Pengarang: Alex Scarrow
Penerjemah: Desy Natalia
Tebal: 456 halaman
Cetakan: 1, February 2014
Penerbit: Elex Media Komputindo
Jangan pernah bermain-main dengan waktu. Peringatan ini terus menerus disuarakan oleh banyak tokoh besar, mulai dari Dumbledore hingga Waldstein. Yang disebut terakhir tadi adalah sang penemu mesin perjalanan waktu dalam seri Time Riders karya Alex Scarrow ini. Si penemu berbalik menjadi penentang karena dia telah melihat sendiri neraka dengan mesin waktu yang telah diciptakannya itu. Berkat kampanyenya yang tak kenal, pada tahun 2050, Hukum Internasional telah melarang dengan tegas dilakukannya perjalanan waktu karena efek mengerikan yang dapat ditimbulkannya dalam mengubah sejarah. Maka, berbeda dengan perjalanan waktu yang sepertinya menyenangkan di film Doraemon, dalam seri Time Riders sang penulis konsekuen menunjukkan pandangannya bahwa perjalanan waktu adalah sesuatu yang sangat berbahaya.
Prinsip utama yang harus dipegang dalam konsep perjalanan
waktu adalah bahwa adanya perubahan sekecil apa pun di masa lampau akan turut
mempengaruhi masa depan. Dengan artian, goresan kapak di sebatang pohon pada
era Dinosaurus pun sudah lebih dari cukup untuk mengubah perjalanan sejarah.
Campur tangan terhadap masa lampau ini disebut sebagai kontaminasi. Semakin
besar kontaminasi yang timbul, maka akan semakin dashyat perubahan yang
ditimbulkannya di masa depan. Jadi, seorang time
traveller harus meminimalisir kontaminasi terhadap masa lalu. Misalnya,
jangan sampai meninggalkan jejak sepatu sport Nike saat tengah berjalan-jalan di pantai Texas pada Periode Kapur,
75 juta tahun yang lampau.
Setelah diajak menyaksikan betapa mengerikannya riak waktu
akibat kontaminasi di era PD 1 pada buku satu, di buku kedua ini pembaca sekali
lagi diajak menyaksikan hal mengerikan apa yang terjadi ketika kontaminasi
terjadi di Era Dinosaurus. Jika di buku pertama, sejarah berubah dengan
kemenangan Hitler (yang membuat Bumi jadi ladang radioaktif di tahun 2001),
maka di buku iniNew York di tahun 2001 berubah menjadi … hutan belantara. Semua
berawal dari kecelakaan di sebuah laboratorium di Texas tahun 2015 saat Liam
dan Becks (ini adalah Bob versi cewek) hendak menyelamatkan Edward Chen. Siapa
itu Edward Chen? Nah, pokoknya remaja itu kelak akan sesuatu banget di masa
depan. Kecelakaan itu melemparkan Liam dan Becks, juga sekelompok pelajar, sejauh
enam puluh lima juta tahun ke masa lalu, ke tanah pemburuan dari spesies
predator mematikan—yang hingga kini—belum pernah ditemukan.
Petualangan Liam dan anak-anak muda itu di zaman dino tidak
semenyenangkan petualangan Nobita dan Doraemon. Malahan, mereka menghadapi special
dino yang jauh lebih ganas dari T-rex dan raptor. Lebih gawat lagi, spesies
tersebut memiliki kecerdasan jenis hominid, yang berarti hewan-hewan itu bisa
mempelajari gerak-gerik Liam dan kawan-kawan. Sementara Sal dan Maddy tidak
tahu di masa apa Liam terlempar, keberadaan Liam di era Kapur Akhir menimbulkan
kontaminasi besar-besaran dalam sejarah. Kelompok reptile itu mempelajari
tingkah laku manusia dan berkembang menjadi semakin cerdas. Sejarah pun
berubah. Dinosaurus menguasai bumi dan New York tahun 2011 pun berubah menjadi
hutan belantara yang dipenuhi oleh sekelompok dino cerdas.
Bagaimana kali ini tim Time
Rider akan menyelamatkan sejarah sementara keberadaan Liam cs tak
terdeteksi. Kali ini, Liam harus berpikir keras untuk memberitahukan posisinya.
Mereka terpaksa harus meninggalkan sebuah jejak yang berpotensi mengungkap
kerahasiaan perjalanan waktu pada pemerintah AS di tahun 2001. Sementara
menunggu Maddy dan Sal menemukan mereka, Liam dan Becks harus berupaya
meminimalisir kontaminasi sejarah di Periode Kapur akhir sekaligus
menyelamatkan para pelajar tak berdosa yang sama-sama terperangkap di zaman purba
yang dipenuhi para pemangsa yang cerdas sekaligus mematikan.
Berbeda dengan buku-buku perjalanan waktu lain yang masih
menyisakan banyak bolong logika, penulis demikian hati-hati dalam meminimalisir
bolong logika yang berpotensi muncul dalam tulisannya. Akibatnya, perjalanan
waktu menjadi sangat tidak menyenangkan lagi di buku ini. Sepertyi dijelaskan
di buku pertama, selain berpotensi mengubah sejarah, perjalanan waktu juga
membuat pelakunya terpapar radiasi yang dapat merusak tubuh. Well, walau efeknya mengerikan, namun
membaca petualangan Liam, Sal, dan Maddy di buku ini sangat seru karena penulis
mampu menuliskan konsep perjalanan waktu yang rumit namun masih tetap dapat
dinikmati. Kelebihan buku ini adalah pace-ceritanya
yang bergerak cepat, penuh aksi, dengan logika-logika yang lumayan rapi tentang
perjalanan waktu yang membuat pembaca hanyut alih-alih protes.
No comments:
Post a Comment