Search This Blog

Sunday, October 20, 2013

The Spiderwick Chronicles, Rahasia Lucinda



Judul : The Spiderwick Chronicles, Rahasia Lucinda

Pengarang : Tony Diterlizi dan Holly Black

Alih Bahasa : Donna W

Cetakan : 1, Oktober 2004

Halaman : 136 hlm

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama



5556910



                 Sayang sekali saya hanya menemukan buku ketiga dari seluruh seri The Spiderwick Chronicles. Dan, karena cerita utuhnya dipecah-pecah dalam buku yang seuprit-uprit begini, tentu saja saya bingung karena langsung melompat ke buku ketiga. Tiba-tiba saja jared, Mallory, dan Simon memiliki buku Panduan Lapangan Arthur Spiderwick bagi Dunia Fantastis di Sekitarmu, yang adalah semacam buku rahasia tentang mahkluk-mahkluk gaib yang seharusnya tidak boleh diketahui siapapun. Untung saja, saya sudah menonton versi filmnya dua kali, jadi sedikit banyak bisa mengira-ngira ceritanya. 


                Awalnya, Jared menemukan Buku Panduan Lapangan ini, sebuah buku yang ditulis oleh kakak buyutnya, Arthur Spiderwick. Buku ini berisi rahasia terdalam kaum peri. Begitu rahasianya sehingga peri-peri yang mungil itu bisa saja ganas dan tak ragu-ragu membunuh. Arthur Spiderwick, paman buyut mereka dikatakan telah “menghilang” secara misterius, meninggalkan anak keduanya, Lucinda, yang sering berperilaku aneh dan menganggap bahwa ada troll dan gnome dan elf yang mengancam keselamatan diri dan keluarganya. Misteri inilah yang coba diselidiki oleh Jared dan saudara-saudaraya. Mereka sudah memiliki Buku Panduan Lapangan, dan kini seekor brownie terus-menerus menerornya dengan keisengan-keisengan yang parah.


                Ingin mengetahui lebih lanjut, ketiganya lalu sepakat mengunjungi Bibi Lucinda, adik nenek mereka, yang dirawat di rumah sakit jiwa. Orang menganggap Lucinda gila, tapi dari pertemuan itu diketahuilah bahwa Lucinda tidak berbohong. Peri, elf, goblin, troll, dan brownie¸ serta makhluk-makhluk fantastis lainnya itu benar-benar ada. Di kamar perawatan Lucinda, ketiganya bahkan menyaksikan sendiri keberadaan para sprite kecil, yang sepertinya adalah mahkluk-makhluk manis yang tidak berbahaya, tapi ternyata dugaan itu salah.


                “Suatu malam, makhluk- makhluk itu membawakanku sepotong buah—benda kecil—seukuran anggur dan semerah mawar. Mereka berjanji tidak akan menyakiti aku lagi. Betapa bodohnya aku. … Rasanya lebih enak daripada makanan apa pun yang pernah kubayangkan. Mungkin rasanya sama dengan bayanganku tentang rasa bunga. Mungkin rasanya seperti lagu yang tak bisa kaubayangkan judulnya. Setelah itu, makanan manusia—makanan normal—terasa seperti serbuk gergaji dan abu.” (hlm 51).


                Setelah bertemu Lucinda, ketiga mengikuti petunjuk dalam Buku Panduan Lapangan dan berkunjung ke kerajaan elf. Sesuai petunjuk, mereka harus memakai kaus secara terbalik agar bisa melihat makhluk-mahkluk tak terlihat itu. Dan, setelah menemukannya, mereka harus memutar otak untuk menyelamatkan diri dari perangkap serta taktik keji para elf pohon. Dunia fantastis yang indah itu ternyata berbahaya, begitu pula memiliki buku Panduan Lapangan Arthur Spiderwick bagi Dunia Fantastis di Sekitarmu yang juga menjadi incaran raja goblin yang jahat.


                Seri ini tidak bisa dinikmati secara lepas, sebaiknya memiliki 5 seri bukunya, dan membacanya secara berurutan agar mendapatkan sebuah kisah fantastis yang lengkap. Namun, ilustrasi indah di dalamnya bisa mengobati kekecewaan kita yang membacanya secara lepas. Gambaran dan deskripsi tentang mahkluk-mahkluk fantastis dalam buku ini begitu detail, unik, serta eksotis.  Tidak kalah dengan ceritanya. Satu kutipan dari buku ini seharusnya menyentil nurani kita sebagai manusia:



                “Kalian tidak bisa dipercaya. Kalian menghancurkan hutan. Meracuni sungai-sungai, memburu griffin dari langit, dan serpent dari lautan sarang ular-ular itu. Bayangkan saja apa yang akan kalian lakukan jika mengetahui semua kelemahan-kelemahan kami.” (hlm 100 - 101)
 
Target pembaca: Usia 8 tahun ke atas.
Resensi "Rahasia Lucinda" ini disertakan dalam RC yang diadakan oleh Bacaanbzee.wordpress.com

No comments:

Post a Comment