Search This Blog

Monday, March 23, 2015

I Scream, You Scream! (Scary Tales #2)



Judul     : I Scream, You Scream! (Scary Tales #2)
Pengarang : James Freller
Ilustrator : Iacopo Bruno
Penerjemah : Nuraini Matsura
Penyunting : Aan Wulandari Usman
Cetakan: Pertama, Maret 2015
Penerbit: Noura Books
 
23441507



Tidak salah jika banyak pembaca yang menyebut seri #ScaryTales ini sebagai penerus Goosebums di era Millenium. Dari segi cerita, polanya hampir mirip—tokohnya anak-anak, memasuki wahana di taman hiburan yang misterius, dan kemudian dia mendapati kalau taman bermain itu bukan taman bermain biasa. Ide cerita seperti ini mungkin pernah kit abaca entah dimana, atau kita tonton dalam serial Goosebums dengan bintang-bintang yang masih jadul banget. Bedanya, seri Scary Tales ini sudah menyinggung tentang penggunaan internet dalam ceritanya. Internet, sesuatu yang telah begitu mengubah kehidupan generasi muda. Mereka yang baru lahir tahun 90-an mungkin belum bisa merasakan, tapi mereka yang lahir tahun 80-an hingga awal 90-an  pasti merasakan betapa berubahnya dunia mereka sekarang karena internet (maaf, malah melantur kemana-mana).

                Kembali ke buku ini, jika sudah membaca seri pertama, pasti langsung paham kalau setiap buku dalam seri ini berbeda-beda. Karakternya berbeda, dan anak-anak yang jadi karakter utama di dalamnya pun berbeda-beda. Jika di buku pertama Home Sweet Horor pembaca disuguhi rumah yang berhantu, maka di buku kedua ini temanya adalah Taman Hiburan Maut (biar ala-ala trio detektif hehehe). Ceritanya, seorang gadis kecil bernama Sam Carver—dia ini suka banget naik berbagai wahana permainan—mendapatkan tiket gratis untuk menaiki sebuah wahana bernama Taring Naga milik Dokter Z yang misterius.  Tapi, ada yang aneh, hanya Sam saja yang dipebolehkan menaiki wahana Taring Naga, sementara ayah dan ibunya harus menunggu di luar. Sam juga dilarang membawa telepon genggamnya (hal yang tidak bakal kita temukan di serial Goosebums) sehingga begitu masuk ke wahana, maka terputuslah dirinya sepenuhnya dengan orang tuanya.

                Awalnya, orang tua Sam tidak setuju. Tapi begitu melihat ada belasan anak lain yang juga ikut naik wahana bersama Sam, maka mereka mengizinkan Sam naik wahana Taring Naga, meskipun dengan perasaan yang berat hati dan entah bagaimana terasa janggal. Dan, Taring Naga pun dibuka. Seluruh peserta telah duduk di kursinya masing-masing. Roller coaster mulai meluncur, semakin lama semakin cepat, masuk lebih dalam, lebih gelap, lebih cepat. Sebelum tiba-tiba terdengar suara ledakan, dan permainan Taring Naga langsung berubah menjadi arena maut yang mengerikan. Sam, terjebak bersama salah satu anak, mencoba menyelamatkan diri. Tapi, teriak mereka kali ini bukanlah teriakan karena senang campur ngeri. Teriakan kali ini adalah teriakan minta tolong.

                Sound familiar? Ya, bagi yang pernah membaca seri Goosebumps pasti merasa seperti diajak bernostalgia. Tapi, ya, dibutuhkan lebih banyak buku horor untuk anak semacam ini karena kelak mereka juga akan mengenang masa kecilnya saat membaca seri Scary Tales sebagaimana kita yang juga terkenang dengan Goosebumps. Plus, ilustrasi seram di buku ini begitu unik, rasanya hitam tapi hitam yang indah. Nuasa gotik yang kental berpadu dengan lingkungan modern, menghasilkan ilustrasi hitam yang terang, mendetail, dan entah bagaimana spooky namun tetap nyeni.

1 comment: