Search This Blog

Thursday, February 10, 2022

Sherlock Holmes dan Misteri Lembah Kengerian (The Valley of Fear)

Judul : Misteri Lembah Kengerian (The Valley of Fear)

Pengarang: Sir Arthur Conan Doyle

Penrjemah: Diyan Yulianto

Tebal: 274 hlm

Cetakan: Pertama, 2022 (Dicetak pertama kali tahun 1915)

Penerbit: Fiksi Laksana



        "Memiliki cara pandang yang luas, Tuan Mac yang baik, sangat penting dalam profesi kita ini. Perpaduan antar gagasan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan secara tidak langsung sering kali luar biasa menarik." (hlm. 113)

Berbeda dengan seri buku Sherlock Holmes lainnya, The Valley of Fear berisi dua cerita yang berbeda. Masing-masing terjadi tempat yang berbeda dengan tokoh yang berbeda pula—meskipun keduanya masih berkaitan. Cerita pertama berlangsung di Sussex, Inggris. Sebuah pembunuhan mengerikan terjadi di Wisma Birlstone yang berada di pedalaman Sussex. Pembunuhan misterius ini membuat polisi setempat kebingungan karena kejadiannya lebih mirip sebuah drama panggung yang diatur. Hanya saja, korban pembunuhan itu benar-benar ada. Polisi lokal kemudian meminta bantuan pada Scotland Yard atau polisi pusatnya Kerajaan Inggris yang bermarkas di London. Inspektur MacDonald yang dilimpahi tanggung jawab melakukan penyelidikan akhirnya turut mengajak detektif partikelir kesayangan kita Sherlock Holmes beserta sobatnya, Dr. Watson, untuk dimintai saran dan pertimbangan mengenai kasus ini,

Sherlock yang terbiasa terjun secara langsung saat menyelidiki suatu kasus pun bersedia ikut pergi ke Birlstone di pedalaman Sussex dengan kereta paling pagi. Dia memang lebih suka melakukan segala sesuatunya sesuai dengan caranya dan oleh dirinya sendiri. Kasus pembunuhan di Birlstone itu juga berhasil mengugah ketertarikannya. Seperti kita ketahui, Holmes sangat menyukai kasus-kasus yang tidak biasa atau yang cenderung sulit untuk di pecahkan. Dan, tragedi di sebuah rumah kuno di Birlstone ini benar-benar menarik minatnya. 

Kasus itu terjadi di sebuah rumah kuno yang dikelilingi parit dari zaman perang. Korban ditemukan tewas ditembak pada waktu tengah malam di ruang kerjanya. Bukti-bukti menunjukkan ada jejak di belakang tirai dan di bingkai ambang jendela. Polisi menduga pelaku diam-diam masuk ke rumah, lalu bersembunyi sambil menunggu kedatangan korban. Setelah aksinya berhasil, dia kabur melompat dari jendela, menyeberangi parit, dan kabur. Sebuah sepeda ditemukan dalam semak-semak di luar rumah korban, yang kemudian menjadi petunjuk penting. Polisi segera menyebarkan berita ke penjuru Inggris untuk mencari seorang pengendara sepeda berjaket kuning.

Sayangnya, pelaku tidak kunjung ditemukan. Jumlah tersangka terlalu banyak sementara banyak keanehan yang melingkupi tragedy tersebut. Istri korban kelihatannya tidak terpukul oleh kejadian mengerikan itu. Sahabat korban tampaknya juga menyimpan affair pada istri korban. Semua fakta dan petunjuk seolah saling bertentangan dan membawa ke arah yang salah. Sampai Holmes akhirnya menemukan petunjuk pentingnya: sebuah barbell yang hilang. Semua dugaan polisi langsung dipatahkan oleh sebuah barbell. Dengan cerdik, Holmes merancang sebuah jebakan untuk memancing si pelaku agar keluar. Jebakan yang ternyata membawa pembaca pada sebuah cerita lain di negeri seberang.

Kisah kedua berlangsung di daratan Amerika Serikat, beberapa tahun sebelum kejadian di Birlstone. Dalam cerita kedua ini, kita tidak akan menemukan sosok Sherlock Holmes atau Dokter Watson. Kisah ini terjadi di sebuah lembah terpencil yang menjadi judul dari buku ini. Sebuah lembah yang kaya akan bahan tambang batu bara dan bijih besi di pelosok Amerika Serikat. Sayangnya, lembah ini juga seperti dinaungi oleh awan kegelapan karena orang-orang yang tinggal di sana hidup dalam bayang-bayang ketakutan. Di kisah kedua ini, tokoh utamanya bernama Mc Murdo.

Anak muda dari Irlandia ini memiliki watak pemberani, sikap yang meledak-ledak, tetapi sekaligus jiwa yang tak kenal takut. Kepribadiannya ibarat magnet yang membuat orang-orang mendekat kepadanya. Termasuk sebuah organisasi rahasia yang sejak lama menguasai wilayah lembah itu dengan ancaman dan tindak kejahatan mereka. Sosok Mc Murdo dipandang cocok dengan tujuan organisasi mereka. Tambahan satu tenaga yang sangat bermanfaat untuk melanggengkan teror mereka atas lembah kaya tersebut. Mc Murdo pun tidak bisa berkutik ketika pelan-pelan tanpa dia sadari, dirinya telah masuk dalam jebakan mengerikan. Sebuah cap yang diterakan dengan besi panas di lengannya menjadi tanda kalau dirinya sudah masuk sebagai bagian dari organisasi hitam tersebut.

Bagi yang mengharapkan membaca sepak terjang Holmes, kisah kedua ini memang agak sedikit membosankan. Nada tulisannya memang berbeda jauh dengan kisah-kisah Holmes. Doyle seperti menulis dua kisah yang berbeda untuk kemudian disatukan di bagian penghujungnya. Saya sendiri hampir menyerah meneruskan mengerjakan bagian kedua ini. Tetapi dengan menurunkan ekspektasi, ternyata kisah kedua ini memang memiliki pesonanya sendiri. Saran saya, baca bagian kedua ini sebagai sebuah kisah yang baru, bukan sebuah bagian dari kisah Sherlock Holmes. Ending kisah kedua ternyata sangat menarik dan tak disangka-sangka. Ada kesan tersendiri setelah membacanya. Pokoknya lanjut saja membaca kisah kedua ini sampai selesai, dijamin puas dengan ceritanya.

"Godaan untuk menyusun teori prematur menggunakan data-data yang tak mencukupi adalah sesuatu yang tabu dalam profesi kita." (hlm. 36)


No comments:

Post a Comment