Penyusun: Muhidin M. Dahlan
Cetakan: 1, Februari 2016
Tata Sampul: Jaqueleto
Tata Isi: TamanAir
Penerbit: I:BOEKOE
Distributor: @warungarsip
“Jelas bahwa membaca dan hidup itu dengan
demikian adalah bagian dari dunia yang satu. Hidup dan buku sama-sama
mengajari kita.” (hlm 175)
Inilah esai, lewat buku inilah esai hendak unjuk gigi
setelah sekian lama (mungkin) terpinggirkan di antara jenis-jenis tulisan lain
yang lebih populer. Muhidin M Dahlan, yang bersama Indonesia Buku-nya begitu
giat dan gigih merawat serakan remah-remah literasi yang selama ini banyak
terabaikan dalam media surat kabar, mungkin membikin buku ini sebagai semacam
persembahan teristimewa untuk para esais dan karyanya, yang selama ini banyak
luput dari perhatian pembaca karena formatnya yang dirasa ‘terlalu serius’ sehingga
sering kali dilewati begitu saja oleh kaum pembaca kekinian yang sibuk berburu
cerpen Minggu atau artikel ‘kosmopolitan’ dalam media-media massa harian, mingguan,
atau bulanan.
“… bahwa cara terbaik untuk membaca adalah
dengan (juga) menulis. Dengan menulis seseorang mencoba sendiri bereksperimen
dengan bahaya kata-kata dan kesukarannya.” (hlm. 154)
Menjelang lulus dari kuliah
(atau mungkin sekolah), banyak dari kita yang mungkin merasa asing dengan esai
(saya termasuk salah satunya, tentu saja). Padahal, sudah berapa kali kita
mendapat tugas untuk menulis esai sepanjang masa-masa kuliah? Tiba-tiba saja
kok kemampuan dan kemauan menulis esai ini seperti langsung terbang entah
kemana ketika banyak kita sudah mausk dunia kerja. Jika bukan di tangan mereka
yang memang bekerja sebagai redaktur atau wartawan, menggarap esai mungkin
bukan prioritas. Lebih baik menulis novel, atau cerpen paling tidak, yang namanya
bakal lebih terdengar (perkara novelnya lolos atau tidak, itu belakangan)
ketimbang menulis esai yang segera hilang begitu surat kabar berganti.
Benarkah
demikian? Buku ini membantahnya. Dengan gayanya yang khas—meledak-ledak ala
kekiri-kirian—penulis menyadarkan pembaca tentang kehebatan esai yang ternyata
tidak kalah dengan karya-karya sastra. Lebih banyak menggunakan tulisan-tulisan
esai bernada kiri, buku ini menunjukkan betapa banyak esai yang turut mengubah
perjalanan bangsa ini. Mulai dari esai Islam
Yes, Partai Islam No ala Cak Nun hingga esai-esai karya Bung Karno yang terkumpul
dalam Di Bawah Bendera Revolusi, beragam
esai hadir untuk turut menjalankan perannya sebagai pemantik sumbu bagi
terjadinya peristiwa-peristiwa bersejarah bangsa ini.
“Dengan membaca tidak
mungkin kita hanya menjumpai kebenaran. Ketidakbenaran atau kebohongan pun akan
kita dapati dengan membaca.” (hlm 175)
Tidak
hanya memesona kita dengan kekayaan dan keragaman esai-esai besar yang
terangkum di dalamnya, buku ini juga mengajak kita untuk ‘lebih berani’ menulis
esai (lagi). Mulai dari memilih tema yang seksi, 16 jenis atau format esai yang
menarik perhatian, 13 gaya menulis esai yang mampu mencuri perharian pembaca,
hingga bagian-bagian tubuh si esai dibahas dengan agak rinci dan tentunya
disertai dengan contoh-contoh esai terkait dalam jumlah dan ragam yang … luar
biasa. Lebih menarik lagi, di buku ini banyak sekali akan kita jumpai
cuplikan-cuplikan paragraf pembuka dari esai-esai yang pernah mengubah sejarah
Indonesia. Sayangnya, esai-esai itu hanya dicuplik 3 – 4 paragraf awalnya saja
sehingga bikin saya semakin penasaran untuk mencari esai-esai legendaris itu.
Lebih
uniknya lagi, buku ini masih tetap mempertahankan kekhasan dari Indonesia Buku,
mulai dari sampulnya yang cenderung gelap-minimal gambar-banyak kata hingga
layoutnya yang menyisipkan foto-foto sampul buku-buku. Para pecinta buku pasti
akan senang sekali membaca (dan memiliki) buku ini.
sumber gambar: Warung Arsip
sumber gambar: Warung Arsip
Iya juga. Penulis esai memang tidak akan seterkenal penulis novel. Mungkin ini yang akhirnya cara menulis esai tidak digeluti.
ReplyDeleteBetul, padahal menulis (menulis apa pun itu selama isinya baik) adalah hebat dan menghebatkan. Semangat juga yuk menulis hal-hal baik di blog :)
Deletemaaf kak beli buku ini dimana ya kak? atau mungkin ada penjualan buku via online??? trimakasih
ReplyDeleteBisa beli di twitter @radiobuku
Delete