Judul: Celana
Penyair: Joko Pinurbo
Cetakan: Februari 2018
Tebal: 88 hlm
Penerbit: Gramedia
Pustaka Utama
Di Festival Sastra Basabasi akhir 2017 lalu, ketika Jokpin
dipertemukan dalam satu panggung dengan Sapardi Djoko Damono, beliau menyebut
betapa Sapardi merupakan penyair yang menjadi inspirasi utama karya-karya
awalnya. Sapardi pun menanggapi dengan sedikit bercanda, sambil bercerita
sempat beliau jalan-jalan ke Shopping Center (pasar buku bekas di Jogja dulu,
kini di kompleks Taman Pintar) dan menemukan salah satu buku puisinya. Di buku
lecek itu tertera nama pemiliknya, yakni Joko Pinurbo. Jokpin sendiri langsung
ingat bahwa dia pernah punya buku puisi karya Sapardi yang kemudian hilang
entah kemana, dan ajaibnya malah ditemukan oleh penyairnya sendiri di pasar
loak wkwk.
Bukan hanya soal temuan buku puisi ini yang menarik. Lebih
menarik lagi adalah betapa puisi-puisi Sapardi di buku milik Jokpin itu
dicorat-coret oleh pemiliknya. Bukan sembarang coretan, tetapi coretan catatan.
Jokpin seperti sedang membedah puisi-puisi Sapardi, mencari-cari
keistimewaannya untuk kemudian ditandai, dan catatan hasil analisisnya itu dia
tulis langsung di samping puisi yang tengah dibedah. Ini satu lagi bukti yang
menunjukkan betapa guru terbaik seorang penulis (termasuk penyair) memang
penulis (atau penyair) lainnya.
Ada sedikit perbedaan antara puisi-puisi di buku ini dengan
puisi-puisi Jokpin di buku-buku lainnya. Saya merasakan puisi-puisi di Celana
lebih panjang, dengan tema yang lebih berat. Meski ada beberapa yang
mengingatkan kita pada puisi-puisi Jokpin populer yang pendek-pendek dengan
rima yang menghibur (seperti “Kurcaci” dan “Celana”), lebih banyak puisi yang
panjang menyerupai paragraf cerita. Sedikit mengingatkan saya pada puisi-puisi
Sapardi. Seolah, Celana merupakan bukti awal ‘peniruan kreatif’ dari
puisi-puisi karya Sapardi.
Secara materi, Celana
juga sarat dengan puisi-puisi yang terkait erat dengan beragam peristiwa politik
di era Orde Baru hingga keruntuhannya pada tahun 1998. Pembredelan media yang tidak mau tunduk pada
penguasa, penangkapan para aktivis dan mahasiswa, penghilangan orang secara
paksa, penjemputan sejumlah orang yang vokal pada pemerintahan. Sesungguhnya
ada banyak peristiwa besar di balik puisi-puisi yang mengalir lancar di buku
ini. Sambil iseng googling sejarah bangsa, kita bisa belajar banyak dengan
menyimak puisi-puisi di buku ini.
KURCACI
Kata-kata adalah kurcaci yang muncul tengah malam
dan ia bukan pertapa suci yang kebal terhadap godaan.
Kurcaci merubung tubuhnya yang berlumuran darah,
sementara pena yang dihunusnya belum mau patah.
(1998)
Hampir mau baca buku ini pas ada di Gramedia Digital. Sayangnya karena kumpulan puisi, saya mundur. Masih belum paham bagaimana menikmati puisi. Sekadar baca pasti tak berbekas. Menduga maknanya bakal butuh waktu panjang. Bingung sekali cah kalau menemukan buku serupa.
ReplyDeleteKalau mau mulai baca Jokpin, saya sarankan baca yang Selamat Menunaikan Ibadah Puisi dulu, yang ini berat ...biar aku saja.
Deletewkwkwkwkw. Biar berat pun, saya punya jiwa setangguh karang. Ini bukan berat memikul, ini tentang waktu yang dijajah kebingungan.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteUntuk yang lagi galau, yang lagi bosan tidak tahu mau ngapain,
ReplyDeletetenang,,sekarang ada yang akan menghibur kalian sekaligus
mengisi hari-hari kalian dengan games" online yang pastinya tidak akan
mengecewakan kalian deh...
yuk ikutan gabung bersama Pesonavip.com
Dapatkan Bonus Rollingan TO Sebesar 0,3 - 0.5% / Hari
Bonus Referral Sebesar 20% Seumur Hidup
* Minimal deposit hanya Rp 20.000
* Minimal tarik dana Rp 20.000
* Dilayani oleh CS profesional dan ramah
* 24 jam online
* Proses Depo & WD super cepat
* No ROBOT MURNI PLAYER VS PLAYER
* kamu berkesempatan menangkan Jackpot setiap harinya.
Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24 Online Setiap hari melalui :
* PIN BBM : pesonaqq
* WA : +85587984700
Link Alternatif : Pesonavip.com
Salam Sukses Pesonaqq.com