Judul :
Warm Bodies
Pengarang :
Isaac Marion
Penerjemah :
Meda Satrio
Sampul :
Kyoto Watanabe
Cetakan :1,
Juli 2012, 374 hlm
Penerbit :
Ufuk fantastic Fiction
Saya
tidak salah duga saat mengira bahwa buku ini adalah buku horor-romance-fantasy
yang bagus. Setelah membacanya (hasil meminjam SUlis) terbukti bahwa Warm Bodies memnag bagus. Twilight Saga sih kalah jauh dengan seri
ini (kalau menurut saya). Mengapa bagus? Karena Warm Bodies adalah kisah romantis yang bukan sekadar
zombie-zombiean. Well, ada sedikit
pengaruh Twillight sih pada si zombie
cowok yang cakep (sebagaimana Edward yg aduhai putih semampai *digeplak
twilighard).
Secara konsep Warm Bodies mengusung tema yang bisa dibilang lebih “berat”, lebih futuristic, dan lebih berprospek. Novel ini bersetting di masa depan, atau masa sekarang (entahlah karena konsep waktunya tidak jelas) ketika perang dan bencana telah meruntuhkan sendi-sendi peradaban manusia di muka Bumi. Settingnya ada di New York paska apokalipse. Saat itu diceritakan, seluruh tatanan pemerintahan dunia dikatakan sudah hancur lebur. Swedia sebagai satu-satunya negara yang masih tersisa akhirnya ikut kolaps. Maka berakhirlah ribuan tahun peradaban manusia.
Secara konsep Warm Bodies mengusung tema yang bisa dibilang lebih “berat”, lebih futuristic, dan lebih berprospek. Novel ini bersetting di masa depan, atau masa sekarang (entahlah karena konsep waktunya tidak jelas) ketika perang dan bencana telah meruntuhkan sendi-sendi peradaban manusia di muka Bumi. Settingnya ada di New York paska apokalipse. Saat itu diceritakan, seluruh tatanan pemerintahan dunia dikatakan sudah hancur lebur. Swedia sebagai satu-satunya negara yang masih tersisa akhirnya ikut kolaps. Maka berakhirlah ribuan tahun peradaban manusia.
Dikisahkan,
setelah Bumi porak-poranda akibat perang nuklir, segelintir manusia yang
selamat terkena semacam wabah aneh. Orang-orang yang terkena wabah itu mati,
tapi belum mati. Mereka tetap hidup seperti zombie, dengan badan yang setengah
membusuk, kulit pucat-kelabu, dan mereka memakan manusia hidup. Virus itu
menular lewat gigitan, dan mereka hanya bisa benar-benar mati saat ditembak
otaknya. Bagian tubuh kesukaan mereka adalah otak! Manusia yang masih sehat dan
selamat kemudian membangun barikade dan pengamanan demi menghalau para zombie
ini.
“Tanpa ragu aku menerkam dan mengigit lehernya. Lalu aku menyelipkan jemariku ke
dalam retakan di tulang tengkoraknya. Kurengkah kepalanya sampai terbuka
seperti cangkang telur, Otaknya berdenyut panas dan merah muda di dalam. Aku
menggigit dalam, lebar, lapar, dan – “ (35)
R
adalah salah satu zombie itu. Suatu hari, ia dan kelompoknya berhasil menyergap
sekelompok anak muda dari Kaum Hidup dan memangsa mereka. Saat memakan otak
salah seorang pemuda, R mengalami kilas balik dari kehidupannya. Energi cinta,
kenangan indah, daya hidup atau entah apa berpindah dari si pemuda ke dalam
diri R. Saat itulah R mulai mengingat Julie, pacar si pemuda yg kini menjadi
mangsa berikutnya. R langsung bergerak sebelum kawanannya membunuh Julie. Ia
melindunginya. Maka, sejak saat itu R tergerak untuk menjaga Julie dengan
berbagai cara. Entah apa yang terjadi, tapi sepertinya R jatuh cinta kepada
Julie.
Maka,
seiring dengan kebersamaan keduanya, tumbuhlah sesuatu dalam diri R. Ia tidak
tahu itu apa, tapi ia mengalami perubahan. Sesuatu yang baik sedang terjadi
padanya. Seolah-olah, Julie telah membuatnya hidup kembali. Tapi, keduanya
adalah Kaum Mati dan Kaum Hidup, yg satu memangsa/membunuh yang lainnya.
Akankah R dan Julie bisa bersatu sementara para Tulang (zombie yang haus darah)
dan Kaum Hidup hendak memulai pertempuran saling melawan satu sama lain?
Akankan kehangatan yang menimpa R juga menular ke zombie-zombie lainnya? Adakah
ini obata atau kesempatan untuk kembali hidup? Bacalah kisah zombie yang seram
tapi menyegarkan ini. Dan, di antara
koyakan daging dan semburan darah, kalian akan menemukan hangatnya cinta
yang konon bisa membuat jantung berdetak lebih kencang. Atau, dalam kasus R,
membuat jantungnya berdetak kembali.
eh itu udah ada filmnya loh.. aku nonton filmnya aah.. zombienya bedakan juga ga yaahh.. *dikeplak vampire bling bling
ReplyDeletedulu ada di bookwar bukunya kang, nggak dapet. yang dapet malah Ren
ReplyDeletekalo baca bukunya lebih terasa aura darknya sedangkan lihat triler filmnya lebih pengen ketawa
ReplyDeleteMas Dion kamu harus nonton filmnya pake banget. Sumpah lucu abis. Aku ada sih ebooknya tapi blm sempet baca :P
ReplyDeletejujur, aq udah males duluan lait kover filmnya, cewenya si Kstew bgt mukanya, kliatan bgt niat nebeng kesuksesan TW *lah, malah curcol :P
ReplyDeletewell, sulis, mari2 saya ikut antre minjem ya.. B-)
aku lihat ada film kayak gini 2 minggu yang lalu cuman bisa.....diam shock. Aku udah pernah baca memang kisah romance sama zombie...tapi, tapi...di otakku zombie itu udah kayak bekicot, dibilang bisa dimakan dan enak pun aku gak mau karena udah jijik duluan.
ReplyDeleteTapi, tapi banyak orang yang suka dan katanya pelemnya manis gitu jadi pingin ngintip juga kan (._. )"
haha, baru mulai nge-review udah dibandingin sama Twilight... galau ni, baca bukunya apa nonton filmnya ya... *halah*
ReplyDelete