Search This Blog

Monday, October 8, 2012

Hiking Girls




Judul   : Hiking Girls
Pengarang    : Kim Hye Jung
Penerjemah  : Dwita Rizki
Penyunting    : Dian P
Penerbit         : Atria
Cetakan        : Agustus 2012, 276 halaman



Belajar Dewasa dari Jalur Sutra
            Pernahkah membayangkan untuk memadukan antara perjalanan fisik (traveling) sekaligus sebagai perjalanan jiwa (journey)? Adalah sebuah lembaga di Prancis yang pertama kali mencetuskan ide untuk “merehabilitasi” anak-anak salah jalan di Prancis. Bukan dengan memasukkan mereka ke LP anak, tapi dengan mengharuskan para remaja itu untuk ikut serta dalam sebuah perjalanan jauh yang harus ditempuh dengan berjalan kaki. Gagasan inilah yang kemudian mendorong Kim Hye Jung menulis Hiking Girls. Novel ini mengisahkan tentang perjalanan dua gadis remaja bermasalah bernama Eun Sung (yang hobi memukul) dan Bora (yang gemar mencuri) bersama pembimbingnya, Kak Mi Joo. Ketiganya diharuskan mengikuti perjalanan sejauh 1200 km melewati padang tandus di pedalaman China dengan berjalan kaki sebagai ganti dari penjara anak. Yang membuat cerita ini begitu luar biasa adalah jalur yang mereka tempuh. Mereka akan melalui Jalur Sutera yang sangat legendaris.

            “Barat dan Timur bisa memiliki hubungan persahabatan karena pedagang-pedagang yang rela berjalan kaki. Silk Road bukan hanya jalan yang dilalui untuk mendistribusikan sutra dan rempah-rempah. Seni pengobatan, tarian, musik, dan hal-hal lain yang tidak terlihat juga sudah pernah melewati jalanan ini.” (hlm 51)

            Jalur Sutra merentang sejauh ribuan kilometer dari Timur ke Barat, mulai dari Semenanjung Korea, melewati China pedalaman, dan perbatasan dengan  Siberia, berliku-liku menelusuri eksotisme Asia Tengah sebelum tembus ke Timur Tengah, dan masih berlanjut lagi ke Syria dan Asia Barat hingga Turki, sebelum akhirnya berujung tepat di pusat kekuasaan Eropa, kota Roma kuno. Selama ribuan tahun sebelum pelayaran samudra marak, Jalur Sutra memiliki peran yang sangat strategis sebagai penghubung antara dua peradaban. Marco Polo, sang penjelajah dari Italia juga dikabarkan pernah melawati jalur ini, begitu pentingnya jalur legendaris ini sehingga hingga masa modern pun banyak wisatawan yang ingin melakukan napak tilas di jalurnya.

            “Aku kira kota yang sangat tertinggal ini tidak mungkin lebih hebat dari negara-negara Barat, ternyata sangat di luar dugaan, banyak peradaban Barat  yang dimulai dari tempat ini.” (hlm 112).

            Dalam Hiking Girls, penulis akan mengajak pembaca menelusuri salah satu etape dalam Jalur Sutra, yakni jalur antara kota Urumqi  hingga Dunhuang (dua-duanya masuk wilayah RRC). Bagian inilah yang menjadikan novel asal Korea ini semakin menarik. Dengan lugas, penulis mampu menggambarkan eksostisme Asia Tengah yang bergurun pasir. Pun, ceritanya dilengkapi dengan celotehan anak-anak remaja yang bawel dan agak nakal. Eun Sung awalnya menganggap perjalanan ini sia-sia belaka. Ngapain juga berjalan kaki di tengah padang pasir kering dengan rumah-rumah bobrok yang berpasir. Begitu pula Bora, yang sama-sama tidak tahu tujuan dari perjalanan aneh ini. Hanya Kak Mi Joo lah yang dengan begitu sabar (yang diartikan sebagai “nenek sihir bawel” oleh  Eun Sung) sehingga perjalanan ini bisa berlangsung. 

Perlahan demi perlahan, panas gurun yang mendera serta kaki yang terkelupas semakin mewarnai hari-hari dua gadis usil ini. Setiap hari, mereka harus berjalan kaki minimal 20 km agar perjalanan mereka tepat 70 hari ketika sampai di Dunhuang. Tapi, sejak awal memang perjalanan itu tidak mudah. Cuaca yang ekstra panas, kaki yang terluka, kurangnya air minum, makanan yang aneh, hingga ditipu penduduk sekitar yang culas; semua itu hampir-hampir membuat Eun Sung dan Bora menyerah. Namun, dari perjalanan itu pula merka bisa belajar banyak tentang manusia, tentang suku-suku bangsa lain di luar Korea, menginap di tenda-tenda kaum nomaden, dan bermalam di padang rumput luas di kaki langit. Intinya, mereka belajar tentang orang lain—salah satu keterampilan terbesar dalam kehidupan. 

“Di Korea, ada orang baik dan orang jahat, begitu pula dengan di China. Semua orang di dunia berbeda tetapi sama.” (hlm 103)

Tetapi, bukan rintangan fisiklah yang berhasil membuat mereka menyerah. Melainkan, rintangan psikologis dan beban mental dari dalam diri masing-masing. Hampir genap perjalanan itu terselesaikan, Bora tiba-tiba bersikap aneh dan memutuskan kabur. Eun Sung yang tidak tega pun mengikutinya kabur, meninggalkan Kak Mi Joo yang sedang sakit terkena demam. Sekilas, pembaca akan geregetan melihat sikap Bora yang tidak tahu diuntung ini. Tapi, ingatlah bahwa ia dan Eun Sung sama-sama maish remaja dan mereka juga “bermasalah”. Tapi, siapa sangka perjalanan mereka yang seperti fatamorgana itu malah mengarahkan mereka pada oasis kehidupan yang baru. Dikuak pula alasan mengapa Bora bisa bersikap begitu menyebalkan seperti itu, yang sejatinya memang wajar mengingat latar belakang dirinya.  Bahwa setiap orang itu berbeda, unik, dan kepribadiannya terbangun oleh masa lalu mereka, itulah yang rupanya hendak disampaikan buku ini. Tanpa sadar, perjalanan fisik itu telah membuat keduanya sama-sama tumbuh dewasa.

“Kita tidak akan bisa berbuat masalah dengan sesuka hati karena kita harus bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan saat kita sudah dewasa. “ (hlm 140)

Dengan begitu unik, Hiking Girls akan mengajak pembaca untuk menikmati perjalanan menembus eksotisme Jalur Sutra, lengkap dengan jenis pakaian, makanan, dan kebudayaan orang-orang muslim yang bermukim di sana. Di saat yang sama, pembaca akan disuguhi dengan perubahan dan gejolak pertumbuhan jiwa yang dewasa dalam diri Bora dan Eun Sung. Bahkan, si Eun Sung yang sepintas lalu terlihat sangat bermasalah pun ternyata jauh lebih dewasa ketimbang Bora yang dari luar tampak kalem. Memang, sebaiknya tidak memandang orang dari tampilan luarnya saja. Hiking Girls benar-benar sebuah buku unyu yang berjiwa dewasa.

2 comments:

  1. Mas Dion aku mau pinjeeeeem ! Ga sadar diri uda banyak timbunan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Okeee jd bw ini sama KAM ya ..eh skalian kado buatmu yg Nine Lessons saja yah biar lengkap

      Delete