Pengarang : Suzanne Collins
Penerjemah : Hetih Rusli
Cetakan : Sembilan, Nov 2012
Halaman : 423 hlm
Penerbit: Gramedia
“Api sudah tersulut.
Dan jika kami terbakar, kau terbakar bersama kami!” (hlm 113)
Akhirnya, inilah seri terakhir dari trilogi bestseller yang sempat menghebohkan
dunia perbukuan Indonesia tahun 2011 yang lalu, The Hunger Games : Mockingjay. Di
seri terakhir ini, pembaca tidak lagi disuguhi arena Hunger Games atau Quarter
Quells yang—menurut saya—merupakan daya tarik utama dari seri ini. Setelah
Katniss Everdeen selamat dari dua kali pertandingan Hunger Games, di mana pada permainan yang terakhir ia juga telah
mengacaukan—bahkan menghentikan—permainan biadab yang telah terselenggara
selama 75 tahun. Quarter Quells terakhir
rusak, banyak peserta menjadi korban. Tetapi ini barulah awal dari
pemberontakan besar melawan Capitol. Dengan dipimpin oleh Distrik 13 yang
dikira sudah musnah, seluruh distrik di Panem mulai bergolak untuk melawan
Capitol. Semuanya bersatu dan tersatukan oleh aksi dramatis Katniss dan Peeta. Sebagai
lambang pemberontakan, Katniss berhasil diselamatkan, tetapi Peeta jatuh ke
tangan Capitol. Maka dimulailah pertempuran gerilya antara para pemberontak
melawan Capitol. Panem sekali lagi menjadi wilayah yang bergolak.
sumber: hungergameslessons.com
Tidak
seperti buku-buku sebelumnya, Mockingjay tidak
lagi menampilkan arena pertarungan epic ala Hunger Games. Alih-alih,
pertempuran kini berpindah ke seluruh Panem. Satu demi satu distrik mulai
berjatuhan ke tangan pemberontak. Distrik 12 sudah musnah, dibombardir oleh
Capitol ketika Katniss lolos dari Quarter Quells, menyusul Distrik 8, yang juga
di bom padahal rakyat di sana sudah menderita. Langkah kalap Presiden Snow (diktator
Capitol) inilah yang berbalik menghantam kekuasaannya. Satu per satu distrik
lepas dan menyatakan memberontak terhadap Panem, kecuali Distrik 2 (yang
akhirnya jatuh juga ke tangan pemberontak). Setelah itu, Peeta-lah yang menjadi
target penyelamatan selanjutnya. Tapi sayang, Peeta kini tidak lagi sama dengan
Peeta yang dulu. Capitol telah mencuci otak pemuda itu. Peeta yang dulu rela
berkorban demi Katniss kini menjadi musuh terbesarnya.
Secara
aksi, Mockingjay kurang seru bila
dibandingkan Catching Fire atau The
Hunger Game. Perasaan deg-degan atau terpesona oleh teknologi yang mewarnai
arena Hunger Game tidak lagi ditampilkan disini. Buku ketiga ini lebih menyorot
pada perkembangan pribadi Katniss sebagai Mockingjay, sementara adegan
pertempuran hanya sesekali muncul seperti saat Distrik 8 diserang atau saat
pemberontak menghantam Distrik 2. Itupun, scene
pertempuran digambarkan “sambil lalu” dan tidak sedetail seperti pada buku
sebelumnya. Baru pada menjelang akhir, ada adegan kejar-kejaran dengan para
mutan, yang sayangnya tidak “sesadis” pada buku pertama *dikeplak komisi
perlindungan pembaca anak dan remaja* Ini sesungguhnya patut disayangkan karena
Mockingjay sepertinya kehilangan ciri
khasnya dan menjadi seperti novel-novel “pemberontakan” kebanyakan.
Tetapi,
Mockingjay bisa dibilang berhasil
sebagai seri yang menutup trilogi Hunger
Game ini. Seluruh jawaban dan persoalan terpecahkan. Siapa yang akhirnya
dipilih oleh Katniss? Gale atau Peeta. Bagaimana nasib Presiden Snow dan
Capitol? Siapa orang penting yang tewas dalam seri ketiga ini? Atau, benarkah
bahwa seluruh permainan ini hanyalah intrik politik dengan Katniss dan
orang-orang bawah yang menjadi pionnya? Yang jelas, bakal ada twist tak terduga di bab-bab akhir. Saya
sampai harus membaca dua kali sebelum ngeh
pada apa yang sebenarnya terjadi. Buku yang memikat, tema yang segar, dan
penggarapan menawan. Ketiga seri buku ini wajib dibaca dan dikoleksi bagi para
penggemar cerita petualangan.
Kalau menurutku malah main potong scene pertempurannya itu yg bikin buku ini sangat mengecewakan. Mungkin karna aku emang suka buku2 'action' ya, jadi makin ke belakang ceritanya makin...err..."niat ngga sih nulis buku?!" Katnisnya juga makin kelihatan lemah :< padahal di buku 1 kan Katniss itu semacam super hero. Banyak org yg bergantung sama dia.
ReplyDeleteIya betul, mosok pertempuran yang seharusnya bakal lebih seru kalao ditulis detail tapi cuma digambarkan menang atau kalah, gitu doang. Tapi ini mungkin krn penulis memakai sudut pandang orang pertama kali ya, jadinya susah untuk menarasikannya, secara Katniss kan tdk terlibat langsung dlm pertempuran kecuali yg bagian belakang.
DeleteHaseek akhirnya rampuung XD
ReplyDeletehampir setahun haha
Deletetep paling suka Catching Fire :p
ReplyDeleteagak kangen sih sama game-nya, berharap gantian Presiden Snow yang ikut Hunger Games #HorangSadis =))
Iyaakkk itu si Snow cuma gitu doang ya kalahnya, kurang memuaskan *ditampar komisi perlindungan tokoh dalam cerita
Delete