Judul : Jukstaposisi
Pengarang : Calvin Michel
Sindjaja
Format : Free ebook
Tebal : 113 hlm
“… tapi bukankah ingatan,
kenangan adalah bukti bahwa kita pernah ada?” (hlm 59)
Jukstaposisi, cerita tentang tuhan-tuhan yang mati, sudah begitu
lama saya mencari novel dengan judul yang sangat berani ini. Bukunya sendiri
diterbitan sekitar tahun 2008/2009 oleh penerbit Gagasmedia,
dan tentu saja sudah tidak bisa dibeli di toko buku. Sesekali, mereka yang
berjodoh akan menemukannya di rak obralan, atau di lapak on line. Beruntung
sekali saya karena dijodohkan dengan buku ini oleh penulisnya langsung. Calvin Michel Sindjaja beberapa hari yang lalu menulis status bahwa Jukstaposisi telah dibajak tanpa izin
dan bisa dibaca di sebuah laman online tanpa seijin penulisnya. Sebagai bentuk
perlawanan, penulis kemudian mengratiskan versi ebook dari buku ini, secara
resmi, melalui inbox Facebooknya. Sama-sama gratis, tapi saya yakin yang gratis
dan diberikan dengan ikhlas adalah jauh lebih baik ketimbang gratis tapi nyolong. Begitulah cerita saya
mendapatkan buku ini. Memang benar kata orang, kalau berjodoh tidak bakal
kemana. Hanya saja, kudu tetap dikejar dan diupayakan begitu ada jalan. Duh curcol lageh.
Sekarang, apa itu Jukstaposisi? Satu hal yang membuat saya
tertarik dengan buku ini adalah buku ini masuk dalam jajaran buku fantasi karya
anak bangsa. Saya terobsesi mengumpulkan buku-buku fantasi lokal kelak bisa dijual eh dijadikan koleksi yang menunjukkan betapa pernah ada anak-anak
bangsa yang turut merintis penulisan kisah fantasi). Kemudian, saya baca
reviewnya di Goodreads, intinya banyak yang pusing baca buku ini. Saya yang
memang aslinya suka ikut-ikutan, jadi penasaran dengan Jukstaposisi. Apakah benar
memusingkan? Hmmm … setelah saya baca sendiri sampai selesai, ya, saya memang
ikut-ikutan pusing saat mencoba mengikuti alur buku ini. *plak
Tetapi, pusing yang
dibawa oleh buku ini adalah pusing yang berisi. Artinya, saya pusing karena
mungkin saya belum mampu menangkap intisari yang hendak disampaikan pengarang.
Dengan kata lain, otak saya belum nyampe wkwkwk. Saya tahu, ada sesuatu yang berbobot dalam Jukstaposisi,
yang kalau saya dibedah, dianalisis, dan dikaji, pasti akan menghasilkan
banyak sekali penafsiran. Saya merasakan hal yang sama dengan ketika saat saya
membaca buku 100 Tahun Kesunyian karya
Gabriel Marques. Terus terang, saya tidak tahu apa maksud novel legendaris
itu, tapi ada keindahan tersendiri saat membaca halaman demi halamannya. Saya merasakan sebuah kelegaan yang hebat saat saya berhasil sampai di halaman
terakhir. Untuk Jukstaposisi, efeknya
mungkin belum sampai sedahsyat itu, tapi setelah membacanya—entah mengapa—saya
jadi tergerak untuk menulis. Ini buku yang misterius, layak untuk coba dibaca.
Sepenangkapan saya,novel
Jukstaposisi mengangkat tema yang
agak berat, yakni tentang tuhan (atau tuhan-tuhan). Ceritanya, ada tuhan yang
ingin menjadi Causa Prima (bukankah tuhan juga adalah causa prima?) dengan
membunuh tuhan-tuhan yang lain. Nah, ini agak-agak menyentil keyakinan
(terutama umat agama samawi) karena disebutkan dengan jelas tuhan yang namanya
empat huruf, yakni YHWH. Masih kurang pelik, penulis menghadirkan candi
Borobudur sebagai kuil tempat tidurnya para tuhan yang bermimpi menjadi
manusia. Tampaknya penulis juga memasukkan unsur ajaran Buddhha dalam karya
ini.
Jadi, antara manusia dan tuhan-tuhan ini, masing-masing
saling bermimpi dan memimpikan (Pucink
pala Ken, pala Ken. Pucink pala Ken, pala Ken!). Untuk menjadi sang Causa
Prima, Tuhan yang Utama, seorang gadis bernama Ashra Trivurti, harus memakan 10 tuhan yang lain agar dia bisa menjadi Maha Melihat,
Maha Merasakan, Maha Mengetahui, Maha Bercahaya, dan maha-maha lainnya. Hanya
boleh ada satu tuhan, karena tuhan Maha Pencemburu, dan dia harus memakan
tuhan-tuhan lain agar menjadi satu-satunya Causa Prima. Luar biasa berat kan
konsep ceritanya. Kalau yang baca nggak kuat, atau keburu-buru berpendapat, Jukstaposisi akan dianggap sebagai karya
yang menghujat.
Diperlukan pikiran terbuka, perenungan mendalam, dan tukar
pendapat untuk berpendapat tentang Jukstaposisi.
Saya beranggapan, bahwa satu tuhan yang memakan tuhan-tuhan lainnya adalah
konsep yang memang harus sedemikian adanya, karena dunia akan kacau balau
dengan begitu banyak realitas jika semua tuhan saling turut campur. Dengan
menggunakan metode kebalikan, penulis seperti hendak menjelaskan bahwa tuhan
semestinya memang satu, dan seperti itulah sehingga Dia adalah Causa Prima.
Atau mudahnya begini, pernah nonton serial Hercules
bukan? Dikisahkan, dewa-dewi sebagai penguasa alam hanya mempermainkan umat
manusia. Bukannya melindungi, mereka malah suka berulah dan saling berperang.
Begitulah jika tuhan ada banyak.
Mungkin, seperti itu. Maaf jika saya keliru karena mungkin
hanya sejauh itulah penangkapan saya terhadap buku ini. Banyak yang pucink baca buku ini mungkin karena
menggunakan kata “tuhan” alih-alih “dewa” meskipun mungkin ceritanya akan lebih
mudah jika semua kata tuhan di sini diganti dengan kata dewa, tapi rasanya
memang kata “dewa” kurang bisa mewakili sejumlah sifat tuhan yang ada di buku
ini. Yah pokoknya seperti itu deh. Cobalah baca Jukstaposisi, kemudian temukan tafsiranmu sendiri.
kyaaaaa ak mau buku ini >.<
ReplyDeleteebook kok Lis hehe tapi saya jg mau kalao ada yg fisiknya
Deletewaah, berutungnya dapet free ebook. pengin juga baca bukunya Calvin gara-gara liat ulasan Supernova dia yang rancakbana -- detail, jeli, dan kena gituu dikuliti sama dia. sampe seru baca ulasannya doang :D
ReplyDeleteSetuju, ulasannya keren dan bisa nebak pola Gelombang di review Partikelnya
Deletepusing ya mas dion? hehehehee
ReplyDeletejangan-jangan sudah ada yang menjadikan topiknya ini sebagai skripsi/tesis
Mungkin juga, mas. Pucing tapi indah buku ini hahaha
DeleteAku akhirnya kelar baca! Huwahahhahahaa. *merenung* e jangan lupa, ada naga juga di sinii XD
ReplyDeletemas, aku bisa minta ebooknya nggak? kirim ke email aku ya mas, pelis (Herlinapangastuti@gmail.com)
ReplyDeleteTuhan Tuhan agama dengan segala perbedaan budaya hukum ritual penyembahan pemujaan ibadah surga neraka dan penciptaannya telah membuktikan dengan sendirinya jika itu semua adalah mitos buatan manusia teisme kuno di wilayah lokalnya masing masing.
ReplyDeleteTetapi milyaran manusia bodoh, tidak terlalu bodoh, cerdas bahkan hingga profesor doktor yang memahami, menyadari, atau yang tidak perduli untuk memahami menyadari, ataupun tidak paham, tidak sadar, sengaja atau tidak, membiarkan dirinya tertipu mitos buatan para manusia kuno tersebut.
Kosa kata bergender dalam tata bahasa buatan manusia yang dipakai untuk menamakan semua sesembahan agama agama lokal yang ada di dunia seperti God dengan He sebagai kata gantinya yang berkelamin jantan dalam bahasa Inggris, Tuhan dari kata Tuan yang berkelamin jantan dalam bahasa Indonesia, Ellohim Yahweh Yeshua dalam bahasa Ibrani Yahudi dengan Yesus nama lainnya dari kosa kata Yunani yang berkelamin jantan, Allah dengan Hu sebagai kata gantinya yang berkelamin jantan dalam bahasa Arab, juga Roh dari kosa kata Ruach bahasa Ibrani dan Ruh ataupun dzat dari kosa bahasa Arab yang berkelamin betina untuk menamakan wujud sesembahan sesembahan agama, dan kosa kata semakna lainnya dalam bahasa manusia lokal manapun adalah bukti kesalahan manusia teisme kuno pembuat agama di wilayah lokalnya masing masing yang sebenarnya tidak tahu tentang pencipta yang dicurigai atau diduga ada itu bergender atau tidak bergender dan dianggap sebagai sesembahan agamanya masing masing.
ReplyDeleteTetapi jika kesalahan penamaan tersebut tetap dipaksakan sebagai kebenaran, maka kebenarannya adalah kebenaran lokal, parsial, bukan kebenaran universal imparsial. Kesalahan penamaan tersebut juga tidak hanya telah membuat para sesembahan agama mereka terpenjara dalam personalisasi sesuai dengan masing masing pragmatisme para manusia pembuatnya itu sendiri, tetapi itu juga adalah fakta tertulis yang tidak terbantahkan bahwa semua kosa kata bergender untuk menamakan semua sesembahan agama lokal dari wilayah manapun adalah personafikasi dan pragmatisme para manusia teisme pembuatnya itu sendiri yang sama dengan manusia lainnya, tidak tahu asal usul alam semesta dengan seluruh mahluk hidup dan penciptanya dan segala fenomena yang sudah sedang dan akan terjadi.
Mas boleh minta ebooknya?
ReplyDelete