Search This Blog

Monday, March 17, 2014

Relic Sembilan Milenia

Judul : Relic Sembilan Milenia
Pengarang : Ray Admanto
Penyunting : Misni Parjiyati
Tebal : 182 halaman
Cetakan : 1, Maret 2014
Penerbit: PING!!!

               

                Memilih Relic Sembilan Milenia sebagai 7 nominasi pemenang #fikfanDIVA adalah pekerjaan yang sangat mudah karena cerita ini unik dan “selesai”. Menulis sebuah kisah fantasi utuh dengan jumlah halaman yang dibatasi sudah jelas tidak mudah, tidak banyak yang bisa. Dalam lomba #fikfanDIVA, peserta diharuskan menulis satu cerita utuh hanya dalam 130 halaman dua spasi! Just imagine that! Ketika dunia fantasi tengah gandrung menulis berpanjang-panjang, peserta dipaksa memangkas cerita dan memapras narasi hingga menjadi sebuah cerita utuh yang muat dalam satu naskah berhalaman tipis. Novelet fantasi, kami menyebutnya begitu. Dalam proses seleksi, banyak peserta membawa konsep cerita yang bagus dan keren, tetapi sayang kisah mereka membutuhkan terlalu banyak halaman dan tidak mungkin selesai dalam sebuah novelette tipis. Maka, inilah salah satu proses seleksi yang kami jalankan: memilih cerita yang selesai!

                Relic Sembilan Milenia dibuka dengan narasi dan perkenalan seperlunya. Karakter pun digambarkan sambil lalu, tidak menumpuk di awal cerita sehingga membuat novelette ini tidak berpanjang-panjang. Kelihatan banget kalau penulisnya sudah sering menulis, atau paling tidak sudah malang melintang pukang di dunia fiksi perfantasian Indonesia *halah. Untuk cacat logika hanya sedikit menurut saya dan dramanya pun ada—dan tidak berlebihan. Nah, bagian tengah-tengah cerita itu yang sayangnya kelihatan banget dipangkas dan dipapras habis demi persyaratan yang 130 halaman itu. Adegan-adegan di gurun, juga di kota para pencuri itu kelihatan banget banyak yang hilang padahal di bagian ini sebetulnya bisa dikembangkan lagi potensinya, terutama bagian tentang masa lalu si assassin.

Oke, kita lanjut aja ke review singkatnya ya. Assassin Creed (haduh maaf salah judul hihihi) … Relic Sembilan Milenia berkisah tentang pencarian sebuah artefak peradaban Avesta berusia 9.000 tahun yang terpendam di Gurun Shanidar. Relic ini dipercaya menjadi kunci untuk menguak penyebab kehancuran bangsa Avesta yang tiba-tiba raib tanpa sebab. Lucia Lavence, seorang arkeolog bertekad mencari relik tersebut demi melunasi utang keluarganya. Sang Kakek dulunya juga sempat memburu relik tersebut, tapi entah mengapa dia menyerah. Lucia kemudian mendatangi seorang assassin atau pembunuh bayaran untuk diajak mencari relik tersebut. Loh, cari harta kok sama pembunuh sih? Penasaran kan? Jelasnya untuk perlindungan kara Lucia juga telah menyewa sebuah tim yang berisi arkelog, dokter, dan tim penggali. Dia juga menyewa beberapa jagoan.

                Dimulailah pencarian kota misterius yang tersembunyi di gurun pasir. Si Assasin memaksa tim itu mengubah rute perjalanannya sehingga melewati Kota Pencuri. Di kota inilah terpendam masa lalu sang Assasin yang seharusnya bakal bagus banget bila dikembangkan lagi (tapi yah 130 halaman lho ingat!). Sebenarnya, akan sangat membantu banget jika buku ini dilengkapi dengan peta karena pembaca pasti bakal lebih mudah membayangkannya. Singkat kata, setelah drama celana Lucia yang hilang, mereka melanjutkan perjalanan menembus gurun pasir. Sebuah sihir kuno menyelubungi kota kuno itu, tetapi panduan sang Assasin (yang dia dapatkan dari kota pencuri) membuat mereka berhasil menemukannya.

                Di kota yang hilang inilah kisah ini mengalami krisisnya. Artefak berharga itu ternyata menyimpan sebuah misteri kuno yang sangat berbahaya. Sebuah misteri yang telah menyebabkan hancurnya peradaban bangsa Avesta. Berhasilkan Lucia dan tim-nya mengambil relik tersebut? Apa konsekuensi dahsyat yang mengiringi penemuan relik tersebut? Lalu, apa sebenarnya peranan sang assassin dalam pencarian harta ini? Pokoknya ending kisah ini asyik banget. Sebuah buku fantasi karya anak negeri yang sangat patut diapresiasi. 

No comments:

Post a Comment