Judul: Ruby Red dan Blue Saphirre
Pengarang: Kerstin Gier
Penerjemah: Fransisca Paula Imelda
Penerbit: Elex Media Komputindo
Pengarang: Kerstin Gier
Penerjemah: Fransisca Paula Imelda
Penerbit: Elex Media Komputindo
Di antara semua genre novel time travels dari luar, seri Edelstein-Trilogie termasuk yang paling lembut dan longgar. Dalam Time Line Michael Chricton, perjalanan waktu diatur sedemikian ketat dan berpindah ke masa lampau adalah sebuah perjalanan yang mengancam nyawa. Seri Time Riders juga terlihat upaya penulis yang begitu ketat mengontrol perjalanan waktu agar sejarah tidak tercemar. Seri ini menggambarkan dengan muram kekacauan besar yang mungkin terjadi jika ada yang mengubah masa lalu. Karenanya dibentuk lah agen-agen penjaga waktu untuk mengawasi agar tidak ada sejarah yang berubah akibat kontaminasi waktu. Versi lebih longgar dari Time Riders ini dapat dibaca pada seri History Keepers. Sementara untuk seri Batu Permata karya penulis Jerman ini, pembaca mendapatkan seri feminin dari kisah perjalanan waktu.
Gwendolyn Shepherd hanyalah
remaja SMU biasa dengan kehidupan normal (cowok, jerawat, dan pekerjaan rumah).
Namun, Gwen lahir dalam silsilah keluarga yang tidak biasa. Keluarga besarnya
adalah satu dari dua keluarga ningrat pembawa gen penjelajah waktu. Keluarga
Montrose membawa gen pelintas waktu dari
silsilah wanita, sementara keluarga de Villiers membawa gen pelintas waktu dari
pihak pria. Tiap generasi dari dua keluarga tersebut, satu orang yang telah
ditandai dari lahir akan menjalani kehormatan untuk masuk ke dalam organisasi
rahasia dan menjadi agen lintas waktu bagi mereka setelah memasuki masa remaja.
Seharusnya Charlotte sepupunya yang diramalkan (dan dipersiapkan) sebagai
pelintas waktu. Tetapi, justru Gwen yang membawa gen pelintas itu. Dari remaja urakan yang hampir nggak bisa apa-apa, gadis itu tiba-tiba mengemban tugas berat sebagai seorang pelintas waktu yang bisa melompat ke masa lalu.
Jadi, di seri ini tidak semua
orang bisa melakukan perjalanan waktu. Jika di kisah lain semua karakternya
bisa melintasi waktu dengan mesin waktu, di seri ini hanya mereka dengan gen
terpilih saja yang bisa melakukannya. Total ada 12 orang keturunan Montrose dan
12 keturunan Villiers yang memiliki gen ini, masing-masing dilambangkan dengan
batu permata. Gwen dan Gideon adalah para penjelajah waktu keturunan ke-12
dengan lambang masing-masing batu rubi dan berlian. Mesin waktunya sendiri
berbentuk semacam cakram dengan banyak gerigi dan batu permata yang disebut
kronometer (Chronos adalah Titan dalam mitologi Yunani yang menguasai waktu).
Si penjelajah waktu harus memasukkan jarinya ke chronometer. Sebuah jarum akan
menusuk ujung jarinya hingga berdarah. Darah dari sang pejalan waktu inilah
yang akan menjadi bahan bakar kronometer. Lumayan sakit ya, tapi ini masih
lebih mending ketimbang DNAmu yang berubah sehingga menua sebelum waktunya
seperti di Time Riders.
Dengan kronometer, seorang
pelintas waktu hanya bisa melompat ke masa lalu dengan rentang waktu 200 tahun
dari titik awal dia melompat. Selain itu, perjalanannya juga terbatas antara 2
– 3 jam. Seorang pelintas waktu akan otomatis kembali ke titik awal
keberangkatan setelah 2 jam berada di masa lalu. Pindahnya juga langsung cling
gitu kayak penyihir ber-disapparate di titik lokasi yang sama. Jika di 1855 dia
berpindah dari atas jembatan London, maka ia akan muncul di tahun 2000 di titik
yang sama. Bayangkan jika di zaman modern jembatannya sudah dipindah.
Kecemplung deh. Setidaknya, syarat-syarat agar bisa berpindah ke masa lalu di
seri ini jauh lebih ringan ketimbang di Timeline
atau Timeriders. Hanya saja,
hukum utama perjalanan waktu harus tetap dipegang teguh: jangan mengubah
jalannya sejarah atau meninggalkan artefak zaman modern di masa lalu.
Bagaimana dengan ceritanya? Sepertinya, seri Cinta Sepanjang
Masa (serius ini judul serinya begini?) karya Kerstin Gier ini termasuk seri
yang kisahnya semakin ke belakang malah semakin bagus. Awalnya agak kurang suka
sama Gwen yang menye banget sama
Gideon. Juga, penggambaran Gideon yang serba sempurna (ugh saya selalu benci
dengan tokoh cowok model gini!). Tapi, jika melihat usia Gwen yang 16-17 tahun,
wajar saja sih dia begitu kalau lagi ada Gideon. Untungnya, Gwen ini bisa balik
jadi dirinya sendiri saat jauh dari Gideon. Celetukannya yang sarkas,
komentarnya yang asal tapi menghibur, juga rasa PD-nya yang tidak goyah walau
suka dibanding-bandingin sama sepupu Charlotte yang serbasempurna. Gwen ini
ibarat remaja yang nyaman dengan ketidaksempurnaan dirinya--sesuatu yang tidak
apa-apa sebenarnya tapi banyak dari kita yang baru menyadari kebenaran ini jauh
setelah kita dewasa. Ini menjadi unsur pelembut yang jarang ditemukan dalam
novel-novel time travel lainnya.
Untuk actionnya rada datar karena minim konflik tetapi
interaksi tokoh-tokohnya menarik diikuti. Juga, pengetahuan penulis seputar
sejarah Inggris juga layak diacungi jempol. Padahal, buku ini ditulis oleh
penulis Jerman. Awalnya, saya agak terganggu dengan nuansa young adult yang mendominasi seri ini. Apalagi di buku pertama,
terlalu panjang cerita pengantar yang harus dibaca sebelum pembaca diajak
melakukan perjalanan waktu. Romansa yang terlalu berlebih juga sempat bikin
saya malas melanjutkan membaca. Kadang ingin menyerah sambil berkata: ini time
travel atau roman remaja ya? Tetapi, bintang empat di Goodreads membuat saya
penasaran untuk menyelesaikan membacanya. Untung juga ada si gargoyle yang di
luar dugaan membuat cerita lebih hidup. Secara umum, saya menyukai seri ini
tapi tidak sebesar saya menyukai seri Time
Riders. Tiga bintang cukup untuk seri ini.
Suka banget dengan trilogi ini (meski buku ketiga belum punya dan belum baca), saya suka dengan karakter Gwendolyn yang suka komentar lucu meskipun mungkin dia nggak berminat melucu. Suka juga dengan Xemerius si gargoyle. :)
ReplyDeleteAndai tokoh utamanya bukan Gwendolin, saya nggak yakin apakah bisa menyelesaikan maraton baca trilogi ini, terima kasih sudah berkunjung.
Deleteyeezys
ReplyDeletefitflop sale
kyrie shoes
chrome hearts online store
supreme clothing
longchamp handbags
coach factory outlet
retro jordans
balenciaga sneakers
birkin bag
xiaofang20191213