Search This Blog

Monday, January 23, 2023

Loving the Wounded Soul

Judul : Loving the Wounded Soul: Alasan dan Tujuan Depresi Hadir di Hidup Manusia

Penulis : Regis Machdy

Tebal : 287

Cetakan: September 30, 2019 

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

ISBN : 9786020633701 (ISBN10: 6020633705)



Depresi sempat menjadi hal yang disepelekan dalam anggapan awam, bahkan sempat dijadikan bahan bercandaan. Penderita depres bahkan pernah dianggap kurang beriman, lebay, atau lemah karakter. Penelitian terbaru dan juga pengalaman membaca buku ini membuka mata saya bahwa depresi ternyata ada dan sedemikian berat bagi mereka yang mengidapnya. Pengalaman Regis yang sejak usia 12 tahun selalu berpikir untuk bunuh diri, merasa tidak berharga, dengan segala hal buruk berlarian di kepalanya membuktikan depresi itu nyata, dan mereka butuh dukungan, bukannya tuduhan atau malah hinaan.

Depresi bisa menyerang siapa saja. Penulis buku ini, Regis Machdy, adalah bukti nyata dari berbahayanya kondisi mental yang satu ini.  Regis sendiri adalah seorang psikolog lulusan Universitas Indonesia, salah satu yang terbaik di Indonesia. Penulis juga mengambil master global mental health di Inggris.  Siapa yang nyangka kalo yang nulis ini pernah merasa ingin bunuh diri berkali-kali? Siapa sangka dia pernah menulis surat "pamit" kepada keluarganya dan lalu "menghilang" karena depresi selama beberapa waktu?

Kisah Regis membuktikan betapa depresi sangat berbahaya dan bisa menyerang siapa saja. Separuh awal, Regis menjelaskan beragam istilah dalam ilmu kejiwaan, termasuk hal-hal yang berpotensi memunculkan risiko depresi. Berbeda dengan anggapan orang, depresi ternyata kompleks penyebabnya. Lingkungan, gen, tekanan kehidupan, bahkan cuaca dan pola makan ternyata punya banyak pengaruh. Bahkan hal yang sering kita anggap sepele seperti berada di bawah siraman cahaya matahari yang hangat setiap hari punya andil besar dalam mencegah depresi. Kondisi cuaca yang gloomy di musim dingin ternyata turut mempengaruhi suasana hati seseorang.

Satu pengetahuan baru dari baca buku ini, makanan dan pencernaan yang sehat ternyata punya andil besar dalam menyehatkan pikiran kita. Hormon kebahagiaan atau serotonin yang membanjiri otak ternyata diproduksi oleh mikroba dalam pencernaan. Untuk bisa sehat, kita harus menjaga apa apa yang dimakan oleh mulut dan juga pikiran kita. 

Salah satu caranya dengan tetap berpikir positif. Tapi ini hanya ampuh  untuk orang normal. Bagi penderita depresi, solusinya tidak sesederhana itu. Melalui curhat Regis di paruh kedua buku ini, pembaca jadi tahu betapa beratnya pikiran seorang yg tengah dilanda depresi. Perjuangan mereka sungguh luar biasa, bukan karena mereka tidak mau atau tidak mampu berpikir positif, tetapi memang tubuh dan pikiran mereka seperti tidak bekerja semestinya sehingga yang ada hanya keinginan untuk berhenti dan mengakhiri. Bahkan tubuh yang selama ini dikira tidak terkait dengan munculnya depresi pun ternyata turut punya andil.

Ini buku yang membuka mata, baik bagi penderita depresi agar mereka tahu bahwa depresi bisa dilawan dan diobati, juga bagi awam yang selama ini keliru menganggap depresi hanya semacam penyakit lemah iman. Depresi itu nyata, dan mereka yang berjuang melawan dan menghadapinya adalah orang-orang yang luar biasa. Semoga membaca buku ini bisa semakin menyadarkan kita  kalau depresi itu nyata dan berbahaya, tetapi kita juga bisa menanggulangi dan menyembuhkannya. 

No comments:

Post a Comment