Search This Blog

Tuesday, November 30, 2021

Berani Mengejar Mimpi dengan Kekuatan dalam Memulai Hal Bodoh

 Judul: Kekuatan dalam Memulai Hal Bodoh

Penulis: Richie Norton

Cetakan: Pertama, Februari 2014

Tebal: 304 hlm

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama


Konon, salah satu penyesalan terbesar kebanyakan orang modern adalah tidak melakukan atau menunda melakukan apa yang benar-benar mereka inginkan atau impikan sampai semuanya terlambat sudah. Alasannya banyak sekali, tetapi terutama (1) tidak punya uang, (2) tidak punya pendidikan, dan (3) tidak punya waktu. Ada yang ingin menjadi penulis tetapi dia terus menunda dan tidak melakukannya karena dia merasa bukan dari jurusan sastra-bahasa. Ada yang ingin berlibur menikmati masa muda tetapi dia merasa tidak punya uang. Ada pula yang ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan orang-orang tercinta tetapi mereka merasa tidak punya waktu karena sibuk bekerja. Perasaan-perasaan ini terus menghalangi mereka untuk melakukan hal-hal yang mereka anggap bodoh itu. Kenapa harus menulis padahal saya tidak pernah sekolah menulis. Kok bisa kepikiran liburan ke Raja Ampat padahal duit aja mepet. Bodoh sekali berpikir membolos kerja agar bisa bermain dengan anak-anak di rumah. Bukankah dengan bekerja saya dan anak-anak bisa tetap hidup layak?

Hal-hal bodoh inilah yang menjadi titik mendasar yang digunakan penulis dalam buku ini. Dalam sejarah, mereka yang sukses dan puas serta tidak menyesali kehidupannya adalah orang-orang yang berani melakukan hal-hal bodoh itu. Tapi, wajib ditekankan kalau bodoh di sini tidak sama dengan "tidak tahu atau tidak sanggup atau tidak bisa berpikir dengan baik." Sebaliknya, bodoh di sini adalah tetap bersikukuh melakukan apa yang dianggapnya benar berdasarkan segala pertimbangan dan persiapan meskipun orang lain bilang yang kita lakukan adalah hal yang bodoh. Contohnya begini, orang-orang mengejek Wright Bersaudara dengan mesin terbang ciptaannya, menyebutnya sebagau upaya yang bodoh. Jadi, bodoh di sini adalah hal-hal yang tidak umum dalam pandangan orang banyak sehingga dilabeli "hal yang bodoh."

Satu ungkapan bagus di buku ini adalah untuk menyimpan uangmu (menabung) tapi jangan simpan mimpimu. Apa pun itu, mulailah dan lakukan lah. Hidup adalah tentang coba-coba dan semakin banyak kau mencoba, maka akan semakin beruntung dirimu. Namun, upaya meng ejar mimpi itu juga tidak boleh dilakukan secara serampangan. Dalam buku ini penulis menawarkan metode START yang intinya menjelaskan langkah-langkah untuk mencapai apa yang kita inginkan tanpa harus mengorbankan segi-segi kehidupan yang lain. Tapi yang jelas, jangan pernah salah dalam membuat prioritas: "Hidup Anda dan pekerjaan Anda, jangan pernah dibolak-balik. Yang kedua hanyalah bagian dari yang pertama."

Sama seperti buku motivasi (dari Barat) kebanyakan, buku ini mencoba menjelaskan kebijakan jalan kesuksesan lewat metode buatan si penulis (START). Isinya mirip dengan buku-buku sejenis, hanya saja penulis memolesnya dengan kajian-kajian ilmiah serta contoh-contoh pribadi dan rumus buatannya sendiri. Hasilnya, buku yang membosankan jika dibaca di tahun 2020 ini. Cara menulisnya terlampau bertele-tele, minim grafik atau ilustrasi, dan terasa sekali penulis berusaha menyambung-nyambungkan konsep miliknya dengan jalan kebijakan umum. Tidak jauh beda dengan buku-buku motivasi full-text yang sempat menjamur di pasaran tapi jarang diminati karena cenderung monoton dan seragam. Bahkan, bagian menarik dari buku ini menurut saya ada di kutipan-kutipan dari para tokoh besar yang dicuplik penulis untuk menambah bobot bukunya.

Menarik di awal, tidak ada yang baru di pertengahan, dan biasa saja setelah selesai dibaca. Mungkin, fungsi utama buku-buku motivasi memang untuk mengingatkan kembali sejumlah kebijakan besar yang sudah kita ketahui. 

 

No comments:

Post a Comment