Search This Blog

Monday, January 17, 2022

Sukses dengan Sadar Diri berkat Mindfulness for Success


Judul: Mindfulness for Success

Penyusun: Tim Westflix

Cetakan: Pertama, Mei 2017

Penerbit: Grasindo




Apa itu mindfulness? Pertanyaan ini langsung hadir ketika kita membuka buku ini. Saya sendiri agak kurang ngeh, tetapi makna mindfulness kira-kira seperti mawas diri atau kedasaran atas diri kita. Lebih khususnya lagi, konsep mindfulness ini misalnya ketika kita benar-benar hadir sekaligus sadar dengan keberadaan kita. Agak njlimet sih, tapi konsepnya mirip-mirip dengan yang diajakarkan dalam teknik meditasi, hanya saja ini versi yang lebih praktis dan simpel serta dapat langsung diterapkan dalam tingkah polah kehidupan. Salah satunya adalah kesadaran tentang saat ini. Kita sering menemui orang-orang yang tidak sadar, sekaligus tidak hadir di saat ini atau present moment. Badan ada di tempat kerja tetapi pikiran mengembara ke gedung bioskop. Raga sedang duduk di depan orang yang diajak bicara tetapi perhatian melalang buana memikirkan besok mau pakai baju apa. Fenomena ini semakin parah dengan hadirnya internet yang semacam menjadi 'pembenaran' untuk berada di mana-mana meskipun raga diam di satu tempat.

Sedikit kita ingat-ingat dan renungkan orang-orang di sekitar atau bahkan mungkin kita sendiri termasuk di dalamnya.  Ada yang teramat sibuk dengan kegalauannya. Ada yang terokupasi oleh gadget dan media sosialnya. Ada yang bereaksi terlampau berlebihan oleh kabar-kabar "katanya"  dan berita di linimasa. Hidup seolah hanya seperti perulangan dari fyp satu ke fyp lainnya, dari twitwor ini ke twitwor yang itu, dari tanggal cantik bulan pertama ke bulan berikutnya. Detik-detik berlalu, menit berganti, akhir pekan datang cepat sekali, tahu-tahu sudah tanggal tua lagi. Dan beberapa hal yang semestinya indah lewat begitu saja.

Buku ini dengan terlalu sederhana mengingatkan:  Jika kita hanya konsentrasi dan terpusat pada masa depan, atau tertambat di masa lalu, maka percayalah, kita sudah melewatkan hal-hal yang berharga dalam hidup kita. Buku ini memang tidak terlalu banyak mengumbar aneka teori dan petatah petitih motivasi, tapi lebih seperti semacam workbook of mindfulness practicing yang sebaiknya diterapkan dan dilatih sesering mungkin. Misalnya, saat sedang menunggu akan lebih baik digunakan untuk memperhatikan sekitar ketimbang sibuk di dunia maya karena di era ini banyak di antara kita yang sudah terlalu jauh dari lingkungan. 

Latihan-latihan semacam meditasi/merenung dalam, berfokus pada saat ini, dan mendengarkan suara sekitar akan menjadi latihan yang baik untuk memgembalikan diri yang sudah terlalu lama menjauh dari lingkungan. Padahal, lingkungan terdekat adalah bagian terdekat dari diri kita. Lingkungan juga yang pertama kali heboh jika ada apa-apa. Buku ini sedikit mengingatkan betapa sering manusia modern mengabaikan lingkungan di sekitarnya tapi sangat detail kalau mengulik gosip atau utas twitter di ranah seberang.

Secara kemasan, buku ini ringan dan praktis, dengan kertas yang enak diendus baunya dan ukuran buku yang kecil sehingga enteng dibawa. Lebih baik dibaca sedikit demi sedikit sambil dipraktekkan isi di dalamnya agar isinya lebih meresap. Karena ditulis oleh sebuah tim penulis, tentu kesan personalnya jadi kurang. Saya malah merasa buku ini seperti kumpulan artikel psikologi dari berbagai sumber yang diringkas lalu ditulis ulang. Hasilnya memang sebuah buku bacaan praktis yang cocok dibaca oleh para pembaca modern yang mungkin ingin hasil yang cepat dari sebuah tulisan yang ringkas. 

Apa-apa yang ada di buku ini ibarat saripati yang sudah diolahkan oleh tim penulis dan kemudian pembaca yang sibuk bisa langsung menerapkan langkah-langkah latihannya. Prakteknya pun simpel dan ringan, bahkan sering kali tidak kita sadari bahwa ada latihan sesederhana memperhatikan tanganmu sendiri, mencoba melakukan yang berkebalikan, makan dengan tenang, dan leave no trace. Tetapi ada juga latihan-latihan dasar yang sudah sering kita jumpai dalam dunia motivasi seperti berterima kasih pada orang lain, bermeditasi, dan puasa media sosial.

Buku yang bagus untuk mereka yang tergesa ingin menenangkan diri di dunia yang semakin cepat dan laju, tetapi kurang memuaskan untuk mereka yang mendambakan bacaan yang bikin kenyang.


No comments:

Post a Comment