Search This Blog

Thursday, January 31, 2013

Baca Bareng Buku Secret Santa: City of Lost Souls


Judul     : City of Lost Souls
Pengarang          : Cassandra Clare
Penerjemah       : Melody Violine
Penyunting        : W. Oktavira
Sampul                 : R. Gordon
Cetakan               : 1, Oktober 2012 (711 halaman)
Penerbit              : Ufuk Fiction


                Akhirnya, selesailah juga saya membaca buku 5 dari seri The Mortal Instruments yang begitu panjang dan tebal ini. Dalam buku (yang dalam edisi Bahasa Indonesia) setebal 711 halaman inilah Clare akhirnya menjawab semua pertanyaan yang belum tuntas ketika cerita utama (sebaiknya) telah tuntas pada buku ketiga, City of Glass. Entah bagaimana dengan yang lain, tapi saya merasa seri The Mortal Instruments seharusnya telah berakhir pada buku ketiga (sebagaimana jumlah instrumen mortal yang jumlahnya juga ada tiga #kesimpulan asal). Entahlah, yang jelas saya tidak menemukan keseruan sebagaimana ketika membaca seri City of Bones, City of Ashes, dan City of Glass. 

             Mungkin ini sebabnya mengapa butuh waktu hampir sebulan untuk membaca buku keempat (City of Fallen Angels) dan buku kelima ini. Kedua seri paling baru ini seperti hanya ditulis untuk meneruskan hal-hal yang belum sempat terlanjutkan dalam tiga seri pertama: tentang kelanjutan hubungan Clary dan Jace, jawaban dari hubungan cinta Magnus-Alec, dan juga Simon. Namun, perlu diakui bahwa pengarang memang jago menulis cerita yang berpanjang-panjang. Narasi dan diksi dalam seri ini sangat atraktif dan membius, yang terus memaksa pembaca untuk merampungkannya.

                Tentang City of Lost Souls, dalam buku ini Clary melanjutkan pencariannya atas Jace yang tiba-tiba menghilang bersama Sebastian. Dalam buku keempat, Jace terikat dengan sosok kakak kandung Clary yang jahat itu berkat mantra pengikat yang dibuat Lilith—Bunda dari segala Iblis. Kunci dan para pemburu bayangan telah menyerah untuk mencari Jace, menganggap bahwa Jace sudah mati. Sekarang prioritas ada pada perburuan terhadap Sebastian, putra Valentine. Clary yang belum bisa menerima fakta ini kemudian memutuskan untuk mencari Jace sendiri. Bersama Isabelle, Alec, Simon, Magnus, Jordan, dan Maia; mereka mencoba berbagai upaya untuk menemukan Jace. 

              Dan, karena Jace dan Clary memang ditakdirkan sebagai dua menjadi satu, maka dia lah yang pertama kali menemukan Jace walaupun harus dengan pengorbanan yang sangat besar. Sayangnya, Jace yang ini tidak seperti jace yang dulu. Sosoknya memang Jace tapi jiwanya tidak. Lebih parah lagi, Jace terikat pada Sebastian. Ketika yang satu dilukai maka yang lainnya akan ikut terluka. Di sinilah batin Clary bergolak. Ia seperti harus mencintai sekaligus memusuhi sosok yang sama karena Jace adalah cerminan dari kehendak Sebastian.

                “Bagaimana mungkin pemuda ini adalah Jace dan bukan Jace sekaligus? Bagaimana mungkin kita patah hati dan bahagia pada saat bersamaan?” (hlm 293)

                Sementara Clary terbawa ke kantung dimensi bersama Jace dan Sebastian, teman-temannya berupaya sekuat tenaga mencari cara untuk memutuskan ikatan  antara Jace dan Sebastian tanpa harus membunuh Jace. Banyak cara mereka coba, mulai dari memanggil iblis kuat hingga akhirnya Simon menemukan sebuah cara jitu. Mereka memutuskan untuk mencoba memanggil malaikat Raziel, Sang Malaikat yang dulu memberikan darahnya kepada Jonathan Shadowhunter—Bapak dari seluruh pemburu bayangan. Kegigihan, kekuatan tekat, dan keberanian sekali lagi menunjukkan keunggulannya di atas makar dan kejahatan. Ketika akhirnya pertempuran final pecah, Clary harus memutuskan untuk memilih mengorbankan antara jiwa kekasihnya atau keselamatan seluruh dunia.

                Butuh waktu agak lama membaca novel ini karena selain halamannya yang tebal juga karena porsi kisah romance dalam buku ini begitu intens dan kuat. Kalau dipersentasekan, adegan romantis dan percintaan mungkin mencapai 60%, aksi/perang 20%, galau 10% dan sisanya adalah kisah yang dipanjang-panjangin. Saya kurang cocok membaca kisah model beginian, tapi sekali lagi saya tetap terhanyut dalam cara si pengarang menyusun narasinya. Alih-alih berfokus pada cerita, sering kali saya mendapati diri ini menggagumi cara si penulis memilih kata, menyusun kalimat, dan memilih perumpamaan. Misalnya, Clary merasa begini seperti kalau kita berasa begitu. Juga, deskripsinya tentang setting tempat dan penggambaran karakter yang luar biasa matang. 

                Dari tulisannya, kita tahu bahwa Cassandra Clare ini pasti suka membaca dan telah membaca banyak buku. Tulisannya dalam dan mengena, karakterisasinya kuat dan meninggalkan jejak tak terlupakan. Walau agak jengah juga melihat barisan cowok-cowok pemburu bayangan berusia belasan yang serba sempurna dan berpikiran terlalu dewasa melebihi usianya (penulis berdalih hal ini karena mereka adalah para pemburu bayangan). Tetap saja, karakter Simon dan Isabelle tetap yang paling susah dilupakan. Bukan berarti buku ini tidak bagus. Buku ini sangat bagus dari segi penggarapan cerita dan teknik penulisan, hanya saja saya mungkin kurang cocok membaca genre YA seperti ini.

                Ada hal unik di halaman 676, yakni ketika Magnus mengucapkan “Aku cinta kamu” kepada Alec dalam Bahasa Indonesia. Dalam milisnya, dan juga dalam buku, pengarang sempat meminta bantuan pada fans TMI di Indonesia tentang terjemahan dari "I love you" dalam bahasa Indonesia. Ini karena ibu kandung Magnus adalah seorang pribumi yang tinggal di Batavia pada abad ke-18. Bangga juga nih kalimat “aku cinta kamu” ikut tersebar dan dibaca di seluruh dunia melalui buku ini. Untuk terjemahan, saya paling suka dengan seri kelima ini karena minim typho (kayaknya cuma nemu dua) dan jauh lebis luwes kalimatnya.

Who’s my Secret Santa:
                Sekarang, kita memasuki babak tebak-tebakan. Siapakah sang santa yang telah berbaik hati mengirim buku ini? Jujur, buku ini termasuk tebal dan mahal untuk ukuran kantong saya. Kalau saja tidak dikado buku ini, mungkin saya tidak akan pernah membaca kelanjutan dari seri ini. Disamping mahal (uhuk) juga karena ceritanya YA banget. Jadi, terima kasih. Anda telah memberi saya kado yang tepat karena saya sudah terlanjur membaca 4 seri TMI dan bakal nggak bisa mengetahui gimana kelanjutan dari seri ini. Dan, sekarang saat yang dinanti-nantikan, untuk menebak siapa Secret Santa saya? 
 
Apalah arti sebuah nama, tapi namaku sering membuat orang salah mengira aku yang sebenarnya. Dalam satu bahasa namaku berarti toleransi. Dalam bahasa lain artinya adalah upacara. 

Dari teka-teki yang diberikan, saya mencoba menebak SS saya adalah: Renanda Puspita. Bener nggak ya?

29 comments:

  1. OOo.. berhasil nih lemburannya semalam.. ;)

    ReplyDelete
  2. punya buku pertama tapi belum baca.
    ini hasil lembur semalam ya mas? XD

    ReplyDelete
  3. Wuaaa...aku juga belum baca buku ini, masih awet di wish list.

    Hohoho aku yakin ss-mu itu, Ren. Cluenya ada di blog di kok

    ReplyDelete
    Replies


    1. eh emang petunjukanya apaan ya? Aku sih bener2 blank cuma dl Ren pernah bilang namanya sering dikira nama laki2. Tapi, kan ada mbak Dani juga? *dikeplak

      Delete
  4. Haha yakin nih SS nya si Ren? Btw buku ini dikebut cepet banget siihh keren

    ReplyDelete
    Replies

    1. Indeed i have no idea who my santa is. But SHE comes from Jakarta based on the package.

      Iya nih lembur, aku tidur 3 jam demi kebut ini

      Delete
  5. Sudah ada 3 orang yg claim Ren sebagai SS, siapakah yang benar :D
    Salah satu daftar timbunanku, dari buku pertama belum dibaca :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. R3n laris ya? mungkin karena dia aktif banget bikin review. Hebat Ren

      Delete
  6. wah berarti yang bener bang dion nih, tapi nunggu santanya ngaku dulu :))

    ReplyDelete
  7. wuah semoga analisisnya bener kang

    ReplyDelete
  8. ciyeh.. semoga lemburanmu terbayarkan, Dion :))

    ReplyDelete
  9. Selesai juga perjuangan ngebut baca 711 dalam semalam.. haha.. Semoga tebakannya bener yaa, mba Ren diperebutkan dimana2 nih :D

    ReplyDelete
  10. wah... Renanda artinya "upacara"? baru tau :D

    ReplyDelete
  11. wow, ini salah satu riddle paling susah menurut saya hehe...
    city of lost soul udh nangkring di rak tp blm dibaca2 :)

    ReplyDelete
  12. ayooooo... rebutan santaaaaa :p waaah bukunya sampe 6 yak dan mahal... pinjem dooooonk #eaaa

    ReplyDelete
  13. Hehehehe, kalau yang artinya "upacara", itu dalam bahasa Jepang, Dion. Ada kok temen aku yang bilang itu di reviewku yang Eona X). Kalau nama asliku sih asli ga ada artinya =))
    Riddlenya kurang susah ya, hihihi.
    Bukunya emang mahal, tapi kan ada diskon ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lah, bahasa Jepang ya ngak kepikiran daku hahaha...kan aku carinya Renanda bukan "Ren" ckckck but thanks ya hadiahnya

      Delete