Judul: 19 Jurus Penulis Sukstres
Penyusun: Mayoko Aiko,Ceko Spy, dkk
Penyunting: Monika Anggen dan Eva Sri Rahayu
Proffreader: Tim Universal Nikko
Sampul: Zamal Martian
Tebal:270 hlm
Cetakan: 1, Agustus 2015
Penerbit: Universal Nikko
Penyusun: Mayoko Aiko,Ceko Spy, dkk
Penyunting: Monika Anggen dan Eva Sri Rahayu
Proffreader: Tim Universal Nikko
Sampul: Zamal Martian
Tebal:270 hlm
Cetakan: 1, Agustus 2015
Penerbit: Universal Nikko
Menjadi
penulis adalah sebuah kebanggaan tersendiri di zaman ketika ‘eksis itu dibuktikan
dengan karya’ seperti saat ini. Rasanya, ada beda (tapi secara positif) ketika
kita bisa mengganti foto profil atau avatar kita di media social dengan gambar
sampul buku yang kita tulis. Sementara yang lain masih heboh foto mecucu dan
sok imut tapi gagal, kita sudah bisa berbangga hati tanpa harus menunjukkan
wajah ganteng/cantik kita di avatar; cukup unggah saja itu sampul buku karya kita.
Semoga like segera bertebaran. Memang, menjadi penulis yang bukunya diterbitkan
adalah semacam keistimewaan yang layak diacungi jempol di era medsos seperti
saat ini sehingga wajar jika semakin banyak yang ingin berkarya dan bukunya
diterbitkan.
Namun,
sebagaimana hal-hal besar lainnya, menulis sebuah buku bukanlah proses yang
mudah. Ada begitu banyak tantangan, rintangan, bekal, latihan, serta stok
ketekunan yang harus dimiliki para calon penulis. Judul buku ini sendiri (19 Jurus Mabuk Penulis Sukstres) dengan
sangat baik mengambarkan jalan kesuksesan seorang penulis yang kadang memang bikin stres.
Banyak yang kemudian layu sebelum bahkan sempat bergoyang(?) Penolakan dari
penerbit, mati ide, hingga kemalasan; masih banyak lagi hal-hal berat yang siap
menanti di tepian jalan sunyi menjadi penulis ini. Karena itu, dibutuhkan
adanya semacam panduan praktis bagi para calon penulis yang ingin terjun dalam
dunia tulis menulis, dan buku ini adalah salah satu yang saya rekomendasikan
untuk dibaca para penulis pemula.
“Menulis teenlit tidak harus selalu dengan bahasa gaul. Menulis teenlit dengan menggunakan bahasa yang baku—yang sesuai
dengan EYD—pada narasi-narasinya juga tidak menjadi masalah. Namun, narasi yang
baku harus tetap diramu sedemikian rupa sehingga tidak terkesan membosankan,
juga kaku.” (hlm. 19)
Berisi sembilan
belas tulisan dari sembilan belas penulis yang mumpuni di bidangnya
masing-masing, buku ini akan menjadi panduan yang ringkas namun sangat berguna.
Masing-masing bab ditulis oleh ahlinya, yang merupakan saripati pengalaman dan
pengetahuan para penulis yang telah banyak berkarya serta berkecimpung dalam
dunia tulis menulis. Uniknya lagi, banyak sekali jenis tulisan yang dibahas
(walau hanya secara singkat) di buku ini, mulai dari menulis cerita roman hingga fanfic. Pada bab Jurus Dasar Menulis Novel
misalnya, diuraikan secara terperinci langkah-langkah dalam menulis novel.
Mulai dari teknis penulisan, urut-urutan dalam sebuah cerita, hingga proses
menerbitkannya. Mungkin agak terlalu ringkas, tapi saya rasa cukup sebagai
semacam pengetahuan awal bagi para penulis pemula.
“Faktanya, kau tak akan pernah tahu
keinginan dan selera (setiap) pembaca. Dan penulis tidak akan pernah bisa
memuaskan semua orang dengan cerita yang ditulisnya. So kalau ada kritik yang datang berkenaan
dengan cerita yang kau buat…itu wajar-wajar saja dan menjadi hak pembaca.
Tugasmu cuma menulis ….” (hlm. 32)
Bab Jurus
Menulis Horor Mistis juga cukup berisi, saya mendapatkan banyak jurus baru yang
selama ini belum pernah saya dengar. Bab ini dituliskan secara runtut dan
teratur, sehingga mudah dan enak diikuti. Misalnya saja, teknik membangun ketegangan cerita serta tip-tip menyeramkan cerita tanpa membuat pembaca bosan. Selain itu, di bab-bab lain kita akan
disuguhi dengan aneka jurus menulis macam-macam genre cerita, mulai dari
teenlit, romance, horor komedi, hingga menulis puisi tanpa teori. Ada juga bab
khusus tentang fanfiction (meskipun
kurang dibahas bagian legal atau tidaknya jenis karya seperti ini), menulis memoar,
dan personal literature. Di bagian belakang, buku ini dilengkapi dengan
tambahan tips penting dalam dunia menulis, di antaranya cara memilih judul yang
laku, tips menembus media, hingga cara cerdik memenangkan lomba menulis. Plus, ada daftar istilah dalam penulisan storyline/script iklan dan contoh storyboerad iklan. Lihat
kan, buku ini lengkap banget isinya.
Keunggulan
buku ini terletak pada penyampaian materinya yang simple, ringan, tapi tetap
berisi. Dituliskan dengan gaya bahasa khas anak muda sehingga tidak terkesan
menggurui, buku ini cocok dibaca oleh para penulis pemula. Apalagi banyak
tambahan corcol kekinian di beberapa bab sehingga menjadikan tulisannya fresh dan beda. Saya juga suka penataan
isinya yang meriah tapi tetap nyaman dibaca. Jadi, di setiap bab, tata isinya
beda-beda, disesuaikan dengan tema atau jenis tulisan yang tengah dibahas
sehingga mata ini tidak bosan karena harus menatap latar yang melulu putih semi
buram—meskipun saya sangat menyukai jenis kertas ini. Hanya saja, khusus untuk
bab Jurus Menulis Non Fiksi yang Dilirik Penerbit, saya rasa latar belakangnya
terlalu ramai sehingga kadang bikin susah dibacanya *atau mata saya yang mulai
rewel ya?
Kekurangan
buku ini mungkin hanya pada pembahasannya yang kurang detail, meskipun ada
beberapa bab yang sudah cukup detail dan memberikan banyak informasi. Ini bisa
dimaklumi mengingat karya ini merupakan naskah keroyokan dan setiap penulis
hanya diberi jatah menulis satu bab (yang cenderung pendek). Tapi, untuk sebuah
buku panduan memasuki dunia tulis-menulis, buku ini sudah cukup memadai untuk
dibaca para penulis pemula. Paling tidak, buku ini bisa jadi semacam
penyemangat bagi para penulis pemula untuk mulai menapaki dunia kepenulisan (*haseg
bahasanya). Karena, ketakutan itu lebih seringnya karena kita belum tahu.
Setelah tahu, kita jadi lebih yakin dan percaya diri dalam melangkah ke depan.
Semangat menulis, teman-teman. Terima kasih atas buntelannya, Mbak Eva.
“Tak ada tulisan yang benar-benar salah
ketika dituliskan. Kesalahan justru ada pada orang yang memiliki keinginan
menulis tetapi tidak pernah berani memulai menulis akibat ketakutannya sendiri.”
(hlm. 250)
gambar: goodreads.com
Terima kasih.
ReplyDeleteDiterangkan secara sederhana, namun penuh makna Mas. Buku yang bagus untuk para calon penulis muda.
DeleteMakasih review-nya, Mas Dion ^_^
ReplyDeleteSama-sama Mbak.
DeleteGood review
ReplyDelete