Judul :
On Writing
Penulis :
Stephen King
Penerjemah
:Rahmani Astuti
Editor :
Esti Budihabsari
Cetakan :
2, 2005
Halaman :
413 halaman
Penerbit
: Qanita
Musim
panas, 13 Juni 2009, Stephen King sang maestro tulisan thriller dan horor
tengah berjalan kaki santai di dekat rumahnya. Hanya acara jalan-jalan biasa yang, tanpa
ia sadari, akan berubah menjadi peristiwa horor: sebuah
van biru menabraknya hingga terpental ke atas mobil sebelum kemudian terbanting lagi ke bawah.
Nyawanya nyaris tidak selamat, kecelakaan itu menghancurkan tulang kaki, tulang rusuk dan
sebagian tulang punggungnya. Dua bulan perawatan menyadarkan dirinya bahwa
waktu begitu berharga, tidak boleh dibuang begitu saja meskipun itu demi alasan
sakit atau tengah menjalani perawatan. Dan, masa-masa itulah sang maestro
melahirkan On Writing, sebuah
autobiografi tentang dirinya sendiri, tentang menulis. Karena baginya menulis
adalah separuh jiwa, maka lebih dari separuh On Writing adalah tentang menulis, karena itulah dunia seorang
Stephen King.
“Aku menulis karena itu memuaskan diriku. …
Aku menulis untuk kesenangan. Aku benar-benar menikmatinya. … Ada saat-saat
ketika menulis bagiku menjadi seperti takdir kecil, pencerahan pada saat
murung. … Menulis bukan kehidupan, tetapi kupikir kadang-kadang dapat menjadi cara
untuk kembali hidup.” (hlm 364) .
Lahir
di Portland, Maine, pada tahun 1947 dari
orang tua yang bernama Ronald dan Nellie Pittsbury Kings, Stephen kecil
bersama kakaknya diasuh hanya oleh ibunya yang bekerja serabutan. Sejak kecil,
kedua kakak-beradik ini sudah diajarkan tentang kerja keras, Stephen bahkan
menyambi bekerja sambil sekolah. Kehidupan terpaksa mereka lewatkan dengan
berpindah-pindah rumah kontrakan, juga pekerjaan. Tapi, Tuhan Maha Adil.
Kesulitan selalu dibarengi dengan kehebatan. Baik Stephen maupun Kakaknya,
Dave, dianugerahi kreativitas luar biasa. Sementara sang kakak memilih jalur
eksak, Stephen kecil memilih jalur menuliskan cerita. Sejak usia 14 tahun, ia
rutin mengirimkan ceritanya pada berbagai majalah, dan sejak itu pula ia rutin
menerima penolakan. Alih-alih dibuang, setiap surat penolakan yang ia terima
akan ia paku di tembok sebagai penyemangat. Ia bahkan terinspirasi darinya.
“Surat-surat penolakan itu tidak banyak dan
jarang-jarang, tetapi kalau datang, selalu membuat hariku cerah dan membuatku
tersenyum.” (hlm 323)
Ketekunannya
untuk terus menulis walaupun terus ditolak adalah kegigihan utama yang
menunjukkan kualitas asli seorang Stephen King. Ia tidak menyerah, penolakan ia
jadikan sebagai penyemangat. Dan, ketika akhirnya cerita pendek pertamanya
dimuat, cerita-cerita terdahulu yang ditolak pun mulai dilirik kembali oleh
penerbit. Namun, titik kritis dalam hidupnya adalah ketika novel pertamanya Carrie, terbit pada tahun 1973. Sebuah
titik yang sekaligus mendorong Stephen King untuk terjun total sebagai penulis. Segala
peristiwa keseharian, orang-orang yang ia jumpai, semuanya adalah sumber
inspirasi bagi Stephen King. Selain mengungkapkan keberuntungannya sebagai
generasi yang lahir pada masa-masa sebelum televisi membombardir generasi muda,
ia juga menekankan tentang pentingnya aktivitas membaca
.
“Kalau engkau tidak punya waktu untuk
membaca, kau tidak punya waktu (atau peralatan) untuk menulis. Membaca adalah
pusat kreativitas kehidupan seorang penulis. Aku membawa buku kemanapun aku
pergi, dan menemukan di sana segala macam peluang untuk menenggelamkan diri
dalam bacaan.” (hlm 200).
“Dengan banyak membaca, kau akan terbantu
menjawab berapa banyak, dan hanya dengan menulis kau akan terbantu menjawab
pertanyaan bagaimana. Kau dapat belajar hanya dengan melakukannya.” (244)
Diungkapkan
pula melalui autobiografinya ini bahwa rahasia produtivitasnya dalam menulis
adalah rutinitas dan ketekunan dalam menulis. Kedisiplinan dan ketertiban dalam
menulis, itulah senjata utama seorang penulis agar dapat terus menghasilkan
karya.
“Program berlatih keras membaca dan
menulis—empat minggu, enam sehari, setiap hari—tidak terasa jika kau
benar-benar menikmatinya…” (hlm xxvi)
“Aku menulis setiap hari termasuk pada hari
Natal, hari Kemerdekaan, dan hari ulang tahunku. … Ketika aku menulis, semua
itu seperti tempat bermain, dan waktu tiga jam yang kugunakan tetap terasa
menyenangkan.” (hlm 210)
Hampir
70% On Writing adalah tentang
tips-tips menulis ala Stephen King. Bagian autobiografi tentang kehidupan masa
kecil hingga dewasa hanya menepati sekitar 141 halaman yang ia beri judul CV.
Selebihnya, ia mengungkapkan proses kreatifnya dalam menulis, yang sesekali
disela dengan menceritakan suatu episode dalam kehidupannya. Agak
berputar-putar memang, namun mengingat On
Writing digarap di sela-sela waktu pemulihannya dari kecelakaan, buku ini
sudah sangat luar biasa. Dari banyaknya porsi tentang proses menulis di
autobiografinya, dapat disimpulkan bahwa Stephen King terbangun oleh proses
menulis itu sendiri. Hampir separuh jiwanya adalah untuk menulis, tidak heran
jika menulis juga mengambil lebih dari setengah porsi autobiografinya ini.
“Menulis bukanlah untuk mencari uang,
menjadi terkenal, mendapat teman kencan, menjadi mapan, atau memperoleh banyak
teman. Pada akhirnya, menulis adalah untuk memperkaya hidup orang-orang yang
akan membaca karyamu dan memperkaya hidupmu sendiri pula. Tujuannya adalah
bangkit, sembuh, dan mengatasi keadaan …. Menulis itu mukjizat, seperti air
kehidupan, seperti karya seni kreatif lainnya.” (hlm. 191 - 392)
duh malu belum pernah baca karya beliau :(
ReplyDeleteAku malah baru baca satu kang wkwkwk
DeleteWah sama.. aku juga blm pernah satu kalipun baca buku beliau :P
DeleteBaca Under The Dome aja *nyamber*
DeleteHuhuhu aku pengen baca Under the Dome
Deleteduh dari dulu penasaran sama buku ini, tapi baru tau kalo ada terjemahannya :D enakkah terjemahannya?
ReplyDeleteEnak dan menyenangkan dibaca :)
Deleteaku sudah punya buku ini tapi belum dibaca...hehe
ReplyDeleteDibaca Suhu, inspiratif suer
DeleteSalah satu penulis favoritku. Duh, on writing msh nunggu dibaca
ReplyDeleteIya bagus banget, inspiratif yuk dibaca
Deleteuhuk. tragedi stephen hawking XD
ReplyDeleteHaduuh, mata naganyaaa belon dibacaa iniiih
Hoeee ada tambahan "haw" ya hahaha
Deletewahh.. baca ini jadi tertarik buat baca bukunyaa :D
ReplyDeleteYuk :)
Deletepas obral kapan hari sdh mau beli, cmn krn masuk non-fiksi kupikir cmn teori-teori dan tips cara menulis saja isinya, jadi semi biografi juga ya.
ReplyDelete*coba cari lagi ah, siapa tahu masih ada*
Pokoke ngak rugi
Deletepengen buku ini, kalo nemu kasi tahu ya
ReplyDeleteOke mbak, kayake di Shopping ada
Delete