Search This Blog

Tuesday, January 24, 2017

Kejeniusan Cinta Mr. X

Judul:  Kesetiaan Mr. X
Pengarang: Keigo Higashino
Penerjemah: Faira Ammadea
Editor: Dessy Harahap
Tebal: 320 hlm
Cetakan: 1, 2016
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

31142330

Cinta itu universal, dan setiap orang--juga setiap mahkluk--berhak memilih sendiri bagaimana mereka mencintai. Ada yang mencintai terang-terangan hingga si pujaan hati kadang malah jadi ilfil. Di lain pihak, ada juga yang mencintai diam-diam sampai yang dicintai tidak tahu kalau dia dicintai seseorang. Kasus yang kedua ini sepertinya lebih sering kita lihat dalam kehidupan. Tidak ada salahnya mencintai secara diam-diam. Tetapi bisa berbahaya ketika cinta itu sedemikian besarnya namun tetap dibiarkan tak terungkapkan. Hasilnya bisa jadi adalah kenekatan (atau mungkin keberanian) atas nama cinta seperti yang dialami oleh Ishigami. Si jenius matematika yang mengabdikan diri mengajar matematika di SMA ini jatuh cinta kepada wanita tetangganya, Yasuko--yang kebetulan adalah janda beranak satu.  Jatuh cintanya luar biasa dahsyat, hingga logika yang selama ini jadi pegangannya langsung menguap entah ke mana.

"Mana yang paling sulit: menciptakan soal yang sulit atau memecahkannya? Hanya ada satu jawaban pasti."


Sayangnya, kisah cinta Ishigami tidak mulus. Selain dirinya yang bertipe introvert (lelaki ini hanya bisa mengagumi Yasuko dari kejauhan, atau dari balik tembok apartemennya), Yasuko ternyata tidak sekadar janda biasa. Yasuko adalah mantan pekerja klab malam. Selain itu, dia juga dikuntit oleh Togashi, mantan suaminya sering berlaku kasar dan suka memeras uang Yasuko. Suatu malam, tanpa diduga, pria itu masuk ke apartemen Yasuko dan mengancam akan melukai Yasuko dan anaknya. Seperti bisa ditebak sebagaimana di film-film atau komik-komik serupa, entah bagaimana pria bangsat itu berakhir dengan posisi tergeletak dan sudah tidak bernyawa. Hanya ada Yasuko dan putrinya, tengah memegang kabel mesin penghangat kaki. Ribut-ribut ini tentu tidak dilewatkan oleh Ishigami. Dengan kejeniusan otaknya, bujang itu tahu telah terjadi pembunuhan di apartemen sebelah. Inilah saatnya bagi Ishigami untuk tampil dan menjadi pahlawan di depan Yasuko.

Selanjutnya, kita akan disuguhi kehebatan Ishigami yang berhasil memadukan logika matematika dan ilmu kriminologi untuk mengelabuhi penyelidikan polisi. Demi cintanya kepada Yasuko, Ishigami mengeluarkan seluruh kejeniusannya untuk merancang sebuah pengalihan yang bakal membuat bingung polisi. Sejak awal, polisi memang telah mencurigai Yasuko sebagai tersangka utama, namun buktinya masih sangat lemah. Tim detektif di bawah pimpinan Kusanagi pun dikerahkan, namun semua celah sepertinya mentok di satu titik. Efeknya sungguh luar biasa ketika matematika digunakan dalam tidak kejahatan, dan kisah di buku ini adalah buktinya. Bahkan polisi dengan segenap timnya sudah mengumpulkan bukti-bukti dan mewawancarai semua saksi, jalan menuju tersangka begitu gelap. Tersangkanya sudah ada dan jelas, tetapi bagaimana membuktikan bahwa si tersangka adalah si A begitu sulit. Sampai akhirnya Kusanagi sadar: seorang jenius harus dilawan dengan orang jenius yang lain.

"Manusia selalu memiliki beberapa wajah." (hlm. 268)

Nama Dr. Manabu Yukawa sudah tidak asing lagi di kepolisian. Dalam beberapa kasus, Kusanagi memang pernah meminta bantuan dari teman semasa kuliahnya ini. Kejeniusan profesor Fisika ini tidak kalah dengan detektif kepolisian sehingga dia mendapat julukan  Detektif Galileo. Masalahnya, tanpa diduga, ternyata Yukawa dan Ishigami dulu juga sempat berteman semasa kuliah. Jadilah kasus pembunuhan kali ini menjadi sedemikian pelik. Untuk bisa menguak alibi Yasuko (yang dilindungi dengan apik oleh Ishigami), Yukawa harus melawan Ishigami yang seorang jenius matematika. Jadi ini akhirnya jenius fisika versus jenius matematika saling adu strategi demi melihat siapa yang paling cerdas dalam menyembunyikan dan menguak kejahatan. Kita sering bertanya apa manfaat praktis matematika dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu jawabannya ada di buku ini. 

Apa sih gunanya hitungan diferensial dan integral? Buang-buang waktu saja!” (hlm. 129)
Selain menyaksikan adu strategi antara Ishigami dan Yukawa, masih ada satu twist lagi yang sudah menanti pembaca di akhir buku. Dari total 320 halaman, baru di 40 halaman terakhir lah kasus ini mulai terkuak. Semua jawaban mulai digelar, termasuk mengapa Ishigami bisa begitu tergila-gila kepada Yasuko sehingga introvert (yang biasanya jarang menyapa orang) itu sampai rela mengorbankan kejeniusannya demi melindungi Yasuko. Yang seru di buku ini adalah bagaimana kepiawaian Ishigami untuk yang memanfaatkan lubang kelemahan dalam asumsi seseorang. Jadi, bukan hanya polisi yang terkecoh. Kita sebagai pembaca juga ikut terkecoh. Pada akhirnya, setiap kejahatan memang harus dipertanggung jawabkan.  Saya juga percaya bahwa tak pernah ada cinta yang sia-sia.

"Kadang demi menolong seseorang, yang harus kita lakukan hanyalah hadir di tempat itu." (hlm. 313)


No comments:

Post a Comment