Judul: Untuk Seorang Perempuan yang Memintaku Menjadi Hujan
Pengarang: Bernard Batubara
Penyunting: RAIN
Penyelars Akhir: RAIN
Penyelars Akhir: RAIN
Sampul: Amalina
Tebal: 192 hlm (full colour)
Cetakan: Pertama, November 2017
Penerbit: Laksana
Cetakan: Pertama, November 2017
Penerbit: Laksana
Kadang, seringkali, beberapa kali, sesekali *halah* sebuah
tulisan yang singkat sanggup membangkitkan kenangan yang lama terbenam. Cukup
dua atau lima patah kata, maka patah juga tembok penghalang yang memisahkan
kita dari ingatan-ingatan masa lampau yang mungkin lama terkubur diri yang tak
hirau lagi. Peristiwa-peristiwa itu tiba-tiba menghambur menenuhi benak, baik
atau buruk, susah atau senang, gembira atau kesedihan. Orang bilang, apa yang
kita dengar atau baca hanya akan mengendap sementara dalam kepala. Tetapi apa yang kita lihat dan
alami sendiri akan menetap lama dalam gerumbul pikiran, menunggu terpelantuk
kembali ketika ada rangsang-rangsang audiovisual yang mampir. Buku ini, menurut
saya, adalah hal itu.
Bernard Batubara sebelumnya dikenal karena novel-novelnya,
dan juga terutama twit-twitnya, yang manis. Manis di sini tidak melulu bahagia
maksud saya, melainkan tema-tema cinta yang digemari netizen berusia belia
hingga dewasa muda. Keterampilan @benzbara_ dalam bercuit melalui media sosial
memang tak perlu diragukan lagi. Konsistensi dan kreativitasnya dalam bermedia
sosial telah menjadikannya seorang selebtweet yang kokoh dengan 102.000 lebih
followers (Halo, followers saya apa kabar nih yang masih seperseratusnya T__T).
Memiliki followers ribuan orang adalah anugrah sekaligus kutukan. Jika kita
bisa mengelolanya dengan baik, tidak hanya popularitas dan eksistensi yang
didapat, tetapi juga pundi-pundi rupiah.
Bernard yang selalu rajin bercuit sejak pagi subuh, tekun
me-retweet cuitan balasan dari para penggemarnya, dan bersemangat menghasilkan
tulisan-tulisan untuk membahagiakan pembaca setianya. Tidak mau menyia-nyiakan
popularitasnya, @benzbara_ mempertahankannya
dengan berkarya. Beberapa novel dan tulisan ringan telah terbit dari tangannya,
yang selalu disambut antusias oleh para followersnya. Buku berjudul lumayan
panjang ini menjadi karyanya yang kesekian sebagai persembahan bagi para
penggemarnya. Disajikan sebagai semacam
buku bergambar berisikan kalimat-kalimat manis tentang aku, kamu, dan kita, Untuk Seorang Perempuan yang Memintaku
Menjadi Hujan adalah sebuah buku yang bikin pembaca baper bareng-bareng.
Tebal buku ini lumayan, hampir 200 halaman. Tetapi, ini
bukan buku novel dan—menurut saya—bukan pula buku kumpulan puisi. Penulis
menyebutnya sebagai buku kumpulan prosa. Mungkin, saya bisa ibaratkan seperti lirik-lirik yang bercerita. Tulisan-tulisan di buku ini masih kurang mantap
untuk disebut puisi, tetapi lebih seperti kutipan-kutipan yang mampu bercerita
banyak. Kita akan diajak merenung dan mengenang, mengingat dan melihat, serta
jatuh cinta dengan caranya masing-masing. Bisa habis kalau saya kutipkan banyak
kalimat-kalimat renungan di buku ini, tetapi saya paling suka yang ini:
jika aku jadi hujan
aku menyimpan rahasia-rahasia
kata-kata dan doa-doa
tak terucap
erat dalam basah tubuhku
jika aku jadi hujan
aku biarkan luka dan cinta
dan rindu menjadi panjang
kekal dalam dingin
dan deras jatuhku
aku menyimpan rahasia-rahasia
kata-kata dan doa-doa
tak terucap
erat dalam basah tubuhku
jika aku jadi hujan
aku biarkan luka dan cinta
dan rindu menjadi panjang
kekal dalam dingin
dan deras jatuhku
Sebuah buku yang bisa selesai dibaca dalam 10
menit tetapi menyisakan baper setahun. Mungkin, membaca buku ini kudu
pelan-pelan, sambil dinikmati gambar-gambarnya, direnungkan isinya saat langit
hujan, bersama secangkir teh yang menghangatkan. Nice.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete