Judul: Misteri Banjir Nabi Nuh dan Tenggelamnya Atlantis Nusantara
Penulis: Yusuf Rafiqi
Editor: Kaha Anwar
Tebal: 232 hlm
Cetakan: 1, Juli 2015
Penerbit: DIVA Press
Atlantis, benua mitos yang konon
ditenggelamkan ke dasar samudra, merupakan salah satu misteri dunia kuno yang
paling banyak menarik perhatian. Kisah tentang lenyapnya peradaban akbar dari
masa kuno hanya dalam waktu satu mala mini pertama kali disinggung oleh filsuf
Plato dalam karyanya, Dialog: Timaes dan
Critias. Plato menggambarkan kehancuran peradaban Atlantis sebagai akibat
dari bencana maha dahsyat yang meluluhlantakkan segalanya. Semenjak itu, para
ahli dan sejarahwan kemudian seperti berlomba untuk menemukan di mana posisi
tenggelamnya Atlantis. Samudra Atlantik yang memisahkan benua Amerika dan
Eropa-Afrika tentu saja menjadi lokasi perkiraan yang paling utama, mengingat
kesamaan namanya. Plato sendiri mengindikasikan posisi Atlantis yang berada dui
depan Pilar-Pilar Hercules, yang oleh para sejarahwan adalah tanjung Gibraltar
yang menjadi pintu masuk ke Mediterania.
Selama
bertahun-tahun, konsep Atlantis yang berada di sekitar Laut Tengah atau Samudra
Atlantik diterima oleh dunia sampai akhirnya Prof Arysio Santos dalam bukunya Lost Continent Finally Found mengusung
konsep baru: bahwa Atlantis adalah nusantara di zaman kuno. Melalui
penelitiannya tentang zaman es, Santos menunjukkan bukti-bukti menarik seputar
Atlantis-Nusantara, yang konon tenggelam akibat letusan Super Volcano Toba dan
Krakatau pada Zaman Es Terakhir. Penelitian Santos yang menghebohkan ini
kemudian disusul oleh terbitnya buku-buku tentang Atlantis dan nusantara, salah
satunya adalah buku ini.
Yusep
Rafiqi menjelajah lebih jauh dari Prof. Santos dengan mengusung teori bahwa
bangsa Atlantis adalah kaum Nabi Nuh yang membangkang. Tenggelamnya Atlantis
tidak lain sebagai akibat dari banjir besar yang dulu menimpa kaum Nuh. Banjir
itu juga disusul oleh letusan gunung berapi raksasa, yakni Toba dan Krakatau
kuno yang dianggap sebagai pilar-pilar Herkules versi timur. Hal baru lain yang
ditawarkan dalam buku ini termasuk dugaan bahwa kayu yang digunakan untuk
membuat bahtera Nabi Nuh terbuat dari kayu jati. Keberadaan kayu jati yang
banyak ditemukan di nusantara inilah yang kemudian semakin memantabkan dugaan
penulis bahwa Atlantis dulunya memang ada di nusantara.
Bagaimanakah
sebabnya sehingga penulis bisa sampai pada kesimpulan seperti itu? Benarkah
bahwa Atlantis dulunya adalah nusantara di Zaman Es Terakhir? Juga, apakah
mereka adalah kaum Nabi Nuh yang ditenggelamkan Allah Swt.? Benarkah mereka
juga telah menguasai sistem perkapalan yang sudah sangat maju? Buktinya,
bahtera buatan Nabi Nuh bisa tetap bertahan dalam badai dan banjir terhebat
yang pernah melanda dunia. Banyak jawaban dan ilmu baru yang saya dapatkan di buku ini.
Selain itu, disinggung pula dalam buku ini berbagai mitos dan konsep tentang Banjir Besar dalam berbagai peradaban dunia. Mulai dari peradaban kuno dan besar di Mesopotamia hingga peradaban-peradaban suku. Dari Eskimo di Kutub Utara, peradaban India, hingga suku Inca dan Aztec di Mesoamerika-Amerika Selatan. Berbagai bangsa dan kebudayaan ternyata memiliki konsep tentang Banjir Besar. Di buku ini, ada kutipan-kutipan kisahnya. Di Indonesia, dongeng Terjadinya Danau Toba dan Gunung Tangkuban Perahu konon juga turut mengisahkan Banjir Besar walau dengan skala yang lebih kecil.
Selain itu, disinggung pula dalam buku ini berbagai mitos dan konsep tentang Banjir Besar dalam berbagai peradaban dunia. Mulai dari peradaban kuno dan besar di Mesopotamia hingga peradaban-peradaban suku. Dari Eskimo di Kutub Utara, peradaban India, hingga suku Inca dan Aztec di Mesoamerika-Amerika Selatan. Berbagai bangsa dan kebudayaan ternyata memiliki konsep tentang Banjir Besar. Di buku ini, ada kutipan-kutipan kisahnya. Di Indonesia, dongeng Terjadinya Danau Toba dan Gunung Tangkuban Perahu konon juga turut mengisahkan Banjir Besar walau dengan skala yang lebih kecil.
Memadukan
antara teori kontemporer, temuan Prof. Arsyio Santos, dan tafsir dari
kitab-kitab suci sekaligus rujukan dari dokumen-dokumen kuno tentang Banjir
Besar, buku ini akan menjadi referensi yang menarik tentang Atlantis Nusantara
dan juga mitos banjir besar dunia.
Sebuah buku yang unik
dan baru karena mengaitkan antara Banjir Nabi Nuh dengan tenggelamnya benua
Atlantis, tentunya buku ini juga dilengkapi dengan info dan data yang relevan
sehingga cocok untuk dijadikan bacaan berkualitas di waktu luang.
Sayangnya, saya kurang puas dengan tata letak tulisannya. Tidak ada perbedaan tegas antara tulisan asli si penulis dengan kutipan yang diambil penulis dari buku lain. Harusnya untuk kutipan itu kan menjorok masuk, kalau bisa dengan font yang lebih kecil atau berbeda. Lha di buku ini kok lurus dan lempeng aja hiks. Tapi, nggak apa-apa deh, masih bisa kebaca kok, hanya kurang nyaman saja di mata.
Aku tadi iseng-iseng ngetik "kaha anwar", lho kok muncul di blog-nya Mas Dion..:D
ReplyDeleteJadilah gan baca blog ini....
ReplyDeleteUntuk sekedar nambah pengetahuan tentan misteri altantis...