Judul :
The Little Prince (Pangeran Kecil)
Pengarang :Antoine
de Saint-Exupery
Alih bahasa :
Listiana Srisanti
Cetakan :
Keempat, Juni 2009, 112 halaman
Penerbit :
PT Gramedia Pustaka Utama
Tumbuh berkembang dan menjadi dewasa
itu bagus. Tetapi, kadang-kadang kita jadi terlalu berlebihan dalam menjadi
dewasa dan akhirnya lupa merasakan bagaimana indahnya memandang dunia dari
sudut pandang anak-anak. Hidup menjadi
terlalu serius, terlalu monoton, dan hanya dikuasai angka-angka. Hidup manusia
dewasa-modern yang membosankan dan terlampau serius inilah yang sepertinya
hendak disindir oleh si penulis The
Little Prince ini.
“Mereka
sangat terburu-buru”, kata pangeran kecil. “Apa yang mereka cari?” (hlm
86).
The
Little Prince adalah sebuah fabel klasik tentang diri manusia, manusia
dewasa tepatnya. Buku kecil namun tipis dengan makna sangat mendalam ini
berkisah tentang seorang penerbang yang pesawatnya jatuh di tengah Gurun
Sahara. Dalam ancaman keterisolasian dan minimnya air minum, ia harus berjuang memperbaiki pesawatnya kalau
ingin kembali ke peradaban dan tidak menghilang di tengah padang gurun tak dikenal. Anehnya, saat ia
sedang serius memikirkan jalan keluar, tiba-tiba muncullah seorang pangeran
kecil dengan rambut keemasan yang memintanya menggambarkan biri-biri untuknya.
Sungguh sebuah hal yang sangat absurb. Bayangkan, saat diri Anda tengah
terancam oleh panasnya padang
gurun dan ada anak kecil yang minta Anda menggambarkan seekor biri-biri
untuknya, bukannya meminta air atau perlindungan.
Awalnya, si penerbang—sebagaimana
kebanyakan orang dewasa lainnya—hanya tertawa dan menganggap si anak sedang
demam karena kepanasan. Tapi, si Pangeran Kecil tetap memaksa dan terpaksalah
si penerbang menggambarkan biri-biri untuknya. Tanpa sadar, teringatlah si
Penerbang akan masa kecilnya, masa kecil ketika dulu tidak ada seorang dewasa
pun yang mengerti maunya. Tanpa sadar, sang Pangeran Kecil telah
mengingatkannya kembali tentang fakta bahwa orang dewasa itu sering kali begitu
absurb dan melupakan esensi dari menikmati kehidupan itu sendiri.
“Orang-orang
dewasa menyukai angka. Ketika kau mendeskripsikan seorang teman baru kepada
mereka, mereka tak pernah menanyakan padamu hal-hal yang penting. Mereka tak pernah bertanya, ‘Seperti apa
suaranya? Apa permainan favoritnya? Apakah da mengoleksi kupu-kupu?’ Bukannya
bertanya begitu mereka malah menuntut ‘Berapa umurnya? Berapa banyak kakak dan
adiknya?, Berapa beratnya?, berapa penghasilan ayahnya?”
Bagi
orang dewasa, yang terpenting adalah angka, angka, dan angka. Tidakkah Anda
juga demikian? Kesibukan dunia kerja dan beragam tuntutan rumah tangga tanpa
sadar telah mendorong kita untuk terlalu mengejar angka-angka yang sifatnya
duniawi. Kita menjadi hanya memandang indah semua hal yang berkaitan dengan
uang, jabatan, kekayaan, dan prestasi. Kita sudah lupa dengan keagungan di
balik keindahan mawar yang tumbuh di pinggir jalan, tentang padang pasir maha luas yang membuktikan
ke-Maha Luasan kekuasaan Sang Penciptanya.
“Jika
kau berkata kepada orang-orang dewasa, “Aku melihat rumah indah terbuat dari
bata merah jambu, dengan bunga geranium di jendela-jendelanya, dan merpati di
atapnya, mereka tak bisa membayangkan rumah semacam itu. Kau harus berkata,
‘Aku melihat rumah yang harganya seratus ribu franc;’ Maka mereka akan berseru, ‘Oh
pasti indah sekali!” (halaman 24).
Bersama si Pangeran Kecil, si
Penjelajah mulai kembali meenungkan tujuan keberadaan dirinya di tengah alam
semesta yang maha luas ini. Simaklah perjalanan si pangeran menuju enam
asteroid (yang dinamai dengan angka-angka, karena orang dewasa itu menyukai
angka) di mana ia mendapati enam jenis orang yang terlalu mendominasi dua
miliar penduduk Bumi (novel ini ditulis tahun 1943, dan sekitar angka itulah
perkiraan jumlah manusia di Bumi pada saat itu). Mereka adalah raja yang hanya
gemar memerintah, si orang angkuh yang beranggapan bahwa semua orang adalah
pengagumnya, peminum yang hanya mau melupakan, pengusaha yang terlalu sibuk
bahkan untuk sekadar berbincang, seorang penjaga lampu yang menganggap dirinya
begitu penting hingga ia mengorbankan kesenangan-kesenangan dirinya (dan ia
terus menerus menyesalinya), dan seorang ahli geografi yang terlalu sibuk di
menara gading dan lupa untuk menjelajahi dunia. Mereka inilah (atau kita
inilah) yang sering kali menganggap diri sebagai pusat dari semesta, bahwa
hanya dirinya sendiri yang penting dan lainnya tidak.
Dengan
bahasa yang lugas namun mendalam, si Pangeran Kecil telah menyadarkan kembali
si Penerbang merenungkan kembali keberadaannya di dunia sebagai orang dewasa.
Pada akhirnya, ia memahami bahwa apa-apa yang terpenting dalam kehidupan ini
tidaklah selalu sesuatu yang dapat dilihat oleh mata, tapi yang selalu dapat
dilihat oleh hati.
Sungguh, buku The Little Prince ini
mengandung pelajaran yang amat berharga dibalik cover dan ilustrasi-ilustrasi
kekananakan yang menghiasi halamannya. Hal-hal sederhana di sekitar kita,
barangkali anggota keluarga terdekat, atau rumah tua yang selama ini menaungi
kita, atau sekadar bunga mawar yang kita rawat begitu hati-hatinya,
seseungguhnya mereka inilah sahabat dan harta kita. Segala sesuatu yang
memiliki keterikatan dengan diri kita, yang menjadikan diri kita unik dan
menjadikan mereka unik di antara seribu lainnya, itulah harta kita yang
sesungguhnya.
Sayangnya, lagi-lagi sebagai seorang dewasa kita sering
mengabaikan hal ini. Kita begitu sibuk mengejar materi dan mengabaikan
“harta-harta” sejati yang selama ini telah menemani dan menjaga kita. Juga,
tentang bagaimana indah dan sederhananya memandang dunia dari kaca mata anak
kecil. Dan, memang, hidup itu sejatinya sederhana tapi kita sendiri yang
membuatnya rumit dengan terlalu berfokus pada mendapatkan dan bukannya memberi,
pada uang dan angka ketimbang pada keindahan sejati yang ada di dalam diri.
Semoga, anak-anak tetap bersabar dengan para orang dewasa ini.
Saya membaca PANGERAN KECIL ini ditahun 1984, dan buku yang ada ditangan saya sekarang adalah BUKU YANG KETIGA kubeli tahun 1998, begitulah kedua buku sebelumnya cepat usang menemani aku tidur. BUKU YANG KETIGA itu tidak akan selamat kalau bukan karena selama sepuluh tahun dipinjam temanku dan baru dikembalikan tahun 2010. Sebegitu hebatnya kah buku ini?. Aku akan mengabadikannya dalam blog tersendiri page by page, Insya'allah.
ReplyDeletesaya ingin sekali liat cerita lengkapnya..
DeleteHai....apakah anda msih memiliki buku ini?? Please hubungi sya jika msih punya..... Line:: farahinfo8 ...or IG ": farahfarrenziaashar
Deletegan kalo masih punya bukunya, boleh dong ane pinjam. ane udah nyari2 kemana-mana ga ada yg jual
ReplyDeletetegar.h@gmail.com
Pesen di Gramedia on line bisa
Deletesaya punya versi e-book yang berbahasa inggris... menurut saya, yang cetakan versi bahasa Indonesia (yang terakhir kali diterbitkan oleh Gramedia) agak membingungkan kalimat-kalimatnya. Tapi tetap layak dimiliki kalau memang kepingin punya... :)
ReplyDeleteDi gramedia mana yg ada versi bahasa Indonesianya? Saya cari adanya hanya bahasa inggris.
DeleteItu ada di gramedia mana ya?
Deletewaktu itu saya udah pernah nyari di gramedia pusat(matraman) ga ketemu
bukunya seru^^
ReplyDeleteIni bukan? http://www.lulu.com/shop/antoine-de-saint-exup%C3%A9ry/si-pangeran-kecil/paperback/product-21741094.html
ReplyDeleteIzin Share di Facebook ya?
ReplyDeleteAll, bisakah saya beli jika ada yang punya buku pangeran kecil?
ReplyDeleteHalo, mohon maaf baru bisa komentar. Bukunya sudah dicetak ulang nih dengan sampul baru
ReplyDeletehttps://www.facebook.com/photo.php?fbid=707233649408870&set=a.144210752377832.30768.100003667235073&type=3&theater
Apa ada yang bukunya berbahasa inggris? Kalau ada belinya dimana yaa?
Deleteberuntung banget punya buku ini
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteUdah cari d gramedia, tetep aja ga da yg versi indonesianya :(
ReplyDeleteada yang versi billingula di gramedia
ReplyDeletesaya baru beli di gramedia PIM
ReplyDeleteCoba cek disini :) siapa tau membantu..
ReplyDeletehttp://www.gramedia.com/pangeran-cilik-le-petit-prince-film-tayang-bioskop-30-okt-2015.html
kunjungi juga web kami www.rajaplastikindonesia.com
ReplyDeleteCP 021 2287 7764 / 0838 9838 6891 (wa) / 0852 8774 4779 pin bbm 5CFD83E7
Buku ini susah di cari yaa ?
ReplyDeleteDownload film online
Bisa beli di gramedia.com
ReplyDeleteBisa beli di gramedia.com
ReplyDeletePengen bacaaa~~~ >_<
ReplyDeletebaca aja e-book nya mbak, kalo gak bsa ketemu buku-nya
Deletekeren pendiskripsiannya
ReplyDeleteDulu waktu kecil saya pernah punya, sekarang saya cari cari di gudang gak ketemu.......covernya sama seperti english ver.
ReplyDeleteHallo gan bole minta e book ya versi indonesia gk? Kalo bole kirim ke email saya myrandarossiana@gmail.com
ReplyDeleteKak boleh Di share ga yang e-book nya
ReplyDeleteKak boleh Di share ga yang e-book nya
ReplyDeleteboleh di share ngga ebooknya ?
ReplyDeleteHalo, terima kasih teman-teman sudah mampir di sini. Setahu saya, buku ini sudah cetak ulang beberapa kali jadi kemungkinan masih ada di Gramedia. Bisa tak menemukan, bisa coba pesan lewat Gramedia.com di atas. Untuk ebook mohon maaf saya tidak punya karena saya membaca versi cetaknya. Dan buku ini benar-benar bagus, kecil dan tipis tetapi sangat memberi inspirasi. Sangat direkomendasikan untuk dibaca.
ReplyDeletesalah satu buku favorit nih. saya juga menulis review le petit prince di blog saya www.tripandread.com , mari mampir
ReplyDelete