Judul : The Spiderwick Chronicles, Rahasia
Lucinda
Pengarang : Tony Diterlizi dan Holly Black
Alih Bahasa : Donna W
Cetakan : 1, Oktober 2004
Halaman : 136 hlm
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Sayang sekali saya hanya menemukan buku ketiga
dari seluruh seri The Spiderwick Chronicles. Dan, karena cerita utuhnya
dipecah-pecah dalam buku yang seuprit-uprit begini, tentu saja saya bingung
karena langsung melompat ke buku ketiga. Tiba-tiba saja jared, Mallory, dan
Simon memiliki buku Panduan Lapangan Arthur Spiderwick bagi Dunia Fantastis di
Sekitarmu, yang adalah semacam buku rahasia tentang mahkluk-mahkluk gaib
yang seharusnya tidak boleh diketahui siapapun. Untung saja, saya sudah
menonton versi filmnya dua kali, jadi sedikit banyak bisa mengira-ngira
ceritanya.
Awalnya,
Jared menemukan Buku Panduan Lapangan ini,
sebuah buku yang ditulis oleh kakak buyutnya, Arthur
Spiderwick. Buku ini berisi rahasia terdalam kaum peri. Begitu rahasianya
sehingga peri-peri yang mungil itu bisa saja ganas dan tak ragu-ragu membunuh. Arthur
Spiderwick, paman buyut mereka dikatakan telah “menghilang”
secara misterius, meninggalkan anak keduanya, Lucinda, yang sering berperilaku
aneh dan menganggap bahwa ada troll dan gnome dan elf yang mengancam
keselamatan diri dan keluarganya. Misteri inilah yang coba diselidiki oleh Jared
dan saudara-saudaraya. Mereka sudah memiliki
Buku Panduan Lapangan, dan kini seekor brownie
terus-menerus menerornya dengan keisengan-keisengan yang parah.
Ingin
mengetahui lebih lanjut, ketiganya lalu sepakat mengunjungi Bibi Lucinda, adik
nenek mereka, yang dirawat di rumah sakit jiwa. Orang menganggap Lucinda gila,
tapi dari pertemuan itu diketahuilah bahwa Lucinda tidak berbohong. Peri, elf,
goblin, troll, dan brownie¸ serta makhluk-makhluk
fantastis lainnya itu benar-benar ada. Di kamar perawatan Lucinda, ketiganya
bahkan menyaksikan sendiri keberadaan para sprite
kecil, yang sepertinya adalah mahkluk-makhluk manis yang tidak berbahaya,
tapi ternyata dugaan itu salah.
“Suatu malam, makhluk- makhluk itu
membawakanku sepotong buah—benda kecil—seukuran anggur dan semerah mawar.
Mereka berjanji tidak akan menyakiti aku lagi. Betapa bodohnya aku. … Rasanya
lebih enak daripada makanan apa pun yang pernah kubayangkan. Mungkin rasanya sama
dengan bayanganku tentang rasa bunga. Mungkin rasanya seperti lagu yang tak
bisa kaubayangkan judulnya. Setelah itu, makanan manusia—makanan normal—terasa seperti
serbuk gergaji dan abu.” (hlm 51).
Setelah
bertemu Lucinda, ketiga mengikuti petunjuk dalam Buku Panduan Lapangan dan berkunjung ke kerajaan elf. Sesuai
petunjuk, mereka harus memakai kaus secara terbalik agar bisa melihat
makhluk-mahkluk tak terlihat itu. Dan, setelah menemukannya, mereka harus
memutar otak untuk menyelamatkan diri dari perangkap serta taktik keji para elf
pohon. Dunia fantastis yang indah itu ternyata berbahaya, begitu pula memiliki
buku Panduan Lapangan Arthur Spiderwick bagi Dunia Fantastis di
Sekitarmu yang juga menjadi incaran raja goblin yang jahat.
Seri
ini tidak bisa dinikmati secara lepas, sebaiknya memiliki 5 seri bukunya, dan
membacanya secara berurutan agar mendapatkan sebuah kisah fantastis yang
lengkap. Namun, ilustrasi indah di dalamnya bisa mengobati kekecewaan kita yang
membacanya secara lepas. Gambaran dan deskripsi tentang mahkluk-mahkluk fantastis
dalam buku ini begitu detail, unik, serta eksotis. Tidak kalah dengan ceritanya. Satu kutipan
dari buku ini seharusnya menyentil nurani kita sebagai manusia:
“Kalian tidak bisa dipercaya. Kalian
menghancurkan hutan. Meracuni sungai-sungai, memburu griffin dari langit, dan
serpent dari lautan sarang ular-ular itu. Bayangkan saja apa yang akan kalian
lakukan jika mengetahui semua kelemahan-kelemahan kami.” (hlm 100 - 101)
Target pembaca: Usia 8 tahun ke atas.
Resensi "Rahasia Lucinda" ini disertakan dalam RC yang diadakan oleh Bacaanbzee.wordpress.com
No comments:
Post a Comment