Search This Blog

Wednesday, September 8, 2021

Mari Lebih Mencintai Dirimu Sendiri bersama Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah

Judul: Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah

Penyusun: Geulbaewoo

Penerjemah: Dewi Ayu Ambar Rani

Paperback, 248 pages

Published June 2021 by Penerbit Haru

ISBN 139786237351719





"Tidak ada bunga yang tak bergoyang saat angin bertiup.

Meski begitu, bunga yang bergoyang tidak akan kehilangan aromanya.


Kuharap kita bisa menjadi orang yg tidak kehilangan aromanya

meskipun kita terguncang oleh berbagai masalah dalam hidup kita." (hlm. 83)


Tumbuh bersama buku-buku motivasi abad ke-20 dengan teks padat dan cenderung tebal, saya jadi agak kagok membaca buku motivasi dari Korea ini. Bukan hanya cara penulisannya yang seperti bait-bait puisi (tapi di keterangannya esai) tapi juga cara penulis "menggurui" pembaca lewat teknik yang kelewat akrab. Disajikan dengan bahasa yang lembut serta dekat dengan anak anak muda dan milenial, buku ini ibarat versi ringkas dan puitis dari buku-buku motivasi yg sudah terlebih dulu hadir.

Pertama, ia mengisahkan cerita hidupnya yg beberapa kali gagal dalam upayanya mengapai impian, lalu dia insyap dan menyadari kalau kegagalan bukan berarti dirinya (dan dirimu) buruk tetapi sebuah proses dalam menemukan apa yang kita suka dan hidup darinya. Kemudian, kita diminta untuk lebih mencintai diri kita sendiri karena keberadaan kita ini sungguh sebuah berkah. Bahkan tanpa bakat yang hebat, wajah yang menawan, ilmu yang tinggi, atau uang yang melimpah; adanya kita adalah sesuatu yang luar biasa berharga. Cintai dirimu sendiri karena orang lain mungkin hanya peduli sebentar, tetapi dirimu sendiri adalah yang paling peduli dengan dirimu sendiri. Sebelum mencintai orang lain, cintailah dirimu dulu.

Bagian kedua tentang mencintai orang lain. Tulisan di bagian ini menyorot tentang hubungan antar manusia dan segala pelik yang menyertainya. Bagaimana memilih pasangan yang tepat, bagaimana bersikap mandiri dan tidak bergantung pada orang lain dalam mencari kebahagiaan, bagaimana cuek dengan omongan miring orang, bagaimana mencintai yang benar, juga bagaimana mencintai orang yang saat ini kayaknya hanya ghosting atau nggak cinta balik sama kita. Bagian kedua ini cocok banget buat pembaca usia muda dan dewasa muda yang memang banyak mengalami masalah rumit dalam hal hubungan asmara.

Saya agak kaget dengan cara penulis yang langsung menyapa pembaca dengan kamu, juga bagaimana dia langsung mendikte kamu harus begini dan begitu. Tapi setelah sampai halaman tengah, kok malah nggak kerasa seperti didikte ya, malah kesannya kayak sedang diajak ngobrol sama penulis dan kita curhat kepadanya lalu si penulis memberi banyak petuah. Pesan yang disampaikan pun sebenarnya general dan telah banyak dibahas di buku-buku motivasi lain, tapi cara penyampaiannya yang menggunakan bait-bait pendek bikin pembaca langsung bisa relate ke inti masalah tanpa harus membaca begitu banyak tulisan. Kesannya memang kayak jadi melompat-lompat, tetapi pembaca milenial dan di bawahnya sepertinya sudah terbiasa menangkap keteraturan dalam sesuatu yang acak kayak di buku ini.

Nampol quotes: Semakin sering dilakukan, semakin jago melakukan. Semakin sering merasa khawatir, semakin kuat kekhawatiran itu.

Hanya dengan terlebih dulu menerima dan mencintai dirimu sendiri, barulah kita bisa memberikan cinta secara plong kepada orang lain dan juga kepada dunia. 


No comments:

Post a Comment