Search This Blog

Monday, November 16, 2015

The History Keeper (The Storm Begins)

Judul: The History Keeper (The Storm Begins)
Pengarang: Damian Dibben
Penerjemah: Ambhita Dhyaningrum
Penyunting: Esti Budihapsari
Cetakan: 1, 2015
Tebal: 387 hlm
Penerbit: Mizan Fantasi


26827825



Satu lagi novel bertema perjalanan waktu meramaikan dunia buku fantasi Indonesia. Kali ini, kita akan diajak bertualang bersama para penjaga sejarah untuk err menjaga sejarah. Pertanyaannya, mengapa sejarah harus dijaga? Apa tugas para penjaga sejarah ini? Dan, bagaimana tepatnya mereka menjaga sejarah ini? Sejarah memiliki beberapa makna, yakni (1) sejarah untuk merujuk pada masa lampau secara keseluruhan, dan  (2) catatan/rekaman dari berbagai kejadian yang telah berlangsung di masa lampau, yang tersusun secara kronologis sejak awal mula keberadaan hingga saat ini. Terkait tugas para penjaga sejarah ini, mereka harus memastikan agar sejarah yang telah berjalan di masa lalu tetap berjalan sebagaimana mestinya sehingga tidak menggeser atau mengubah kondisi zaman sekarang.

            “Sekali sesuatu sudah terjadi, kita tidak akan pernah bisa berusaha mengubah masa lalu.” (hlm 109)

Seperti kita tahun, masa sekarang merupakan  bisa menjadi seperti saat ini karena terjadinya peristiwa-peristiwa tertentu di masa lampau. Sebuah atau beberapa pergeseran besar di masa lalu konon dapat menyebabkan masa sekarang menjadi tidak seperu masa yang sekarang. Sejarah ibarat jalan yang bercabang ke berbagai arah, bukan garis lurus, sehingga ketika ujung awalnya berubah, maka berubah pula ujung akhirnya. Inilah yang membuat para penjelajah waktu tidak diperbolehkan terlibat atau aktif dalam peristiwa yang sedang berlangsung di masa lampau agar mereka tidak mencampuri jalannya sejarah. Sayangnya, selalu saja ada orang-orang yang memiliki kecenderungan merusak. Tidak lain tujuan mereka adalah untuk menciptakan kekacauan dalam linimasa sejarah. Inilah yang kemudian menjadi tugas utama para penjaga sejarah, yakni untuk melindungi jalannya sejarah dari orang-orang seperti itu.

“Sejarah itu sakral. Masa lalu mungkin penuh dengan kengerian, tapi ingat Jake, kengerian itu bisa ribuan kali lebih buruk. Zedlt dan orang-orang sepertinya berhasrat menjadikan dunia ini lebih suram dan jauh lebih kejam. Mereka ingin menghancurkan sejarah kita.” (hlm 109)

            Jake Djones yang berusia 14 tahun sama sekali tidak mengetahui kalau kedua orang tuanya adalah para agen-agen penjaga sejarah. Sampai suatu ketika, kedua orang tuanya lenyap dan tiba-tiba saja Jake diculik sekelompok orang asing untuk menaiki kapal. Hampir saja Jake mengira dirinya diculik kalau saja Bibi Rose-nya tidak ikut serta dalam kapal tersebut. Di sini lah semua berawal. Jake mulai mengetahui rahasia tentang orang tuanya, tentang cara kerja para penjaga sejarah, tentang perjalanan waktu, dan juga tentang kemampuannya yang mampu menembus flux waktu. Jake mewarisi penglihatan belah ketupat dari kedua orang tuanya atau dengan kata lain, dia juga bisa melakukan perjalanan waktu. Kemudian, berlayarlah mereka menuju Point Zero yang merupakan markas pusat para penjaga sejarah.

            “Sejarah mengikat semuanya jadi satu. Sejarah adalah lem yang merekatkan semuanya agar menjadi utuh. Semuanya! Sejarah menciptakan peradaban yang beradab. Dan kita menyelamatkan sejarah. Kita, penjaga sejarah.” (hlm 151)

Point Zero dibangun di monument Gunung Saint Michell yang ada di pesisir Prancis pada tahun 1820. Jadi, markas pusat para penjaga sejarah ini tidak hanya didirikan di suatu tempat, tapi juga di suatu waktu (karena mereka adalah para agen penjelajah waktu itu sendiri). Tahun1820 dipilih karena masa itu merupakan masa peralihan dari dua rentang masa kekacauan di Eropa, sebuah masa tenang di antara dua masa yang penuh hiruk pikuk perang dan perkembangan Revolusi Industri. Jadi, para agen ini tinggal dan beroperasi di Kastil Gunung St. Michell dari tahun 1820, dan ketika waktu telah berjalan mendekati tahun 1830, semua agen akan bersama-sama melompati waktu dan kembali ke tahun 1820. Demikian seterusnya. Setiap masa memiliki agen penghubungnya sendiri, yang akan melacak dan memandu para agen penjaga sejarah yang dikirimkan ke masa tersebut ketika terjadi semacam kekacauan sejarah. Unik kan?

            “Sejarah bisa menjadi lebih gelap dari yang kau bayangkan.” (hlm 152)

Cara melakukan perjalanan waktu di buku ini juga unik, lebih tepatnya sih ribet. Jika di kisah-kisah time travelling lain biasanya menggunakan portal waktu atau lubang cacing, maka di buku ini cara berpindah melompati waktu adalah dengan meminum semacam cairan khusus yang berisikan ‘sejarah’. Bagaimana ceritanya linimasa sejarah yang sedemikian panjang itu tersimpan dalam saripati minuman? Biarlah penulis sendiri yang akan menjelaskannya di buku ini. Saya bisa memahami logika perjalanan waktu ini saat membacanya, tapi kalau menjelaskan bagaimana meminum cairan dan meluncur ke amsa lampau melewati titik-titik horizon, biarlah penulis yang menjelaskan. Jadi, setelah meminum cairan tertentu, para penjaga sejarah harus menuju titik-titik horizon yang ada di tengah laut gengan kapal khusus untuk kemudian melompat ke masa lalu. Sederhananya seperti itu. Saya masih bingung, bagaimana si kapal—yang notabene tidak ikut minum cairan—bisa ikut berpindah ke masa lampau.

Kembali ke Jake yang kemudian sudah dibawa ke Point Zero di tahun 1820. Untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kepada kedua orang tuanya, tiga agen—yang baru saja dikenal Jake—dikirim ke Venesia pada tahun 1506. Pada masa itulah keduanya dilaporkan menghilang setelah sebelumnya mengirimkan pesan “KODE UNGU” alias keadaan gawat ke markas pusat. Para musuh tengah menyiapkan sesuatu yang konon akan mengubah jalannya sejarah dunia di Venesia tahun 1506 dan ketiga agen itu harus mencegah para penjahat sekaligus mengetahui apa yang terjadi pada kedua orang tua Jake. Merasa bahwa dirinya harus ikut ambil bagian, diam-diam Jake menyelinap ke kapal misi dan akhirnya terpaksa mengikuti misi ke tahun 1506 yang sekaligus menjadi awal dari petualangannya sebagai seorang agen penjaga sejarah.

“Kalau kau mau pendidikan, dunia ini adalah tempat di mana kau akan menemukannya.” (hlm 30)

Menulis sebuah kisah tentang time travelling bisa dibilang cukup sulit mengingat banyaknya potensi lubang jebakan dan bolong logika yang sering muncul ketika penulisnya tidak teliti.Perjalanan waktu sendiri masih menjadi sesuatu yang kontroversial di kalangan ilmuwan. Jika kita mengubah masa lalu, apakah perubahan sebuah peristiwa di masa lalu benar-benar mengubah kondisi masa sekarang? Misalnya: seandainya si penjelajah waktu bisa mencegah Amerika Serikat agar tidak menjatuhkan bom abom ke Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945, apakah Indonesia masih dijajah Jepang sampai sekarang, ataukah Indonesia masih sama seperti saat ini? Begitu juga di buku ini, banyak sekali lubang-lubang logika terkait perjalanan waktu yang muncul, belum lagi berbagai fakta sejarah yang sepertinya bertimpukan satu sama lain. Misalnya saja, benarkah masa sekarang yang sekarang ini memang masa sekarang yang benar dan bukan masa sekarang yang salah? Bingung kan? Sama hahaha. 

            Sejarah memang menakjubkan …. Seperti halnya bintang. Makin kau lihat, makin banyak yang kau temukan.” (hlm 259) 

            Tapi, sebuah karya yang bagus harus mampu membekap mulut usil si pembaca dengan cara mengalihkan perhatian si pembaca, yakni dengan alur yang seru. Buku ini membuktikannya, saya tidak terlalu rewel saat membacanya karena sibuk larut dalam petualangan Jake dan kawan-kawannya melompati waktu ke tahun 1502. Saya terpesona dengan setting era Renaissance yang tergambar indah di buku ini, juga bangunan-bangunan kastil di Eropa dengan pengunungan Alpen bersaljunya. Ceritanya sendiri bergerak cepat, membikin penasaran, dan sarat akan aksi (meskipun aksi di bab-bab terakhir membuat saya mulai bawel karena transformasi Jake Djones yang terlalu mendadak dari remaja biasa menjadi agen istimewa). Terselip juga banyak pengetahuan baru tentang sejarah Abad Pertengahan Eropa di buku ini. Saya tidak sabar membaca petualangan Jake dan para agen penjaga sejarah lainnya ketika mereka melompat ke masa-masa sebelum Masehi. Pasti seru sekali.

1 comment: