Judul : The Final Note
Pengarang : Kevin Allan Milne
Penerjemah :Riana Irawati
Editor : Prisca Primasari
Penerbit : Qanita
cetakan : 2012
Sebenarnya,
saya jarang membaca novel tipe roman seperti ini. kalau saja tidak
menang kuis dan mendapat buntelan novel ini, saya hampir bisa dipastikan
akan melewatkan kisah yang luar biasa dengan bumbu-bumbu musikal ini.
Ethan Bright menemukan kekasih sekaligus sahabat sejatinya di kota tua
Wina. Wanita itu adalah Annaliese, sang pujaan yang ternyata juga
berasal dari Amerika Serikat. Berdua, keduanya saling jatuh cinta dan
mengikrarkan diri di altar pelaminan, saling berjanji untuk selalu
mencintai dan menyayangi sampai maut memisahkan. Sampai di sini,
ceritanya mungkin bakalan klise kalau saja si penulis tidak memasukkan
not-not musik dan pesona nada dalam ceritanya.
Ditulis
dengan pola-pola bab yang menyerupai sebuah komposisi musikal, The Final
Note mengisahkan tentang kisah cinta orang-orang muda yang begitu
membara di awal, tapi memadam seiring dengan berlalunya waktu dan
banyaknya kesibukan untuk mencari penghasilan. Ethan pernah berjanji
bernyanyi untuk Anna setidaknya sekali sehari, dan menggubah sebuah lagu
khusus untuknya. Awalnya, Ethan menepati janjinya. Tapi, tuntutan
keluarga dan pekerjaan membuatnya abai. Gaji yang besar dan pekerjaan
yang berjibun telah mengalihkan Ethan dari janjinya untuk bernyanyi. Ia
yang dulu begitu menyukai dunia musik, yang bercita-cita ingin mengubah
lagu, kini telah berubah menjadi pekerja kantoran yang sibuk. Dengan
berlindung pada alasan untuk mencari nafkah, ia mengabaikan Anna,
mengabaikan gitar kesukaannya, bahkan mengabaikan Hope—putri tercinta
mereka.
Ethan kini tidak ubahnya sebagai robot zaman
modern yang berangkat pagi pulang malam dan pergi lagi selama 5 hari
berikutnya ke luar kota. Secara finansial, ia mampu mencukupi kebutuhan
Anna dan Hope. Tapi, hidup bukannya melulu tentang uang. Hidup juga
adalah tentang bersama-sama dengan orang-orang yang kau cintai dan
mencintaimu, tentang perayaan-perayaan kecil namun sangat berarti,
tentang penerungan terhadap makna kehidupan itu sendiri, dan tentang
menikmati musik jiwa dan musik alam semesta.
Saat menikahimu, aku menikah dgn dirimu, bukan dengan uangmu (page 221)
"Oh Dad, itu hanya uang. Ada hal hal yang tidak bisa dibeli dengan uang. (page 251)
Kini, Ethan sudah lupa dengan musik dan gitarnya. Begitu sibuknya
ia dengan pekerjaannya sehingga ia mengabaikan janjinya pada Anna untuk
menyanyikan setidaknya satu lagu setiap harinya. Ia bahkan mengabaikan
Hope—yang menjadi tujuan utamanya dalam membanting tulang seharian.
Ketika pada hari ulang tahun Hope yang ke-8, ketika Anna memintanya
untuk memberikan hadiah berupa sebuah gitar untuk Hope, Ethan tetap saja
sibuk bekerja. Anna—yang sudah berulang kali protes mengenai betapa
sedikitnya waktu yang mereka miliki sebagai keluarga—akhirnya mengalah
dan ia sendiri yang pergi membeli gitar untuk Hope. Kemudian, peristiwa
tragis itu pun terjadi. Dan, hidup Ethan tidak akan sama lagi
setelahnya.
Anna mengalami kecelakaan. Mobilnya ditabrak
oleh seorang guru remaja yang sedang mengemudi sambil mengirimkan SMS
untuk kekasihnya. Anna dinyatakan koma, ia mengalami luka yang sangat
parah, harapan hidupnya sangat tipis. Saat itulah Ethan baru menyadari
kesalahannya selama ini. Baru setelah segala sesuatunya terlambat, Ethan
mau meluangkan waktu bersama keluarganya. Ditolaknya semua pekerjaan
demi menemani Anna di rumah sakit. Tapi, ia masih tetap tidak mau
bermain musik. Ia beranggapan, karena gitar (musik)lah sehingga Anna
celaka. Ia lupa akan janjinya pada Anna. Ethan membenci musik, yang ini
malah semakin membuatnya depresi. Bahkan, kisah menyedihkan yg
ditututkan oleh kakeknya tidak mampu meluluhkan hati Ethan. Ia belum mau
memaafkan. Ia jatuh dalam jurang penyesalan selama tiga minggu, sebelum
akhirnya ia disadarkan bahwa ia masih punya Hope, ia masih punya
harapan.
Demi anaknya, Ethan pun bangkit. Berbagai kilas-pandang
tentang masa lalu ayahnya telah menyadarkan betapa hebat dan kuatnya
memaafkan. Betapa benar ungkapan bahwa “kita memaafkan agar kita
bahagia”. Setelah membaca pesan terakhir Anna, yg diselipkan pada gitar
kesayangannya tepat sebelum Anna mengalami kecelakaan dan koma, Ethan
tahu betapa Anna betul2 mencintainya dan bahwa ia sangat menyayanginya.
Anna telah memaafkan Ethan, bahkan sebelum kecelakaan itu terjadi.
Akhirnya, Ethan pun menyadari kesalahannya. Ia kembali berteman dengan
musik. Sekali lagi, ia kembali meyakini kekuatan dari musik karena
musik, jika dipadukan dengan kata-kata yang baik dan tepat, akan
menyembuhkan jiwa.
Meskipun dokter dapat menghentikan pendarahan, hanya musik yang indahlah yang dapat mengobati hati yang terluka.
The Final Note bukan sekadar novel roman picisan ttg dua pasang
remaja yg saling jatuh cinta. Bukan pula roman rumah tangga yang sarat
kecemburuan atau mengumbar harta. Ini adalah kisah tentang keseharian
cinta, yang sering mendera banyak pasangan muda. Bahwa cinta yg dulu
sempat membara di awal masa, kemudian memadam demi pencarian harta.
Novel ini sseperti hendak menyadarkan kembali apa nilai sebenarnya dari
sebuah keluarga, hebatnya kekuatan memaafkan, dan bukti bahwa musik
memang memiliki mukjizat nan luar biasa.
Inilah bait terakhir yang digubah khusus oleh Ethan untuk Anna:
Take my life if you'd like,
Because I found what I came to find
Or leave me here for a while,
Cuz I found heaven....in her smile
Indah!
Oh, jadi ini hadiah menang kuis ya? Cieee...
ReplyDeleteKAM pinter meramu kisah drama keluarga sederhana tapi bermakna dalam.. tapi ini kok kayaknya banyakan romancenya
Mgak kok, ini lebih ke cerita keluarga
Deletepuisinya bagus
ReplyDeleteItu lagu Mas, keren pokoknya
DeleteTerima kasih atas resensinya Dion :)
ReplyDeleteWah ada penerjemahnya, asyik. Sama-sama, Mbak
Delete