Search This Blog

Tuesday, July 31, 2012

Perfume, The Story of a Murderer


Judul               : Perfume, The Story of a Murderer
Pengarang    : Patrick Suskind
Penerjemah  : Bima Sudiarto
Penyunting    : Pray
Cetakan        : 17, April 2010
Penerbit         : Dastan Books



            Jean-Baptiste Grenouille terlahir tanpa bau tubuh, tubuhnya buruk rupa, dan ia sama sekali tidak berbau bayi. Kelahiran dan keberadaannya seolah membuat setiap orang yang bersentuhan dengannya merasa takut, datar, jijik, dan entah bagaimana jahat. Karena aura negatifnya yang sangat kental, masa kecilnya begitu suram, dilempar ke sana kemari ibarat anak yang terbuang: mulai dari biara hingga menjadi pekerja ilegal di tempat penyamakan kulit. Hidupnya begitu terlunta-lunta karena—entah bagaimana—orang-orang di dekatnya seperti tahu bahwa Grenouille itu unik, bukan …lebih tepatnya anak itu … bukan anak biasa (dalam arti yang negatif sayangnya).

            Namun dibalik segala cacat dan aura negatifnya, Grenouille memiliki indera penciuman yang luar biasa. Ia mampu memilah seluruh bau yang ada, mengolahnya dalam arsip di ingatan, dan membagi-baginya untuk kemudian dilabeli. Ia mampu mengendus datangnya hujan, membedakan keringat setiap orang, bahkan melihat dengan bau-bauan. Tampaknya, hanya satu yang lebih dari anak ini, yakni kepekaannya akan aroma. Nasib baik kemudian mengantarkannya bekerja ke seorang ahli parfum kenamaan di Paris yang bernama Giuseppe Baldini. Seolah tercipta untuk saling melengkapi, keduanya kemudian saling bekerja sama dalam menciptakan aroma parfum paling luar biasa dan paling laku di Paris. Grenouille senang karena ia mampu menyalurkan hobinya, sementara si ahli parfum juga senang karena parfum2 temuan anak buahnya itu ternyata laku keras.

            Seiring berjalannya waktu, keahlian Grenouille semakin piawai dalam membuat parfum. Aroma adalah sekutunya, parfum adalah senjatanya yang utama. Ia ditakdirkan untuk mencintai aroma, bukan yang lainnya. Dari bengkel kerja sang maniak aroma ini, kita bisa belajar banyak tentang bagaimana penyulingan bebungaan sehingga menghasilkan minyak essence yang sangat kental dan pekat. Begitu banyak pelajaran pembuatan parfum ala abad pertengahan yang diketengahkan, mulai dari siapa Bapak Parfum Dunia, apa manfaat alkohol dalam pembuatan parfum, serta bagaimana memindahkan jiwa dari bebungaan ke dalam sebuah botol kecil. Semuanya dinarasikan dalam alur prosa yang indah.

            “Parfum sejati bersifat langgeng. Memiliki tiga tahapan masa—sebutlah masa remaja, masa dewasa, dan masa tua. Hanya apabila mampu memberikan aroma yang tetap segar dan enak di ketiga tahapan itu, sebuah parfum bisa disebut berhasil. (87)

            “Penyulingan sesungguhnya tidak lebih dari sekadar proses memisahkan substansi kompleks menjadi komponen yang mudah menguap  dan yang tidak mudah menguap. Ini hanya berguna dalam seni membuat parfum, karena sari minyak yang mudah menguap dari tanaman tertentu bisa diekstraksi atau dipisahkan dari subtansi lain yang sedikit atau tidak memiliki bau. (132)

            Ternyata, novel ini bukan sekadar penarasian dari sebuah pabrik parfum rumahan di Prancis abad ke-17. Alur yang dibikin penulis baru mencapai awalnya ketika Grenouille berhasrat untuk menciptakan parfum paling harum didunia. Parfum yang setetes darinya akan membuat semua orang tertunduk takjub akan kehebatan pemakaian, parfum yang dibuat dari 25 orang perawan. Maka, dimulailah kejadian demi kejadian ketika para gadis muda dibunuh di kamarnya sendiri, di halaman depannya, di luar gerbang kota. Mereka semua ditemukan telanjang dan tubuhnya bersih, seolah-olah ada iblis jahat yang mencuri jiwa mereka—dan aroma tubuhnya. Dari ke-25 aroma perawan inilah Grenouille akhirnya berhasil meracik sebuah parfum paling manis, harum, dan memabukkan di seluruh dunia. Dalam hal ini, Grenouille sudah berhasil menemukan apa yang disebut dengan kekuatan aroma, hal-hal di udara yang sering kali membuat perasaan kita tiba-tiba berubah saat menghitunya, aroma khas yang biasa menyertai sosok yang menawan dan mempesona. Grenouille bahkan mengutuk manusia biasa yang keliru dalam menggunakan hidungnya.

            “Dan karena mereka sedemikian bodoh, menggunakan hidung hanya untuk bernapas dan hanya meyakini apa yang bisa dilihat mata, lantas berpendapat bahwa ini pasti disebabkan oleh kecantikan, keanggunan, dan pesona fisik si gadis. … Tidak satupun sadar bahwa sesungguhnya bukan penampilan yg telah menjerat mereka. Bukan keindahan eksternal yang membuai jagat, tapi murni aroma tubuh  (217-9)

            Hanya bersenjatakan aroma, maniak parfum ini menghabisi korban-korbannya. Polisi dan bangsawan tidak bisa mencegah atau menangkapnya, karena Grenouille melihat dengan hidungnya. Dan, akhirnya, ketika parfum beraroma perawan itu jadi, maka euphoria pun melanda Paris, menjadikan rakyatnya mabuk dan terbutakan oleh kekuatan aroma.

            Bagus sekali novel ini ditulisnya. Dengan alur cerita memikat dan riset data yang kaya, pembaca pasti akan menikmati perjalanan hidup Grenouille yang muram. Bukan, bukan karena kesadisan dan kebiadabannya, tapi lebih pada setting abad ke-17nya yang begitu indah, begitu membuai, begitu antik. Kita akan diajak mengamati suasana kota Paris yang kumuh di abad ke-17, dengan jalanan yang kotor dan becek, dengan sungai yang menjadi bahan pembuangan sampah, hingga ke laboratorium seorang ahli parfum yang lebih mirip lab seorang alchemist.

            Mengambil setting di Prancis menjelang dan paska Revolusi Prancis, novel ini turt menggambarkan perubahan tatanan sosial yang tengah merebak besar-besaran di Eropa pada saat itu. Revolusi Industri, bangkitnya minat pada penjelajahan samudra dan kutub utara, penemuan jasad renik, hingga karya-karya besar yang kelak akan sangat dikenang. Aura sadis dalam buku ini memang agak mendominasi di awal, tapi di bagian tengah pembaca akan lebih banyak disuguhi semacam reportasi dari keadaan sosial di Prancis pada pertengahan abad ke-17. Ada banyak sekali peristiwa sejarah yang turut menjadi latar belakang atau sekadar pemanis alur cerita. Dan semuanya ditata begitu rupa, menghasilkan sebuah novel yang mirip sebuah karya seni nan tercipta secara sempurna. Bagi Anda yang suka mempelajari bagaimana keadaan Prancis di masa-masa krusial dalam sejarah, yakni seputar revolusi industri dan revolusi Prancis, maka bacalah novel yang sangat berbobot ini.

40 comments:

  1. kira kira bisa diekstrak beneran ngga ya? *eh *serem

    ReplyDelete
  2. aku udah pernah baca ini,, kalo ga salah ada filmnya juga kan ya.
    keren novelnya, bikin ngeri hehe.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, etapi ngerinya cuma di bagian akhir doank kok ...ini tengah2nya lebih ke sejarah parfum di Eropa begitu. kl liat filmnya sih emang udah ngeri dluan

      Delete
  3. akkkk ak pengen baca buku ini, ternyata udah diterjemahin toh, pinjem bangggggggggggggg

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah dong Sulis, udah cetakan ke-17 malah. Aku belinya diskon habis2an di stan Dastan cm 15rb

      Delete
    2. Wah laris yah cetakan ke-17. Udah nonton filmnya dan menurutku "sinting" banget, bukunya pasti lebih "sinting" yah

      Delete
  4. ini suka, dan masuk 1001 books kalau nggak salah

    ReplyDelete
  5. ya ampun, aku baca buku ini belasan tahun yll di perpustakaan British Council... Sempat bikin aku merinding disko karena ngeri...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini thriller dibalut sejarah ya Mbak, jd untung gak serem2 amat asal kita fokus ke settingnya hahaha

      Delete
  6. ada di timbunan, siap untuk dibacaaa =)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mari dibaca dan dikurangi timbunannya *lirik timbunan sendiri

      Delete
  7. Replies
    1. wahahaha eseremnya ngak sesadis hanibbal lecter kok mbak, ini untungnya msh ada sejarah2 pembuatan parfum gt

      Delete
  8. baru nonton filmny aja... bagus banget sih ceritanya :)

    ReplyDelete
  9. Buku ini kan udah di film in loh, kebeneran aku dah ntn.. Tp tetep lbh bagus bukunya :) dan ia serem bgt kalo iya bener manusia bisa diekstrak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. aromanya kok yg dicuri, jd kayak mencuri aroma tubuh gadis perawan gt *ikutan merinding

      Delete
  10. bukunya lebih keren daripada filmnya :)

    ReplyDelete
  11. *ngilu* kalo inget cerita buku ini..

    cover-nya bagusan yang edisi awal.. gak terlalu berwarna-warni

    ReplyDelete
  12. suka dengan suasana revolusi prancis, masih takjub kenapa banyak sekali karya-karya yang lahir pada saat itu.
    bagus ulasannya mas dion

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mas, banyak novel2 hebat yg muncul pada era itu. Mungkin karena euforianya ya? atau jangan2 ada sesuatu konspirasi begitu

      Delete
  13. Cuma nonton filmnya dulu. Yang jadi guanteeeeng, sayang malah sarap -__-"
    Liat filmnya aja hoeks2, kuat ga yah baca bukunya? hihihi :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha kayaknya filmnya kurang memuaskan dibanding bukunya, kl bukunua ini pake riset yg mendalam

      Delete
  14. Baru nonton filmnya, setelah baca review ini kayanya jauuuhh lebih dalam bukunya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, baca bukunya saja, lebih seru dan lebih kerasa feel seremnya plus ada metode pembuatan parfum

      Delete
  15. Ponakan punya ni buku, tapi karena sudah terlanjur nonton pilemnya, en ngweriiii puollll, jadi ngga pengen baca bukunya. Takut ada deskripsi gimana nyaring bau tubuh. Hiiiiiiii.... Emang kalo dijual ada yang beli? Hoeekkkk....

    ReplyDelete
    Replies
    1. caranya itu ditempelin pk kapas ke bagian-bagian tubuh tertentu, trus disuling pake alkohol *waduh malah cerita

      Delete
  16. Aku pernah nonton filmnya doang dan itu keren abis..

    ReplyDelete
  17. serem ah pake acara diekstrak segala... Nggak sanggup mikir gimana cara mengekstraknya...

    ReplyDelete
  18. jadi pengen baca abis baca reviewnya >.< kmren keknya buku ini pernah didiskon di beberapa toko buku :p cuma apa daya belum tertarik saat itu hehe
    eh uda ada filmnya juga ya mas? :o judulnya?

    ReplyDelete
  19. ayoooo bacaaaaaaa ...iya sudah ada filmnya

    ReplyDelete
  20. Makin penasaran setelah baca review di blog ini >.< Sebenernya udah ada bukunya, tapi bahasa Inggris, takut "keselek" kalau bahasanya "tinggi" hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah keren baca yg Inggris, ayo dibaca bagus kok tp agak serem

      Delete
  21. saya lg bikin final project ttg perfume mas, kalo boleh tau cetakan trakhir nya kapan dicetak yah? dan uda cetakan ke brapa? mksh :)

    ReplyDelete