Judul: Graceling
Pengarang: Kristin Cashore
Penerjemah: Poppy D. Chusfani
Tebal: 496 hlm, Paperback
Cetakan: Desember 29, 2011
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Seorang graceling adalah manusia langka dengan Bakat di atas rata-rata. Mereka memiliki kemampuan yang jauh mengungguli manusia-manusia lain dalam satu bidang spesifik. Ada graceling yang mampu memprediki cuaca, membaca pikiran orang lain, memanipulasi pikiran, memiliki daya penglihatan super, bisa berlari sangat cepat, atau sesederhana mahir berenang. Seorang graceling bisa dikenali dengan kedua matanya yang memiliki dua warna yang berbeda. Katsa adalah seorang graceling yang terlahir dengan Bakat langka untuk membunuh. Bahkan di usia 8 tahun, dia tanpa sengaja telah membunuh orang yang berniat jahat kepadanya. Sata itu Katsa bahkan belum mendapatkan pelatihan berkelahi sama sekali.
Mengetahui Bakat supernya, Randa (sang Paman) menggunakan Katsa sebagai algojo politiknya. Sejak ketahuan Bapaknya, Katsa lalu dilatih dan digembleng keras dengan berbagai ilmu bela diri. pada usia remaja, Katsa sudah berubah menjadi seorang mesin pembunuh. Tak ada yang bisa mengalahkannya dalam pertempuran tangan kosong maupun dengan senjata jarak dekat. Sebagai raja di 7 Kerajaan, Randa lalu memanfaatkan Katsa sebagai sang alojo. Ketika ada bangsawan yang tidak patuh atau tidak mau tunduk, dia cukup mengirimkan Katsa untuk melukai atau membuat orang itu cacat.
Tentu rasanya sangat tidak benar menjadi boneka Randa. Dalam hati Katsa tau itu salah, tetapi ia tak kuasa menolak perintah lalim pamannya. Sampai dalam suatu misi rahasia yang tidak diketahui Randa, si Katsa bertemu graceling lain bernama Po. Cowo ini punya Bakat bertarung, dan akhirnya Katsa mendapatkan lawan sepadan. Untuk pertama kalinya, ada yang bisa melukai Katsa meskipun gadis itu tetap menang pada akhirnya. Lewat Po inilah Katsa akhirnya membangun jati dirinya.Ia memutuskan tidak tunduk pada Randa, dan inilah awal petualangan besar Katsa.
Bersama Po, mereka ke negeri terpencil untuk menyelidiki siapa penculik kakeknya Po. Apa yang dikira hanya sebagai misi santai ternyata berubah menjadi misi penyelamatan. Keduanya mengetahui ada graceling lain yang memiliki Bakat yang jauh lebih berbahaya. Sebuah Bakat yang bisa mempengaruhi warga 7 Kerajaan dengan mudahnya. Dan kali ini, bahkan Katsa pun tidak kuasa melawannya.
Konsep graceling yang berbeda warna matanya ini mirip dengan konsep mutant dalam serial X-Men. Beberapa orang mendapatkan Bakat dalam satu bidang yang spesifik dan itu bisa menjadikan mereka manusia super. Tetapi kisah ini bukan hanya pertarungan antar Bakat. Ada perjalanan mencari jati diri, romansa dua kekasih, dan intrik politik yang kental. Nuansa kerajaan khas Abad Pertengahan disajikan dengan alam dingin penuh salju.
Banyak tema yang menyulut bintang satu dan dua saat buku ini terbit tahun 2010an. Pendirian Katsa seolah mendukung hidup tanpa menikah, bahkan pergaulan bebas. Tetapi, jika dibaca lebih jernis, penggarang hanya menyajikan fenoena sosial di dunia barat, dan itu tidak berarti dia mendukungnya. Keluarga Ror yang harmonis dengan keenam putranya menunjukkan bahwa membangun keluarga tetap penting. Katsa hanya terpecah antara cinta atau Bakatnya yang tidak memungkinkan.
Alur novel juga sangat mulus, bahkan beberapa adegan bikin kagget karena selangsung itu. Tahu-tahu saja kok sudah begitu, kaget dikit karena beda dengan novel-novel fantasi lain yang agak berpanjang-panjang dalam adegan perjuangan. Tetapi novel ini cukup detail dalam memaparkan dunianya, dan pengarang menyebarkannya di berbagai bab sehingg tidak terasa ada bab yang membosankan (kecuali bagian perjalanan Po dan Katsa berdua saja). Terjemahannya juga mulus sekali, selalu menyenangkan membaca hasil terjemahan Kak Poppy D. Chusfani.
No comments:
Post a Comment