Search This Blog

Wednesday, October 14, 2020

Berguru Kepada Puisi bersama Jokpin

 Judul: Berguru Kepada Puisi
Penyusun: Joko Pinurbo
Tebal: 191 hlm
Cetakan: 1, Desember 2019
Penerbit: DIVA Press

 




Banyak di antara kita yang mungkin bisa menikmati puisi, lebih sedikit yang bisa menikmati sekaligus memahaminya, lebih sedikit lagi yang bisa menikmati, memahami, dan kemudian menuliskan ulasannya. Jokpin adalah ketiganya--eh keempatnya ding karena beliau juga seorang penyair. Di buku ini, kita seperti bisa melihat Jokpin yang lain sekaligus Jokpin yang biasanya. Jika biasanya beliau berpuisi, kali ini Jokpin menanggapi puisi. Dan tanggapannya atas puisi-puisi karya beberapa penyair Indonesia membuktikan kedalaman Jokpin sebagai seorang penyair yang tidak saja pandai membikin syair tetapi juga memahami keagungannya.

Dari buku ini, dan juga buku "Bermain Kata Beribadah Puisi", kita belajar bahwa puisi yang baik tidak dihasilkan semata oleh imajinasi, improvisasi, dan spontanitas belaka. Puisi yang agung merupakan hasil refleksi atas aneka pengetahuan serta pengalaman yang lalu lalang dalam kehidupan sang penyair. Imaji dan kreativitas memang pembentuk utama, tetapi badan puisi dikokohkan juga dengan pengetahuan serta pemahaman. Mumet ini saya nulis apa ya wkwkw.

Bagi saya, mengulas buku puisi memang yang paling susah. Puisi bukan seperti novel yang kadang ceritanya sudah jadi dan tinggal dihamparkan kepada pembaca. Puisi bagi setiap orang bisa berbeda-beda maknanya--bahkan bisa jadi apa yang kita tangkap bukanlah yang hendak dimaksudkan oleh penyairnya. Tetapi, dalam puisi, hal seperti ini tidak mengapa. Puisi memang sengaja dibuat sebagai salah satu misteri dalam jagat ini. Sebagaimana ditulis Jokpin di buku ini: "Sebagaimana cinta, puisi tetap saja meninggalkan misteri walaupun sudah berulang kali diselami. Biarlah masing-masing pembaca bergulat dengan misterinya sendiri." (hlm. 177)

"Benarlah bahwa seorang penyair sesungguhnya tidak menulis di atas kertas kosong. Tidak jarang ia menulis puisi di atas puisi lain yang pernah atau sedang dibacanya." (hlm 184)

"Sesungguhnya puisi merupakan dolanan--dolanan bahasa--yg menyuburkan dan menyegarkan kembali imajinasi; yang membebaskan kata-kata dari penjara kerutinan ... Puisi adalah sebentuk rekreasi dan relaksasi bahasa yang anehnya sering dilakukan dengan cara yang tidak "waras". (hlm. 190)




No comments:

Post a Comment