Search This Blog

Thursday, November 27, 2025

The Lost Symbol

Judul: The Lost Symbol

Pengarang: Dan Brown

Penerjemah: Ingrid Dwijani Nimpoeno (Mulus sekali terjemahannya, salut)

Tebal: 784 hlm

Cetakan:  2016

Penerbit : Bentang Pustaka

Hidup di dunia tanpa menyadari makna dunia itu ibarat berkeliaran di perpustakaan besar tanpa menyentuh buku-bukunya.

Lima bintang, puas sekali bacanya. Tidak banyak buku tebal dan berat yang begitu nagih untuk dibaca meski tangan rasanya pegel. Pegelnya jadi tidak begitu terasa, kalah sama rasa ingin tahu yang dipancing pengarang pada tiap akhir bab. Seperti novel-novel Brown yang lain, The Lost Symbol tetap mengeksplorasi tema-tema sejarah konspirasi yang dipadukan dengan alur thriller penuh misteri. Di buku yang seluruhnya berlatar di Washington DC ini, Brown mengekplorasi simbol-simbol organisasi Free Mason (Mason Bebas) yang sudah sejak lama menjadi tema panas untuk hal-hal beraroma konspirasi tingkat dunia. Di novel ini, organisasi rahasia itu ternyata tidak serahasia kedengarannya meskipun mereka juga punya banyak rahasia.

Lost Symbol dimulai dengan Robert Langdon, seorang simbolog Harvard ternama, yang mendadak dipanggil ke Washington, D.C. oleh mentornya Peter Solomon. Ia diminta untuk memberikan ceramah tepat di bawah kubah legendaris yang muncul di sampul buku. Peter sendiri adalah seorang tokoh Freemason terkemuka. Namun, misteri mulai muncul ketika setibanya di Capitol Building, Langdon mendapati panggilan itu adalah jebakan. Faktanya, Peter Solomon tengah diculik oleh seorang pria misterius bernama Mal'akh. Sebuah tanda mata dari Peter terpajang tepat di bawha kubah Rotunda Capitol Building.

Dengan menawan Peter, Malakh memaksa Langdon memecahkan rangkaian simbol demi menemukan “Kebijaksanaan Kuno” atau kata yang hilang,  yang diyakini tersembunyi oleh para Freemason. Masalah makin pelik ketika CIA ikut turun tangan dan mengejar Langdon CS. Dan begitu alurnya, sama seperti novel-novelnya yang lain: adegan kejar-kejaran sambil kuliah singkat tentang sejarah konspiratif serta wujud arsitektural yang terhubung dengan nilai-nilai Mason

Langdon bekerja sama dengan Katherine Solomon, adik perempuan Peter, yang merupakan ilmuwan Noetic Science. Wanita iu sendiri tengah melakukan penelitian tentang kekuatan pikiran manusia, termasuk eksperimen yang menunjukkan bahwa kesadaran manusia dapat memengaruhi materi. Katherine bahkan membuktikan bahwa jiwa punya massa.

Pencarian membawa keduanya (dan tentu pembaca) ke berbagai lokasi penting di Washington D.C., seperti Capitol Building, Museum Smithsonian, Katedral Nasional Washington, House of the Temple, hingga Washington Monumen yang merupakan tiruan kolosal dari Obeliks Mesir. Sepanjang perjalanan, kita diajak memecahkan simbol-simbol Mason, kutipan kuno, hingga geometri sakral yang diklaim tersembunyi dalam desain kota Washington.

Bagian ini yang paling menarik, apalagi jika kita sambil meng-googling foto dan video lokasinya lewat media sosial. Dan Brown menggunakan banyak bangunan Mason yang nyata di Washington, D.C., seperti George Washington Masonic National Memorial dan House of the Temple. Brown lewat fiksinya mengklaim bahwa tata kota Washington mengandung Geometri sakral, Simbol-simbol Mason, Penjajaran astrologis yang dipertimbangkan saat pembangunan kota ini. Beberapa landmark nyata di Washington D.C. digambarkan memiliki Simbolisme matematika, rang tersembunyi (ditambah unsur fiksi), pengaruh desain esoteric. Brown menggabungkan fakta arsitektur nyata dengan teka-teki yang ia ciptakan. Entah benar atau tidak, tapi ini menarik untuk sebuah cerita misteri-thriller.

Brown memberikan sentuhan dramatis dan fiksi, tetapi beberapa konsep berasal dari teori ilmiah pinggiran yang benar-benar ada. Salah satu yang fresh di novel ini adalah pembahasan tentang Noetic Science. Menurut internet, noetic Science adalah bidang penelitian nyata yang dipelajari oleh Institute of Noetic Sciences (IONS). Bidang ini mencakup penyelidikan tentang pengaruh pikiran terhadap materi, kesadaran manusia yang mempengaruhi realitas fisik, dan sebuah upaya untuk menyadarkan kemanusiaan secara global.

Seperti klaim pengarangnya Freemason adalah sebuah organisasi nyata.  Freemason benar-benar ada dan memiliki ritual, simbol, serta struktur keanggotaan yang kita bisa dengan mudah mencarinya di internet. Bahkan, anyak tokoh AS, termasuk George Washington, adalah anggota Mason. Organisasi ini sendiri—menurut Langdon—terlalu banyak disalahpahami. Tujuan Freemason adalah mengupayakan agar manusia mampu mencapai potensi setinggi-tingginya, dan ini pula yang menjadi tujuan besar dalam alur cerita The Lost Symbol.

"Hanya melalui kesadaran bahwa hari-harinya di dunia terbatas, seorang manusia bisa memahami pentingnya menjalani hari-hari itu dengan kehormatan, integritas, dan pelayanan terhadap sesama manusia."

 

 


No comments:

Post a Comment