tag:blogger.com,1999:blog-71842055964952217652024-03-19T09:53:48.933+07:00Baca Biar BekenDion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.comBlogger884125tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-91566369015440447532024-03-18T13:28:00.007+07:002024-03-19T09:53:16.773+07:00The Life and Times of Scrooge McDuck, Bagaimana Paman Gober menjadi Paman Gober <p><span style="font-family: georgia;"><b>Judul: The Life and Times of Scrooge McDuck</b></span></p><p><span style="font-family: georgia;"><b>Pengarang: Don Rosa</b></span></p><p><span style="font-family: georgia;"><b>Editor: John Clark</b></span></p><p><span style="font-family: georgia;"><b>Tebal: 358 hlm </b></span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZubtl5yJyke6-_NdBFZRXpHJTxaniiMdDxIU2LhKq7Nxvy5Xh1BQyr39PrvYdKhl-99UmI97Vux49atNn1G7YXpaLiFl37T5UtAt1DQUKU7CTlrmtDsuUT1bpppsDy19cMrx_te-MGm0UKaE-XCoG1orKWJENN_DK-jbVQGOXeOLRI1jLJwdYi_UGz1xF/s475/gober.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="475" data-original-width="311" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZubtl5yJyke6-_NdBFZRXpHJTxaniiMdDxIU2LhKq7Nxvy5Xh1BQyr39PrvYdKhl-99UmI97Vux49atNn1G7YXpaLiFl37T5UtAt1DQUKU7CTlrmtDsuUT1bpppsDy19cMrx_te-MGm0UKaE-XCoG1orKWJENN_DK-jbVQGOXeOLRI1jLJwdYi_UGz1xF/s320/gober.jpg" width="210" /></a></div><span style="font-family: georgia;"><p><span style="font-family: georgia;"><br /></span></p>Karena saya hanya punya seri #1 dan seri #7 dari Kisah Hidup Paman Gober, dan kesulitan mencari atau meminjam versi Bahasa Indonesianya; akhirnya memutusnya membaca versi komik Inggris yang sudah lawas. Tentu dengan gambar warna dan balon kata yang tidak seindah dan sejelas versi cetak bahasa Indonesianya. Satu hal yang jelas setelah menamatkan edisi aslinya adalah: Betapa jeniusnya penerjemah seri Donal Bebek dan Paman Gober versi bahasa Indonesia. Saya mendapati di edisi asli banyak sekali slang, plesetan, lelucon, dan lawakan yang sangat Amerika dan Scottish, tapi saat kita membaca versi Indonesia kita seperti merasa seolah-olah komikus Donal Bebek adalah orang Indonesia. Inilah salah satu kehebatan dari seorang penerjemah, menjadikan sebuah karya asing terasa akrab ketika di baca dalam bahasa sasaran. </span><p></p><p><span></span></p><a name='more'></a><p></p><p><span style="font-family: georgia;">Paman Gober sendiri adalah terjemahan versi Bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris dan versi aslinya namanya adalah Scrooge McDuck. Tak ada penjelasan detail mengenai mengapa dalam versi bahasa Indonesia Uncle Scrooge diterjemahkansebagai Paman Gober. Ada kemungkinan, berdasarkan asal katanya, 'Gober' diambil dari Dagobert Duck, adaptasi bahasa Belanda untuk karakter Scrooge McDuck. Dalam bahasa Belanda, dagobert berarti orang kikir, nama yang memang mirip dengan karakter Paman Gober. Nama Gober ternyata unik dan terasa lebih akrab sehingga lebih mudah diterima oleh pembaca Indonesia.</span></p><p><span style="font-family: georgia;">The<i> Life and Times of Scrooge McDuck </i>terdiri atas 7 seri buku, yang kemudian dibundel menjadi satu buku komik tebal dan berwarna berjudul Kisah Hidup Paman Gober. Dalam tujuh seri istimewa ini kita akan menjumpai petualangan Gober ketika masih anak-anak, lalu masa remajanya yang sudah menunjukkan bakat pebisnis, sampai kenekatannya untuk ikut berlayar ke Dunia Baru demi mencari penhidupan yang lebih baik. Di seri ini pula kita dapat menyimak asal-usul keluarga Bebek yang ternyata punya sebuah kastil megah (sayangnya sudah terlantar) di Skotlandia. </span></p><p><span style="font-family: georgia;">Pertanyaan yang selalu mengemuka tiap kali membaca Paman Gober: Mengapa Paman Gober begitu pelit dengan harganya? Seolah-olah hartanya adalah segala-galanya. Gober bahkan secara harfiah mandi dan dapar berenang dalam lautan koin emas yang tersimpan di gudang hartanya. Jika kita sudah menyelesaikan membaca tujuh seri ini, pembaca aja dapat memahami sikap pelit Gober itu. Lebih tepatnya, Gober itu sangat hemat dan perhitungan, jadi seharusnya bukan sepenuhnya pelit. </span></p><p><span style="font-family: georgia;">Dalam banyak cerita di kumpulan komik ini, begitu banyak peristiwa dan pengalaman keras yang harus dilalui Gober muda sebelum sukses. Betapa berat persaingan, ancaman, usaha yang harus dilalui Gober muda sebelum mencapai titik emasnya di Yukon. Gober sendiri menemukan bonkah emas pertama di titik terpencil di Alaska, dalam lembah sunyi yang tak seorang pun berani menjamahnya selain dirinya. Dan bahkan sebelum kerja keras yang sungguh menantang akal sehat, Gober muda sudah harus menjalani berbagai petualangan berat di banyak tempat dunia.</span></p><p><span style="font-family: georgia;">Salah satu paling menarik adalah episode ketika Gober berada di Jawa untuk menjual banteng. Masa itu digambarkan ada persaingan antara Raja Jogja da Raja Solo yang saling mencoba mengungguli lawannya lewat Karapan Sapi. Saya kaget sekaligus senang saat menemukan latar Indonesia di komik ini, apalagi ada penggambaran negeri Hindia Belanda yang khas. Episode ini juga seru karena Gober turut menjadi saksi dari letusan dahsyat Gunung Krakatau pada tahun 1883. Letusan hebat ini digambarkan dengan begitu dramatis tanpa kehilangan nuansa komikal dari komik ini.</span></p><p><span style="font-family: georgia;">Membaca Paman Gober dan juga Donal Bebek meningatkan saya pada isi buku <a href="https://www.goodreads.com/book/show/18400153-the-science-of-superheroes">The Science of Super Heroes</a> yang membahas para pahlawan komik dari segi keilmuwan. Menurut penulis buku itu, banyak kisah pahlawan super seperti Spiderman, Flash, Superman, dan X-Men yang terlalu susah untuk menjadi nyata. Justru, kisah dari komik Donal Bebeklah yang paling logis. Terlepas dari karakternya yang berupa binatang berlaku seperti manusia, pendapat penulis buku ini memang benar adanya. Seri Paman Gober penuh dengan kisah-kisah yang loggis, bahkan ketika menggabarkan fenoma ajaib. Ini yang mungkin menjadikan serial ini sangat disukai. </span></p><p><span style="font-family: georgia;">Salah satunya saat mengambarkan Letusan Gunung Krakatau, atau menjelaskan konsep banjir besar di Australia, keren banget. Sama sekali tidak ada sihir, tapi ada ilmuwannya (Lang Ling Lung). Setiap peritiwa ada sebab akibatnya. Ini didukung dengan kisahnya yang sangat ramah sejarah. Don Rosa menggunakan sejarah untuk memperkuat unsur realistis kisah ini. Hal lain yang tidak kalah realistis adalah bagaimana Gober mendapatkan kekayaannya. Sama sekali tidak ada jalur instan atau mulus. Gober pernah ditipu, pernah bangkrut, pernah denan sadar menyerahkan harta temuannya. Melihat perjuangan panjang Paman Gober yang berlapis-lapis dan penuh tanjakan, pembaca bakal maklum dengan sikap pelit eh sikap ekstrahemat yang menjadi ciri khasnya.</span></p><p><span style="font-family: georgia;">Bahkan, tokoh fiksi rekaan ini baru bisa benar-benar sukses setelah 22 tahun berjuang mengadu nasib ke penjuru dunia. Gober juga senantiasa mengajarkan perjuangan atau usaha jika kau ingin mendapatkan sesuatu. Di balik lucunya kisah dalam komik Paman Gober, ada banyak pelajaran kehidupan yang bisa kita dapatkan. Bahwa menjadi sukses itu butuh perjuangan ketekunan. Munkin, inilah yang menjadikan petualangan Keluarga Bebek selalu dinanti. </span></p>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-70449524252841792422024-03-07T16:29:00.003+07:002024-03-07T16:29:56.692+07:00Kisah Hidup Paman Gober Seri 1<p><b>Judul: Kisah Hidup Paman Gober Seri 1</b></p><p><b>Cerita oleh: Don Rosa</b></p><p><b>Tebal: 68 halaman warna, Paperback</b></p><p><b>Penerbit: PT Penerbitan Sarana Bobo</b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHd5R6v11SFMOxM6oDFxGPaqwqDkDXFJKvo0kFsVomD0JyOA3kZNfmimlWFybqIP4KBlrkw8cHd7nzBObkcdwj42UKmpiFVdhJr_fAIFlgRioIj2Sq9KO7HDKxc3IyOJEby9fJHAkb9c4rpjCVlbKGM7Em8ZWQr27BrT0WtRzmFhrSwzTazFqXRlPPLbs5/s272/download%20(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="272" data-original-width="185" height="272" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHd5R6v11SFMOxM6oDFxGPaqwqDkDXFJKvo0kFsVomD0JyOA3kZNfmimlWFybqIP4KBlrkw8cHd7nzBObkcdwj42UKmpiFVdhJr_fAIFlgRioIj2Sq9KO7HDKxc3IyOJEby9fJHAkb9c4rpjCVlbKGM7Em8ZWQr27BrT0WtRzmFhrSwzTazFqXRlPPLbs5/s1600/download%20(1).jpg" width="185" /></a></div><p><br /></p><p><span style="font-family: georgia;">Edisi pertama ini mengisahkan awal perjuangan Paman Gober sedari kecil. Mulai dari menjadi tukang semir yang sampai jatuh pingsan saking capeknya membersihkan sepatu yang penuh lumpur di sebuah kota kecil di Skotlandia. Gaji pertama yang sebesar 10 sen Amerika inilah yang kelak menjadi koin keberuntungan Paman Gober nan legendaris. Koin ini juga yang memberikan petunjuk kepada Gober muda untuk mencari peruntungan di Dunia Baru, Benua Amerika. Kisah pertama dan kedua melibatkan Mimi Peri eh Mimi Hitam dan leluhur keluarga Bebek (yang ternyata pernah punya kastil besar). Kisah ketiga adalah petualangan Gober muda menyusuri Sungai Missisipi yang akan mengingatkan pembaca pada Mark Twain dan karya-karyanya. Saya baru tahu kalau nama pena Mark Twain artinya dua depa yang merupakan ukuran kedalaman yang aman untuk perahu bisa berlayar. Gerombolan Si Berat terkesan agak kejam di cerita ketiga ini, tetapi bukan Paman Gober namanya kalau cepat menyerah. Kisah-kisah di edisi pertama ini semacam menjadi jawaban mengapa Paman Gober terkenal begitu pelit dan sangat menjaga gudang uangnya. Karena apa-apa yang didapatkan lewat perjuangan keras selalu layak untuk dipertahankan.</span></p>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-29256833803849947172024-03-05T19:24:00.002+07:002024-03-05T19:29:58.266+07:00The Last Waterbird<p><b>Judul: The Last Waterbird</b></p><p><b>Pengarang: Baia Panutur</b></p><p><b>Cetakan: Pertama, Januari 2023</b></p><p><b>Tebal: 236 hlm</b></p><p><b>Penerbit: Balai Pustaka</b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY-PIFf-_ddIk0z20U3_aJhJRutHeUGqrywaaJJTFkiyvpK2NCavoSWH05ZWWDlGSW-ZTOqzqAUL3M8kkNyPKxxxls8W_C87TpPEdSRQcCOvyrUvaJ3_TkSPjMZWlqKoN9OaaI70Dw9rDcKH-8qqJP0SHKE-8nKL0mdA-ChLjjx9oZwDECGSp0dv-pWJE6/s3239/20240302_054253.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3239" data-original-width="1800" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY-PIFf-_ddIk0z20U3_aJhJRutHeUGqrywaaJJTFkiyvpK2NCavoSWH05ZWWDlGSW-ZTOqzqAUL3M8kkNyPKxxxls8W_C87TpPEdSRQcCOvyrUvaJ3_TkSPjMZWlqKoN9OaaI70Dw9rDcKH-8qqJP0SHKE-8nKL0mdA-ChLjjx9oZwDECGSp0dv-pWJE6/s320/20240302_054253.jpg" width="178" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><p>Ambisi untuk meraih kembali kejayaan di masa lalu sering kali menyeruak dari dalam hati sebagian bangsa ini. Seperti kita ketahui, Nusantara pernah menjadi kekuatan yang disegani pada masa Klasik. Masa keemasan peradaban itu ditandai dengan kemegahan Kerajaan Sriwijaya dan kebesaran Imperium Majapahit. Kerajaan yang terakhir bahkan mampu menyatukan hampir seluruh wilayah Nusantara ditambah Malaya bahkan sampai Philippina. Meskipun bagaimana Majapahit bisa mengontrol wilayah seluas itu masih diperdebatkan, semua sepakat bahwa Majapahit memang kekuatan maritim yang dahsyat. </p><p>"Seorang pemimpin yang baik adalah dia mempunyai saujana yang luas, seberapa jelas dia melihat jalur-jalur yang akan membawa menuju kebaikan bangsa." (131) </p><p>Permisi inilah yang digunakan pengarang sebagai tema sentral novel ini. Sebuah upaya untuk mengembalikan kejayaan Nusantara, tapi dilakukan dengan memusnahkan semua yang sudah telanjur ada untuk kemudian dibangun yang baru di atas puing-puingnya. Sosok itu bernama Naya Genggong, entitas sakti dari masa lampau yang konon bisa mengarungi waktu. Sosok ini telah dan akan hidup selama ratusan tahun. Dia pernah dan telah menyaksikan peradaban besar di Nusantara tumbuh, jaya, dan akhirnya jatuh. Janji 500 tahun setelah runtuhnya Majapahit menjadi linimasa dimulainya pemusnahan akbar untuk memulai peradaban penerus Majapahit. Naya hendak memusnahkan negeri Indonesia! </p><span><a name='more'></a></span><p>"Hari ini 21 Mei adalah hari besar dan hari bersejarah. Hari runtuhnya sebuah rezim, turunnya singasana sang Singa." (131) </p><p>Saat itu tahun 1998, masa yang krusial dalam sejarah negeri ini. Jika kita masih ingat, 1998 adalah periode gelap negeri ini. Dimulai dengan merosotnya nilai rupiah, lalu datangnya Krisis Moneter, maraknya berbagai demontrasi, kerusuhan rasial dan penjarahan di kota kota besar, dan puncaknya adalah lengsernya Presiden Soeharto setelah 32 tahun memerintah negeri ini. Kejadian ini masih diperparah dengan timbulnya kebakaran hutan luar biasa hebat di Pulau Sumatra. Bencana alam yang luar biasa dahsyat. Tahun 1998 benar - benar menjadi tahun ketika negeri ini diserang bertubi-tubi dari segala sisi. Mungkinkah ini janji Naya Genggong yang hendak meruntuhkan negeri ini untuk membangun lagi kejayaan masa lalu? </p><p>"Memang betul kondisi Indonesia begitu aneh sejak tahun lalu. Pasti ada jalan, pasti selalu ada jalan keluar." (40) </p><p>Maesa Pater, tokoh utama novel ini, dikisahkan bekerja di sebuah Organisasi Internasional yang bertugas untuk mengatasi kebakaran hutan di Sumatra. Karena asap kebakaran telah turut mencemari udara Malaysia dan Singapura, juga status Hutan Hujan Sumatra yang menjadi warisan biosfer dunia, Maesa bersama beberapa rekan dari berbagai negara berjibaku untuk bisa memadamkan apinya. Di sela sela pekerjaannya yang berat dan terpencil itulah, dia menyempatkan saling berkirim email dengan rekan dan juga calon kekasihnya. Novel ini mengambil latar 1998, dengan media berbalas email sebagai cara pe ceritaannya. Dari email yang dikirimkan Maesa dan teman temannya, cerita ini bergerak. </p><p>"Kenapa selalu menyalahkan rutinitas? Rutin itu bagus untuk membentuk kebiasaan dan disiplin." (34) </p><p>Karena berupa email, novel ini hampir semuanya naratif. Semua kejadian dan tokoh dan gagasan disampaikan lewat sudut pandang orang pertama. Ini teknik yang unik tetapi sekaligus juga membatasi. Unik karena pembaca disuguhi kolom-kolom email di sepanjang novel dan bukannya paragraf-paragraf seperti biasa. Rasanya seperti mengintip atau ikut membaca cerita di sebuah mailing list yang memang pernah jaya beberapa eh banyak tahun lalu. Di sisi lain, teknik ini lama-lama terasa membosankan karena saya sebagai pembaca berasa jadi orang luar yang iseng mengintip percakapan sekelompok orang. Separuh awal buku ini membutuhkan waktu pembacaan yang lama, karena jujur saya bosan. Apalagi ceritanya terasa belum bergerak, tidak ada konflik. Semacam saling tukar kabar yang sebenarnya tidak terlalu penting. </p><p>Cerita baru mulai terasa seru setelah separuh belakang. Mulai muncul bibit konflik, dan ini ditambah dengan selingan berbagai peristiwa 1998 terutama kerusuhan rasial yang menimpa salah satu teman Maesa. Bagian ini dramatis sekali dan sangat menyentuh, seharusnya ada banyak kisah kisah berkonflik bagus yang diangkat sejak awal novel ini. Sayang sekali sebenarnya karena cerita ini sebenarnya bagus tapi ada terlalu panjang pengantar di bagian depan yang seharusnya bisa dipotong. Selain menghemat halaman (dan juga kertas sehingga harga buku ini lebih murah), juga untuk mengambil perhatian pembaca sejak awal. Masa digital ketika pembaca disuguhi dengan beragam pilihan interaktif (video bergerak dan animasi), buku ini sepertinya harus berjuang lebih untuk merebut perhatian pembaca. Dan percakapan Maesa dan kawan kawan seharusnya bisa diringkas lagi karena hanya beberapa bagian saja sepertinya sudah cukup untuk membangun konflik. Sebagaimana pembaca lainnya, saya menantikan kemunculan sosok Naya yang mengagumkan itu. </p><p>"Manusia hanyalah mahkluk yang suka berkhayal akan rencana, sombong akan akal pikiran yang diberikan tanpa menyadari betapa kecil dirinya terhadap alam raya." (212) </p><p>Sosok Naya Genggong baru dimunculkan di sepertiga akhir buku. Di bagian ini, email email Maesa menjadi lebih panjang (dan saya suka) menyerupai bab-bab dalam novel. Inilah bagian permata di novel ini karena isinya konflik tanpa henti. Maesa dan kawan-kawan perusahaannya harus menghadapi entitas kuno yang disinyalir menjadi sumber utama dari kebakaran hutan itu. Lebih parahnya lagi, Naya berkomplot dengan sejumlah rekan Maesa entah karena pengaruh uang ataukah memang mereka menemukan idealismenya pada sosok Naya. Mereka ingin negeri yg makmur, hanya saja caranya keliru. Kemakmuran tidak selayaknya dibangun di atas pemusnahan. Maesa CS pun harus berjuang menghadapi kobaran api, pengkhianatan, dan juga sosok perkasa dari zaman purba. </p><p>Naya sendiri dikisahkan sebagai sosok wanita berbusana Jawa dengan kemampuan mengarungi waktu. Dia bwrasal dari era awal Majapahit dan konon pernah berinteraksi dengan raja-raja besar tanah Jawa. Kemunculannya di dekat Istana Siak dikarenakan adanya sebuah kotak Pandora yang jika dibuka akan melimpahkan bermacam keburukan bagi negeri. Maesa dibuat kewalahan dengan sosok gaib yang menerornya ini. Bagaimana seorang biasa bisa melawan sosok yang bisa menghentikan waktu? Setiap kali diserang, Naya bisa sejenak menghentikan waktu dan berpindah. Dia bahkan bisa menghentikan waktu dalam suatu tempat termasuk orang-orang di dalamnya. Walaupun kekuatan ini agak tidak logis karena jika yang dimaksudkan adalah waktu, maka itu berarti Naya harus bisa menghentikan waktu di seluruh semesta (dan itu mustahil adanya). Kemungkinan Naya tidak menghentikan waktu, tetapi menghentikan gerak semua benda yang berada dalam jangkauan kekuatannya. Waktu tidak mungkin berhenti, bahkan ketika seseorang membeku, waktu sejatinya terus berjalan. Namun konsep kekuatan memanipulasi waktu ini unik karena kita jarang menemukannya dalam versi lokal. </p><p>Dan akhirnya, novel ini ditutup oleh pertarungan seru, dengan banyak api, pukulan, dan tembakan. Kemudian, apa sosok burung air terkahir yang menjadi judul buku ini? Iya adalah senjata rahasia Maesa untuk menyelamatkan negeri ini. </p><p>"Kita semua hidup dalam jalur masing-masing, satu pesthi untuk satu makhluk. Ini aturan, hidup berjalan dalam angger-angger ini. Dalam garis itu, manusia diberi wekdal peluang untuk berlaku, baik ataupun buruk, benar atau salah, lurus atau memutar, itulah cobaan kita untuk mengarahkan garis pinesthi itu menuju tujuan akhir." (228)</p><p><br /></p>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-82830399946078390392024-03-02T17:47:00.006+07:002024-03-19T09:13:44.058+07:00Asyiknya Jadi Orang Gajian <p><b>Judul: Asyiknya Jadi Orang Gajian</b></p><p><b>Penulis: Dion Yulianto</b></p><p><b>Cetakan: Pertama, 2019</b></p><p><b>Penerbit: C-Klik Publishing</b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9y_Jlgb2z-Mt-bC6yx20v70XRU-PMlhXbxw6jsdKW7bevaBJx0ZmwShTyc-C96ZEumfyYJvfsn3iF0Zkzi20LNTUYpXZN4ODS-gH99scTyjE7szdRLgKo24c-DkiDPs9aLw9aXJ70MwHM-Jrmu28h94DVlWcEAeyNqguhr8zW4VmFQvqeZVo1z6zv6nGm/s1022/49000556.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1022" data-original-width="702" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9y_Jlgb2z-Mt-bC6yx20v70XRU-PMlhXbxw6jsdKW7bevaBJx0ZmwShTyc-C96ZEumfyYJvfsn3iF0Zkzi20LNTUYpXZN4ODS-gH99scTyjE7szdRLgKo24c-DkiDPs9aLw9aXJ70MwHM-Jrmu28h94DVlWcEAeyNqguhr8zW4VmFQvqeZVo1z6zv6nGm/s320/49000556.jpg" width="220" /></a></div><br /><p>Bekerja memang sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak awal keberadaannya di dunia. Hampir semua dari kita sepakat bahwa kita harus bekerja agar bisa hidup dan melangsungkan kehidupan. Selama ini, kita mengamini gagasan "bekerja untuk hidup", bahwa agar bisa menjalani kehidupan dengan normal, kita harus bekerja. Namun, pernahkah terpikir dalam benak kenapa Tuhan menciptakan "bekerja" sebagai salah satu hal yang menjadikan manusia tetap manusia?</p><p>Richard Carlson pernah berkata, sungguh rugi jika ada orang yang 'tersiksa' di kantor hanya karena meributkan hal-hal sepele yang seharusnya kita bisa berdamai dengannya. mari, kita mengubah pandangan kuno bahwa bekerja itu beban. Betapa pun tidak sukanya kamu kepada pekerjaan atau tempat kerjamu, tempat itu punya andil dalam membentuk kita yang sekarang dan kita di masa depan. Buku ini mengajak kita berdamai--dan pada akhirnya berterima kasih--dengan pekerjaan kita masing-masing.</p><p style="text-align: center;">***</p><p>Kerja kok hore? Ya hore lah, karena kerja saya bisa beli buku yang banyak, jajan buah segar setiap pekan, beli wiskas buat Mpus, bahagiain orang tercinta, dan masih bisa rebahan. Jadi, kudunya memang kita berterima kasih karena masih bisa bekerja. Terima kasih pekerjaan akoh 😂</p><p>Tapi, kenapa kadang bekerja jadi beban? Ya namanya juga manusia, kalau nggak ada yang disambati ya nggak normal itu eh. Tapi beneran deh, kerja jadi beban itu mungkin bukan karena bekerjanya, tapi karena pekerjaannya. Fitrahnya, kita memang butuh bekerja. Nggak percaya? Coba inget dulu pas nganggur setahun, rasanya gimana deh.</p><p>Manusia itu sebetulnya mahkluk pekerja, sesambat apa pun dia. Meskipun rebahan masih jadi passion utama para kita, tapi ujung-ujungnya kalau nggak bekerja ya kayak ada yang hilang. Adanya pekerjaan menjadikan kita manusia. Saya yakin rebahan setelah bekerja seharian itu jauh lebih memuaskan ketimbang rebahan seharian karena tidak bekerja. </p><p>Sudah banyak buku tentang bertema "kurangi bekerja perbanyak bercinta". Kali ini, izinkan saya agak melawan arus dengan mengajak pembaca mencintai pekerjaannya. Marilah kita rawat pekerjaan kita, karena walaupun mungkin dia belum bisa menjadikanmu kaya, dia yang menjadikanmu tetap hidup. Bersama buku ini saya mengajak kita semua untuk berdamai, dan pada akhirnya berterima kasih kepada pekerjaan kita masing-masing. </p>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-66788672930379206242024-03-01T09:21:00.017+07:002024-03-01T09:21:00.268+07:00Cinta dan Ingatan<p> Judul: Cinta dan Ingatan</p><p><br /></p><p><b>Judul: Cinta Gila</b></p><p><b>Penyair: Muthia Sukma</b></p><p><b>Format 60 pages, Paperback</b></p><p><b>Published December 1, 2019 by DIVA Press</b></p><p><b>ISBN 9786023918225</b></p><p><br /></p><p><i>Apalah arti kembang api di tengah mandi cahaya</i></p><p><i>Apalah arti cintaku yang besar bagimu</i></p><p><i>Bila seluruh zat mencintaimu</i></p><p><br /></p><p><i>Aku menjalankan peta nasibku</i></p><p><i>Kau rupanya yang menentukan tujuan</i></p><p><i>Aku menguasai ilmu pengetahuan, peta dunia dan buku-buku</i></p><p><i>Tapi kau lebih paham segalanya</i></p><p><i><br /></i></p><p><i>Akulah pembuka lahan di daratan kering,</i></p><p><i>Memangkas rumput dan membakar ranting</i></p><p><i>Dan menjadi pemilik atas wilayah temuan</i></p><p><i>Tapi ternyata, engkaulah penguasanya</i></p><p><i><br /></i></p><p><i>Dengan anggur dan kitab suci, aku mabuk memujamu</i></p><p><i>Tapi pujaanku, mungkin takkan sampai kepadamu</i></p><p><i>Sebab aku bagai buah-buahan, yang berharap tumbuh di tepian</i></p><p><i>sungai susumu</i></p><p><i><br /></i></p><p><i>Tawan aku jadi kolonimu</i></p><p><i>Penjarakan aku dalam cintamu </i>(Cinta Gila)</p><p style="text-align: center;">***</p><p>Usaha mengenang terbaik salah satunya adalah dengan menyimpannya dalam bentuk puisi. Dengan begini, penyair bisa membuka dan membacanya ulang kapan saja, untuk bisa teringat kembali. Dan hal hebatnya, orang lain juga ikut membacanya tanpa si empunya merasa terusik rahasianya. Jika setiap kenangan menjelma puisi, dan setiap orang yang turut membaca, entah akan menikmati pengalaman kenangan entah siapa, atau malah akan teringatkan kembali pada kenangannya masing-masing.</p><p>Dan, masih banyak lagi cinta dan rindu serta pilu di buku ini.</p><p><br /></p><p><i>Obat apa yang paling mujarab untuk rindu?</i></p><p><i>Setiap tempat, setiap pandangan menjelma kamu.</i></p><p><br /></p><p>...</p><p>...</p><p>...</p><p><i>Tanpa kamu,</i></p><p><i>Akulah si sendiri yang sedih</i></p><p><i>Membuka telepon genggam dan mengirimkan</i></p><p><i>Gambar senyuman kepadamu."</i></p><p><br /></p><p>(Luapan-Luapan Perasaan, hlm. 47)</p><p><br /></p><p>Diksinya sederhana tapi, kok bagus ya. Para penyair itu makannya apa ya bisa menyusun bait-bait indah dengan kata-kata yang biasanya sering kita abaikan tiap hari.</p><p>/ sebab bibirmu adalah candu yang kupuja sebagai / ibu kota negara / tempat aku menggantungkan seluruh yang aku punya / kantor / keputusan pusat / kemerdekaan / arsip-arsip tua /</p><p>–hlm. 12</p><p>/ aku selalu terjebak remehtemeh macam ini / selalu protes, seperti demonstran katamu / kalau aku marah tokotoko seakan tutup / jalanan riuh serta ada asap mobil yang setengah terbakar /</p><p>–hlm. 20</p>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-71053566312837528622024-02-29T09:10:00.000+07:002024-02-29T09:10:00.621+07:00Kematian Seekor Anjing pun Tak Ada Sebiadab Kematiannya <p>Judul: Kematian Seekor Anjing pun Tak Ada Sebiadab Kematiannya</p><p>Pengarang: Yuditeha</p><p><br /></p><p>Judulnya terlampau sangar untuk sebuah kumcer yang ternyata dipenuhi kisah kisah sederhana dan sarat petuah. beberapa petuah kadang disampaikan dengan begitu gamblang. Tapi dalam kesederhanaan itu ada keluwesan tulisan yang membuat proses membacanya lekas dan terasa menyenangkan. Banyak kisah yang diakhiri dengan plottwist lumayan seru untuk jenis kisah yang tampaknya terlampau tersurat.</p><p>Beberapa cerpen yang saya sukai di antaranya</p><p>1. Biji Mata, yang mengingatkan saya bahwa pada dasarnya manusia bisa setuju atau tidak setuju sesuai dengan kondisinya. Hati selalu dibolak balik, susah sekali menetap.</p><p>2. Mbah Rayu, tentang stereotipe kebanyakan kita yg memandang banyak hal sesuai dengan apa yang orang kebanyakan katakan begini dan begitu. Gaya cerpen ini mengingatkan pada Kuntowijoyo.</p><p>Ada banyak cerpen bernuansa pelestarian lingkungan di buku ini, misalnya Penebang Pohon Angker dan Sendang Bening. Yang lain lebih menonjolkan permainan plottwist di belakang sementara beberapa cerpen lain terlampau sederhana seolah hanya sebagai pelengkap cerita.</p><p>PADA AKHIRNYA, kisah kisah di buku ini kembali menengaskan sifat alami manusia yang tidak hitam putih melainkan percampuran dari aneka warna sesuai latar belakang yang mengiringi perjalanan kehidupannya.</p><p>"Sehitam atau sejahat apa pun manusia, pasti tetap ada kebaikan di dirinya, meski hanya kecil. Itu berlaku pula untuk sebaliknya."</p>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-74839712472202712222024-02-28T01:58:00.003+07:002024-02-28T01:58:23.363+07:00Cinta Lama<p><span style="font-family: georgia;">Judul: Cinta Lama</span></p><p><span style="font-family: georgia;">Puthut EA</span></p><p><span style="font-family: georgia;">142 pages, </span></p><p><span style="font-family: georgia;">February 3, 2020 </span></p><p><span style="font-family: georgia;">DIVA Press</span></p><p><span style="font-family: georgia;">ISBN<span style="white-space: pre;"> </span></span></p><p><span style="font-family: georgia;">9786023918942</span></p><p><span style="font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="font-family: georgia;">"seperti hidup ini pula. kita akan melewati kesedihan demi kesedihan, tapi terus melakoninya."</span></p><p><span style="font-family: georgia;">Membaca Cinta Lama adalah keberanian. Yang pertama, keberanian penulis dalam menulis sebuah novel pendek yang benar-benar pendek. Selain pendek, novel ini juga terdiri atas satu babak atau satu scene. Namun demikian, satu babak ini terasa begitu sarat karena ada dialog kontemplatif yang sederhana tapi mengenai jiwa.</span></p><p><span></span></p><a name='more'></a><span style="font-family: georgia;"><br /></span><p></p><p><span style="font-family: georgia;">"mendung masih tebal. pasti akan terus-menerus hujan, hanya mungkin sesekali gerimis, sesekali deras. bergantian. seperti kesedihan. kadang sedih sekali, kadang hanya agak sedih."</span></p><p><span style="font-family: georgia;">Juga, setiap lembaran novel ini dihiasi oleh ilustrasi yang menarik. Sesekali, jika merasa terlalu cepat mengikuti cerita, ilustrasi di dalamnya akan memaksa kita "mlaku alon-alon" sebagai filosofi si penulis yang kayaknya mulai berubah ke "alon-alon ojo waton" seiring dengan pertambahan usianya. Mungkin, saya dan kita semua pun seharusnya begitu.</span></p><p><span style="font-family: georgia;">Yang kedua, keberanian sang tokoh--yang mungkin malah si penulis sendiri--dalam menemui salah satu serpihan indah yang sempat mewarnai masa lalunya. Penulis ini konon pacarnya banyak gaes wkwk. Dan dalam cerita ini, percakapan keduanya lebih seperti menelanjangi diri sendiri melalui orang lain yang sejatinya mungkin adalah cermin dari dirinya sendiri.</span></p><p><span style="font-family: georgia;">"Kenapa harus ngomongin orang, kalau aku sudah biasa dijadikan bahan omongan orang."</span></p><p><span style="font-family: georgia;">—pg.109</span></p><p><span style="font-family: georgia;">Penelanjangan diri oleh diri sendiri, ini berat dan tidak semua bisa. Tapi mas Puthut EA dengan bagus banget melakukannya lewat membuat cerita.</span></p>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-15838711960510325062024-02-27T19:56:00.015+07:002024-02-27T19:56:00.290+07:00Judul: Ferals #3<p><b>Judul: Ferals #3 The White Widow's Revenge - Pembalasan Dendam White Widow</b></p><p><b>Pengarang: Jacob Grey</b></p><p><b>Translator: Reita Ariyanti</b></p><p><b>Tebal: 292 pages, Paperback</b></p><p><b>Published: August 3, 2020 </b></p><p><b>Penerbit: Gramedia Pustaka Utama</b></p><p><b>ISBN 9786020244332</b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy-5m6frpCTnxB8eSReueizohEHNly1bYoBozqHyOHI5Nd7OXBZv7EQ2S8Xe_6xhxrp2eZdXnrHzdt3gPJPoGaVaGISQNet8quNK1Xn79C9ss9UDpRzyMg-JcTYD0Nh6wMB0OCXKyofZoSiDNd3CHeb2iv2KYccFyWEnjf77EIVycura6JKetgSbzgybK-/s1182/54863487.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1182" data-original-width="797" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy-5m6frpCTnxB8eSReueizohEHNly1bYoBozqHyOHI5Nd7OXBZv7EQ2S8Xe_6xhxrp2eZdXnrHzdt3gPJPoGaVaGISQNet8quNK1Xn79C9ss9UDpRzyMg-JcTYD0Nh6wMB0OCXKyofZoSiDNd3CHeb2iv2KYccFyWEnjf77EIVycura6JKetgSbzgybK-/s320/54863487.jpg" width="216" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Jika digambarkan seri ini: buku pertama adalah novel anak, buku kedua novel fantasi seru, dan buku ketiga adalah buku middle grade yang rumit, lebih gelap, juga semakin seru. Pertempuran antar Feral diobral habis habisan walau kayaknya jadi tidak sedetail buku 1 dan 2. Tetapi ada dua twist yang disisipkan penulis. Saya berhasil menebak satu, tapi yang satunya lagi beneran di luar dugaan. Memang benar kata Corvus: batas antara kebaikan dengan kejahatan kadang sangat tipis.</p><p>Buku ketiga sekaligus pemuncak ini diawali dengan adegan menegangkan dan ditutup pula dengan keputusan Caw yang memuaskan. Caw kedatangan musuh baru, White Window yang meneruskan kejahatan Spinning Man. Tetapi kelompok Feral baik juga kedatangan satu orang baru, pengendali coyote yang sepertinya bisa diandalkan.</p><p>Sayangnya, sebagaimana di buku satu dan dua, banyak binatang yang dikorbankan dalam cerita ini. Setelah para napi menguasai kekuatan Feral berkat batu tengah malam, kota Blackstone diliputi oleh serangkaian kekerasan aneh. Caw dan kawan-kawan harus melawan para penjahat ini. Di sisi lain, ancaman White Window juga mengintai Caw. Dalam kepungan beban berat itu, Caw akhirnya kehilangan banyak hal, termasuk dukungan dari kawan kawannya.</p><p>Elemen kelam buku ketiga ini mirip dengan suasana dark yang dihadirkan di buku pertama. Selain kehilangan banyak hal, Caw harus berdarah darah demi mempertahankan hidup dan juga menyelamatkan kawan-kawannya. Dan dalam perjuangannya, Caw menemukan fakta yang sungguh di luar dugaan tentang leluhurnya, tentang orang tuanya, juga tentang dirinya sendiri.</p><p>Buku ketiga ini memang obral pertempuran, tetapi agak kurang detail jadinya. Pertempuran penghabisan juga kayak dipercepat, tidak seintens di buku kedua. Namun, bobot buku ketiga ini adalah yang paling berat. Dalam kisah ini, kita akan melihat Caw yang akhirnya bertumbuh dewasa dengan segala petualangan luar biasa yang telah dia alami.</p><p>Semoga kita bisa semakin mencintai binatang-binatang kesayangan yang ada di sekitar kita.</p>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-11955950584092239682024-02-26T19:52:00.006+07:002024-02-26T19:52:00.140+07:00Ferals #1 dan #2<p>Judul: </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJy1crO8JWm156OUOPV0fUEL4CjBYoNbNP8Q4L87ycwXtmcL5HniG93wni0IzApmHdRkyMgBPh2FhM2OzmvR74m4QGsrNotY3tXvDKgenOHGk6VUPMgCTUC1uDdhyPBzlGrh0DQrYsYmEu82rCiWSiSt9GdHXJHUQhmhF2eHZSv6pn0mrlXZPemMy9r3B-/s471/50148520.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="471" data-original-width="318" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJy1crO8JWm156OUOPV0fUEL4CjBYoNbNP8Q4L87ycwXtmcL5HniG93wni0IzApmHdRkyMgBPh2FhM2OzmvR74m4QGsrNotY3tXvDKgenOHGk6VUPMgCTUC1uDdhyPBzlGrh0DQrYsYmEu82rCiWSiSt9GdHXJHUQhmhF2eHZSv6pn0mrlXZPemMy9r3B-/s320/50148520.jpg" width="216" /></a></div><p>Idenya unik, mengangkat sosok feral atau manusia istimewa yang tidak hanya bisa berkomunikasi dengan tapi juga mengendalikan binatang. Satu feral menguasai satu jenis binatang. Caw adalah pengendali Gagak dan dia menyadarinya telat kemudian. Dibesarkan dalam 'sarang' oleh tiga ekor gagak, Caw sama sekali tidak tahu siapa orang tuanya atau mengapa dia yang berusia 13 tahun harus mengenlandang mencari makan sendirian di kotak sampah kota Blackstone. Hanya mimpi misterius yang mengingatkannya tentang masa lalunya, dan itu ada hubungannya dengan laba laba.</p><p>Sampai akhirnya, Caw bertemu gadis remaja yg juga anak seorang kepala sipir penjara. Pertemuan keduanya disponsori oleh kaburnya 3 tahanan berbahaya dari penjara Blackstone. Saat hendak menyelidiki tentang ornag tuanya, Caw dan kawannya ternyata harus berhadapan dengan 3 pelarian tersebut. Korban tidak bersalah pun berjatuhan, dan Caw harus belajar mempertahankan diri dan sekaligus membuktikan kekuatannya sebagai pewaris Penguasa Gagak.</p><p>Ferals ini termasuk novel fantasi yg ringan dan gerak cepat. Agak lambat di awal tapi konflik mulai seru di halaman 40. Penulisnya juga pinter mengaet pembaca agar tidak berpindah hati. Akhir bab sering kali diwarnai dengan awal adegan seru. Belum lagi celotehan para gagak kawan Caw yang kocak dan sinis. Ceritanya sendiri tak kalah seru. Kita bisa menyaksikan pertarungan antar feral dengan binatang masing masing.</p><p>Feral apa saja yang muncul dan saling bertarung di buku pertama ini? Banyak dan bikin penasaran.</p><p><br /></p><h3 style="text-align: left;">Feral #2</h3><div><div>Petualangan Caw berlanjut dan semakin seru di buku kedua ini. Tokoh-tokoh baru bermunculan, kawan dan rekan tiba, begitu juga penjahatnya juga makin banyak. Pertarungan antar Feral masih berlangsung, dan kali ini Caw harus berjuang habis habisan untuk melindungi warisan atau beban diturunkan kepada generasi keluarganya. Dan tim mereka ketambahan satu lagi: cewek misterius bernama Selena. Caw harus hati-hati karena tidak ada yg tau siapa Selena sebenarnya, apakah dia kawan ataukah lawan.</div><div><br /></div><div>Setelah mengalahkan Feral laba-laba dan antek anteknya di buku pertama, Caw menghadapi musuh baru yang binatangnya lebih kecil dan selama ini sering diabaikan. Bukan hanya oleh manusia tetapi juga oleh sesama Feral. Namun musuh yang satu ini juga lebih gigih, lebih gesit, dan tak kalah kejamnya. Jika jaring The Spinning Man tersebar ke penjuru Blackstone, maka jaringan musuh kedua ini tidak hanya luas, tetapi juga tidak kelihatan. Musuh kali ini bahkan bisa menjadi seperti binatang yg jadi berkahnya. Pertempuran keduanya bakal menjadi salah satu pertempuran agung yang dikagumi para Feral lain.</div></div><div><br /></div>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-47518313207586283642024-02-25T19:43:00.001+07:002024-02-25T19:43:00.153+07:00Ih, Syereeem!<p>Judul: Ih, Syereeem! (Series Lupus #8)</p><p>Hilman Hariwijaya</p><p>145 pages</p><p>Published March 1, 2004 </p><p>by Gramedia Pustaka Utama</p><p>Language<span style="white-space: pre;"> </span>Indonesian</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoBOWhAlar1JmbjTKJCJ6cRW58ruKbL0nGL6mL-ZaASkZvZNA1FbxjiNpAGWZMt9OdlnDOWitYE7aqYamG8YdFy3lmjXrIb5tWJzz5HqB2jA5jCaCbrg7ZQrPRPzuZsG40KD1KIg9TO5oY-0QlupR1yTVYSCjJYYe4DgKjfvleNLLDv21h1rAeEKfM865v/s2362/147397570.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2362" data-original-width="1594" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoBOWhAlar1JmbjTKJCJ6cRW58ruKbL0nGL6mL-ZaASkZvZNA1FbxjiNpAGWZMt9OdlnDOWitYE7aqYamG8YdFy3lmjXrIb5tWJzz5HqB2jA5jCaCbrg7ZQrPRPzuZsG40KD1KIg9TO5oY-0QlupR1yTVYSCjJYYe4DgKjfvleNLLDv21h1rAeEKfM865v/s320/147397570.jpg" width="216" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Ketinggalan era hampir 3 dekade, kisah di buku ini sangat awal 90an dengan NKOTB dan stasiun radio yang masih jaya-jayanya. Kelemahannya, karena ini fiksi populer yang humornya sangat tergantung pada kekinian di eranya, kisahnya mungkin kurang terasa lucu bila dibaca di tahun 2020. Apalagi untuk remaja dan anak muda yg lahir awal 2000, lucunya mungkin bahkan kurang relate banget. Tapi jangan remehkan serial ini. Lupus pernah terjual jutaan eksemplar di tahun 80-90an, bahkan sempat dibuatkan serial TVnya (yang juga sangat sukses sampai dibikin versi Lupus MIlenium--yang sayangnya malah gagal). Lupus juga turut membentuk masa muda dari generasi 90an lewat humor kocaknya yang segar. Walau jadul, saya sesekali masih ngikik baca celetukan-celetukan kecil yang nyelip di deskripsi atau narasi tulisannya. Dan entah kenapa, seri ini menarik saat cerita tentang kisah-kisah serem. Tapi, menurut pendapat saya, juaranya tetap seri Lupus kecil.</p>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-65510716067707914132024-02-24T00:30:00.001+07:002024-02-24T00:30:00.137+07:00Giselle<p><span style="font-family: georgia;"><b>Judul: <span style="white-space: pre;"> </span>Giselle</b></span></p><p><span style="font-family: georgia;"><b>Pengarang: Rikako Akiyoshi</b></span></p><p><span style="font-family: georgia;"><b>Penerjemah: Clara Canceriana</b></span></p><p><span style="font-family: georgia;"><b>Tebal: 400 hlm</b></span></p><p><span style="font-family: georgia;"><b>Cetakan: February 25, 2019 </b></span></p><p><span style="font-family: georgia;"><b>Penerbit: Haru Media</b></span></p><p><span style="font-family: georgia;"><b>ISBN: 9786025297298</b></span></p><p><span style="font-family: georgia;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: georgia;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNiGm6_Ww4n4ePFMjlpYzTnj_CRWZKfxRBAYTwT1NgiqpEDI3fkxgSUEYl9m6FwBNYQYXfYzHJOtV0Yjvv9dFYHKa3PCiINtKQqsw6UQ966dspozlZ8Sf3sI_KGKEFNKDyP7Uv5ztMtzxU5Y610pYci9e15J4wt9-7DYqpK9N6cIh15dDWEv6Ft8NrOL6K/s2244/43832381.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2244" data-original-width="1534" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNiGm6_Ww4n4ePFMjlpYzTnj_CRWZKfxRBAYTwT1NgiqpEDI3fkxgSUEYl9m6FwBNYQYXfYzHJOtV0Yjvv9dFYHKa3PCiINtKQqsw6UQ966dspozlZ8Sf3sI_KGKEFNKDyP7Uv5ztMtzxU5Y610pYci9e15J4wt9-7DYqpK9N6cIh15dDWEv6Ft8NrOL6K/s320/43832381.jpg" width="219" /></a></span></div><span style="font-family: georgia;"><br /><b><br /></b></span><p></p><p><span style="font-family: georgia;"><i>Blurb: Lima belas tahun yang lalu, prima balerina Himemiya Mayumi tak sengaja menusuk dirinya sendiri hingga mati dalam usahanya menyerang Kurebayashi Reina, saat balet "Giselle" ditampilkan. "Giselle" pun menjadi judul terlarang<b> </b>dalam Tokyo Grand Ballet.</i></span></p><p><span style="font-family: georgia;"><i>Lima belas tahun kemudian, sebagai perayaan ulang tahun Tokyo Grand Ballet, "Giselle" diputuskan untuk ditampilkan kembali.</i></span></p><p><span style="font-family: georgia;"><i>Akan tetapi, saat mereka mulai mempersiapkan pertunjukkan, arwah Mayumi mulai muncul. Berbagai kecelakaan dan kejadian nahas pun terjadi beruntun.</i></span></p><p></p><p><span style="font-family: georgia;"><i>Sebenarnya mengapa arwah Mayumi kembali? Apa yang sebenarnya terjadi lima belas tahun silam?</i></span></p><p><span style="font-family: georgia;">***</span></p><p><span style="font-family: georgia;">Pertunjukan balet "Giselle" menjadi salah satu pertunjukan yang sangat dinantikan para penggemar. Pertunjukan ini ditampilkan di Tokyo Grand Ballet dan dulunya menjadi puncak kejayaan Tokyo Gran Ballet sekitar 15 tahun yang lalu. Sayangnya, sebuah kejadian mengubah semua. Pertunjukan itu memakan korban. Seorang bintang balet bernama Mayumi tewas saat pertunjukan itu dipentaskan. </span></p><p><span></span></p><a name='more'></a><p></p><p><span style="font-family: georgia;">Pihak opera lalu berinisiatif untuk kembali mementaskan Giselle kembali. Perannya akan dimainkan Reina yang saat ini menjadi bintang ballet di TGB. Entah kebetulan atu tidak, Reina juga pernah menggantikan Mayumi </span><span style="font-family: georgia;">15 tahun yang lalu</span><span style="font-family: georgia;">. Kejadian makin panas dengan desas-desus bahwa tewasnya Mayumi terjadi pada saat Mayumi bertengkar dengan Reina.</span></p><p><span style="font-family: georgia;">Selain Reina, ada juga Kanon yang akan memerankan Myrtha. Lalu ada Ranmaru, sahabat Kanon, yang memerankan Hillarion. Junko dan Yukiko, juga sahabat Kanon, akan memerankan The Willis. Sumpah ya, salah satu yang bikin saya nggak fokus baca novel Jepang ini ya karena nama-namanya. Kadang begitu mirip dan jenis gendernya tidak terlalu kentara. Apalai dengan tokoh yang banyak seperti ini bikin saya harus sering membuka lagi halaman depan.</span></p><p><span style="font-family: georgia;">Misteri hadir ketika latihan dimulai. Banyak rumor yang beredar bahwa arwah Mayumi kembali hadir. Ranmaru dan Reina mengaku telah melihat sosok Mayumi menari di studio latihan. Kemudian, korban pun jatuh satu per satu, dan masing-masing ternyata punya kaitan dengan masa lalu Mayumi.</span></p><p><span style="font-family: georgia;">Penulis satu ini memang jagonya ngetwist dan menulis misteri. Dunia balet yang mungkin asing bagi kebanyakan kita digarap dengan begitu detail serta entah bagaimana terasa sederhana. Meskipun dibanjiri berbagai istilah balet yang asli saya nggak tau itu apa tetapi tetap enjoy saja membacanya. Alurnya agak mirip dengan Scedulled Suicide yg memadukan unsur supranatural dengan kecerdikan manusia.</span></p><p><span style="font-family: georgia;">Dari lima halaman pertama, buku ini sudah membius pembaca. Khas Rikako lah pokoknya. Tapi, apa ya, menurut pendapat saya bagian dunia perbaletan ini kayak terlalu banyak dan terlampau tebal sehingga saya agak jenuh. Apalagi buku ini tebalnya hampir 400 halaman. Peristiwa seru baru mulai muncul di awal, lalu pengungkapan kasusnya hampir mepet di belakang. Tapi kok ya selesai dibaca dalam sehari ya buku ini, bagus sih.</span></p><p><span style="font-family: georgia;">Lagi-lagi, saya gagal menebak pelaku dan juga twistnya. Yang bikin gemes, penulis mengeluarkan senjata andalan ini dengan sambil lalu, tanpa ancang-ancang atau peringatan, eh ternyata itu twistnya. Saya sampai baca dua kali untuk menyakinkan diri bahwa itu memang twistnya.</span></p><div><br /></div>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-42316429752225905662024-02-23T00:30:00.009+07:002024-02-23T00:30:00.145+07:00Tintin dan Alph-Art<p><b><span style="font-family: georgia;">Judul: Ti</span><span style="font-family: georgia;">ntin dan Alph-Art</span></b></p><p><span style="font-family: georgia;"><b>Komikus: Herge - Rodier - Richard</b></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXGI3bIut3Yoz389cK10GZdMnFeJ7DMKqaPacpunXKXJH2r6R4Kmwvy1z4PGih5mG7yLz6mSwA3lpaAa4fxFHddVuYHqAxVlpfKFu_ZxSdcSWsxGMiz_Su8W-j4LUzwoBnG3ulIZFqR9Fe0KwVV0r1ZeGldikd27OPnCkuSXMkxLLRxXK-Cas837foyy81/s551/tintin.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="551" data-original-width="415" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXGI3bIut3Yoz389cK10GZdMnFeJ7DMKqaPacpunXKXJH2r6R4Kmwvy1z4PGih5mG7yLz6mSwA3lpaAa4fxFHddVuYHqAxVlpfKFu_ZxSdcSWsxGMiz_Su8W-j4LUzwoBnG3ulIZFqR9Fe0KwVV0r1ZeGldikd27OPnCkuSXMkxLLRxXK-Cas837foyy81/s320/tintin.jpg" width="241" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Edisi ini istimewa karena naskah dan gambar belum sempat diselesaikan karena Herge keburu wafat karena penyakit yang dideritanya pada Maret 1983. Banyak bagian yang masih berupa goresan kasar dan narasi pendek. Beberapa komikus dari penjuru dunia kemudian berusaha menyelesaikan dan mencoba menginterpretasikan bagaimana ending yang diinginkan Herge.</p><p><br /></p><p>Saya menemukan salah satu edisi ini di sebuah portal baca online, lengkap dengan ending yang kira-kira menurut komikus yang mencoba menyelesaikan karya Herge ini. Secara garis besar, di buku ini Tintin dan kapten Haddock menghadapi komplotan pemalsu karya seni yang berbasis di Eropa. Petualangan seru tapi "klise" ala Tintin masih tetap muncul, seperti Tintin yang berulang kali luput dari bahaya karena keberuntungan, juga entah berapa kali juga Tintin dipukul di kepalanya sampai pingsan. Juga Snowy yang berulang kali mencoba menyelamatkannya. Khas Tintin banget kan?</p><p>Banyak edisi lain yang membiarkan pembaca mengimajinasikan sendiri bagaimana ending dari seri ini. Dalam edisi yang saya baca ini, Tintin dan Kapten Haddock bertemu kembali dengan musuh bebuyutannya. Kemudian, seperti bisa ditebak, dengan keberuntungan mereka akhirnya selamat. Seluruh seri cerita Tintin pun TAMAT di edisi ini.</p><span><a name='more'></a></span><p>Tintin dan Alpha Art (Tintin et l'alph-art) menjadi buku ke-24 atau yang terakhir dari seri Petualangan Tintin. Sayang sekali seri ini tak tuntas diselesaikan oleh komikusnya, Herge. Ketika komik ini masih dalam bentuk sketsa dan narasinya sendiri masih belum selesai, Herge keburu meninggal di tahun 1983 akibat penyakit yang dideritanya. Seri Tintin dan Alpha Art pun dibiarkan berupa sketsa hitam putih.</p><p>Atas permintaan para penggemarnya, pada tahun 1986, Fanny Remi (istri Hergé) bersama penerbit Casterman dan La Fondation Herge akhirnya menerbitkan Tintin et l'alph-art dalam bentuk apa adanya berupa sketsa dan narasi ala kadarnya. Persis sebagaimana yang Herge tinggalkan sebelum wafat. Hal ini sesuai dengan amanat Herge bahwa Tintin tak boleh diselesaikan tanpa dirinya. Kemudian dalam rangka memperingati ulang tahun ke-75 Tintin pada tahun 2004, menerbitkan ulang Tintin et l'alph-artdengan menambahkan beberapa material tambahan yang baru ditemukan di tahun-tahun belakangan. Seluruh seri Tintin (total ada 24 judul) telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Penerbit Gramedia.</p><p>Uniknya, saya juga belum menemukan versi film kartun dari Tintin dan Alfa-Art ini. Jika teman-teman ada yang menemukan, bisa bantu kasih link di kolom komentar ya. Terima kasih Tintin, terima kasih Pak Herge.</p>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-15017491742095547872024-02-22T14:57:00.048+07:002024-02-22T14:57:00.145+07:00Aru Shah and the End of Time, Riordan ala Dewa Dewi India<p><b>Judul: Aru Shah and the End of Time</b></p><p><b>Pengarang: Roshani Chokshi</b></p><p><b>Penerjemah: Nadya Andwiani</b></p><p><b>Tebal: 444 hlm</b></p><p><b>Cetakan: 2019</b></p><p><b>Penerbit: Mizan Fantasi</b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUwxrmwu5uQgKtt5-4VlAbzGOofQdY9UOOpammTZdhqCCgHzP1nog_qhlGVUtPf5cQK0_JsXrOagkFX5DnQZ6Bl66qV6ntj_6R_GsYKK1oIH-UABLCztWER49UlXOZ00DeN5EMHEpf9n9M7cmqd85nmY4hvybigmxMhVHrz-IaDrVlMDaWSDlTn-U-wIyp/s404/43644507.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="404" data-original-width="266" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUwxrmwu5uQgKtt5-4VlAbzGOofQdY9UOOpammTZdhqCCgHzP1nog_qhlGVUtPf5cQK0_JsXrOagkFX5DnQZ6Bl66qV6ntj_6R_GsYKK1oIH-UABLCztWER49UlXOZ00DeN5EMHEpf9n9M7cmqd85nmY4hvybigmxMhVHrz-IaDrVlMDaWSDlTn-U-wIyp/s320/43644507.jpg" width="211" /></a></div><p>Aru Shah bukan seorang sosok anak biasa. Dia dikenal sebagai tukang bohong sehingga teman-teman sekolahnya pun menantangnya untuk menyalakan sebuah artefak terkarang di Museum Seni dan Kebudayaan India Kuno, yang merupakan tempat tingalnya. Aru terpancing dan dia pun menyalakan lilin terlarang. Aru menyalakan Pelita Bharata yang dapat membangunkan sang Penidur, sosok demon yang akan memanggil Betawa Siwa, sang Dewa Kehancuran. Entitas ini yang akan memberikan pesembahan tarian kepada dunia dan mendatangkan akhir zaman. Begitu pelita dinyalakan, waktu seakan berhenti. Aru serta Mini, dalam 9 hari harus mencari senjata langit untuk mengalahkan Sang Penidur. Jika tidak maka waktu akan berhenti total.</p><span><a name='more'></a></span><p>Dunia Aru pun berubah. Dia harus menerima konsekuensi dari perbuatan nekatnya ketika dewa-dewi dalam legenda Mahabharata menjelma nyata. Tetapi, peristiwa ini juga yang menjadikannya menyadari identitas dirinya sebagai putri (demigod) dari salah satu dewa terkuat yang pernah ada! Aru, bersama Boo, seekor merpati penjaga, dan Mini, demigod lainnya, bersatu untuk memasuki Kerajaan Kematian dan harus lolos dari sana hidup-hidup untuk mencari senjata yang dapat menghentikan berakhirnya masa. </p><p>Dua demigod yang merupakan anak dari dewa Dewi India kuno ini pun mendapat misi untuk menghentikan entitas kuno yg hendak membekukan dunia. Dalam perjalanan ajaib mereka, keduanya menemui berbagai entitas dan juga mahkluk ajaib yang bahkan saking ajaibnya malah jadi berbahaya. Sama seperti di Percy, dewa atau para Batara tidak boleh mencampuri (eh tetapi mereka memberikan senjatanya) perjalanan demigod dalam menyelesaikan misinya.</p><p>Secara cerita, Aru Shah novel fantasi yang seru. Tetapi, secara orisinalitas, dia terasa tidak orisinal. Dimaklumi karena memang seri ini dipandu oleh Rick Riordan dalam penggarapannya. Tidak heran jika dalam kisahnya terdapat elemen-elemen yang Rick Riordan banget.</p><p>1. Alur cerita berupa pencarian dengan batas waktu yang dahsyat (misalnya dunia bakal kiamat). Aru dan Mini, dua demigod India harus mencari senjata langit untuk mengalahkan Sang Penidur dalam waktu 9 hari. Atau jika tidak, dunia akan selamanya membeku dalam artian tidak bergerak karena terhentinya waktu.</p><p>2. Elemen humor yang Riordan banget. Dalam buku-buku beliau, Dewa-Dewi bertindak tidak ubahnya sosok manusiawi yang terutama sangat humoris. Walaupun banyak monster atau asura yang ganas dan berbahaya di buku ini, kebanyakan mereka masih memiliki rasa humor. Ini salah satu keunggulan cerita Riordan, bikin entitas tinggi jadi lebih manusiawi. Bayangkan Hanoman yang dicurhati perihal cowok cakep oleh Aru.</p><p>3. Elemen humor kekinian yang menyatu dalam cerita. Mini dan Aru begitu sering menyebut Wikipedia sebagai laman yg kelak mencatat perjalanan agung mereka. Walau belum sengakak para Nymph Yunani yang berswafoto demi banyak banyakan likes, unsur komedi kekinian di buku ini cukup menghibur.</p><p>Begitulah, buku ini memang bagus tetapi memang terasa tidak orisinal. Kita eh saya aja dink terus menerus teringat pada Rick Riordan dan betapa si penulis novel ini berulang kali berusaha keras meniru humornya.</p><p>Untungnya, setting dari dewa Dewi India di buku ini juara. Kita mungkin lebih dekat dengan mitologi Hindu ketimbang Yunani (yang masa kecilnya nonton Mahabharata dan Ramayana di TPI ngacung hayoo) karena itulah banyak istilah yang dekat. Misalnya saja Siwa, Hanoman, dan Rama. Tetapi, tenryata masih banyak yg belum kita eh saya ketahui dalam mitologi Hindu. Buku ini banyak menjelaskan sisi sisi tersebut. </p><p>Selanjutnya, seperti standar buku-buku Riordan, yang berarti buku ini memang bagus.</p>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-14497038841739976072024-02-21T00:30:00.001+07:002024-02-21T19:19:14.567+07:00Drama Mangir karya Pramoedya Ananta Toer<p><b>Judul: Drama Mangir</b></p><p><b>Pengarang: Pramoedya Ananta Toer</b></p><p><b>Tebal: 200 halaman, Paperback</b></p><p><b>Terbit: January 1, 2011 </b></p><p><b>Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia</b></p><p><b>ISBN: 9789799103642</b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieEHGhTCazQXsRGil-p_hhgF9ZkiH8mO0Qa31e04nMfO8Hrytp5Xcw_YqJQaAC-705SziWHzkGXO3pGGyw-cttW3nLq_Fu3Ue4DqTTWhJzpebpHCz_CMtrwTgPIXZVthJr-oZreYbQoBO2cCGbaDgP8Ef5qTGefbKpuF3CT6ZYhMySVN1PTnUbpGzr8IAW/s751/12838503.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="751" data-original-width="500" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieEHGhTCazQXsRGil-p_hhgF9ZkiH8mO0Qa31e04nMfO8Hrytp5Xcw_YqJQaAC-705SziWHzkGXO3pGGyw-cttW3nLq_Fu3Ue4DqTTWhJzpebpHCz_CMtrwTgPIXZVthJr-oZreYbQoBO2cCGbaDgP8Ef5qTGefbKpuF3CT6ZYhMySVN1PTnUbpGzr8IAW/s320/12838503.jpg" width="213" /></a></div><br /><p><br /></p><p style="text-align: center;"><i>Setelah Majapahit runtuh pada 1527. Jawa kacau balau dan bermandi darah. Kekuasaan tak berpusat, tersebar praktis di seluruh kadipaten, kabupaten, bahkan desa. Perang terus-menerus menjadi untuk memperebutkan penguasa tunggal. Permata-permata kesenian, baik dibidang sastra, musik, dan arsitektur tidak lagi ditemukan. Selama hampir satu abad jawa di kungkung oleh pemerintah teror, yang berpolakan tujuan menghalalkan cara.</i></p><p>Saat berkunjung ke situs watu Gilang di Kota Gede tahun 2003, saya baru mendengar legenda tentang Ki Ageng Mangir ini. Kaget juga mendengar kisah tragis dari era awal Mataram tahun 1500an ini. Konon, watu gilang adalah batu yang digunakan Panembahan Senopati untuk membenturkan kepala menantunya, Ki Ageng Mangir hingga tewas. Ketika itu menantunya sedang dalam posisi bersujud mencium kaki sang mertua yang tengah duduk di atas batu.</p><span><a name='more'></a></span><p>Lebih kaget lagi liat makam Ki Ageng Manggir yang diposisikan agak unik. Makamnya dibelah tembok, bagian perut sampai kaki berada dii dalam benteng sebagai lambang dia adalah anggota trah Raja Mataram, sementara badan dan kepalanya di luar sebagai lambang dia seorang pengkhianat. Membaca drama Manggir ini saya seperti mendapat titik terang tentang kemana harus berposisi dalam memandang konflik rumit yang hampir hampir menjadi mitos dalam sejarah berdirinya kerajaan Mataram Islam ini. Kekuasaan begitu rupa menggoda hingga anak cucu pun jadi tumbalnya.</p><p>Awal kekuasaan Mataram Islam diraih dengan pertumpahan darah, intrik politik, dan pergiliran kekuasaan. Peristiwa Pembunuhan Raden Rangga oleh ayahnya sendiri, Panembahan Senopati, juga menjadi bagian dari sejarah berdarah Mataram. Nama ini begitu dekat karena nama sang pangeran dijadikan nama lapangan utama di Kecamatan Kalasan. Gusti Pembayun juga merupakan putri sulung Panembahan Senopati yang didapuk sebagai Telik sandi. Dengan menyamar sebagai ronggeng tayuplb, dia merayu Ki Ageng Manggir yang menguasai Perdikan Manggir dan tidak mau tunduk pada kekuasaan mataram. Daerah merdeka kecil di kawasan Kasihan Bantul ini menjadi duri dalam daging bagi Mataram di Kota Gede yang bercita cita menguasai seluruh Jawa.</p><p>Menarik melihat pandangan Pram yang menyebut Perdikan Manggir sebagai sebuah republik kecil di mana semua warga sama dan setara. Sebagaimana di BM, Pram dengan halus menyindir feodalisme Jawa yang selama ini mungkin orang banyak enggan mengkritik karena takut kualat kepada rajanya. Tetapi dari drama ini, Pram seperti hendak menunjukkan bahwa seorang raja besar pun memiliki episode gelapnya sendiri, bahwa kekuasaan juga sering dibangun dengan darah dan air mata. Tidak ada yang sempurna, bahkan seorang raja sekalipun. Bahkan Ki Ageng Manggir pun adalah manusia biasa yg takluk dengan pesona wanita. Drama Manggir ini membuat sejarah Mataram Jawa terasa lebih manusiawi dan terpahami.</p><p>Sebagaimana Pram, kita wajib juga mengucapkan terima kasih kepada Gereja Katolik Namlea, Buru, dan Universitas Cornell, Ithaca, Amerika Serikat, yang menyelamatkan karya ini sehingga buku ini bisa kita baca saat ini.</p><p><span style="background-color: white; color: #181818; font-family: Merriweather, Georgia, serif; font-size: 14px;">“Yang tak berdarah mati. Yang kekurangan darah lemah. Hanya yang berlumuran darah saja perkasa. Ada adinda dengar? Perkasa! Dan hanya si lemah berkubang dalam air matanya sendiri. (Tumenggung Mandraka)”</span></p>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-43226325903146303592024-02-20T01:00:00.002+07:002024-02-20T08:15:58.718+07:00Rahasia DNA<p><b>Judul: Rahasia DNA</b></p><p><b>Penyusun: Kazuo Murakami</b></p><p><b>Tebal: 188 hlm</b></p><p><b>Terbit: 2020 </b></p><p><b>Penerbit: Gramedia Pustaka Utama</b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxtUqoA4gRWUoAQ8vKwoSIjSmq1iZA-fl-LtSpSyLTlf_P4-W0GNWJ1G-AyKzC7WBlo_CMFhLxtIyK6yC70IcbwjIyW7tUaZJxTDcMuZj5QOzwB9U5jOaTK14QDeoo6PQJwpoapFKjGsvMEtqV2Rz0oWR6s_Ept6Lq4EEcSvxWQfB5W0sIztoOZ3hHwCo_/s907/54472487.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="907" data-original-width="650" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxtUqoA4gRWUoAQ8vKwoSIjSmq1iZA-fl-LtSpSyLTlf_P4-W0GNWJ1G-AyKzC7WBlo_CMFhLxtIyK6yC70IcbwjIyW7tUaZJxTDcMuZj5QOzwB9U5jOaTK14QDeoo6PQJwpoapFKjGsvMEtqV2Rz0oWR6s_Ept6Lq4EEcSvxWQfB5W0sIztoOZ3hHwCo_/s320/54472487.jpg" width="229" /></a></div><p><br /></p><p>Gen adalah, menurut buku ini, sumber informasi yang menentukan siapa diri kita. Ilmuwan sudah berhasil membaca seluruh genom manusia, yang jumlahnya sekitar 3 miliar. Tapi, genom baru berhasil dibaca, sementara maknanya masih harus diteliti. Hal yg mengejutkan, jumlah genom manusia hanyalah dua kalinya jumlah genom lalat. Dan temuan lain adalah gen juga bisa diatur untuk padam dan menyala dalam menanggapi sesuatu.</p><span><a name='more'></a></span><p>Selama ini, kita diasupi informasi bahwa ada sejumlah hal yang memang tidak dapat diubah karena sudah dari gennya. Misalnya saja kepandaian dan risiko terkena penyakit turunan. Tenryata, faktor lingkungan juga memiliki persentase besar alias gen yang tidak dapat diubah ini bisa manyala atau padam karena faktor lingkungan. Misalnya, seorang yang tidak memiliki faktor risiko terkena kanker, tapi karena dia merokok (faktor lingkungannya adalah dia yang merokok) maka gen penyebab kankernya ikut menyala. Ada pula anak miskin yang kurang pandai. Tapi karena dia punya guru dan ortu yang luar biasa sehingga lingkungannya mendukung, maka gen pandai dalam otaknya akan menyala sehingga menjadikan dia pandai.</p><p>Berbeda dengan tulisan lain tentang gen yg cenderung meniadakan peran sang Pencipta, penulis buku ini mengakui keberadaan Sesuatu yang Agung yang telah menulis heliks ganda seindah yang ada dalam tiap gen di tubuh kita. Bahwa semua gen bisa menyala dan padam dengan tujuan yang begitu terencana dan teratur menunjukkan bahwa tidak ada yang namanya kebetulan di alam semesta ini. Termasuk dalam penciptaan hal hal terkecil seperti gen hingga keteraturan benda benda langit di alam semesta.</p><p>Penulisan buku ini entah kenapa sepertinmelompat-lompat. Subjek, predikat, keterangan, objek kadnag tertukar tempatnya sehingga kurang nyaman dan mengalihkan fokus pembaca untuk memahami isinya yang lumayan berat. Setelah saya cek, ternyata buku ini adalah terjemahan langsung dari bahasa Jepang jadi mungkin saja memang terjemahannya meniru sistem penulisan Jepang yang terkesan "patah-patah". Walau begitu, masih bisa diikuti dan dibaca kok walau memang kudu fokus bacanya, tidak seperti pas membaca seri miracle of water yang temanya mirip mirip.</p><p>Jika dibandingkan dengan buku-buku Barat bertema mirip, buku ini jauh lebih sederhana, lebih minim referensi, dan lebih mudah dicerna. Penjelasannya tidak detail dengan ratusan referensi dan catatan kaki khas buku terjemahan, lebih seperti penulis seolah sedang memberikan kuliah umum tentang DNA dengan bahasa yang ringan plus berbagi pengalaman praktis. Dengan demikian, buku ini cocok dibaca awam sebagai pengantar umum untuk tahu lebih banyak tentang DNA demi kesehatannya. Untuk bacaan lebih lanjut bisa merujuk pada buku <a href="https://www.goodreads.com/book/show/4591.Genome?ref=nav_sb_ss_1_6">Genome</a> karya Matt Ridley.</p>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-27877110286859024562024-02-19T01:00:00.000+07:002024-02-19T01:00:00.311+07:00Kembang Sepasang<p><span style="font-family: georgia;"><b>Judul: Kembang Sepasang, Kumpulan Puisi</b></span></p><p><span style="font-family: georgia;"><b>Penyair: Gunawan Maryanto</b></span></p><p><span style="font-family: georgia;"><b>Teal: 86 hlm</b></span></p><p><span style="font-family: georgia;"><b>Cetakan: 2017</b></span></p><p><span style="font-family: georgia;"><b>Penerbit: Grasindo</b></span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzQ8Uj_RLwYMEc5y1ScLd0iZXJL5_vbm7ce8S4y4sB6tfPB_7HzSxz0KPlN4nN5ZebfbGC45k2TmIQL9fbPyfDPLxxYO_NUNSmwW-ykn2lv0AOTupLUKOwjhWK8e_48z13Ytyj-hy1uPXOXVbIxjO6aOqO7zWZ9nT3hfEVyIq142qdvEoL8vlAZnVpA_fA/s471/35873684._SX318_.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="471" data-original-width="318" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzQ8Uj_RLwYMEc5y1ScLd0iZXJL5_vbm7ce8S4y4sB6tfPB_7HzSxz0KPlN4nN5ZebfbGC45k2TmIQL9fbPyfDPLxxYO_NUNSmwW-ykn2lv0AOTupLUKOwjhWK8e_48z13Ytyj-hy1uPXOXVbIxjO6aOqO7zWZ9nT3hfEVyIq142qdvEoL8vlAZnVpA_fA/s320/35873684._SX318_.jpg" width="216" /></a></div><br /><p></p><p><span style="font-family: georgia;">Pertama kali mengenal puisi-puisi beliau di buku Sejumlah Perkutut Buat Bapak. Unik sekaligus kental sekali suasana Jawanya. Dari beragam perkutut yang saya kira satu itu ternyata bisa dipuisikan sesuai makna dan keistimewaannya. Bagian pertama dari buku kumpulan puisi ini juga menggunakan teknik yang sama. Tetapi temanya tentang anak-anak spesial yang dalam budaya Jawa konon harus diruwat agar tidak "dimakan" Betara Kala dengan mengadakan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk. Di tangan sang penyair, kedhono-kedhini, ontang anting, sendang kapit pancuran dan pancuran kapit sendang; semuanya dimaknai lewat jalur puitis.Ada juga puisi-puisi yang berangkat dari pemaknaan akan bulan-bulan dalam budaya Jawa, dari April sampai kembali ke Maret lagi.</span></p><p><span></span></p><a name='more'></a><p></p><p><span style="font-family: georgia;">Ada lima bagian puisi dalam buku ini, yaitu :</span></p><p><span style="font-family: georgia;">1. beberapa sajak perihal anak</span></p><p><span style="font-family: georgia;">2. magical thought</span></p><p><span style="font-family: georgia;">3. yang berlaku sepanjang tahun</span></p><p><span style="font-family: georgia;">4. berguru pada bayang-bayang</span></p><p><span style="font-family: georgia;"></span></p><p><span style="font-family: georgia;">5. yang terlepas dan tak tuntas</span></p><p><br /></p><p><span style="font-family: georgia;"><i>galeri ini hanya mengenal suaramu</i></span></p><p><span style="font-family: georgia;"><i>--yang membaca puisi ini diam-diam</i></span></p><p><span style="font-family: georgia;"><i>dalam jeda nafasmu, ia seperti bahagia. </i>(hlm. 21)</span></p><p><span style="font-family: georgia;">Ada juga beberapa puisi yang akan membawa pembaca ke masa kecil dulu dengan dongengan orang tua, bahwa Dewi Sri akan menangis ketika kita makan tetapi nasinya tidak dihabiskan. Dongeng ini ternyata kalau ditelaah lagi, memiliki nilai yang mendalam. Betapa beras adalah makanan pokok yang berharga dan jangan sampai disia-siakan dengan tidak dihabiskan.</span></p><p><span style="font-family: georgia;">Beberapa puisi lainnya adalah penjabaran <i>Anak Sukerta, Pranata Mangsa</i>, dan beberapa kisah pewayangan tapi disampaikan lewat wujud puisi. </span><span style="font-family: georgia;">Jujur, puisi-puisi beliau memang lumayan bikin mikir karena dibutuhkan pengetahuan dasar mengenai subjek yang sedang dipuisikan agar pembaca bisa menikmati puisi tersebut seutuhnya. Setidaknya, pengetahuan dasar tentang kawruh basa Jawa akan sangat berguna untuk bisa menikmati puisi-puisi di buku ini.</span></p><p><span style="font-family: georgia;">Sugeng tindak, penyair hebat.</span></p>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-37139764330577074102024-02-18T07:03:00.014+07:002024-02-18T18:33:54.231+07:00Adulthood is a Myth<p><b> Judul : Adulthood is a Myth</b></p><p><b>Penyusun: Sarah Andersen</b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir-KmEG9lqGXDakNrJM_sHFcwKXL3-3ogFBMsw49otrxRINX4CUBBM7krk9ep-lZDFriqcht0DJsLZVESQq1r0HpTnMnh9uErGYnAoI2eycTUC63VdsCvPd7UuoqVKDMLvwRsYwNwYam5xbxhLb5BEKuRT4bba6HeUf3K9BVdSLPRIe_4X1pSDQ87Nq2A1/s901/Screenshot_20240218-183158_Instagram.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="901" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir-KmEG9lqGXDakNrJM_sHFcwKXL3-3ogFBMsw49otrxRINX4CUBBM7krk9ep-lZDFriqcht0DJsLZVESQq1r0HpTnMnh9uErGYnAoI2eycTUC63VdsCvPd7UuoqVKDMLvwRsYwNwYam5xbxhLb5BEKuRT4bba6HeUf3K9BVdSLPRIe_4X1pSDQ87Nq2A1/s320/Screenshot_20240218-183158_Instagram.jpg" width="256" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Apa arti menjadi dewasa? Menjadi dewasa adalah melakukan hal-hal yang kadang nggak banget. Sarah Andersen dengan jenaka menggambarkan bagaimana menjadi dewasa dengan tidak bersikap dewasa. Ini kita banget! Misalnya, sudah tahu besok harus kerja dan berangkat pagi, eh malah begadang sampai jam satu. Atau, kita tau olahraga itu penting tp masalahnya kita harus "berolah raga" dan itu capek hahah. Atau, jangan banyak makan kalau mau langsing. Masalahnya, makan makanan enak itu enak! Terus gimana dong? </p><span><a name='more'></a></span><p><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEix3l2_EF1RLJ0NtcorJ_SMsRx3B0q1hEcfVDSiBGRWEMRPtDPlHRAdPtnew7CK4DZL830jSSMqQEyVo0DQwd8QS_cC-XUOvPp0GQ0UkpkGDb3-IzOL4u3A_U9HdHyv9_iDx_dpc7BnlnrGzxVsdHJlouRW7v8hzBzBzX_5chMB79J2GGHNdIO5RWcpm9ce/s597/adul%204.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="597" data-original-width="431" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEix3l2_EF1RLJ0NtcorJ_SMsRx3B0q1hEcfVDSiBGRWEMRPtDPlHRAdPtnew7CK4DZL830jSSMqQEyVo0DQwd8QS_cC-XUOvPp0GQ0UkpkGDb3-IzOL4u3A_U9HdHyv9_iDx_dpc7BnlnrGzxVsdHJlouRW7v8hzBzBzX_5chMB79J2GGHNdIO5RWcpm9ce/s320/adul%204.jpg" width="231" /></a></div><br /><p>Membaca kumpulan komik strip di buku ini seperti membaca apa yang ada dalam pikiran kita ketika kita sedang/hendak melakukan sesuatu (dan biasanya keduanya saling berkebalikan). Ibaratnya gini Wir, kita lagi males ngomong tapi mendadak ketemu teman lama di jalan. Apa yang bisa dilakukan? Agar dianggap "dewasa", kita harus mau basabasi dan bersikap ramah (padahal dalam hati capek dan pengen teriak).</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-tJfNtpHkNJhNGwNBJ90rgPwOjruSSkC21wamaK0pZr680a3reI9F0_rapwe3yV34wfj_U6__6uOXvuRQq72vV9XHxeQeu7N1709FZbC2cYt_1c85pwOAFyqWL0OnR6v8XeRZkmFRWNMPfvpeHPC1oMx2P4dp6ksaLWXz6oKnfyYGbvOH8bNbPX01pNJV/s613/adult%202.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="613" data-original-width="425" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-tJfNtpHkNJhNGwNBJ90rgPwOjruSSkC21wamaK0pZr680a3reI9F0_rapwe3yV34wfj_U6__6uOXvuRQq72vV9XHxeQeu7N1709FZbC2cYt_1c85pwOAFyqWL0OnR6v8XeRZkmFRWNMPfvpeHPC1oMx2P4dp6ksaLWXz6oKnfyYGbvOH8bNbPX01pNJV/s320/adult%202.jpg" width="222" /></a></div><p> Memang, menjadi dewasa dan jadi orang yang lebih baik itu tidak mudah, tapi kadang itu baik buat kita ke depannya. Jadi gimana? Ya begini, dalam hidup ini memang ada hal-hal yang walau kita tidak suka tapi kita cuma harus menjalaninya saja--mau tidak mau. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjk_LnsHwEpvYjY3Mf42penNSNWFqgUsMa0oTjhcvJqK5vLpWgNB8LffZYg4JJ3mBP7O_kKwo_4Vy-JXCHts-1jXg1Gti1EBd74IGS-24AubxqKrVqPh0eUPoOvpeaSyJUdLAOk2FrqL6bzRL1YMZiKUGswXDS1yGQIiQ2a1bZT9Ju09ZrlXJDm91NUhR_C/s601/adl%203.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="601" data-original-width="511" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjk_LnsHwEpvYjY3Mf42penNSNWFqgUsMa0oTjhcvJqK5vLpWgNB8LffZYg4JJ3mBP7O_kKwo_4Vy-JXCHts-1jXg1Gti1EBd74IGS-24AubxqKrVqPh0eUPoOvpeaSyJUdLAOk2FrqL6bzRL1YMZiKUGswXDS1yGQIiQ2a1bZT9Ju09ZrlXJDm91NUhR_C/s320/adl%203.jpg" width="272" /></a></div><p>Anggap aja gambar - gambar di buku ini sebagai pelampiasan sementara untuk rasa kesal yang muncul karena "tidak menjadi diri sendiri" ketika kita bersikap dewasa. Jadi dewasa itu mitos? Bisa jadi. Tetapi, buku ini dengan kocak menggambarkan kalau kita bisa tetap menjadi dewasa dengan tidak terlalu serius.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4ryt07Vj_T6H7RaELytPs-wlE-DwxJX__sW8GXwy8N-6rWTflZV6_T5UyAarkbcjxPT4K4gdw-Iw93yoF_JvQX13kDt92GLIRjAvkmytOLW925ITReN_ZJeurbnid63-UaHq3W9osneY7M7V5D8vboaW73MV1jWgkCRAKFUZLwFO2-4hOc6O6koDor01s/s615/adult%201.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="615" data-original-width="443" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4ryt07Vj_T6H7RaELytPs-wlE-DwxJX__sW8GXwy8N-6rWTflZV6_T5UyAarkbcjxPT4K4gdw-Iw93yoF_JvQX13kDt92GLIRjAvkmytOLW925ITReN_ZJeurbnid63-UaHq3W9osneY7M7V5D8vboaW73MV1jWgkCRAKFUZLwFO2-4hOc6O6koDor01s/s320/adult%201.jpg" width="231" /></a></div><br /><p><br /></p>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-64606555347896751102024-02-17T01:00:00.032+07:002024-02-18T18:34:47.553+07:00Kimia Kuliner<p><span style="font-family: georgia;"><b>Judul: Di Balik Beras Plastik, Tahu Plastik, dan Kluwek!</b></span></p><p><span style="font-family: georgia;"><b>Penulis: Harry Nazarudin</b></span></p><p><span style="font-family: georgia;"><b>Tebal: 126 halaman, Paperback</b></span></p><p><span style="font-family: georgia;"><b>Cetakan: Pertama 2015 </b></span></p><p><span style="font-family: georgia;"><b>Penerbit: Literati</b></span></p><p><span style="font-family: georgia;"><b>ISBN<span style="white-space: pre;"> </span>9786028740470</b></span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgo4EfiY7S8LLohAbUKGINLa3QnxUowKtPSovhK_c21d_91Y0xXPM4Lxj3-UsiQGqbt8EN_5Lg1s_JpRXXB_vIxma4BUXKZiPczWC7IG1m3QjsmjbjCQlnA3eeAzKUNUAJGGGDCio7pY5S7swJeq_izvTpOYc5Ac1hT7Vkb_gzyXoWDPsXR1MoZJGo-4Yr2/s849/Screenshot_20240218-183206_Instagram.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="849" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgo4EfiY7S8LLohAbUKGINLa3QnxUowKtPSovhK_c21d_91Y0xXPM4Lxj3-UsiQGqbt8EN_5Lg1s_JpRXXB_vIxma4BUXKZiPczWC7IG1m3QjsmjbjCQlnA3eeAzKUNUAJGGGDCio7pY5S7swJeq_izvTpOYc5Ac1hT7Vkb_gzyXoWDPsXR1MoZJGo-4Yr2/s320/Screenshot_20240218-183206_Instagram.jpg" width="271" /></a></div><br /><span style="font-family: georgia;"><br /></span><p></p><p><span style="font-family: georgia;">Memasak sejatinya adalah sebuah proses kimiawi. Ada proses kimia ketika daging menjadi matang luar dalam dan berubah menjadi gurih setelah dicemplungkan dalam minyak yang titik didihnya mencapai 200 derajat Celcius. Tetapi, daging belum tentu matang di bagian dalam jika hanya direbus dengan air karena air akan mendidih di suhu 100 derajat. Inilah kenapa, daging ayam direbus dulu sebelum digoreng. Selain untuk membunuh kuman, ya biar matang maksimal luar dalam. </span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: georgia;"><i>"Pada hakikatnya, bagi kebanyakan kami, kimia bukanlah ihwal yang sulit-sulit amat--melainkan sulit banget." (Bondan Winarno)</i></span></p><p><span></span></p><a name='more'></a><p></p><p><span style="font-family: georgia;">Ini salah satu penjelasan tentang kimia kuliner di buku ini. Di dalamnya masih ada penjelasan kimiawi tentang sejumlah makanan seperti pueyeum, proses bikin air mineral, juga tentang dua isu yg sempat viral beberapa tahun lalu tentang beras plastik dan gorengan yg dicampur plastik agar lebih renyah. Kenapa air mineral kayak ada manis manisnya? Bagaimana biji kluwek bisa berubah hitam dan racun sianidanya bisa bilang sehingga kita bisa bikin rawon yg nikmat? Ternyata singkong mengandung kadar sianida yang tinggi dan bagaimana leluhur kita punya cara ampuh untuk menghilangkannya? </span></p><p><span style="font-family: georgia;">Semua isu kuliner yang pernah marak dibahas singkat tapi tetap mengesankan. Tidak perlu menjadi seorang ahli kimia untuk bisa tahu bagaimana proses memasak daging atau mengapa kita tidak bisa mengoreng dengan air biasa padahal air dan minyak goreng sama-sama zat cair. Paling menarik adalah tentang perbedaan antara baking powder dan baking soda. Selama ini kita mungkin sudah tahu kalau dua bahan itu berbeda tetapi saya nggak nyangka kalau bedanya bisa seberbeda itu.</span></p><p><span style="font-family: georgia;">Selain penjelasan singkat, ada juga resep dan sedikit curcol penulis. Gaya penulisannya juga luwes, mirip gaya tulisan di mailing list yang dulu sempat populer. Ini yang bikin buku ini terasa enak banget diaca karena selain disampaikan ahlinya, juga dibawakan dengan santai dan kocak mengakak. Satu kalimat untuk buku ini: tipis tapi banyak ilmunya.</span></p>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-61573227630671609252024-02-16T08:29:00.003+07:002024-02-16T08:29:41.239+07:00Revolusi Makan <p><b> Judul: Revolusi Makan</b></p><p><b>Penyusun: Hiromi Shinya</b></p><p><b>Penerbit: Qanita</b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL30wzrTmzDBHZaCz1NkLIAu0_4TzOr18Swwhi9lN3sd9TSdsA_bs3OImKMQqBtcXJ1PxiLcCYbpvUsBmTswhp0etLXi64sQag5Q2kzHtSxaMVnAgpgpBT6xu0nRBGE9f63-q9BJpGBMLMEmy32PHaTVBfL3Pr1U9_QevN4GEoXlEMAISitgj1CC6oUZIK/s887/Screenshot_20240216-082204_Instagram.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="887" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL30wzrTmzDBHZaCz1NkLIAu0_4TzOr18Swwhi9lN3sd9TSdsA_bs3OImKMQqBtcXJ1PxiLcCYbpvUsBmTswhp0etLXi64sQag5Q2kzHtSxaMVnAgpgpBT6xu0nRBGE9f63-q9BJpGBMLMEmy32PHaTVBfL3Pr1U9_QevN4GEoXlEMAISitgj1CC6oUZIK/s320/Screenshot_20240216-082204_Instagram.jpg" width="260" /></a></div><p>Buku ini agak kurang umum. Dalam artian, apa apa yang dipaparkan Dr. Hiromi agak berbeda dengan anjuran diet yang selama ini kita kenal. Tapi sebenarnya prinsip dasarnya sama. Salah satunya, beliau menyarankan makan makanan enak karena makan harus dinikmati. Memakan makanan tanpa menikmatinya hanya akan menghasikan diet yang menyiksa. Jika ini dikaitkan dengan buku #DietKenyang karya Hughes, bisa jadi benar karena Hughes menyarankan semacam afirmasi positif di pikiran agar kita menyukai makanan sehat tapi tidak enak rasanya itu. </p><span><a name='more'></a></span><p>Tulisan Dokter Hiromi Shinya menggambarkan dengan sederhana perbedaan besar antara pengalaman nyata bertahun-tahun dan temuan bidang kesehatan di berbagai jurnal. Buku ini dengan nyaman mengindikasikan bahwa fisik setiap orang itu berbeda-beda, jadi penanganan 'bagaimana hidup sehat' antara satu dengan yang lain bisa jadi berbeda. Contohnya, ada orang yang cocok dengan olahraga berat, sementara lainnya cukup olahraga ringan tapi rutin. Penulis bahkan lebih menyarankan jalan kaki santai ketimbang lari terengah-engah. Kuncinya pada rutin dan sesuai kapasitas tubuh masing-masing.</p><p>Buku ini terutama berfokus pada usus sebagai otak kedua (seperti iklan susu itu) karena kesehatan seseorang sangat bergantung pada apa yang dia makan. Ia menyarankan untuk lebih banyak mengonsumsi makanan segar yang belum diolah, banyak minum air mineral, dan (yang agak susah) minum ramuan kuncup bunga dan melakukan enema kopi (harus pake kopi berkualitas tinggi). Beberapa sarannya mungkin lebih cocok diterapkan di masyarakat negara maju, tapi setidaknya kita bisa menjalankan saran-saran lainnya yang masih bisa kita lakukan. Ini dia:</p><p>1. Minum 1,5 - 2 liter air sehat tiap hari (air sehat loh)</p><p>2. Puasa pagi (cukup makan buah, sayur, dan jus; baru siangnya makan nasi + lauk)</p><p>3. Mencoba beras merah</p><p>4. Mengerakkan badan secara rutin dan SESUAI KEMAMPUAN</p><p>5. Detoksifikasi hati dengan bersyukur dan menyayangi</p><p>6. Menikmati makanan yang kita makan, apa pun itu.</p><p>Kopi ternyata bermanfaat, sementara produk turunan susu malah berbahaya bagi saluran pencernaan. Ini agak bikin kaget sih. Tapi, dari pembacaan buku ini, bisa diambil satu kesimpulan utama: makan makanan raw atau sealami mungkin atau yang diproses paling sedikit. </p>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-90506158023661386602024-02-15T09:12:00.016+07:002024-02-15T20:15:17.156+07:00Wisata Hits di Jogja<h2 style="text-align: left;"><div style="text-align: center;"><b>Judul: Wisata Hits di Jogja</b></div><b><div style="text-align: center;"><b>Penyusun: Anton Prabu Semendawai dan N.H. Sudibyo</b></div></b></h2><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHSsYvpyay2X_VFZpIvm2UZUfjs5uynEMqDSWz1me2d6UfcKOmunhUeyRTRhzJ1T33yIPjov-UDrFPnGTnl5rkr31t_eglFSDzUbg0kCeV0z9gLXKJIN2s85Ifdy_3HDOJjliJCLR1Qk4COhrjCNeXOYBALJN1B48TZcKoTbPz2x-0QYVi5m3wPDBxqXIl/s623/WISATA%20HITS.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="623" data-original-width="424" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHSsYvpyay2X_VFZpIvm2UZUfjs5uynEMqDSWz1me2d6UfcKOmunhUeyRTRhzJ1T33yIPjov-UDrFPnGTnl5rkr31t_eglFSDzUbg0kCeV0z9gLXKJIN2s85Ifdy_3HDOJjliJCLR1Qk4COhrjCNeXOYBALJN1B48TZcKoTbPz2x-0QYVi5m3wPDBxqXIl/s320/WISATA%20HITS.png" width="218" /></a></div>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kota Yogyakarta mempunyai
potensi objek wisata, letak geografis yang strategis, serta sarana dan
prasarana yangmendukung sebagai kota tujuan wisata. DIY memiliki luas
tersempit setelah Provinsi DKI Jakarta. Namun demikian, hal tersebut
tidak membuat DIY menjadi daerah yang kecil dalam bidang pariwisata,
karena buktinya propinsi ini mampu menyandang predikat kedua
sebagai daerah tujuan wisata setelah Provinsi Bali. Dalam libur Nataru
2024, Jogja bahkan melesat menyalip Bali dan menjadi kota tujuan wisata paling
favorit.</span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Keberhasilan Jogja tidak
lepas dari promosi yang gencar. Salah satunya promosi dari mulut ke mulut dan
juga lewat media sosial. Kepuasan, trust dan commitment dapat menciptakan
word of mouth yang positif bagi pelanggan. Pelaku usaha harus terus
berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen guna untuk
menciptakan pengalaman positif bagi konsumen sehingga
menimbulkan respon emosional yang dirasakan selama mendapatkan apa yang
sesuai dengan harapan mereka.</span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span></span></p><a name='more'></a><p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Georgia, "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jogja sebagai Kota Wisata
Kuliner </span></b><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tujuan makan tidak hanya
untuk mengenyangkan perut, tetapi merupakan sebuah pengalaman. Orang
sekarang makan di luar selain cari enaknya juga penasaran dengan
viralnya. Pembelanjaan kuliner untuk wisatawan nusantara merupakan
pengeluaran terbesar kedua setelah akomodasi, sedangkan untuk wisatawan
mancanegara menduduki peringkat keempat setelah Biro perjalanan
wisata, produk kerajinan, dan akomodasi</span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Wisata kuliner
menjadi salah satu wisata unggulan di Kota Yogyakarta karena
berkarakteristik urban tourism, tidak memiliki potensi wisata
alam. Pariwisata kuliner merupakan perjalanan yang direncanakan untuk
menemukan makanan dan minuman, serta mendapatkan pengalaman gastronomi
yang berkesan. Kenapa wisata kuliner harus diseriusi, karena: Pengeluaran
untuk makanan mencapai sepertiga dari total pengeluaran
perjalanan pariwisata itu sendiri, di mana makanan lokal menjadi
komponen utama dalam sebuah aktivitas wisata dan industri
pariwisata (Kivela & Crotts, 2005).</span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Beberapa kendala yang
dihadapi dalam pengembangan pariwisata kuliner di Kota Yogyakarta yakni
akses jalan yang relatif sempit, kesulitan area parkir, sarana prasarana
yang belum memadahi, dan belum optimalnya dukungan masyarakat. Isu kuat
yang melekat di Kawasan wisata Malioboro yakni harga kuliner yang tidak
wajar sehingga menjadipenghalang bagi wisatawan yang ingin menikmati kuliner
di sepanjang jalan Malioboro. Hal ini disebabkan oleh
perilaku sebagian pelaku usaha pariwisata yang mementingkan keuntungan
jangka pendek, tanpa memperhatikan citra pariwisata Kota Yogyakarta dalam
jangka panjang.</span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam
upaya pemasaran, pemerintah daerah perlu mengajak <i>influencer </i>dan akun-akun
publik besar yang berkecimpung pada bidang kuliner. Langkah ini dinilai
sangat efektif dan memiliki daya jangkau yang luas. Sejarah
dan budaya Kota Yogyakarta dapat diceritakan melalui berbagai kuliner
yang ditawarkan, melalui <i>storytelling </i>di balik
produk kuliner. Inovasi produk harus dilakukan tanpa meninggalkan
keaslian sebagai identitas budaya. Contoh bagus adalah bakpia dengan aneka
isian yang menyesuaiakan selera kekinian tapi tetap sesuai pakem tradisionalnya.</span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Georgia, "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kota Yogyakarta sebagai
Kota Gastronomi</span></b><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kota Yogyakarta mempunyai
potensi untuk dikembangkan sebagai kota gastronomi, bukan hanya sekedar
kuliner. Kuliner mempunyai makna yang lebih sempit dibandingkan
gastronomi, yakni sebatas aktivitas menikmati makanan.
Sementara gastronomi mempunyai makna menikmati makanan disertaidengan
pengalaman mempelajari sejarah dan budaya sebuah makanan.</span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Makanan tradisional adalah
makanan yang dibuat dari bahan yang dihasilkan di daerah setempat kemudian
diolah dengan cara dan teknologi yang dikuasai oleh masyarakat setempat.
Produk makanan tradisional mempunyai ketampakan, citra rasa, dan aroma
yang sangat dikenal dan disukai bahkan dirindukan oleh masyarakat
setempat. Bahkan, makanan tradisional menjadi identitas kelompok
masyarakat asal makanan dan dapat digunakan sebagai sarana pemersatu
bangsa dan membangun rasa cinta tanah air.</span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal">
</p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p><p></p>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-38621018643653636152024-02-14T16:18:00.004+07:002024-02-14T19:22:11.350+07:00Diet Kenyang lewat Pikiran <p><b>Judul: Diet Kenyang</b></p><p><b>Penyusun: Dewi Hughes</b></p><p><b>Penerbit<span style="white-space: pre;"> </span>Gramedia Widiasarana Indonesia, 2017</b></p><p><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjnFRBH_09GFd3u34fsCCMPcl0pkCONoGdLeGhDFFAUjhF9r_Vmz2GrIPNaT0HwLdLZgSxX97GjYSNFgBVGtjvjVbgqyqzf5CKUwQnzx7xARyNdnbbTVHax3yOCnJYCZ47imFoSfCf8reLfs4cRSRQq9oV0_54yiIWiVFQOkMt16G3wBvrYNsc0svFHmnM/s891/Screenshot_20240214-161559_Instagram.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="891" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjnFRBH_09GFd3u34fsCCMPcl0pkCONoGdLeGhDFFAUjhF9r_Vmz2GrIPNaT0HwLdLZgSxX97GjYSNFgBVGtjvjVbgqyqzf5CKUwQnzx7xARyNdnbbTVHax3yOCnJYCZ47imFoSfCf8reLfs4cRSRQq9oV0_54yiIWiVFQOkMt16G3wBvrYNsc0svFHmnM/s320/Screenshot_20240214-161559_Instagram.jpg" width="259" /></a></div><p>blurb: <i>"Untuk kesekian kalinya dalam setahun, saya harus disuntik pain killer oleh dokter karena sakit pinggang yang membuat saya hampir lumpuh. Setelah disuntik, saya biasanya melenggang ringan keluar dari ruang praktik dokter sambil tersenyum lebar. Tapi, kali ini tidak terjadi! Saya tidak merasakan perubahan sama sekali, padahal obat yang harus diminum sudah ditambah. Lalu, dari mana saya harus memulai? #DietKenyang dengan Cooking Hypnotherapy ini bukan hanya membahas masalah makan. Ini bukan hanya sebuah diet untuk tubuh. Tak kalah penting, pikiran juga harus diberi nutrisi dan dikuatkan dengan ilmu hypnotherapy. Diet menjadi jauh lebih ringan dan mudah ketika kita sudah mampu mengelola pikiran. Saya sudah membuktikan keterampilan menanamkan sugesti melalui hypnotherapy dan telah berhasil memberi ‘big change to my life’. Mengubah dengan cara yang ringan dan menyenangkan. Dalam sekejap, saya menjadi sehat dan bahagia. Langsing itu... bonus!"</i></p><p style="text-align: center;"><i>***</i></p><p>Diet rupanya sedang marak belakangan ini, meski ada sedikit salah kaprah karena diet sendiri bermakna "aturan makanan khusus untuk kesehatan dan sebagainya (biasanya atas petunjuk dokter)" dan bukan mengurangi makan atau hanya makan makanan tertentu. Berkurangnya berat badan menjadi alasan utama seseorang menjalani diet. Tetapi sebenarnya diet lebih dari sekadar mengurangi berat badan. Itu hanya salah satu tujuan diet. Tujuan sebenarnya adalah mendapatkan badan (dan pikiran) yang lebih sehat lewat pola makan. Jika berat badan berkurang, itu adalah bonus yang sangat dinantikan. </p><span><a name='more'></a></span><p>Menurunkan berat badan dari 150 kg menjadi hanya separuhnya sepertinya sesuatu yang mustahil, tetapi Dewi Hughes berhasil melakukannya. Rahasianya, beliau menjalani pola makan berbasis raw food atau makanan alami non olahan dengan dipadukan dengan hypnotherapy yang kebetulan diajarkannya. Ini sejalan dengan buku Dr. Hiromi untuk lebih banyak mengonsumsi makanan 'hidup' dan minim olahan. </p><p>Agak berbeda dengan buku-buku menu lain tentang diet, buku ini memadukan antara resep makanan sehat dengan kalimat-kalimat inspiratif bernada positif tentang kehidupan, juga tentu saja tentang makanan. Ini yang bikin buku ini menarik dan beda dengan sekadar buku resep biasa. Selain dapat resep, kita sekaligus dapat asupan kata-kata motivasi. Jadi perut kenyang, pikiran nyaman. Kadang, kita hanya diet perut tapi lupa diet pikiran. Mulut dibatasi untuk mengonsumsi beberapa jenis makanan yang kandungannya buruk bagi kesehatan, tetapi kita lupa menyaring pikiran-pikirna negatif yang dapat mengganggu usaha kita dalam berdiet.</p><p>Pikiran memang sering jadi elemen yang dilupakan dalam banyak upaya. Orang sering berpikir karena yang dijadikan sasaran adalah fisik, maka tidak perlu mengolah pikiran. Padahal, tubuh dan pikiran yang sejalan akan memperbesar kemungkinan keberhasilan. Ini yang digunakan Hughes dalam berdiet. Tidak hanya konsumsi makanan nonolahan dan gula, dia juga rutin memberikan asupan dan afirmasi positif pada pikiran. Salah satunya, berkata cukup pada pikiran ketika sedang makan. Sugesti ini terbukti ampuh, pikiran dimanipulasi untuk merasa kenyang sehingga tubuh pun ikut merasa kenyang.</p><p>Foto-foto di buku ini juga <i>instagramable </i>banget, jadi sejuk bacanya. Selain memperbanyak air putih dan sering-sering berjalan, berkat baca buku ini saya juga jadi kepengin beli blender untuk mengganti blender lama yang sudah rusak. Kayaknya, enak ini mencoba resep jus di buku ini yang tanpa gula dan tanpa minyak, tetapi saya belum yakin apakah tega minum jus kacang panjang. Tapi, kadang yang namanya obat itu memang pahit, sih</p>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-69842918907463356352024-02-13T00:30:00.000+07:002024-02-13T05:44:31.153+07:00<p>Judul: Kenapa Aku Tidak Boleh Mengupil di Depan Orang Lain?</p><p>Penulis: Wendell Jamieson</p><p>Pengarang: Dimas Aryo Sasongko </p><p>Tebal: 321 hlm</p><p>Cetakan: Januari 2011</p><p>Penerbit: Buah Hati </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlVAE2EJtFceory4okQGbJA2_zm23KgHkSm9zJ330x57Sp7xkkkrRO8TKgtZararBhsA7PLgHpc62T7JXOIqfz7p32mzMHZge-fV-vP4Z67G5P-kt3qCrW1oqcdvnbinSIAe6mWW4v4G60V6BXfNMkPC4mi4a1meG57EfxXBOw-XMWqPmXGERMtHN9mS8E/s4000/20231025_124841.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4000" data-original-width="1800" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlVAE2EJtFceory4okQGbJA2_zm23KgHkSm9zJ330x57Sp7xkkkrRO8TKgtZararBhsA7PLgHpc62T7JXOIqfz7p32mzMHZge-fV-vP4Z67G5P-kt3qCrW1oqcdvnbinSIAe6mWW4v4G60V6BXfNMkPC4mi4a1meG57EfxXBOw-XMWqPmXGERMtHN9mS8E/s320/20231025_124841.jpg" width="144" /></a></div><p>
<span style="font-size: 17px;">Anak-anak selalu lekat dengan keingintahuan. Betapa sering kita mendengar orang tua atau kakek nenek dan paman bibi yang dibuat kerepotan dengan segala jenis pertanyaan anak. Keingintahuan mereka memang luar biasa besar, karena memang itu masa dan tahap perkembangannya. Jangan sampai malas atau marahnya kita membuat mereka ragu untuk bertanya. Karena rasa penasaran adalah pangkal dari ilmu pengetahuan. Para penemu, ilmuwan, juga cendekiawan muncul diawali dari rasa penasaran yang menerbitkan pertanyaan. </span>
<br /><br /><span style="font-size: 17px;">Sebagai orang yg lebih dewasa, sebisa mungkin kita mencoba menjawab pertanyaan mereka. Sekarang sudah ada google yang siap membantu untuk menjawab pertanyaan standar. Masalahnya, bagaimana jika pertanyaan mereka adalah jenis pertanyaan yang susah dicari jawabannya. Mau dijawab pake nalar biasa juga susah. Pertanyaan unik seperti bagaimana rasa ditusuk, jika lubang hitam mengisap segalanya mengapa ia tidak mengusap warna hitamnya sendiri, mengapa kita membeli barang yg tidak kita butuhkan, dan paling aneh mengapa kita tidak boleh memakan sesama manusia.</span></p><p><span></span></p><a name='more'></a><span style="font-size: 17px;">Buku ini berisi pertanyaan pertanyaan unik seperti itu, tetapi yang menjadikannya khas adalah semua pertanyaan dilontarkan oleh anak anak sungguhan, bukan oleh penulisnya dan bukan pula oleh orang dewasa. Penulis tidak mengada-adakan pertanyaan tapi mungkin memancing si anak untuk bertanya. Dalam banyak kesempatan, sebagian besar pertanyaan di buku ini berasal dari anak anak usia batita sampai 10 tahun. Hal yang menjadikan buku ini makin asyik karena semua pertanyaan dijawab langsung oleh ahlinya. Perhatikan pertanyaan tentang mengapa manusia saling berperang yang dijawab langsung oleh seorang veteran perang AS.</span><p></p><p><br /><span style="font-size: 17px;">Banyak juga pertanyaan standar di buku ini. Anda mungkin sudah pernah membaca dan menemukan jawabannya. Seperti mengapa planet berwarna biru, mengapa planet berbentuk bulat, mengapa benda semakin tampak besar saat kita mendekat, dan mengapa kulit mengerut saat kedinginan. Tapi ada juga pertanyaan di luar nurul dan tak masuk haykal semacam bagiamana yg bayi rasakan saat di dalam rahim atau apa artinya seksi. Jawaban dari pertanyaan itu juga tidak kalah serunya. Saya termasuk yang baru tahu kalau penyebab bisingnya suara lalu lintas di jalanan itu karenakan ban mobil. Ya ban mobil, bukan karena bunyi mesin. Suara bising itu berasal dari gesekan karet dengan aspal. Sekali lagi, ini adalah jawaban dari para ahlinya. Bukan dari penulis sendiri yang mungkin tidak punya kompetensi khusus di bidang perbanan.</span>
<br /><br /><span style="font-size: 17px;">Saya mendapatkan buku ini dengan harga sangat murah. Cukup Rp6000 untuk membayar buku setebal 321 halaman ini. Bukunya memang terbitan lawas sehingga wajar jika kertasnya sudah menguning dan sampul agak kotor. Tapi asli isinya seru. Bukunya juga masih baru (segel) alias blm pernah dibaca. Buku ini juga original langsung dari penerbit. Kapan lagi coba dapat buku original, terjemahan seharga cilok seplastik. Terjemahnya juga saya suka. Tidak kaku dan malah luwes banget. Baru kali ini nemu kata kondangan di buku terjemahan yang latarnya Amerika Serikat. Bagian yang lain juga diterjemahkan sangat seru dan nyaman. </span>
<br /><br /><span style="font-size: 17px;">Format buku ini pun unik. Tidak hanya menjawab pertanyaan anak anak dari para ahlinya, penulis juga menyisipkan kisah hidup keluarga mereka di depan bab. Agak semu curhat sebenarnya, tp jadi semacam pengusir kebosanan karena kita serasa diajak berbincang terkait psikologis, sosial dan juga tentang keluarga. Satu-satunya yang disayangkan dari buku ini adalah sampulnya. Buku ini membuktikan pameo bahwa sampul yg kurang bagus akan sangat berpengaruh pada laku tidaknya buku. Judul bukunya sudah menarik, terjemahannya asyik, isinya keren, tapi semua itu tertutup oleh sampul yang terlalu sederhana. Semoga semakin banyak yang tahu dan baca buku bagus ini. </span><!--/data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/clipdata/clipdata_bodytext_240212_075505_382.sdocx--></p>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-44848950075567718682024-02-12T00:30:00.000+07:002024-02-12T08:00:12.112+07:00Hangman's Holiday<p><b>Judul: Hangman's Holiday (Lord Peter Wimsey Series)</b></p><p><b>Pengarang: Dorothy L. Sayers</b></p><p><b>Penerjemah: Diyan Yulianto<span style="white-space: pre;"> </span></b></p><p><b>tebal: 328 </b></p><p><b>Cetakan: January 1, 2024 </b></p><p><b>Penerbit: Laksana</b></p><p><b>ISBN 9786233274937 (ISBN10: 6233274931)</b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrWL8QmziAiXkFaJn7XScF-oBkV9qXkxMUdDjnwjdD-2PleXWvdwuH1tXKqhetXc-v7urq9JtU0obOsMji0_E9CI3Krc52wFAzQFy6ChXKoaLP9ch9U6S3oIiieaKhh6MDBpEH7-aZupHDNkPloPELtEQKJvlZc2f-arOSln_KCiKMxb3teQZdVQ6n33mh/s1600/1703834282_-.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1094" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrWL8QmziAiXkFaJn7XScF-oBkV9qXkxMUdDjnwjdD-2PleXWvdwuH1tXKqhetXc-v7urq9JtU0obOsMji0_E9CI3Krc52wFAzQFy6ChXKoaLP9ch9U6S3oIiieaKhh6MDBpEH7-aZupHDNkPloPELtEQKJvlZc2f-arOSln_KCiKMxb3teQZdVQ6n33mh/s320/1703834282_-.jpeg" width="219" /></a></div><p style="text-align: center;">Dorothy L. Sayers adalah seorang penulis terkemuka dari Inggris. Dia juga seorang penerjemah, mahasiswa kajian bahasa klasik dan modern, serta seorang humanis Kristen. Karya-karyanya berupa serangkaian novel dan cerita pendek bertema misteri yang mengambil latar waktu antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Seri ini menjadi salah satu dari kisah misteri-detektif terbaik dari Inggris.</p><p style="text-align: center;"><span style="text-align: left;">Hangman’s Holliday ini adalah kumpulan cerita pendek yang terdiri atas dua belas kisah bertema misteri. Empat bab pertama menampilkan sosok Lord Peter Wimsey yang merupakan versi bangsawan dari Sherlock Holmes. Enam cerita lain menampilkan sosok baru bernama Montague Egg yang merupakan seorang wiraniaga yang pandai membantu memecahkan banyak kasus kriminal. Dua cerita terakhir adalah kisah lepas tapi tetap dengan tema misteri.</span></p><p style="text-align: center;">***</p><p style="text-align: justify;"><i>Hangman’s Holiday</i> berisi kumpulan dua belas cerita pendek bertema kriminal detektif karya Dorothy L. Sayers’. Dalam seri inilah penarang memperkenalkan sosok bangsawan detektif bernama Lord Peter Wimsey. Sosok Wimsey ini menggambarkan seorang priyayi Inggris terhormat tapi merakyat. Kecapakannya memecahkan misteri dibarengi dengan keluwesannya dalam bergaul dan bicara. Tidak seperti Holmes dan Poirot, Wimsey ini rendah hati sekali sebagai seorang bangsawan. Pembaca mungkin akan menemukan lagi satu sosok detektif favorit dengan ciri berbeda tapi juga khas. </p><p style="text-align: justify;">1. Bayangan Dalam Cermin: Apa yang bakal terjadi ketika seorang pria tidak bisa mengingat kejadian-kejadian yang menurut orang lain turut melibatkan dirinya. Seolah pria lugu dituduh melakukan pembunuhan keji sementara dia sendiri tidak ingat merasa telah melakukannya. Penyelidikan lebih lanjut oleh Wimsey menemukan fakta mengagumkan. Sebuah keanehan di dunia medis yang dimanfaatkan seorang penjahat untuk menutupi kejahatannya dan melemparkan tanggung jawab keji kepada orang lain.</p><span><a name='more'></a></span><p style="text-align: justify;">2. Kasus Kawin Lari yang menakjubkan dari Lord Peter Wimsey. Di sebuah komunitas Basque yang terisolir di Peunungan Pyreness, seorang ilmuwan maniak melakukan percobaan tak bermoral. Mampukah seorang penyihir jadi-jadian menyelamatkan seorang wanita tak bersalah yang secara tidak sadar telah dijerumuskan dalam kegelapan obat-obatan? Cerita ini panjang dan bikin nggak fokus dengan deskripsinya, tetapi resolusinya sangat seru.</p><p style="text-align: justify;">3. Kotak Catur Sang Ratu. Seputaran kisah ini mengingatkan saya pada salah satu adegan cerita misteri kriminalnya Agatha Christie. Tetapi kehadiran sosok Wimsey menjadikannya khas. Sebuah perta kostum bertema permainan berubah menjadi satu kasus pembunuhan. Dengan menggunakan tipuan warna, si pelaku berhasil melakukan tindakannya dengan mulus. Tetapi, permainan waran semencolok itu pastinya tetap terdeteksi oleh mata Wimsey yang awas.</p><p style="text-align: justify;">4. Untaian Kalung Mutiara. Kadang, bagaimana penaran bercerita malah lebih menarik ketimbang kasusnya itu sendiri. Sebuah kalung mutiara hilang dan kisah yang mengiringi hilangnya permata itu sendiri malah jauh lebih menarik. Saya malah asyik mengikuti gosipnya wkwkwk.</p><p style="text-align: justify;">5. Minuman Anggur yang Diracun. Di kisah ini, muncul sosok baru, yakni seorang wiraniaga (salesman) yang jago memecahkan kasus. Namanya adalah Montague (Monty) Egg dan dia seorang wiraniaga dengan pikiran awas serta pengamat yang teliti. Dalam kasus ini, dia membantu menjawab tuduhan bahwa anggur dari perusahaannya berisi racn. Saya suka dengan ketenangannya dalam menjelaskan fakta-fakta hingga akhirnya menuntun penyelidikan secara tidak lansung kepada pelaku yang sebenarnya.</p><p style="text-align: justify;">6. Para Detektif Aroma. Akibat cuaca buruk, sekelompok wiraniaga terjebak di peninapan. Kebetulan di situ juga ada petugas polisi yang tengah memburu seorang buronan. Tanpa disadari semua orang, Egg berhasil membuat si buron mengakui jatidirinya hanya dengan menggunakan sebotol parfum.</p><p style="text-align: justify;">7. Pembunuhan di Pagi Hari. Salah satu klien Egg ditemukan telah tewas di rumahnya pada pagi hari, Si tersangka sudah ada hanya saja polisi kekurangan ahkan tidak punya bukti. Egg sekali lagi harus turun tangan dengan pengamatannya yang jeli dan pikirannya yang penuh perhitungan. </p><p style="text-align: justify;">8. Satu Terlalu Banyak. Seorang penting telah menghilang saat dia bepergian dengan kereta api. Dia menghilang begitu saja dalam sebuah rute perjalanan kereta antara Birmingham ke London. Polisi dan keluarga korban tentu kebingungan. Monty Egg sekali lagi turun tangan, bahkan pura-pura mengecoh petugas untuk membuktikan teorinya memang benar.</p><p style="text-align: justify;">9. Pembunuhan di Pantekosta. Seorang profesor tua dibunuh dengan dihantam menggunakan batu bata. Penyelidikannya agak sulit karena korban memang dikenal agak keras. Polisi hampir menuduh orang yang keliru hingga Monty Egg menunjukkan betapa hal-hal rumit kadang dapat dipecahkan dengan sederhana. Bahwa kebohongan yang diucapkan berulang-ulang dapat menjadi fakta yang diabaikan.</p><p style="text-align: justify;">10. Maher-Shalal-Hashbaz. Ini adalah nama unik untuk seekor kucing warna jahe. Tidak disangka, dari kucing inilah terkuak kejahatan mengerikan. Pembaca dimohon untuk kuat karena kasus ini begitu mengerikan, melibatkan banyak kucing dan seorang pria tua tak bersalah.</p><p style="text-align: justify;">Dua kisah terakhir adalah kasus kriminal umum tanpa ada detektif yang memecahkannya. Tapi dua kasus ini menjadi unik dan terasa menyenangkan sekali mengikuti kisahnya. Satu kisah tentang bagaimana sebuah pembunuhan dilakukan secara keliru karena pemikiran yang keliru. Dan satu kisah terakhir mengisahkan bagaimana seorang mantan penjahat tidak akan pernah bisa lari dari kejahatan yang dia belum dihukum karenanya. Satu masalah selesai akan disusul dengan satu masalah yang baru, bukti betapa setiap orang harus bertanggung jawab atas kejahatannya. </p>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-89420995070309842742024-02-11T08:33:00.023+07:002024-02-11T08:33:00.153+07:00Mukjizat Al Qur'an <p><b>Judul : Mukjizat Al Qur'an </b></p><p><b>Penulis : M. Quraish Shihab</b></p><p><b>Cetakan : 2, Februari 2014</b></p><p><b>Tebal: 316 hlm</b></p><p><b>Penerbit: Mizan</b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOux31HLkdIEwmb7B7DQhOvrO11omSgmwI3wSbUqIMSQHbQnGg2NC1oQYstTz6QAWQdWaq7Kz3aywE442WPqxKqdJ0pmYB1BShlpXzhWrNY0TGt-YNk1GcRdgd5gmnZY-q9ZczfM-ib4nuG6PNItuO76iRvjevx_NHR5Rae6namTEdLi_tFgKNUA142ciy/s2842/20240209_083824.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2842" data-original-width="1800" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOux31HLkdIEwmb7B7DQhOvrO11omSgmwI3wSbUqIMSQHbQnGg2NC1oQYstTz6QAWQdWaq7Kz3aywE442WPqxKqdJ0pmYB1BShlpXzhWrNY0TGt-YNk1GcRdgd5gmnZY-q9ZczfM-ib4nuG6PNItuO76iRvjevx_NHR5Rae6namTEdLi_tFgKNUA142ciy/s320/20240209_083824.jpg" width="203" /></a></div><p>Masa lalu pernah mencatat betapa para pengkaji Orientalisme begitu aktif mengkaji Islam demi tujuan yang tidak murni pengetahuan. Dukungan dari pemerintahan kolonial yang kewalahan melemahkan spirit umat membuat para orientalisme berlomba mengkaji dan mungkin mengaji kita suci Al Qur'an. Selain untuk melihat umat Islam dari dalam, juga ada sedikit banyak spirit untuk menunjukkan bahwa kitab ini tidak sempurna sebagaimana klaim pengikutnya. Jangan lupakan bahwa di era itu semboyan 3G masih begitu masif digaungkan. </p><span><a name='more'></a></span><p>Meskipun banyak dari studi itu yang berbuah karya megah, gagasan bahwa Islam tidak sempurna dengan segala ketidaksempurnaannya itu masih melekat di banyak penduduk Barat. Selain perbedaan keyakinan, juga masifnya kampanya negatif terhadap ajaran Islam di Barat dan juga di pemeluk agama lain. Perdebatan semacam itu kini bisa dengan mudah kita lihat di Tiktok. Jika dulu para akademisi menggunakan etika keilmuan dan setidaknya bersikap profesional, kita kini menyaksikan betapa mengerikannya narasi narasi anti Islam yang dibangun dan bersliweran di media sosial itu. </p><p>Buku ini hadir untuk mengingatkan kita, umat Muslim, tentang mukjizat Al Qur'an di tengah gencarnya serbuan narasi negatif tentang Islam dan kitab sucinya. Mereka mengejek umat Islam yang terlalu yakin dan fanatik dengan keyakinannya. Apakah keliru meyakini bahwa ajaran yang kita anut adalah yang terbaik dan paling sempurna dibandinkan yang lain? </p><p>Padahal, yang namanya keyakinan ya memang harus fanatik. Kita harus yakin bahwa agama dan keyakinan yang kita pilih adalah yang benar dan terbaik jika dibandingkan dengan agama dan keyakinan yang lain. Hanya masalahnya, bagaimana dalam upaya menjunjung tinggi keyakinan sendiri ini jangan sampai menyinggung mereka dengan keyakinan berbeda. </p><p>Bahkan Al Qur'an sendiri sudah menyatakan prinsip 'Bagimu agamamu, bagiku agamaku.' Ini seharusnya sudah cukup jelas. Biarkan keyakinan itu membesar dan mendalam dalam diri tanpa harus mengusik keyakinan orang lain. </p><p>Buku karya Quraish Shihab ini ibarat pengingat singkat tentang kebesaran kitab suci yang mungkin sering kita lupa. Kita setuju bahwa Al Qur'an adalah sempurna tetapi sering kali kita macet ketika ditanya di mana letak sempurnanya. Kita meyakini bahwa kitab ini adalah mukjizat tetapi apa kita paham betul letak mukjizatnya dimana? </p><p>Beberapa uraian populer tentang kemukjizatan kitab Al Qur'an yang mungkin sudah diketahui misalnya tentang bumi dan langit yang awalnya bersatu (teori dentuman besar), air tawar dan air asin yang tidak bercampur, tentang jenis awan dan turunnya hujan, dan gunung yang bergerak.</p><p>Tapi jarang yang menyinggung mukjizat bahasa dari kitab ini. Dan di buku ini penulis menguraikannya dengan rinci tapi tetap dapat dipahami. Banyaknya rujukan kitab yang beliau baca di akhir buku ini menjadi bukti betapa apa yang beliau tulis ini memang hasil pembacaan yang mendalam. </p><p>Salah satunya adalah nada dan langgam ayat ayat Al Qur'an saat dibacakan, keseimbangan jumlah bilangan kata dan antonimnya, keseimbangan jumlah bilangan kata dengan jumlah kaya yang menunjuk pada akibatnya, juga betapa telitinya Al Qur'an dalam merumuskan suatu urutan dalam kisah-kisah yang dibawakannya. Semisal kisah nabi-nabi yang ternyata diurutkan sesuai pola tertentu yang jarang dibahas dalam forum keagamaan.</p><p>Sebagai lulusan universitas besar di Timur Tengah, penulis menunjukkan kepada kita yang mungkin masih awam berbahasa Arab betapa banyak hal indah sekaligus luar biasa yang bisa dikuak oleh seorang ahli bahasa Arab dari kitab suci umat Islam ini. </p><p>Pada akhirnya, Al Qur'an akan benar benar menjadi mukjizat bagi hidup ketika kita sebagai umat Islam rutin dan rajin membacanya dan menemukan permata-permata yang berbeda dari setiap ayatnya. Buku ini sekaligus menyentil kita yang hanya membaca tapi kadang lupa mandalami makna, bahkan abai menjalankan pesannya. Sebagaimana yang dikutip penulis di penutup buku ini, satu kalimat yang begitu memukul kesadaran kita sebagai pembaca tentang bagaimana seharusnya kita mendalami kitab suci ini: "Bacalah Al Qur'an seakan akan dia turun kepadamu.</p>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7184205596495221765.post-45945484897560856782024-02-10T00:30:00.001+07:002024-02-10T17:25:21.452+07:00Senyum Karyamin <p><b>Judul: Senyum Karyamin</b></p><p><b>Pengarang: Ahmad Tohari</b></p><p><b>Tebal: 73</b></p><p><b>Cetakan: Januari, 1989</b></p><p><b>Penerbit: Gramedia Pustaka Utama</b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK0pP2_ldbPyrp1wq6dC3bWUld9Fu58IJcuOo8maJ9xerKPz6XP72Ho38l_TeRd6I8SRMCKE4NbCc8EucWW09XP36Pm95HFJy2i3y_5dr2bKY8xxjezDEbHaosa6B0sidKEmavRm0Cd52mjjNgR3qE39Llt1sfmLNwViZd0XuBpnafCpDn1eyDodFrc0Yw/s226/1302796.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="226" data-original-width="150" height="226" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK0pP2_ldbPyrp1wq6dC3bWUld9Fu58IJcuOo8maJ9xerKPz6XP72Ho38l_TeRd6I8SRMCKE4NbCc8EucWW09XP36Pm95HFJy2i3y_5dr2bKY8xxjezDEbHaosa6B0sidKEmavRm0Cd52mjjNgR3qE39Llt1sfmLNwViZd0XuBpnafCpDn1eyDodFrc0Yw/s1600/1302796.jpg" width="150" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Seorang sastrawan yang piawai senantiasa pandai menyajikan apa-apa yang lama tetap relevan atau setidaknya tetap terbaca oleh pembaca jauh melampui zaman. Meski cerpen-cerpen di buku ini ditulis tahun 1980an, tulisan dan bahasanya tetap enak dinikmati, tidak begitu sulit untuk dipahami. Tambahan lagi,Ahmad Tohari selalu bisa membawa pembaca pada aura pedesaan. Ia menulis seperti mendongeng, hanya saja yang didongengkan adalah kisah-kisah kehidupan warga desa atau kaum jelata yang terasa akrab bagi yang semasa, tetapi juga enak diikuti oleh mereka yang berbeda zaman. Kita ibarat menyimak kisah dari si A dan si B dari desa sebelah. Ada nuansa akrab dan dekat.</p><span><a name='more'></a></span><p>Seperti yang ditulis Seno Gumira Ajidarma di penutup kumcer ini, Ahmad Tohari membawakan apa-apa yg sempat lama untuk pembaca di masa yang baru. Tohari juga sepertinya hendak menunjukkan kepada para pembaca yang jauh bahwa di balik normalnya kehidupan pembaca ternyata masih ada hal-hal sepele yang dianggap bencana besar oleh mereka yang ada di desa. </p><p>Tidak heran karena cerpen-cerpen ini memang ditulis tahun 70an - 80an dengan latar yang juga khas, di sekitaran Banyumas. Tokohnya juga orang orang biasa dengan nama yang mungkin juga terlalu biasa, nama yg begitu sering kita temukan sama di desa - desa, dulu.</p><p>Ini yg memang konon menjadi kekhasan dari penulis ini. Menghadirkan latar pedesaan dan wong cilik dalam karya-karyanya. Tetapi tidak kemudian hal ini menjadikan karyanya menjadi kecil. Karya beliau punya riak yang pelan tapi dahsyat. Sejarah mengoreskan catatan betapa Tohari pernah dinterogasi selama beberapa lamanya karena Ronggeng Dukuh Paruk diduga kekiri-kirian oleh Orde Baru. </p><p>Cerpen-cerpen di buku ini seperti punya napas yang sama. Karakter penggeraknya pun standar kita temukan dalam karya-karya sastra. Ada sosok "baik" yang menjadi sosok (yang seharusnya) adalah panutan, dan sosok minor, yang dianggap "salah" oleh lingkungan hanya karena dia berlaku lumrah, tidak sewajarnya, bagi penduduk desa tersebut. </p><p>Plottwist yang khas sastrawan! Setiap tokoh mencerminkan bagaimana setiap manusia ingin berbuat baik tapi kadang jadi keliru karena saatnya tidak tepat, atau kondisinya belum pas. Apa yang dianggap berjasa ternyata malah menyengsarakan bagi yang lainnya. Yang terlihat baik belum tentu beneran baik. Seolah pembaca diajak untuk terbiasa dengan berbagai pandangan dan diajak mencoba berada di posisi mereka yang bahkan melawan pun sudah tidak kuasa. </p><p>Kisah-kisah pendek ini juga seperti hendak menguliti kondisi bangsa ini, terutama di Jawa. Kita kadang tidak mau mengakui bahwa masih ada "penyakit" masyarakat yang terus ditutup-tutupi demi dalih agar pembangunan terlihat berhasil. Jikapun disembuhkan, upayanya tampak dipaksakan dan seolah hanya formalitas semata. </p><p>Apa yang disuguhkan Tohari sejatinya memang apa yang sering dihadapi wong cilik di masa itu. Penulis ibarat dengan sengaja menggambarkan ulang keresahan wong cilik lewat dongeng dongeng tapi tidak melulu dia menghadirkan ceramah di sana.</p><p>Dalam cerpen <i>Senyum Karyamin</i> misalnya, ditutup dengan ending yang mengambang sekaligus membiarkan pembaca tersentak melihat kelakuan pejabat desa yang dengan kejinya menarik dana sumbangan untuk orang orang yang rasanya harus menyisihkan uang untuk mereka yang kelaparan jauh di sana sementara diri sendiri juga sama kelaparannya. Begitulah cara penulis mengusik dan memancing kegelisahan pembaca.</p><p>Pada akhirnya, kita diingatkan betapa seringkita terlalu jauh melihat yang tidak ada di dekatnya sampai mengabaikan masalah besar yang ada bahkan menempel pada diri. Dan benarkah apa apa yang cilik harus kalah karena kurang menarik untuk dilirik? Cerpen-cerpen ini dengan menarik membuktikan bahwa itu keliru.</p>Dion Yuliantohttp://www.blogger.com/profile/00638733557553148428noreply@blogger.com2