleh tradisi pelayaran samudra sejak zaman kuno, kebudayaan maritim serta rumpun bahasa Austronesia. Buku ini secara singkat adalah paparan dari sejarah wilayah kepulauan dengan tradisi pelayaran maritim terbesar dan terpenting di dunia, semenjak berakhirnya zaman es terakhir hingga terpecah-pecahnya wilayah ini menjadi beberapa negara modern yang seolah saling memiliki kebudayaan sendiri padahal mereka dulunya satu.

                Kira-kira pada tahun 500 Sebelum Masehi, para pelaut dari kawasan Nusantaria telah menjadi perintis dari pelayaran samudra yang menghubungkan Kepulauan Rempah dengan India, Tiongkok, dan kemudian dengan pantai Arab dan Afika Timur. Wilayah Laut China Selatan dan Samudra Hindia menjadi area jelajah dari para pelaut dan pedagang pemberani lewat perahu-perahu khas bercadik yang beberapa gambarnya bisa ditemukan di sejumlah situs kuno yang tersebar di kawasan ini. Laut adalah penghubung, bukannya pemisah, bagi mereka yang mendiami wilayah ini sejak lama.

Misteri Banjir Besar Zaman Nabi Nuh

Judul: Banjir Besar Zaman Nabi Nuh: Riwayat dalam al-Quran dan Cerita-Cerita Kuno

Penulis: Manshur Abdul Hakim

Penerjemah: Misbahul Munir

Cetakan: Januari 2023

Tebal: 336 hlm

Penerbit: Alvabet



Blurb:

Kisah air bah besar pertama pada zaman kuno terkenal di sejumlah bangsa di dunia. Tidak hanya disebutkan dalam legenda bangsa Timur Tengah (Mesopotamia), tetapi juga dalam bangsa Yunani dan India. Banjir itu konon menjadi awal dari peradaban baru umat manusia. Saking besarnya, banjir itu dikatakan terjadi secara menyeluruh di segala penjuru bumi. Demikian yang disebutkan dalam Alkitab (Perjanjian Lama).

Al-Quran juga menyebutkan kisah tersebut, tepatnya pada zaman Nabi Nuh. Dikisahkan bahwa banjir itu merupakan hukuman Tuhan kepada kaum Nuh yang menolak dakwah tauhid atau monoteisme. Mereka tetap dalam keyakinan pagan, yakni menyembah lima patung yang sejatinya adalah wujud lima orang saleh pada masa lalu yang amat dihormati. Allah pun menyuruh Nuh untuk membuat bahtera yang kelak akan menjadi tumpangan orang-orang beriman saat air bah itu terjadi.

Buku ini akan menyingkap kisah air bah tersebut dengan membandingkan antara kisah versi Alkitab dan al-Quran. Selain menceritakan Nabi Nuh dan kaumnya, buku ini akan menjawab pertanyaan benarkah banjir itu terjadi secara menyeluruh di muka bumi? Lalu, benarkah segala jenis hewan secara berpasang-pasangan masuk dalam bahtera? Apakah air bah yang sama akan terjadi lagi nanti menjelang kiamat? Buku ini juga menjawab lokasi bahtera Nuh berlabuh setelah bencana banjir itu usai, serta keturunan Nuh yang menjadi cikal bakal nenek moyang bangsa-bangsa di dunia.

***

Kisah tentang Banjir Besar dan Bahtera yang mengangkut manusia yang selamat beserta berbagai jenis binatang yang masing-maisng jumlahnya sepasang. Kisah ini tidak hanya ada dalam Perjanjian Lama dan al Qur'an, tetapi juga dalam kisah-kisah epos Babilonia, China, India, Yunani, dan banyak lagi. Mungkinkan Banjir Besar pada zaman Nabi Nuh begitu dahsyatnya sehingga terekam dalam memori peradaban-peradaban kuno dunia.

Di buku ini, penulis memaparkan Banjir Besar lewat pandangan al Qur'an (sekitar 60% isi buku), sementara sisanya dari sumer-sumber lain seperti Alkitab dan juga dari cerita-cerita kuno. Ada perbedaan dalam hal apakah Banjir Besar melanda seluruh dunia ataukan hanya di wilayah yang ditinggali umat Nabi Nuh saja. Berapa ketinggian air bah itu, apakah melampaui ketinggian gunung asli ataukan hanya perumpamaan "ombak yang setinggi gunung." 

Di manakah bahtera Nuh berlabuh? Apakah banjir besar itu gelombang tsunami? Apakah sudah ada lautan di zaman itu? Apakah itu banjir air tawar atau banjir air asin dari laut? Berapa lama waktu banjirnya, serta berbagai cerita yang mungkin sering kita dengar. 

Penulis dengan dalil Al Qur'an membantah gagasan bahwa banjir besar ini melanda seluruh dunia sebagimana disebutkan dalam Perjanjian Lama. Dasarnya adalah banjir ini hanya ditimpakan kepada umat Nabi Nuh a.s. saja. Kitab suci Al Qur'an juga tidak terlalu rinci menggambarkan peristiwa ini. Hanya disebutkan sebagai kisah yang semoga menjadi ibrah atau pelajaran dari umat-umat terdahulu.

Sebaliknya, Kitab Perjanjian Lama memuat banyak rincian tentang banjir ini, mulai dari ketinggian ombak hingga sampai berapa lama banjir itu berlangsung hingga surut. Dengan memadupadankan kedua teks suci ini, pembaca dapat menemukan suatu gambaran tentang betapa dahsyatnya peristiwa air bah tersebut.

Bagian awal buku banyak sekali ditemukan pengulangan yang tidak perlu, dengan materi yang itu-itu saja. Bagian belakang malah lebih padat dan rapat dan memberikan banyak informasi baru tentang Banjir Besar ini. Lumayan memberikan wawasan tentang salah satu peristiwa besar dalam peradaban manusia ini. Sampul bukunya bagus. Ini salah satu buku yang saya beli karena tertarik sampul dan judulnya.