Judul : I Scream, You Scream! (Scary Tales #2)
Pengarang :
James Freller
Ilustrator :
Iacopo Bruno
Penerjemah :
Nuraini Matsura
Penyunting :
Aan Wulandari Usman
Cetakan:
Pertama, Maret 2015
Penerbit:
Noura Books
Tidak salah
jika banyak pembaca yang menyebut seri #ScaryTales ini sebagai penerus
Goosebums di era Millenium. Dari segi cerita, polanya hampir mirip—tokohnya
anak-anak, memasuki wahana di taman hiburan yang misterius, dan kemudian dia
mendapati kalau taman bermain itu bukan taman bermain biasa. Ide cerita seperti
ini mungkin pernah kit abaca entah dimana, atau kita tonton dalam serial
Goosebums dengan bintang-bintang yang masih jadul banget. Bedanya, seri Scary
Tales ini sudah menyinggung tentang penggunaan internet dalam ceritanya.
Internet, sesuatu yang telah begitu mengubah kehidupan generasi muda. Mereka
yang baru lahir tahun 90-an mungkin belum bisa merasakan, tapi mereka yang
lahir tahun 80-an hingga awal 90-an
pasti merasakan betapa berubahnya dunia mereka sekarang karena internet
(maaf, malah melantur kemana-mana).
Kembali ke buku ini, jika sudah
membaca seri pertama, pasti langsung paham kalau setiap buku dalam seri ini
berbeda-beda. Karakternya berbeda, dan anak-anak yang jadi karakter utama di
dalamnya pun berbeda-beda. Jika di buku pertama Home Sweet Horor pembaca disuguhi rumah yang berhantu, maka di buku
kedua ini temanya adalah Taman Hiburan Maut (biar ala-ala trio detektif
hehehe). Ceritanya, seorang gadis kecil bernama Sam Carver—dia ini suka banget
naik berbagai wahana permainan—mendapatkan tiket gratis untuk menaiki sebuah
wahana bernama Taring Naga milik Dokter Z yang misterius. Tapi, ada yang aneh, hanya Sam saja yang
dipebolehkan menaiki wahana Taring Naga, sementara ayah dan ibunya harus
menunggu di luar. Sam juga dilarang membawa telepon genggamnya (hal yang tidak
bakal kita temukan di serial Goosebums)
sehingga begitu masuk ke wahana, maka terputuslah dirinya sepenuhnya dengan
orang tuanya.
Awalnya, orang tua Sam tidak
setuju. Tapi begitu melihat ada belasan anak lain yang juga ikut naik wahana
bersama Sam, maka mereka mengizinkan Sam naik wahana Taring Naga, meskipun
dengan perasaan yang berat hati dan entah bagaimana terasa janggal. Dan, Taring
Naga pun dibuka. Seluruh peserta telah duduk di kursinya masing-masing. Roller coaster mulai meluncur, semakin
lama semakin cepat, masuk lebih dalam, lebih gelap, lebih cepat. Sebelum
tiba-tiba terdengar suara ledakan, dan permainan Taring Naga langsung berubah
menjadi arena maut yang mengerikan. Sam, terjebak bersama salah satu anak,
mencoba menyelamatkan diri. Tapi, teriak mereka kali ini bukanlah teriakan
karena senang campur ngeri. Teriakan kali ini adalah teriakan minta tolong.
Sound familiar? Ya, bagi yang pernah membaca seri Goosebumps pasti merasa seperti diajak
bernostalgia. Tapi, ya, dibutuhkan lebih banyak buku horor untuk anak semacam
ini karena kelak mereka juga akan mengenang masa kecilnya saat membaca seri Scary Tales sebagaimana kita yang juga
terkenang dengan Goosebumps. Plus,
ilustrasi seram di buku ini begitu unik, rasanya hitam tapi hitam yang indah.
Nuasa gotik yang kental berpadu dengan lingkungan modern, menghasilkan
ilustrasi hitam yang terang, mendetail, dan entah bagaimana spooky namun tetap nyeni.
Curiga lagi baber sama Mbak Truly nih ^^
ReplyDelete