Selalu menyenangkan menyimak pengalaman hidup para pengarang
yang turut menjadikan mereka seperti sekarang. Dari pengalaman-pengalaman
mereka, kita sebagai pembaca bisa belajar banyak tentang menulis, tentang
proses kreatif mereka dalam berkarya, dan sesekali juga tentang kehidupan. Dari
sekian cerita, kita jadi tahu bahwa para pengarang yang kini masyur namanya
dulunya pernah manusia biasa juga. Bahkan, sejatinya pun saat ini mereka adalah
manusia biasa seperti semua kita. Hanya pengalaman dan perjuangan mereka dalam
menulis itulah yang kemudian mengangkat nama mereka. Para pengarang tersebut
menuliskan karya-karya yang lalu menjadikan kehidupan mereka bermakna karena telah
turut menyumbangkan ragam tulisan istimewa dalam khasanah sastra bangsa.
Mungkin, karena terdorong oleh keinginan untuk
memperkenalkan sekaligus mengabadikan proses kreatif para pengarang inilah,
Pamusuk Erneste (yang buku editing karyanya masih menjadi kitab pegangan saya
dalam bekerja) berinisiatif untuk mengundang para pengarang Indonesia
menuliskan pengalaman mengarangnya. Melalui email, beliau menyurati satu per
satu pengarang yang terkenal atau mulai melejit namanya pada era 80-an. Email balasan
ternyata berdatangan. Para pengarang lokal seolah menyambut hangat inisiatif
istimewa ini sehingga terkumpul belasan artikel, esai, dan narasi tentang
proses mengarang para pengarang ini. Kumpulan tulisan inilah yang kemudian
diterbitkan dalam empat buku berseri oleh Kepustakaan Populer Gramedia dalam
seri #Proses Kreatif #4: Mengapa dan Bagaimana Saya Mengarang. Sayang sekali di
Scoop hanya ada seri #4, saya masih berusaha mencari versi cetak dari seri #1
hingga seri #3.
Dalam pengantarnya untuk seri #4 ini, Pamusuk Erneste
menyebut bahwa “menulis karya fksi tidak bisa diajarkan, tapi bisa dipelajari.
Karena itulah tiap sastrawan memiliki kekhasan dalam proses kreatifnya.”
Sebagai pembaca yang ingin juga menulis, kita perlu mengetahui bagaimana setiap
pengarang memproses kreativitasnya sehingga menghasilkan tulisan yang dibaca
jutaan pembaca. Ada pengarang yang menulis berdasarkan peristiwa yang
dilihatnya, seperti Seno Gumira Ajidarma. Ada yang kekhasan tulisannya muncul
karena kondisi di mana dia tinggal, seperti Ahmad Tohari. Ada pengarang yang
begitu terkagum-kagum pada bahasa sebagai alat komunikasi sehingga dia
menggunakan bahasa sebagai ‘senjata’ dalam menulis karya, seperti Montinggo
Busye. Ada lagi pengarang yang sedemikian takluk pada pesona benda-benda di sekitarnya sehingga
benda-benda itu menjadi ruh dalam karyanya, seperti kita lihat pada puisi-puisi
Afrizal Malna.
Ada 14 penulis yang berbagi proses keratif mereka di buku
ini. Mereka adalah Ayu Utami, D. Zawawi Imron, Akhudiat, Motinggo Busye, Piek
Ardijanto Soeprijadi, Aoh K. Hadimadja, Herlino Soleman , Acep Zamzam Noor,
Seno Gumira Ajidarma, Afrizal Malna, Darman Moenir, Ahmad Tohari, Upita
Agustine, dan Ngurah Parsu. Beberapa pengarang sudah sata baca karyanya (Ayu Utami, Ahmad Tohari, dan Seno Gumira
Ajidarma), ada yang saya belum pernah baca karyanya tapi pernah mendengar
namanya (Afrizal Malna dan Zawawi Imron), dan banyak yang baru saya dengar
namanya #duhmaaf. Masing-masing bercerita tentang bagaimana mereka berproses
dalam menulis lewat caranya masing-masing. Saya terutama suka sekali dengan
gaya Motinggo Busye dalam berkisah. Bahkan sejak judulnya, pengarang ini sudah
menunjukkan kenyentrikkannya “Motinggi Disayang Tuhan, Sekaligus Disayang
Setan? Milik Seno menurut saya yang paling sedikit “datar” karena beliau lebih
seperti menulis cerpen ketimbang berbagi pengalaman, tapi tetap bisa diambil
ilmunya.
Secara khusus, Ayu Utami menyoroti tentang nasib sebuah
karya setelah tulisan itu dilempar ke ranah pembaca. Barangkali, penulis tidak akan bisa berbuat
banyak ketika karya itu lalu dipuja atau
malah dihujat para pembacanya. Saat itulah berlaku ungkapan Barthez bahwa
pengarang sudah mati. Namun, saat proses penciptaan sebuah karya, penulis mau
tidak mau harus tunduk pada karyanya setidaknya hingga karya itu selesai
dituliskan. Ada juga Herlino Soleman yang menyebut menulis sebagai bekerja
keras yang mengasyikkan. Afrizal Malna menegaskan vitalnya peran benda dan
lingkungan sekitar dalam berkarya. “Setiap
hal yang hadir dalam puisi, entah benda atau seseorang, ikut menentukan
jalannya puisi. Artinya, mereka sebenarnya telah ikut menulis puisi bersama
saya. Puisi ditulis bersama mereka. Bersama orang lain. Mustahil menulis puisi
seorang diri.” (hlm. 75)
Seperti banyak hal lain, para pengarang di buku ini
menunjukkan betapa mengarang adalah proses yang tidak bisa berdiri sendiri.
Setiap pengalaman, peristiwa, hingga benda-benda akan turut mempengaruhi para
pengarang dalam berkarya. Selain itu, di buku ini saya juga menemukan
pembuktian dari ucapan Motinggo Busye, bahwa ‘Tak ada pengarang yang bisa jadi
pengarang tanpa membaca buku.’ Seluruh pengarang di buku ini (dan juga di
banyak buku lain yang saya baca) adalah para pembaca yang rakus di masa
kecilnya. Dari proses membaca inilah kemudian bibit-bibit menulis itu tumbuh
dan kemudian berkembang. Bahkan para penyair yang pengalamannya begitu
mendominasi buku ini juga menunjukkan gelagat kecintaan yang luar biasa kepada
buku dan membaca di masa kecil mereka. Sekali lagi, memang benar sebuah
ungkapan yang berbunyi bahwa para penulis yang baik adalah juga para pembaca
buku yang baik.
Judul: Mengapa dan Bagaimana Saya Mengarang
(Proses Kreatif, #4)
Penyusun: Pamusuk Eneste (Editor), Ayu Utami, D. Zawawi
Imron, Akhudiat, Motinggo Busye, Piek Ardijanto Soeprijadi, Aoh K. Hadimadja,
Herlino Soleman , Acep Zamzam Noor, Seno Gumira Ajidarma, Afrizal Malna, Darman
Moenir, Ahmad Tohari, Upita Agustine, dan Ngurah Parsua
Penerbit: KPG, 2009, 270 hlm
Untuk yang lagi galau, yang lagi bosan tidak tahu mau ngapain,
ReplyDeletetenang,,sekarang ada yang akan menghibur kalian sekaligus
mengisi hari-hari kalian dengan games" online yang pastinya tidak akan
mengecewakan kalian deh...
yuk ikutan gabung bersama Pesonavip.com
Dapatkan Bonus Rollingan TO Sebesar 0,3 - 0.5% / Hari
Bonus Referral Sebesar 20% Seumur Hidup
* Minimal deposit hanya Rp 20.000
* Minimal tarik dana Rp 20.000
* Dilayani oleh CS profesional dan ramah
* 24 jam online
* Proses Depo & WD super cepat
* No ROBOT MURNI PLAYER VS PLAYER
* kamu berkesempatan menangkan Jackpot setiap harinya.
Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24 Online Setiap hari melalui :
* PIN BBM : pesonaqq
* WA : +85587984700
Link Alternatif : Pesonavip.com
Salam Sukses Pesonaqq.com