Search This Blog

Sunday, November 17, 2013

Carrie


Judul : Carrie
Pengarang : Stephen King
Alih bahasa : Gita Yuliani K
Tebal : 253 hlm
Cetakan: Pertama, Oktober 2013
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama




http://media.tumblr.com/24866e211383a7c4066da0205e9a329c/tumblr_inline_mtxkn3jgNP1qb7t48.jpg

                 
          Tidak heran kalau banyak yang bilang Stephen King adalah rajanya penulis novel thriller karena ia membuktikannya lewat karya-karyanya yang tak terlupakan. Setiap membaca karyanya, pembaca akan menemukan sudut pandang yang baru dalam menikmati novel thriller atau horor. Jika pembaca sudah membaca auto-biografi beliau On Writing, akan terlihat bagaimana kehidupan King benar-benar mempengaruhi proses kreatifnya. Salah satu novel yang proses kreatifnya banyak dikisahkan dalam On Writing adalah novel ini Carrie, salah satu novel yang menjadi tonggak kesuksesan beliau sebagai penulis novel thriller. Dikisahkan bahwa sosok Carrie begitu menetap dalam pikiran King, ia benar-benar menyelami bagaimana perasaan gadis ini, sampai-sampai King sendiri merasa depresi. Tidak aneh jika dalam pengantar novel ini, King menyatakan terima kasih kepada Tami yang “…lalu menyelamatkan aku keluar.”

                Ciri khas karya Stephen King adalah cerita yang kental dengan unsur thriller dan sangat dalam menyorot sisi psikologis dan mental karakter-karakter di dalamnya. Dalam Carrie, kita bertemu dengan seorang gadis SMA yang kikuk dan pemalu, yang tidak pandai berdandan, yang menarik diri dari pergaulan. Tipe gadis yang dijauhi oleh geng cewek populer dan sering menjadi korban bullying. Ini masih ditambah dengan latar belakang keluarga Carrie yang tidak umum. Ibunya adalah salah satu penganut Kristen garis keras, yang memandang dunia sebagai hukuman dan membatasi pergaulan dengan orang lain. Semua kualitas negatif ini terakumulasi pada sosok Carrie yang akhirnya menjadi calon korban bullying yang sesuai. Kisah seperti ini mungkin hanya akan berhenti sebatas pada Carrie yang entah akan melakukan tindakan-tindakan bodoh ataukah me-make over kehidupannya. Model cerita remaja yang sering kita jumpai. Namun, King tidak memaksudkan Carrie untuk menjadi seorang remaja kikuk biasa. Ia adalah seorang remaja tidak gaul tapi memiliki kekuatan telekinetis.

                Bayangkan, apa yang bakal terjadi ketika sesosok ABG dengan psikologis yang belum stabil memiliki kekuatan menggerakkan benda-benda hanya dengan pikirannya? BENCANA. Semuanya dimulai dari insiden di ruang ganti. Carrie, yang sejak kecil dididik secara salah oleh ibunya, mendapati dirinya “berdarah” alias mengalami haid pertama. Karena tidak pernah diberi tahu apa itu haid, Carrie histeris. Ia merasa terluka tapi tidak terluka karena darah terus mengucur dari tubuhnya. Sesuatu yang biasa bagi cewek remaja normal, tapi bayangkan jika kamu jadi Carrie? Luka itu makin bertambah ketika teman-teman cewek genk populer meledeknya habis-habisan. Kalau saja tidak ditengahi oleh Guru Olahraga yang bijaksana, bencana itu mungkin datang lebih awal.

                Sue, seorang anggota genk populer yang merasa bersalah karena ikut menertawakan Carrie mencoba menebusnya. Dipaksanya sang pacar, Tommy, untuk mengajak Carrie ke pesta dansa sekolah (prom nite). Segala sesuatunya seharusnya berjalan lancar, niat baik Sue dan kecantikan alami Carrie membuatnya dan Tommy menjadi Raja-Ratu Pesta Dansa. Sayangnya, ada cewek  lain yang tidak suka, dia ingin mempermalukan Carrie. Dan dari sinilah bencana itu berawal. Merasa dipermalukan sampai titik tak tertahankan, Carrie meledak dan mengerahkan segala kekuatan telekinetisnya. Ia membakar sekolah seiisinya, menyetrum hampir sepertiga penduduk kota, membumi hanguskan pusat kota. Korban tewas mencapai ratusan, semua itu hanya karena orang-orang yang terlalu egois.

                Ditulis berselang-seling dengan kutipan dari dokumen ilmiah, potongan surat kabar, dan pengadilan yang berlangsung paska terbakarnya kota Chamberlaine, Maine, King menyusun potongan demi potongan kehidupan Carrie. Apa yang membuatnya memiliki kekuatan super dan mengapa ia tumbuh menjadi gadis yang salah. Walau thriller, novel ini lebih banyak menyorot pada sisi psikologis Carrie, yang dalam kisah ini sangat menentukan kemunculan dan penggunaan kekuatannya. Perlahan demi perlahan, pembaca akan dibawa ke puncak ketegangan, lalu mundur lagi ketika King menyelipkan fakta-fakta di balik kisah Carrie. Awalnya, pola yang digunakan penulis mungkin membuat pembaca sebal, tapi seiring dengan berjalannya cerita, pembaca akan mendapati bahwa cara yang digunakan King ini unik sekaligus tidak merepotkan. King tidak lagi repot-repot menambahkan narasi tentang penelitian ilmiah dan tentang masa lalu Carrie dalam alur cerita, itu akan membuat ceritanya panjang dan membosankan. Dengan teknik selang-seling ini, Stephen King berhasil menjaga cerita tetap sederhana dan seru tanpa menghilangkan unsur ilmiah dan logika di dalamnya. Sebuah bacaan yang sangat bagus.
               

No comments:

Post a Comment