Search This Blog

Wednesday, April 12, 2017

Historical Romance yang Tak Pernah Selesai Terbaca



Sebagai seorang yang mengaku pembaca buku segala, saya bohong. Sebagai seorang yang timbunannya lebih tinggi daripada tinggi badan, ada satu genre buku yang dari dulu coba saya gerayangi, tetapi entah kenapa saya selalu menyerah di halaman-halaman awal. Kayaknya  membaca karya-karya Borges yang realis-mumet itu lebih bisa saya tahan ketimbang membaca genre ini.  Tologlah saya, belum pernah sekalipun saya berhasil menamatkan satu buku dari genre ini. Genre yang sampulnya khas itu, kalau bukan gambar rumah manor dengan kebun indah di depannya, ya gambar lady-lady dengan gaun anggunnya. Yah, sudah bisa menebak genre apa kan? Yup, inilah histerical romance eh maaf maksudnya historical romance.



 h kenapa saya selalu menyerah di halaman-halaman awal. Sumpahi pelosok Jawa. Jodh hnya masingDi timbunan saya yang tak seberapa itu, ada dua atau tiga buku dari genre ini. Salah satunya (sampulnya saya foto di postingan ini) bahkan sengaja saya taruh di kantor karena sudah tidak ada tempat lagi di kamar saya bertekad menyelesaikan membacanya sampai selesai. Seingat saya, buku ini saya beli pertengahan tahun 2016 dan sejauh ini saya berhasil sampai ke halaman empat (yaay). Padahal, ini sudah hampir pertengahan 2017 ya, saya kemana saja sih selama ini? Membaca blurb-nya yang rada menjurus, saya sebenarnya berpotensi membaca buku ini sampai selesai. Tetapi, kenapa ya, saya juga tidak tahu persis kok sudah delapan purnama berlalu tetapi bacanya masih aja di halaman empat.

Kadar romance yang terlalu pekat, karakter cewek yang terlalu menye-menye, hingga karakter cowoknya yang terlampau sempurna mungkin hal-hal yang bikin saya kurang betah membaca genre ini. Eh tapi tidak ding. Setahu saya, ada novel fantasi yang romance abis dengan karakter cewek manja dan cowok-sempurna-ala-kadarnya tetapi saya bisa membacanya sampai selesai. Jadi, mungkin bukan tiga hal itu alasannya. Jadi apa ya? Apakah karena setting sejarahnya? Bukan deh, hampir seperempat dari timbunan saya yang apa kabarnya itu isinya buku-buku sejarah semua. Lalu apa ya? Apakah karena otak cowok saya belum bisa berdamai dengan frekuensi novel jenis ini? Entah. Apa karena saya mahkluk visual jadi lebih milih versi movie ketimbang versi cetaknya? Tobat, Yon ... woy!

Tapi, di tahun 2017 ini, saya akan mencoba sekali lagi untuk menyelesaikan membaca buku Captain of All Pleasures ini. Semoga kuat, semoga tetap fokus baca yang beginian:

Desisan napas pelan keluar dari mulut Derek ketika Nicole menaikinya. Kenikmatannya begitu intens, begitu mengambil kendali. (hlm. 304)


13 comments:

  1. Ya ampun Dioooon, hahahaha. Kalau novel2 hot macam gini, aku mendingan baca aslinya sih :P

    Tapi Hisrom Kresley Cole ini hisrom lama deh. Kalau hisrom - hisrom yang sekarang ga tau modelnya gimana. Aku emang jarang baca Hisrom :D

    ReplyDelete
  2. Lah itu udah bikin kutipan dr halaman 304. Kamu skimming adegan hot-nya saja ya?
    Tapi asli ngakak baca postingan ini. Hehe

    ReplyDelete
  3. Ya ampun diooooon. Histerical Romance jare.. :)))))

    ReplyDelete
  4. ((Nicole menaikinya))
    Ngoahahahaha
    Beneran cuma skimming dan ditandai bagian hotnya aja nih jangan-jangan, Mas *itu aku banget* 😂

    ReplyDelete
  5. Mgkn krn terjemahannya yg trlalu gamblang? Huahaha... Genre baru ini.. Histerical romance

    ReplyDelete
  6. Isshh siapa bilang menye-menye 😒 Itu ceweknya kan yg menaiki, berarti nggak menye lah 😝😝

    ReplyDelete
  7. Sama seperti saya akhir2 ini, gak nyaman sekali baca novel romance yang terlalu romance, cewenya kemanja2an dsb. Gimana ya, uda kenyang rasanya sama yang gituan :(

    ReplyDelete
  8. Histerical Romance.. Wkwkkwkwk..

    Lucu banget bacanya. Emang ada "buku-buku" yang ntah kenapa sulit banget untuk dibaca walaupun sebenarnya kepengen. Aku juga nggak tahu Hisrom itu gimana, baru pernah baca Typo-nya Christian Simamora..

    ReplyDelete
  9. Ngoahahahahaha... Yooonn... Halaman EMPAT??? HAMOSOK KAU QUOTE HALAMAN 304??? dua angka depan ga keliatan yak? Aku sekali beli hisrom diskonan Dastan, font nya kecil2, ga betah bacanya, terus kulempar di meja swap IRF 😂😂😂

    ReplyDelete
  10. LOL, ngakak deh. Sini bukunya buat aku kalo g betah 😂

    ReplyDelete
  11. Wkwkwkwk, nonton versi filmnya aja deh, Mas.

    Etapi inget mas, kata salah seorang anggota BBI, "Cowok yang baca romance, masih lebih baik daripada cowok yang g baca sama sekali."

    ReplyDelete
  12. udah sampai delapan purnama ya kak... haha. Mungkin maksudnya halaman 304 kali yeee, bukan halaman 4... :P

    ReplyDelete