Judul : Silang Hati
Pengarang : Sanie B. Kuncoro dan Widayawati Oktavia
Editor : Ayuning
Proofread : A.T. Palupi, G. Romadhona
Letak : W. Suwarni, D. Novitasari
Sampul : Dwi Anissa Anindhika
Cetakan : pertama, 2012
Penerbit : Gagas Media
Buku ini unik dari dua sisi yang
paling utama, pertama, sampulnya yang
seperti amplop. Ada telinga di sampul belakang
yang bisa ditangkupkan menutup sampul depan, kesannya seperti sampul surat cinta kehijauan
yang cantik. Kedua, buku ini ditulis
oleh dua pengarang. Bukan ditulis berbarengan tapi memang ada dua cerita
berbeda yang ditulis oleh dua orang yang berbeda. Kisah berbeda, orang yang
berbeda, tapi mengangkat satu tema yang sama: pencarian dan pengungkapan cinta.
Antara kisah pertama dengan kisah kedua
juga memiliki keterkaitan pelaku, yakni Rajesh dan Aria, keduanya adalah
sahabat sejak SMA. Kisah cinta keduanya dipertautkan oleh satu hal: pendakian.
Cerita Pertama: Senandung Hujan
By Sanie B. Kuncoro
Ini pertama kalinya saya membaca
karya mbak Sanie karena wishlist lama
saya blm juga kesampaian sata sekarang (which
is membaca Memilikimu). Seperti
yang sudah saya duga, mbak Sanie ini jagonya bikin orang larut dalam dunia
rekaannya melalui alunan kata-kata merdu yang menyenandungkan puisi. Kekuatan
utama dari novel-novelnya adalah pemilihan kata yang susatra dan indah sekali,
sampai-sampai jalanan berdebu pun menjadi begitu indah jika dideskripsikan oleh
mMbak Sanie. Entah berapa kali saya menjadi mendayu-dayu terpesona oleh untaian
kata-kata indah yang terjalin hangat, dengan banyak sekali kalimat-kalimat
indah yang “berteriak-teriak” minta dikutip.
“ Bahwa hidup adalaf dunia yg bergerak,
dunia yg berubah, itulah dinamika, variasi yang membuat hidup menyenangkan.” (hlm
103)
“Alam memang ajaib. Dengan caranya sendiri
alam mengajarkan pada kita begitu banyak
hal yang tak terduga. Tidak hanya membantu kita mengenal diri sendiri dengan
lebih baik, tapijuga memungkinkan kita untuk melihat orang lain dengan dimensi
yang berbeda.” (hlm 116)
Cerita diawali dengan hujan, entah
mengapa fenomena alam yang satu ini sering sekali memicu kejadian-kejadian
romansa. Rajesh tengah berteduh di sebuah halte malam-malam ketika ia bertemu
dengan sosok wanita misterius itu, sosok yg mengingatkannya akan kekasihnya
yang dulu. Cerita pun mengalun flashback¸
menyeret pembaca pada masa-masa indah perkenalan Rajesh dengan Magnolia.
Mbak Sanie luar biasa menciptakan tokoh Rajesh ini, begitu utuh dan romantis,
karakternya tetap sepanjang cerita gak berubah-ubah (konsisten): agak sendu, bijaksana,
dan romantis habis.
“Tentu
bukan cuma karena cantikmu yang membuat dirimu tak terlupakan.” (hlm 3)
*Duh
gombalannya ga nguatin* Tapi, keduanya ternyata terlalu berbeda. Rajesh yang
anak gunung (suka mendaki) dan Magnolia yang social freak (gaul dan suka ke pesta-pesta). Galau dan sendu sempat
menghampiri Rajesh, tapi sakit itu segera terobati dengan hadirnya sesosok
gadis yang menjadi rekannya dalam sebuah pendakian. Mendaki dan menaklukan
gunung memang bs menjadi pilihan saat orang sedang patah hati atau mengalami
kegagalan. Berhasil mencapai puncak gunungakan
menyadarkannya bahwa ia belum kalah, bahwa ia bisa menang, dan bahwa
dirinya mampu melakukan pencapaian. Dalam kasus Rajesh, ia malah menemukan dua
keuntungan sekaligus: melupakan Magnolia dan menemukan sang gadis korek api yang telah menghangatkan jiwanya
saat di halte dulu.
“Kalau seorang laki-laki yang
terluka hatinya dan kini mulai berpikir tentang gadis lain, itu berarti awal
pemulihan. Awal yang baik untuk memulai.” (hlm 49)
Dan, cerita cinta akan terasa hambar jika tidak berliku. Hubungan
Rajesh dengan si Lotus, gadis korek api itu, begitu rumit. Rajesh yang merasa
sudah menemukan tambatan hatinya harus menahan gejolak cintanya karena sikap
Lotus yang entah mengapa dingin. Tentang kisah pencarian cinta Rajesh dan
perjuangan untuk melupakan masa lalu
yang pahit, tentang itulah kisah Senandung
Hujan ini berawal dan berakhir. Lalu, apakah Rajesh bisa mencairkan
kebekuan hati Lotus? Biar kutipan ini yang menjawabnya (Arghh …telalu banyak
kutipan indah dalam buku ini)
“Pada saatnya nanti, jalan cinta
itu akan terbuka seluas-luasnya sehingga ke arah mana pun kita menuju, selalu
akan tersedia cinta untuk kita.” (hlm 43.)
***
Cerita Kedua: Persimpangan
by Widyawati Oktavia
Masih
mengusung tema yang sama, atas nama pencarian cinta. Kisah ini mengangkat kisah
cinta Aria, sahabat Rajesh yang sama-sama suka mendaki gunung. Dibandingkan
kisah pertama, kisah ini terasa lebih dinamis dengan bahasanya yang tidak
terlalu mendayu-dayu dan cerita yang lebih “ramai” dari segi konflik.
Dikisahkan dengan lebih banyak menyorot Rubina, cewek yang jatuh cinta pada
pandangan pertama kepada Aria, yang membuatnya rela mendaki gunung untuk
pertama kalinya agar lebih dekat dengan cowok pujaannya itu.
“Cinta,
kau tahu, membuatmu lebih kuat, bukan
melemahkan.” (hlm 175)
Dalam pendakian panjang itulah
keduanya saling mengenal. Rubina makin mengetahui kelebihan dari sosok Aria,
sementara Aria pun mulai merasakan getar-getar aneh yang baru kali itu muncul.
Mereka menjadi saling mengenal di tengah keluasan hutan pinus dan ditudungi
oleh lengkung langit dengan hiasan rasi bintangnya nan elok.
“Kita
akan mengenali seseorang saat orang itu menjadi teman seperjalanan dalam
perjalanan panjang.” (185).
Sayangnya, keindahan cinta baru
terasa setelah diuji, dan ujian itu datang pertama kali justru saat Rubina
tengah membumbung tinggi karena pengharapan dan cinta. Aria tanpa sadar
mengatakan bahwa sudah ada orang lain, yg langsung mengugurkan segala harapan
dan rasa cinta Rubina. Dan gadis itu pun langsung down dan menyerah saat itu juga. Terlalu tampak sendunya dalam
perilakunya, menjadikan keindahan puncak gunung dan upaya turun tidak seindah
proses pendakiannya. Rubina tidak pernah mengatakan bahwa ia suka Aria,
sementara Aria kurang jeli dalam mengamati tanda-tanda itu pada diri Rubina.
Maka, pendakian itu menjadi awal dari kisah cinta yang berkebalikan: Rubina
yang mulai melupakan Aria dan Aria yang mulai memikirkan Rubina. Nah!
“Cinta
seperti cuaca saat ini, kata orang-orang, tidak bisa ditebak.” (hlm 258)
Tampaknya di seputar tema inilah
cerita ini berputar hingga akhir. Aria akhirnya mmenyatakan cintanya pada
Rubina. Tapi Rubina telanjur jatuh dan sekuat tenaga ia berupanya mengabaikan
jeritan hatinya demi melupakan Aria. Sebuah kesalahpahaman semakin memperumit
keduanya. Saat prosesi wisuda Aria,
Rubina yang sudah begadang membuat kue cokelat, harus mendapati kenyataan Aria
sedang digandeng oleh wanita lain yang
jauh lebih feminim dan berkelas. Dan, kegalauan itu mulai menancapkan
taring-taringnya. Luka itu kembali terkuak dalam hati. Tanpa konfirmasi dulu,
Rubina memutuskan untuk melupakan Aria, dan sesudahnya ada rentang masa dua
tahun yang kembali memisahkan mereka.
Cerita kedua ini terasa lebih dinamis
karena hati yang berbelok-belok. Juga, terlalu dikuasai oleh alam pikiran
Rubina yang begitu dramatisir dan penuh kegalauan. Aria harus berjuang lebih
lama demi mencintai dan agar bisa bersama dengan Rubina. Saya sendiri sampe
geregetan karena sampai menjelang kisah berakhir si Rubina ini masih tetep saja
keukeuh untuk menolak Aria, yah
namanya hati memang tak ingin terlukai lagi untuk ketiga kali.
***
Silang
Hati adalah dua kisah tentang mahasiswa pecinta alam, tentang dua cinta
yang hendak menemukan tambatan hatinya, tentang keindahan dan kegigihan cinta.
Kisah ini sekaligus menyadarkan kita tentang betapa sederhana cinta itu
sebenarnya. Seringkali, kitalah yang membuatnya rumit dengan memasukkan unsur
rugi-laba di dalamnya. Padahal, cinta itu murni dan ihklas. Cinta akan
menghargatkan dan membahagiakanmu ketika kita membuka diri untuk mencintai, dan
dicintai.
“Cinta
bukanlah sesuatu yang rumit, hanya sesuatu yang membuatmu tenang—membuatmu
nyaman. Dan, yang terpenting, membuatmu tak kehilangan harapan.” (hlm 193)
Blog mu keren sekali Dion.
ReplyDeleteFun sekaligus cantik.
Cantik pula pembacaanmu. Makasih ya
chrome hearts online store
ReplyDeleteyeezy boost 350
yeezy shoes
michael kors outlet
kyrie 3
yeezy boost 350 v2
supreme hoodie
ralph lauren uk
coach bags sale
coach outlet online
xiaofang20191213