Search This Blog

Thursday, July 5, 2018

Takhta Bayangan, Pembuktian Diri Raja Sejati

Judul: Takhta Bayangan
Pengarang: Jennifer A Nielsen
Penerjemah: Cindy Kristanto
Penyunting: Primadona Angela
Sampul: Iwan Nazif
Cetakan: Pertama, Juli 2018
Tebal: 360 halaman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama



Setelah menyaksikan perjuangan Sage/Jaron yang berdarah-darah menjadi bajak laut di buku kedua, Takhta Bayangan menjanjikan adegan pertempuran akbar sebagai buku penutup dari trilogy The Ascendant ini. Carthya diserang dari ketiga sisi oleh Avenia, Gelyn, dan Mendenwal.  Masih belum sembuh dari lukanya saat bertarung di kamp bajak laut, Jaron kini harus memimpin negerinya yang telanjur lemah dan tercerai berai. Tanpa strategi yang matang serta bantuan dari sekutu-sekutu setia, tidak mungkin negeri Carthya akan dapat bertahan dari serangan ketiga sisi perbatasan. Untungnya, Jaron masih memiliki senjata rahasia yang selama ini telah berhasil menyelamatkan nyawanya dan juga takhta Carthya: kenekatan seorang anak muda. 

Jaron mungkin masih seorang remaja tetapi dia memiliki pemikiran seorang raja. Sebagaimana di buku pertama dan kedua, kita masih akan dibuat terkagum-kagum dengan kecerdasan Jaron dalam membuat taktik dan berdiplomasi. Penulisnya benar-benar piawai menjaga karakter Jaron tetap konsisten. Kita bakal susah memahami anak muda ini. Bahkan meski buku ini ditulis dengan menggunakan sudut pandang pertama, pembaca benar-benar tidak memiliki gambaran tentang rencana macam apa yang akan dijalankan Jaron. Penulis pandai sekali menyembunyikan rencana rahasia Jaron hingga halaman-halaman terakhir. Selain itu, masih ada seni berdiplomasi ala Jaron yang bakal tetap memesona, juga kenekatan seorang Sage yang tetap bikin ngilu tulang saat membacanya.

Buku ketiga ini begitu kaya akan adegan perang dan adu siasat sejak halaman pertama hingga terakhir. Terutama karena Jaron sendiri ikut maju ke hampir semua medan peperangan, kita bisa ikut menyaksikan jalannya pertempuran di penjuru Carthya. Didorong oleh kemarahan karena negerinya dikepung serta dikhianati kerajaan-kerajaan tetangga, sang raja muda bertekad untuk mempertahankan kerajaannya. Ini dibuktikannya dengan turut hadir langsung di garis depan peperangan. Jaron bahkan menyusup ke kemah musuh entah berapa kali untuk melaksanakan siasat-siasatnya. Bukan hanya para pasukan musuh yang tertipu. Para pembaca juga akan “ditipu” dengan taktik-taktik yang dijalankan Jaron. Berulang kali si raja muda ini berlaku nekat dan sembrono (maklum masih remaja) sehingga sukses membikin Mott, Kewryn, Amarida, dan Tobias senewen (pembacanya juga ikut senewen). Tetapi, Jaron pada akhirnya membuktikan bahwa setiap tindakannya adalah taktik dan memiliki tujuan.

Jika ada begitu banyak masalah datang secara bersamaan, jangan mencoba menghadapi semuanya sekaligus. Selesaikan masalah satu demi satu. Akan lebih baik jika kita tidak menghadapi masalah sendirian. Memiliki teman dan sekutu adalah keuntungan terbesar menjadi manusia. Strategi ini yang dengan luar biasa cerdas dilakukan Jaron. Walau musuh datang dari ketiga sisi, dia tidak gegabah dengan menyerang balik setiap musuh. Jaron memecah pasukannya menjadi kelompok-kelompok kecil untuk membatasi pergerakan musuh. Strategi yang kurang tepat sebenarnya karena hal ini ibarat mengumpankan seekor kelinci ke depan tiga ekor singa. Tetapi, ketika musuh sudah telanjur membanjiri negerimu dan pasukanmu kalah jauh dari segi jumlah, yang dibutuhkan adalah strategi dan taktik. Jaron memiliki keduanya.

Ia juga menyerukan kepada rakyat untuk turut berjuang mempertahankan tanah air mereka. Perjuangannya di buku kedua telah membukakan mata rakyat Carthya tentang kualitas ningrat dalam diri Jaron. Tidak heran jika para perempuan pun turut berjuang mencegat musuh yang datang.  Pada akhirnya, seluruh seri ini merupakan semacam ujian pembuktian terhadap kualitas Jaron sebagai seorang calon raja. Raja yang baik tidak pernah meninggalkan rakyatnya. DIa hadir dalam setiap pertempuran. Setia kepada sekutu-sekutunya serta mempercayai bahwa rakyat dan para sahabatnya akan terus berjuang di sisi Jaron. Dan perjuangan yang dilakukan bersama-sama akan terasa jauh lebih mudah ketika tidak dilakukan sendirian. Bahkan dengan ketiga musuh besar yang menyerangnya secara bersamaan, Jaron percaya mereka akan mampu bertahan karena seluruh rakyat dan sahabat akan turut berjuang bersamanya.


1 comment: