Search This Blog

Friday, February 17, 2017

Kisah-Kisah di Balik Meja CEO Penerbit Bentang Pustaka

Judul: 50 Kisah tentang Buku, Cinta, dan Cerita-Cerita di Antara Kita
Penyusun: Salman Faridi
Penyunting: Iqbal Dawami dan Nurjannah Intan
Cetakan:. Pertama, Januari 2017
Tebal: 258 hlm
Penerbit: Bentang


33836530

Setelah membaca bukunya Pak Edi tentang sejarah berdirinya DIVA Press, perhatian saya tertuju pada buku hampir serupa yang ditulis oleh CEO penerbit lain di Jogja, Bentang Pustaka. Selalu menarik membaca kisah di balik sebuah buku, seperti yang dikisahkan secara singkat namun berisi oleh CEO Bentang ini. Banyak hal seputar penerbitan dikulik-kulik oleh beliau, terutama terkait Penerbit Bentang. Walau model tulisannya sederhana dan pendek-pendek untuk sekali dibaca, banyak pengetahuan seputar buku dan dunia penerbitan yang saya dapatkan. Terutama, yang paling menarik adaah terkait upaya Penerbit Bentang menyambut era internet. Benarkah orang sudah tidak membaca buku fisik lagi? Apakah mesin cetak sudah tamat? Ternyata tidak. Menurut beliau, buku elektronik tidak menggantikan buku cetak, tetapi melengkapinya. Dan, penerbit yang ingin tetap eksis di abad internet ini harus mulai mencari solusi kreatif untuk merangkul dunia maya, dan bukan mengabaikannya. Inilah jawaban dari pertanyaan tentang mengapa Bentang sepertinya gencar banget mulai menjual buku dalam bentuk digital. 


Buku ini tersusun atas dua bagian besar, yakni 'Menyelami Pesona Buku' dan 'Menziarahi Ketakjuban Bahasa'. Bagian pertama lah yang menurut saya merupakan harta karun dunia perbukuan. Banyak sekali cerita-cerita unik Mas Salman selama bergelut dengan dunia buku dan penerbitan. Kisah di halaman 3 misalnya, tentang maraknya penjualan buku-buku berbahasa Indonesia oleh sejumlah penerbit indie di Malaysia benar-benar sesuatu yang bikin kaget. Mas Salman menyinggung juga mengapa corak novel yang laku di Malaysia berbeda dengan di Indonesia. Salah satunya adalah penerbit Lejen yang judul bukunya terkenal hemat karena hanya terdiri atas satu kata. Ini kemudian diikuti oleh penerbit-penerbit lain di Malaysia. Bab 'Melawan dengan Buku' juga cukup menarik, meskipun terlalu pendek untuk tema seseksi ini. Sama seperti yang dikisahkan Pak Edi, di buku ini Mas Salman menyebut dunia perbukuan bawah tanah di Jogja pada era 1990-an ketika buku-buku kiri dan seksi masih sangat terlarang untuk dibaca dan dijual.

Kisah-kisah menarik lainnya di buku ini termasuk sejumlah pengalaman Mas Salman dalam 'mengkurasi' buku-buku apa saja yang hendak diterbitkan oleh Bentang Pustaka. Seri Muhammad sang Penggenggam Hujan karya Tasaro GK dipilih karena beliau merindukan buku-buku tentang baginda Rasul yang tetap manusia namun tidak mengabaikan aspek kerasulannya. Juga, pilihan yang mendasari Bentang Pustaka getol menerbitkan buku-buku karya Emha Ainun Nadjib. Ketakjuban sang CEO pada kemajuan Korea Selatan juga yang mendorongnya menerbitkan buku bagus karya Euny Hong berjudul Korean Cool. Bahkan, CEO ini juga tangkas menyambut fenomena maraknya buku-buku bergenre dystopia pada beberapa tahun terakhir. Maka penerbitan ulang novel Animal Farm dan 1984 karya George Orwell pun mendapatkan sambutan yang meriah di pasar. Sedikit tentang The Maze Runner series juga turut dibahas di buku ini. 

Sebuah bacaan nonfiksi tentang dunia buku yang asyik menurut saya. Secara garis besar, banyak hal tentang buku dan dunia penerbitan didedahkan di buku ini. Tetapi, saya belum menemukan 'formula rahasia' dari Penerbit Bentang di buku ini terkait bagaimana penerbit ini mencari dan menerbitkan buku-buku bermutu. Yah, namanya juga rahasia jadi ya kudu dirahasiakan lah hahaha. Beberapa pembahasannya seksi tetapi entah kenapa terasa nanggung. Paling disayangkan, bagian terakhir di buku ini menurut saya terkesan hanya sebagai penambah halaman supaya buku tebal. Bagian ini tema yang dibahas lepas-lepas, beberapa bahkan tidak banyak berkaitan dengan buku. Tetapi, lepas dari itu, buku ini sangat layak dibaca oleh semua yang ingin tahu seputar lika-liku dunia penerbitan.

"Mereka yang memikirkan dan menjaga kepentingan banyak orang, Tuhan pun akan ikut menjaga kepentingannya." (hlm. 120)

No comments:

Post a Comment