Search This Blog

Tuesday, March 8, 2022

Berumah di Buku, Teladan Sejati Mencintai Buku

Judul: Berumah di Buku

Penyusun: Bandung Mawardi

tebal: 136 Halaman

Cetakan: November 2018

Penerbit: Basa Basi


Berumah di Buku menjadi catatan kesaksian seorang Bandung Mawardi yang rumahnya memang benar-benar penuh dengan buku (cerita Mas Yudhi). Jika Indonesia tahun 1950an punya Muh. Hatta dan H.J. Jassin yang pecandu buku tak ada duanya, maka Indonesia tahun 2000 juga punya beberapa tokoh penggemala buku seperti penulis buku ini. Kesetiaan beliau dalam membeli buku, terutama buku bekas sungguh tak perlu diragukan lagi. Saya bahkan pernah dengar cerita kalau beliau sampai rela tidak punya uang untuk membeli makan karena honor tulisannya di media massa (yang kadnag sering telat datangnya) habis untuk membeli buku.

Selain pecandu buku, Bandung juga seorang pengarsip yang tekun. Mungkin hanya Muhiddin M Dahlan yang bisa menandingi ketekunan beliau dalam mengarsip berbagai buku lama, koran, serta majalah yg pernah terbit di Indonesia. Buku ini menjadi bukti betapa seriusnya penulis dalam mengejar, berburu, dan memeluk buku. Seluruh babnya adalah semacam catatan "wagu" nya untuk buku-buku klasik yang dibacanya. Melihat deretan judul buku di buku ini, tidak heran jika uang honornya sering habis untuk buku. Buku-buku yang terbit tahun 1930an tentu tidak murah harganya.

Mulai dari buku yg sudah tidak ada sampulnya, kehilangan bab pertamanya, hingga buku yang setebal kamus (tenryata kamus beneran) dipeluk dan digilai oleh Bandung. Penulis memilih aneka pustaka yg terbit dari awal 1930 hingga 1970an. Banyak yang penerbitnya pun sudah hilang, apalagi buku-bukunya. Banyak fakta menarik seputar buku-buku di buku ini, seperti kamus dari era Hindia Belanda yang menggunakan aksara latin dan hanacaraka, kumpulan lagu daerah yg hampir punah, hingga buku ttg kumpulan buku yang "wajib dibaca" dan diterbitkan pemerintah era Soekarno. Ada juga sedikit cerita tentang Pram yang ternyata pernah menulis buku agama.

Buku memang hanya kumpulan kertas berisi tulisan. Bagi sementara orang ia mungkin hanya tumpukan kertas yang menyita ruang dan pengumpul debu. Tetapi bagi banyak yang lain, buku adalah bagian penting dari hidup yang sekaligus menggambarkan bagaimana kehidupan mereka. Buku bagi Bandung Mawardi adalah cinta pertama, dan bagi banyak orang lainnya buku adalah rumah bernaung yang nyaman. Begitu. 

No comments:

Post a Comment