Judul :
Sweet Sins
Pengarang :
Rangga Wirianto Putra
Editor :
Ratna Mariastuti
Penerbit :
DIVA Press
Cetakan :
Oktober 2012
“Cinta itu adalah untuk diperjuangkan.
Benar atau pun salah. Benar adalah bagi
mereka yang jatuh cinta. Salah? Itu cuma berlaku bagi mereka yang
berpikiran heteronormatif. Love is about YOU and ME, not about THEM.” (hlm 183)
Sebuah
kisah jujur tentang mencintai, itulah Sweet
Sins. Adalah Reino Regha Prawira, seorang mahasiswa sekaligus merangkap
gigolo, dan Ardo Praditya, seorang eksekutif muda kenamaan dengan karir
cemerlang. Keduanya sama-sama dipertemukan oleh ikatan takdir untuk saling
bertemu, saling merawat, saling menguatkan, saling mencintai. Semua tentang
pasangan ini seolah serbasempurna, Rei yang muda dan tampan dan atletis, serta
Ardo yang cerdas, dewasa, pengertian, dan kekasih yang hebat. Hanya satu yang
tidak sempurna—dan memang tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini—mereka
adalah dua lelaki yang saling mencintai satu sama lain.
“Karena
setiap orang mempunyai alasan sendiri untuk jatuh cinta.” (hlm 240)
Rei yang kehilangan sosok ayahnya
merasa menemukan perlindungan emosional dari sosok Ardo, sementara Ardo dengan
orientasi seksualnya yang agak berbeda juga menemukan keindahan dalam diri Rei.
Begitu rupa tautan terlarang yang mempersatukan keduanya sehingga cinta sejenis
itu bukannya penuh lubang tapi malah saling melengkapi dan menguatkan. Tanpa
sadar, hubungan terlarang itulah yang menghebatkan keduanya. Berkat Ardo, Rei
mulai meninggalkan dunia gelapnya sebagai gigolo yang setiap malam clubbing dan
berakhir di ranjang tante-tante girang.
Keduanya sama-sama bertumbuh dewasa
dalam cinta itu. Sebagaimana sebuah ungkapan dalam buku ini, cinta itu mendewasakan, cinta itu
menghebatkan. Dari Ardo, Rei belajar banyak hal tentang pelajaran
kehidupan, tentang pekerjaan, tentang bersyukur, dan tentang cinta itu sendiri.
Yang ada di antara Rei dan Ardo bukan semata cinta fisik, tapi keduanya adalah
manifestasi cinta murni dalam bentuk yang agak “di luar kebiasaan”.
“Love
is about chemistry but sex is about physics. Love is nude but sex is naked.
Love is erotic but sex is pornography.” (hlm 187)
“Cinta
itu diperjuangkan. Yang datang sendiri itu bukan cinta tapi nafsu.” (216)
Terlepas
dari hubungan tidak biasa di antara kedua pria ini, Sweet Sins tidak terlalu menimbulkan rasa mual di perut sebagaimana
pembacaan Lelaki Terindah. Ada begitu banyak
pelajaran yang bisa kita dapatkan selain gambaran tentang hubungan fisik dan
kasih sayang sesama pria. Sweets Sins mengajak
kita untuk memandang orang-orang yang berbeda dengan sudut pandang berbeda.
Untuk memandang dari banyak sisi, dan untuk belajar mensyukuri cinta, bagaimanapun
cara cinta itu termanifestasi.
Berterimakasihlah
sesering mungkin. Bersyukur atas segala kelebihan, menerima kekurangan, mencari
persamaan, dan menghormati perbedaan.” (hlm 156)
“Jangan
pernah mengingkari cinta karena cinta adalah salah satu dari rahmat Tuhan yang
paling besar yang Dia turunkan ke dunia. Karena cintalah manusia ada sejak
dahulu, sekarang, dan untuk masa yang akan
datang. (hlm 180)
Keindahan
macam apa yang dipandang Ardo dari sosok
Rei, saya tidak bisa mengambarkannya. Saya malah terus merasa kalau Rei ini
cewek dalm novel Mira W. Tapi. Sebagai mana kata Ardo, tidak semua keindahan
itu tampak sama di mata orang. Jika pembaca bertanya keindahan macam apa yang
membuat Ardo berani mengandeng tangan Rei di Telaga Sarangan, maka jawabannya
mungkin:
Kadang,
keindahan adalah bukan untuk dideskripsikan. Hanya untuk dinikmati.” (hlm
231)
Dan, ketika cinta terlarang di antara
keduanya makin kuat, datanglah masa-masa ujian cinta. Setelah mendapatkan, kita
harus mempertahankan cinta itu. Masalahnya, cinta Rei dan Ardo sangatlah rumit.
Cinta mereka sudah berbeda sejak awal, dan keduanya sama-sama menyadari bahwa
cinta mereka tidaklah abadi, walaupun perasaan kasih di antara keduanya tak
terhapuskan. Ardo diminta untuk menikah oleh orang tuanya. Sebuah permintaan
terakhir seorang ayah yang ingin melihat
anaknya bahagia menjelang ajal, sebuah permintaan yang tak kuasa ditolak oleh
Ardo. Kegalauan pun melanda. Rei tahu bahwa hubungan nya dengan Ardo tidak akan
pernah mulus sejak awal. Terlalu banyak pandangan yang berbeda, norma yang
melarang, serta batasan-batasan sosial serta alamiah yang menghalangi keduanya
untuk bisa menjadi kekasih abadi. Rei pun sadar, ia harus rela melepaskan untuk
mencintai.
Mengambil tema yang agak mirip
dengan Lelaki Terindah, novel Sweet Sins adalah sebuah kisah tentang
pertemuan, perjuangan cinta, dan kemudian kerelaan untuk melepaskan. Namun,
saya kurang menyukai ending Lelaki
Terindah yang masih galau. Sweet Sins
diakhiri dengan manis, dengan penutup yang indah layaknya opera aria yang
dilantunkan dengan mempesona oleh sang diva. Dalam bab terakhir, berderet-deret
makna dan petuah kehidupan yang dipaparkan dengan begitu lembutnya. Tentang
kerelaan berkorban dan tentang melepaskan sebagai bentuk tertinggi dari
mencintai. Memang, beberapa bagian dalam novel ini cukup erotis, cukup vulgar
dalam menggambarkan adegan seksual antar sesama pria. Tapi, kevulgarannya
merupakan cerminan dari kejujuran buku ini. Bahwa Sweet Sins bukan sekadar cerita yang terlihat pura-pura, jelas
sekali tidak muncul kemunafikan dalam ceritanya. Rei dan Ardo memang
saling mencintai dan mereka melakukan
hubungan yang terlarang, tetapi pada akhirnya, keduanya akan menemui ujung kehidupan
cinta yang paling indah dengan sangat manisnya.
Siang
dan malam, panas dan dingin, tambah dan kurang, hitam dan putih, materi dan non
materi, fisik dan jiwa, yin dan yang, begitulah alam semesta ini bekerja.
Semuanya saling berpasangan, saling melengkapi, saling menguatkan. Cinta itu,
sekali lagi, memang menghebatkan.
baca paragraf pertama langsung shock :)
ReplyDeleteakhir-akhir ini kok ya sering nemu buku bertemakan cinta seperti ini ya.. Kemarin baca kumcer Cerita Sahabat isinya juga banyakan seperti ini, hanya saja F-F.
Eh kalo ga salah BBI mau posting bareng buku GLBT ya?
Apalagi baca halaman pertama pasti lebih shock hahaha
Deleteiya kayaknya untuk bulan Desember, mungkin tema ini muncul lagi karena pasar tengah jenuh sama si Grey
setelah baca uraian/sinopsis diatas makin penasaran dengan buku ini.
ReplyDeletetapi sayangnya setelah cari beberapa kali di toko buku....buka na ga ada :(
fuiiihhh...
Beli di kantornya langsung bisa kok, sms ke DIVA press 0818 0437 4879
DeleteThanks yh,, udh muat blog tentang buku ini, nice story
ReplyDeleteSama2
Deletemaaf buku ini fiktif atau non fiktif ya?
ReplyDeleteKatanya si penulis sih dia garap buku ini berdasarkan riset beneran, jadi mungkin ditulis berdsarkan kumpulan riset dan wawancara gt
DeleteJika dibuat dalam versi film.....
ReplyDeletebisa tidak ya saya berperan untuk menjadi salah satu tokoh figur didalamnya.....
Cinta adalah universal tidak akan melihat perbedaan diantsranya adalah gender.
Delete:)
Deletekira kira masih ada gak ya bukunya , saya mau beli .. info dong thank
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
Deletedi DIVA masih ada, sms aja ke 0818 0437 4879
ReplyDeleteKa kamu masih ada bukunya kah? Susah sekali aku cr novel.ini
ReplyDeleteKak, novelnya masih ada gk?? Saya nyari2 gk ketemu soalnya..
ReplyDeletePengen banget baca.. 😂
Kalo mau beli bukunya dimana ya?
ReplyDelete