Search This Blog

Monday, May 2, 2016

Review and Pengumuman Pemenang Giveaway Novel 17:17



29435215 
Judul: 17.17
Pengarang: Sheva
Cetakan: 1, 2016
Tebal; 183 hlm
Penerbit: Grasindo


Jakarta dan macetnya memang memiliki daya tariknya sendiri--daya tarik yang membuat kita ingin memaki kota ini, tetapi juga mencintainya pada saat yang sama." (hlm. 49)

 "Akan tetapi, mana ada hidup yang tidak penuh dengan kesulitan? Kesulitan itulah yang membuat diri kita semakin dewasa setiap harinya." (hlm. 75)

Sebuah kisah tidak melulu harus tersusun oleh rentang waktu yang panjang. Bahkan dalam waktu beberapa jam saja, sebuah cerita dapat terbentuk utuh dengan sedemikian indahnya. Kisah yang tanpa sadar telah menjerat dua insan yang kebetulan sama-sama terperangkap dalam keping waktu yang sempit itu. Keping cerita yang kemudian—secara perlahan—turut memerangkap para pembaca sehingga muncul semacam ketidakrelaan untuk berpisah dengan cerita yang mau tak mau harus diakhiri di ujung buku ini. Raka dan Sara, dua anak muda ini dipertemukan secara kebetulan (kalau memang cinta mengenal kebetulan) di sebuah resto cepat saji di pusat kota Jakarta. Keduanya sama-sama kabur dari test psikotes yang mereka benci dan sama-sama menyukai makan di Mc. D. Dua yang semula tidak saling mengenal saling dipertemukan untuk saling mengenali. Dan, seiring dengan semakin dekatnya Raka dan Sara, pembaca juga diajak semakin dekat dengan diri kita sendiri.

                Baik Sara ataupun Raka, tidak ada satu pun mereka yang menyangka, hari wawancara yang apes itu ternyata akan memiliki ujung yang akan menyegarkan kehidupan keduanya. Kedua anak muda ini tipikal anak-anak muda ibukota yang setiap hari harus berjuang melawan kemacetan dan KRL yang penuh sesak. Hal yang membuat lelah banyak orang ketimbang pekerjaan itu sendiri. Namun, ketika jam digital menunjuk kombinasi yang unik, yakni 17:17; sebuah cerita baru dimulai. Sebuah kisah yang akan menyadarkan kita betapa keindahan bisa muncul dari mana saja ketika hati dan pikiran kita mau menerimanya. Seperti Saka dan Raka yang sama-sama bersedia membuka diri dan hati kepada orang yang senasib sepenanggungan dengannya. Sebuah awal bagi keduanya, juga kita, untuk sama-sama menerima masa lalu, mensyukuri masa kini, untuk kemudian menatap masa depan dengan langkah yang lebih positif. Sebuah novel pendek namun isinya begitu kaya, begitu hidup.

                Belum pernah sebelumnya, terpikir oleh saya betapa jam-jam pulang kantor di Jakarta yang selalu dikutuk sebagian warganya itu bisa menjadi latar waktu yang seunik di novel ini. Begitu juga, lingkungan stasiun KRL yang monoton, yang dipenuhi orang-orang yang berebut gerbong demi agar bisa lekas sampai rumah, ternyata bisa menjadi latar bagi sebuah percakapan mendalam tentang hidup dan kehidupan bagi dua orang yang masih asing. Memang, di tangan seorang penulis yang piawai, tempat dan waktu apa pun bisa diolahnya menjadi setting yang asyik dinikmati. Meskipun sekelilingnya macet, serba terburu-buru; Raka dan Sara mengajak kita untuk memandang peristiwa itu dari luar dirinya. Mereka bertindak sebagai pengamat sekitar sehingga pembaca pun—alih-alih ikut sebal karena serbamacet—ikut menikmati perjalanan pulang yang harusnya membosankan itu menjadi terasa asyik. 

Sebuah cerita yang bagus, tidak melulu harus terjadi di tempat-tempat yang indah, di pantai atau di kafe misalnya. Jam-jam padat sepulang kantor atau kedai kopi di stasiun juga bisa menjadi setting cerita yang menarik, bahkan lebih terasa dekat dengan pembaca yang sering mengalaminya langsung. Setiap waktu dan tempat memang memiliki keindahannya masing-masing. Seperti dikatakan oleh Seno Gumira Ajidarma, “seorang penulis yang baik mampu menceritakan keindahan di tempat-tempat yang tidak indah sekalipun.” Begitu juga buku ini, apa yang mungkin terlihat biasa di mata kita ternyata bisa diolah menjadi sebuah kisah nan cantik. Sama sekali tidak ada kesan memaksa cinta di buku ini. Tidak seperti kiah-kisah instan ala FTV, novel ini membiarkan cinta dan ceritanya tumbuh serta mengalir dengan sendirinya. Dan ketika kita tiba pada lembar terakhir, kita sama-sama sampai pada sebuah kelegaan yang menyenangkan.


Apakah Raka dan Sara akhirnya jadian? Yang penasaran dengan buku ini bisa ikutan blogtournya yang berakhir pekan ini di blog Baca Biar Beken. Ada satu novel  17:17 diberikan gratis oleh penulisnya untuk satu pemenang yang beruntung (ˆˆ)ง.
Setelah merenung selama dua hari (yang membuat saya telat mengumumkan pemenangnya) maka terpilihlah satu jawaban yang paling klik di antara semua jawaban yang semuanya istimewa. 

Nama: Ari
Domisili: Lampung
Twitter: @tiarizee
Email: muthia_batari@yahoo.com
link share: https://twitter.com/tiarizee/status/728826599911493632

"Sarapan sederhana yang dibuat Ibu di pagi hari."

Selamat untuk sang pemenang istimewa. Saya akan langsung menghubungimu lewat twitter. Teman-teman yang belum beruntung maish bisa ikutan giveaway berikutnya. Silakan ditunggu tanggal 20 Mei ya. Terima kasih sudah ikut meramaikan.

21 comments:

  1. Nama: Diah P
    Domisili: Bekasi
    Twitter: @She_Spica
    Link share: https://twitter.com/She_Spica/status/727107057434796032

    Biasa-biasa saja tapi penuh makna.
    Pertama kali membaca kalimat itu langsung terlintas sosok ibu. Dia adalah wanita biasa seperti wanita2 lainnya, namun seluruh hidupnya dilakukan untuk kebaikan2 yang tak bisa terbayar bahkan oleh seisi dunia. Setiap anak yg menatap ibunya akan tahu bahwa dari raut wajah yg mulai berkeriput, badan yg melemah, dan rambut yg beruban adalah bukti seluruh pengabdiannya. Hingga Sang nabi menyebut namanya sebagai orang yang patut dihormati sebanyak 3 kali. Dan bahkan Tuhan pun meletakkan surga di bawah kakinya. Terima kasih.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Nama: Bintang Maharani
    Kota: Palembang
    Twitter: @btgmr
    Tautan: https://twitter.com/btgmr/status/727146215905869824

    Jawaban:

    Ada sebuah surat ucapan ulang tahun yang ditulis pada selembar tissue. Ya, hanya selembar tissue tipis dengan tinta hitam di sana. Tanpa kado istimewa. Tidak ada yang spesial sama sekali. Biasa-biasa saja. Tapi ada sebuah kalimat di dalam surat itu yang langsung membuat si penerima merasa berbunga-bunga.

    "Sabarlah menungguku untuk menjadikanmu bidadari syurgaku."

    Itulah alasannya yang membuat saya menganggap hal tersebut sebenarnya biasa-biasa saja tetapi justru penuh makna. Terima kasih :)

    ReplyDelete
  4. Gita Nurladikasari | Batam | @oneonlygzb | mrsbabe97@gmail.com | https://twitter.com/oneonlygzb/status/727473690133188608

    Jawaban :Pelukan hangat dari Ibu saat ulangtahun sembari bilang "Anakku sudah besar ya"
    Menurutku itu kado paling terindah daripada tas mewah, hp baru atau mobil baru.
    Sebuah pelukan itu bisa membuat mood semakin bagus dan salah satu cara bisa semakin dekat apalagi sama seorang Ibu yang membesarkan kita.
    Itu sudah lebih dari sukup walaupun tidak ada kue ulangtahun juga.

    ReplyDelete
  5. Rini Cipta Rahayu
    Karangasem, Bali
    @rinicipta/rinspiration95@gmail.com
    https://twitter.com/RiniCipta/status/727519307257638912

    Biasa-biasa saja, tapi penuh makna. Kehidupan.
    Banyak yang mengeluh dengan kehidupannya yang sederhana dan gitu-gitu aja. Sejak dilahirkan, manusia seolah sudah memiliki pola standar yang pasti dilalui. Bayi, balita, prasekolah, anak, remaja, dewasa. Kehidupan mungkin baru kita sadari saat duduk di bangku sekolah. Menyelesaikan pendidikan lalu barulah mengenal kehidupan yang sesungguhnya, begitu katanya. Banyak yang terjebak dalam rutinitas hingga bosan. Waktu berjalan terus, tapi hidup seolah tanpa variasi. Kadang disinilah kita gagal memahami bahwa setiap rangkaian kejadian yang kita alami adalah pelajaran-pelajaran yang membuat hidup kita menjadi bermakna. Dengan bergerak dan terus menerus bersikap dinamis, sebenarnya kita telah melakukan perubahan. Hanya saja masih sedikit yang berhasil memahami makna kehidupan dan bersyukur menerimanya.
    Setiap orang ingin menjadi versi terbaik bagi dirinya. Setiap orang juga punya indikator keberhasilan hidup masing-masing. Jadi ketika ingin menjadi luar biasa dan penuh makna maka ciptakan kehidupan itu dengan cara kita tersendiri. Meskipun menurut orang lain hidup kita biasa-biasa saja, tapi pastikan bahwa kita sendiri merasa sangat luar biasa ketika menjalaninya. Mereka tak pernah tau apa yang kita alami jadi berbahagialah dengan kesederhanaan dan jadikanlah kehidupan sebagai guru terbaik :)

    ReplyDelete
  6. Nama : Heni Susanti
    Kota domisili : Pati – Jawa Tengah
    Twitter/email : @hensus91/henis_minozz@yahoo.com
    Tautan Share : https://twitter.com/hensus91/status/727796182924189696

    Jawaban :
    Biasa-biasa saja, tapi penuh makna. Keluargaku yang biasa dengan cinta mereka yang penuh makna.

    Ayah yang dengan pekerjaan sebagai petani biasa yang harus merantau keluar Jawa demi menjadi tulang punggung keluarga meski dengan tubuh yang makin menua dan rambut mulai memutih. Ibu, wanita biasa tanpa gelar apapun yang mencurahkan segala cinta kasihnya untuk keluarga.

    Orangtua yang selalu mendidik kami menjadi pribadi yang luar biasa apapun yang kami lakukan, tanpa memikirkan hasil materi yang akan kami peroleh. Orang tua yang mengharuskan kami untuk hidup bahagia bagaimanapun kesulitan yang kami hadapi. Orang tua yang tidak akan makan kalau kami, anak-anaknya, belum pulang ke rumah.

    Kakak yang seorang wanita biasa dengan 2 anak yang selalu menjadi peredam emosiku yang sering berlebihan. Memegang tanganku saat aku lelah, menasehati tanpa menghakimi saat aku berdebat dengan Ibu, menghibur Ibu saat beliau kesal dengan sikap keras kepalaku, perantara untuk berbaikan antara aku dengan orangtuaku.

    Keluargaku adalah keluarga biasa. Hidup dengan biasa dan sederhana. Tapi memiliki makna luar biasa dalam perjalanan hidupku melalui cinta, kasih sayang, pengertian dan penerimaan mereka. Melalui dukungan penuh dengan semua keputusan yang aku ambil dan menopangku saat aku menangisi keputusna yang aku ambil. Barisan terdepan yang akan melindungi dan menggenggam tanganku erat.

    ReplyDelete
  7. Nama: Agatha Vonilia M.
    Kota domisili: Jember
    Twitter/email: @Agatha_AVM/agathavonilia@gmail.com
    Tautan share: https://twitter.com/Agatha_AVM/status/727794898175320064

    Biasa-biasa saja, tapi penuh makna. Kegagalan. Kegagalan selalu saja dan biasa terjadi. Tapi, terkadang yang biasa-biasa saja selalu mendapatkan teristimewa dan mengubah hidup seseorang. Hikmah atas kegagalan merupakan cerminan dari diri sendiri. Berlatih keras dan berjuang sekuat tenaga untuk tidak meratapi nasib. Pengalaman hidup terbaik adalah belajar dari sebuah kegagalan. Tanpa kegagalan, aku tidak akan pernah bisa menginstropeksi diri. Selalu ada kesempatan kedua dalam hidup. Kegagalan itu biasa aja, tapi makna dan hikmah yang terkandung di dalamnya berpengaruh besar dalam kehidupan.

    ReplyDelete
  8. Pas saya lagi diserang nyeri haid, tanpa saya duga-duga si dia kirim watsap berisi:
    "saya depan rumah kamu nih bawain martabak dan es krim."
    Aduh, rasanya itu seperti diguyur hujan di musim kemarau. Antara bahagia, tapi mau nangis saking terharunya.
    Katanya gini:
    "Saya memang gak bisa ikut merasakan sakitmu, tapi setidaknya saya bisa membantu meredakan sakitnya dengan menawarkan makanan-makanan kesukaanmu."
    Ya Allah, saat itu rasanya saya meleleh. Dalam kondisi sehat normal, nungkin perbuatannya itu tergolong biasa. Sama sekali tidak ada romantis-romantisnya. Tapi dalam keadaan sakit & diserang nyeri haid, perhatiaan sekecil itu efeknya luar biasa menyentuh.

    Nama: Dian Maya
    Domisili: Makassar
    Twitter: @dianbookshelf
    Link share: https://twitter.com/dianbookshelf/status/727391645918879744

    ReplyDelete
  9. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  10. Nama : Devi Ambar Wati
    Domisili : Kediri
    Twitter :@ivedvedi
    Link Share : https://twitter.com/ivedvedi/status/728392447974199297

    Senyum.dengan senyum, kerukunan terjaga,pun menghilangkan prasangka yang buruk. Bayangkan bila setiap orang yang anda kenal hanya diam saja saat bertemu dengan anda. Hal pertama apa yang akan anda rasakan. mungkin bila itu terjadi dengan saya. batin saya " Wah, apa salah saya. kenapa tatapannya sinis sekali."

    Tergantung pribadi masing-masing orang, mungkin itu hanya cover nya saja, sepintas dia terlihat judes, tetapi siapa yang tahu. kalau hatinya baik. Ini soal, bagaimana pemikiran positif kita. bukan berrati orang yang tak suka tersenyum memiliki hati yang buruk bukan?

    alangkah baiknya, bilamana melempar senyum. lagi pula, senyum merupakan ibadah yang begitu ringan untuk dilakukan.

    ReplyDelete
  11. Nama: Fetreiscia Frida
    Domisili: Jakarta
    Twitter: @fetreisciafrida
    Tautan share: https://twitter.com/fetreisciafrida/status/728405714826190848

    Biasa-biasa aja, tapi penuh makna.
    Bernafas.
    Biasa-biasa aja. Semua orang melakukannya. Bernafas adalah hal yang dilakuka dengan cara menarik nafas melalui hidung alu membuangnya juga melalui hidung. Tidak perlu cara spesial untuk bisa melakukannya. Semua orang yang hidup di bumi bisa melakukannya dengan mudah.
    Tapi penuh makna. Bernafas adalah salah satu kriteria orang masih dapat dikatakan hidup, selain jantungnya yang masih berdetak. Hal ini penuh makna. Karena jika kita tidak lagi bernafas itu artinya kita sudah meninggal. Meninggal adalah salah satu hal yang paling menakutkan di dunia ini. Bagi orang itu sendiri maupun bagi orang2 yang ditinggalkan. Jika kita masih bernafas kita masih dapat melakukan banyak hal di dunia ini. Makan, minum, tidur, belajar, bekerja, menikah, punya anak, dll. Oleh karena itu, hanya drngan bernafas saja akan banyak sekali makna yang tersimpan. Karena kehadiran kita di bumi ini juga memiliki arti dan maknanya tersendiri. Dengan bernafas dan masih hidup lah kita bisa menemukan arti dan makna kehidupan bagi diri kita itu. Makanya bernafas itu penting. Bernafas adalah dasar dari sebuah kehidupan. Kita masih bisa hidup jika kita masih bernafas. Penuh makna satu hal bernafas ini.

    ReplyDelete
  12. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  13. Nama: Cahya
    Twitter: @chynrm
    Kota: Palembang
    Link tweet: https://twitter.com/chynrm/status/728455221836275712

    Rutinitas liburan yang cuma bisa leha-leha di rumah.

    Liburan cuma di rumah? Biasa aja kan ya. Atau mungkin justru membosankan bagi sebagian orang. Kadang suka dikatain "kurang piknik" oleh orang-orang yang doyan traveling atau yang sukanya sekedar 'ngukur jalan' keliling kota. Okay, whatever! Tapi seharusnya sih kita bisa bersyukur jika saat liburan bisa stay di rumah. Santai kayak di pantai. Karena banyak orang di luar sana yang ketika libur pun masih harus kerja cari nafkah.

    Kalau aku justru memanfaatkan hari libur itu untuk bisa kumpul sama temen-temen. Tahu sendiri kan jaman sekarang ini udah pada kerja pasti sudah pada mencar ke mana-mana. Susah diajak ketemuan di hari-hari biasa, karena ada yang pergi ke luar kota lah, ada yang jadwal free-nya nggak matching lah, ada yang sibuk ngurus anak lah, dan sebagainya. Meski cara menikmati hari liburnya biasa-biasa aja yaitu cuma ngajak temen kumpul di rumah, masak nasi goreng spesial atau sosis sayur gulung mie, kemudian nyeduh teh hangat -- bukan hebring kongkow di mall sambil nyeruput kopi seharga puluhan ribu dan ngunyahin donat yang nggak seberapa bikin kenyang -- tapi sebuah pertemuan itu akan sangat berharga mengingat betapa susahnya di usia sekarang ini untuk bisa mengajak semua teman kumpul bersama lagi.

    Setiap pertemuan selalu ada cerita baru. Setiap pertemuan selalu dipenuhi rasa rindu. Setiap pertemuan tak luput mengenang masa ABG dulu. Dan kami tidak pernah bosan melakukan hal itu.

    ReplyDelete
  14. Arie Pradianita
    Sukabumi
    @APradianita

    https://twitter.com/APradianita/status/728519623352549376

    Biasa-biasa saja, tapi penuh makna. ---> KARYA TULIS.. (^_^)

    Ingin kutulis sesuatu seperti cerita. Alurnya yang ritmik yang mempermudah imajinasi. Penokohan yang kuat semakin mencitrakan sebuah karya yang benar-benar berkualitas. Cerita mengenai keseharian kita, mengenai sebuah harapan atau mimpi, tentang kekuatan dibalik kesederhanaan, cerita tentang alam, cerita mengenai kehidupan dan semua yang ada di sekitar kita. Ingin kutulis sesuatu seperti itu.

    Ingin pula kutulis sesuatu seperti puisi. Rangkaian kata-katanya mengalir indah, menggugah jiwa sastra. Pemilihan kata-katanya yang unik dan menggelitik mencerminkan keluasan bahasa penulisnya, kekayaan kosakata dan kecerdasan merangkai kata. Ingin kutulis sesuatu seperti itu.

    Ingin juga kutulis sesuatu seperti pelangi. Biasan warna-warna yang padu, membentuk sebuah harmoni keindahan. Memberi kesejukan mata di ujung langit yang basah oleh rintik-rintik hujan. Ingin kutulis sesuatu seperti itu.

    Namun aku bukanlah pengarang, bukan seorang pujangga, bukan pula seorang pelukis. Kataku mengalir sederhana, tanpa liku tanpa ritme. Entah berapa pasang mata lelah untuk membacanya tanpa pernah sampai pada titik akhir. Kataku tak pernah banyak beragam. Kamus kataku entah setebal apa, kadang sulit menemukan sebuah kata tepat yang menarik. Diriku bukan pula seorang pelukis yang lihai memadu warna dan kata. Entah kapan aku bisa melukis kata seindah pelangi. Tapi Inilah aku. Yang sederhana dan apa adanya. Dan aku bersyukur atasnya.

    ReplyDelete
  15. Nama: Putri Prama A.
    Domisili: Probolinggo
    Twitter/email: @putripramaa / anantaprama@yahoo.co.id
    Tautan share: https://twitter.com/PutriPramaa/status/728545614540070913

    Biasa-biasa saja, tapi penu makna. Sebutkan satu hal yang menggambarkan ungkapan tersebut, sertakan juga alasannya.
    Jadi, yang 'biasa-biasa saja, tapi penuh makna' adalah ... saya.
    Ya, jadi begini, saya percaya bahwa setiap orang ini terlahir tanpa membawa apa-apa; jabatan, gaji tinggi, pacar, sahabat terbaik, perusahaan, dll. Setiap orang terlahir sebagai sosok biasa saja, namun ... apabila dia berusaha lebih maka dia bisa menjadi luar biasa dan penuh makna. Saya terlahir biasa saja, tapi saya yakin, jika saya berusaha untuk belajar terus menerus, mengasah kemampuan, memperbaiki diri maka saya bisa menjadi penuh makna.
    Setiap 'saya' adalah calon-calon 'penuh makna', jadi yang perlu dilakukan adalah mengubah stigma 'saya biasa saja' di pikiran, lalu asah kemampuan untuk menjadi 'saya luar biasa'.
    Tuhan menciptakan manusia bukan untuk pasrah saja, jadi, mari berusaha bersama-sama untuk merubah 'saya' yang terlahir biasa saja ini menjadi luar biasa.
    Terima kasih untuk giveawaynya. :)

    ReplyDelete
  16. Nama : Fitriani Dewi
    Domisili : Cirebon, Jawa Barat
    Twitter : @fitrianidewi914
    Tautan Share : http://dionyulianto.blogspot.co.id/2016/05/review-and-giveaway-novel-1717.html?m=1

    Jawaban : Kebersamaan.
    Kenapa? Karena terkadang sebagian orang menganggap kebersamaan itu hal yang biasa, hal yang terkadang bisa kita lakukan dimanapun dan kapanpun, serta kita lewatkan begitu saja setelah kita melaluinya. Tapi justru dari sebuah kebersamaanlah muncul banyaknya sebuah kenangan yang berkesan. Sebuah kebersamaan bukan banyaknya anggota yang berkumpul, bukan seberapa meriahnya sebuah kebersamaan, melainkan bagaimana kebersamaan itu menjadi berkesan bagi setiap orang.

    ReplyDelete
  17. Nama: Dhita Ayu Pramesti
    Kota domisili: Cimahi
    Twitter/email: @dditayp
    Tautan share: https://twitter.com/dditayp/status/728686393094873088

    Biasa-biasa saja, tapi penuh makna. Sebutkan satu hal yang menggambarkan ungkapan tersebut, sertakan juga alasannya ya.


    Waktu. Sadar ngga sadar, manusia seringkali menganggap jika waktu hal yg bisa disepelekan. Seringkali manusia dg congkaknya membuang waktu mereka utk hal yg percuma tanpa sadar jika waktu yang dimilikiya perlahan bergulir menuju batas. Dari waktu, kita bisa mengenal tahun, bulan, hari, jam, menit, detik yang berisi obrolan-obrolan, canda tawa, haru tangis, melepaskan, menerima, usaha, dan takdir yg selalu mengiringinya. Waktu, ya sessederhana itu namun ketika bersatu dengan kehidupan, waktu yang mulanya terlihat sederhana akan menjadi suatu yang kaya dengan makna.



    ReplyDelete
  18. Nama: Ari
    Domisili: Lampung
    Twitter: @tiarizee
    Email: muthia_batari@yahoo.com
    link share: https://twitter.com/tiarizee/status/728826599911493632

    Sarapan sederhana yang dibuat Ibu di pagi hari.

    Aku pikir ini salah satu hal yang biasa---malah sering terlupakan---namun menurutku sangat penuh dengan makna. Aku ingin berbagi sedikit cerita tentang salah satu orang yang paling aku sayangi, yaitu Ibuku.

    Ibuku biasanya bangun jam setengah 4 pagi untuk mempersiapkan segala hal untuk kami--anak dan suaminya. Ibu bukan tipikal orang yang memasak makanan pagi dengan menu yang super instan karena takut terlambat masuk kerja. Ibu akan selalu memasak makanan yang komplit, bahkan terlalu 'wah' menurutku untuk sekadar sarapan. Karenanya, setiap aku membawa bekal sekolah dengan lauk pauk yang dibuat oleh ibu, teman-teman sering heran dengan ibuku yang mungkin menurut mereka terlalu kerajinan disaat nasi uduk dan bubur ayam yang lebih praktis bisa dengan mudah dibeli untuk sarapan atau pun bekal sekolah.

    Hm, bukannya ingin membanggakan. Tapi begitulah Ibu. Dari hal kecil itu saja--memasak untuk sarapan--aku tahu kalau ibu begitu peduli dengan keluarganya. Bahkan disaat ia harus berangkat jam 7 pagi untuk menjalankan pekerjaannya sebagai seorang guru, ibu masih sempat menyisihkan waktunya untuk memasak.
    Dulu, sewaktu sd aku paling malas sarapan pagi, namun ibu selalu mengingatkan, "Ibu udah di dapur saat orang-orang masih enak-enaknya tidur cuma buat masak. Sarapan itu enggak boleh tinggal. Kalau nanti enggak sarapan terus pingsan di sekolah jangan telepon ibu!" Jawaban yang aku terima saat dilanda kemalasan untuk sarapan pagi. Aku tahu ibu tak bermaksud begitu, hanya saja dia memang paling peduli pada kesehatan keluarganya. Selain itu semakin beranjak dewasa, aku tahu, ritual rutin sarapan bersama yang selalu terjadi pada pagi hari di ruang makan kediaman keluarga kecilku ini sangat penting untuk menjaga kedekatan keluarga. Setelah aku pikir-pikir, indah sekali rasanya memulai aktivitas hari dengan sarapan bersama keluarga dan diselingi obrolan-obrolan sederhana serta lelucon ayah yang tak bisa berhenti membuat kami tertawa.

    Aku berterima kasih kepada Ibu yang selalu memasak sarapan untuk keluarganya.
    Aku juga berterima kasih sekali kepada Ibu yang selalu memaksaku untuk tetap sarapan walaupun malas sejak dari kecil. Karena aku tahu, itu semua ia lakukan karena rasa sayang.

    Terima kasih ibu, untuk hal sederhana penuh makna yang kau lakukan itu.

    ReplyDelete
  19. Nama : Alfiani Z F R
    Kota dom : Pamekasan
    Twitter : @falfanyfitri
    Tautan share : https://twitter.com/falfanyfitri/status/728854013664321536

    Jawaban :

    Ucapan terima kasih. Biasa-biasa aja, tapi bagi penuh makna.

    “Terima kasih”, bukan sekadar ucapan saat menerima sesuatu dari seseorang. Dan membuatnya bahagia atas ucapan itu. Tapi saat lisan berucap “terima-kasih” kita sebenarnya sedang berikrar sudah menerima. Dan berjanji untuk mengasihi. Untuk berbagi kembali kepada orang lain.

    Seperti, terimakasih atas kesempatannya!

    ReplyDelete
  20. Nama : Pida Alandrian
    Kota Domisili : Aceh
    Twitter / Email : @PidaAlandrian92 / shafrida.alandrian@gmail.com
    Tautan Share : https://twitter.com/PidaAlandrian92/status/728849826335498240

    Biasa-biasa saja, tapi penuh makna.
    MAKAN..
    Sadar nggak sih, kalau makan itu adalah hal yang sepele banget dalam kehidupan kita sehari-hari. Tapi makna di balik kata makan itulah yang menjadi hal yg paling utama untuk hidup kita.

    Kenapa aku memilih makan, karena di balik kata makan banyak mengandung arti kata-kata lain yg sangat bermanfaat untuk daya tahan tubuh kita sendiri. Makan bisa menopang semua aktifitas kita sehari-hari, bisa menyanggupi semua kegiatan sehari-hari kita, bisa menambah daya tahan/stamina tubuh kita, bisa meningkatkan daya pikir kita, bisa meningkatkan kreatifitas kinerja kita, dan masih banyak hal-hal yg biasa-biasa saja di balik kata makan.

    Untuk apa semua kebahagiaan, kebersamaan, kekeluargaan yg kita dapat selama ini kalau kita tidak melakukan satu kegiatan yg paling sederhana di dalam hidup kita yaitu makan (untuk apa?). kesehatan kita drop, nutrisi yg di dalam tubuh kita berkurang, dan itu semua bisa berefek ke kehidupan dan kebahagiaan yg selama ini kita jalani.

    Dan menurut saya, kata “biasa-biasa saja, tapi penuh makna” itu ada di MAKAN.

    Terima Kasih.
    Sekian..

    Salam Pida Alandrian

    ReplyDelete
  21. Nama: Leny
    Domisili: Rantau, Kalimantan Selatan
    Twitter/Email: @Lenny1785/lynnlenie7@gmail.com
    Link share: http://twitter.com/Lenny1785/status/728973622572785666
    Jawaban: Sebuah buku. Sebuah buku akan menjadi biasa-biasa saja kalau hanya dilihat, tanpa disentuh, atau diletakkan begitu saja. Tapi buku akan menjadi luar biasa dan penuh makna kalau dibaca dan dipelajari. Kita akan banyak menemukan makna, pelajaran,serta pengetahuan yang sangat luas didalamnya. Bahkan kita bisa mengelilingi dunia dengan membaca buku.

    Terima kasih. Wish me luck :)

    ReplyDelete