Search This Blog

Thursday, October 17, 2013

Throne of Jade (Tahta Langit)

Judul :  Throne of Jade (Tahta Langit)
Pengarang : Naomi Novik
Penerjemah : ine milasari hidayah
Cetakan : 1, 2012
Halaman : 602 halaman
Penerbit : Elex Media Komputindo

18243769


                Takhta Langit adalah seri kedua dari serial Temeraire, menyambung dari buku pertamanya His Majesty’s Dragon. Sebagaimana buku pertama, Takhta Langit masih mengangkat petualangan naga Temeraire dan penunggangnya Will Laurence dengan setting waktu pada masa era Perang Napoleon tahun 1800-an. Berbeda dengan buku pertama yang lebih sarat aksi pertempuran naga di langit, buku ini cenderung lebih kalem dan “lebih politis”. Kalau saya tidak keliru, hanya terjadi tiga pertarungan naga di buku kedua ini: satu saat di lepas pantai Perancis, satu di Samudra Hindia, dan satu lagi di Peking. Namun, bukan berarti buku ini kemudian menjadi tidak menarik. Justru sebaliknya, buku ini istimewa dengan caranya sendiri. Jika di buku pertama kita disuguhi adegan pertempuran, di  buku kedua ini kita diajak untuk berdiplomasi. Lawrence belajar banyak tentang hubungan politik antar negara, yang dituliskan dengan begitu bergairah oleh penulis, sehingga pembaca pun turut belajar banyak. 

                Menyambung cerita pertama, diketahui fakta bahwa Temeraire ternyata adalah seekor naga Celestial yang sangat langka dan berasal dari Kekaisaran China. Adat mengharuskan bahwa seekor Celestial hanya boleh dipasangkan dengan seorang kaisar atau kerabatnya. China kemudian mengirimkan utusan ke Inggris demi menjemput kembali naga Celestialnya. Perundingan politik berlangsung a lot, dan pembaca akan disuguhi dengan betapa rumitnya membicarakan hal-hal yg sifatnya diplomasi antara negara. Tidak boleh asal tebas, semua hal harus dipikirkan secara matang dan hati-hati karena taruhannya sangat besar. Laurence terpaksa menyetujui pemindahan Temeraire ke China. Naga itu mungkin akan dirampas darinya sesampainya di China, tapi paling tidak mereka masih punya waktu 6 bulan untuk bersama di sepanjang perjalanan laut menuju China. Bagaimana langkah selanjutnya setelah sampai di sana, biar takdir yang memutuskan.

                Maka dimulailah perjalanan panjang membawa Temeraire ke China menggunakan sebuah kapal angkut raksasa milik AL Inggris, Allegiance. Di sini, Laurence terpaksa menghadapi masalah lagi saat para penerbang dan marinir—yang memang sejak awal kurang akur—terpaksa hidup bersama di atas sebuah kapal selam 6 bulan. Ini belum ditambah dengan keberadaan rombongan utusan China yang dipimpin oleh  Pangeran Yongxing. Mereka lebih menimbulkan kerepotan di tengah segala ketenangan dan ritual ala Chinanya yang ribet. Sepanjang perjalanan, baik Laurence dan Temeraire harus menghadapi berbagai intrik serta plot rahasia yang rupanya disusun untuk saling memisahkan keduanya. Selain badai yang mengganas di samudra, mereka juga harus bersiap dengan badai yang mengamuk di dalam kapal, perselisihan serta pertikaian yang muncul ketika sekelompok orang tinggal bersama di sebuah kapal selama berbulan-bulan. Hebatnya lagi, Novik mampu menciptakan karakterisasi yang utuh dalam tokoh-tokohnya, semuanya begitu khas dan mudah terbedakan.

                Setelah akhirnya  mereka sampai di China, rombongan Lawrence dipisahkan dari Allegiance. Intrik dan plot baru sudah menunggu. Di negeri asing nan eksotis itu, kembali jalinan persahabatan antara Lawrence dan Temeraire diuji. Bangsa China yang telah terlebih dulu membiakkan naga terbukti sudah jauh lebih mapan ketimbang Eropa dalam memperlakukan naga-naga  di sana. Belum hilang kekaguman Lawrence, sebuah kabar mengejutkan muncul. Sebuah serangan serta intrik rumit tengah disusun oleh para penghuni istana untuk memisahkan sang naga dengan penunggangnya. Bisakan Temeraire dan Laurence bertahan dalam cobaan kali ini? Bagaimana nasib “status Celestial” yang disandang sang naga? Haruskah Laurence mengembalikan naga yang sejak semula memang lebih layak tinggal di China ketimbang di Inggris? Semua akan terjawab dengan sangat memuaskan setelah buku ini selesai dibaca.

                Seperti di awal saya bilang, buku ini sangat “politik” dan minim adegan pertempuran, namun buku ini sangat istimewa dengan caranya sendiri. Novik menggali karakter Lawrence lebih dalam lagi, juga karakter orang-orang di sekitarnya. Semua karakter ia bikin abu-abu, tidak sepenuhnya jahat maupun baik. Karakter paling kompleks dan kaya adalah sang diplomat Hammond. Tokoh yang sepertinya menyebalkan ini ternyata memberikan banyak sekali hal-hal yang bisa dipelajari pembaca tentang tugas dan kewajiban seorang diplomat. Selain itu, buku kedua ini juga memiliki ending yang memuaskan, walau tidak se-epik buku pertama dengan segala pertempurannya. Namun, sekali lagi, buku ini istimewa dengan caranya sendiri. 


2 comments:

  1. skip skip skip.. huwaaa buku satunya belon kebacaaa ._.

    ReplyDelete
  2. Hyakakakak, dibaca sebelum ilang lho momen naganya :)

    ReplyDelete