Pengarang: Rick Riordan
Penerjemah: ReniIndardini
Penyunting: Rina Wulandari
Tebal: 623 hlm
Cetakan: 1, Oktober 2015
Penerbit: Mizan Fantasy
Setelah
sukses mengajak pembaca untuk berkenalan lebih akrab dengan mitologi Yunani
bersama Percy, Mitologi Mesir bersama keluarga Kane, dan mitologi Romawi
bersama Jason Grace; Tuan Riordan nan super produktif ini kembali memanjakan
pembaca dunia dengan kisah-kisah superseru bersama kaum dewa-dewi. Kali ini, Om
Rick memilih mitologi Nordik sebagai setting kisah fantasi terbarunya, Magnus Chase dan Dewa-Dewi Asgard. Seperti
Percy dkk yang demigod alias blasteran, tokoh utama kita kali ini juga
merupakan putra dari salah satu dewa Nordik. Siapa dewa yang kali ini menjadi
ayah dari Magnus Chase? Jawabannya ada di halaman 126.
“Kita dipilih untuk masuk Valhalla karena keberanian dan kehormatan
kita pribadi, bukan karena garis keturunan.” (96)
Bangsa-bangsa
Nordik digunakan untuk menyebut mereka yang tinggal di benua Eropa belahan
utara-barat,di dekat lingkat Artik, atau kawasan yang kini mencakup Skandinavia.
Ada satu bangsa kuno amat termashyur yang berasal dari kawasan ini, bangsa
barbar yang pernah mengetarkan kawasan pesisir Eropa dan Amerika seribu tahun
yang lalu. Siapa lagi kalau bukan bangsa Viking dengan kapal-kapal mereka yang
kokoh, kemampuan bertempurnya yang luar biasa, serta perang dan perang dan
darah dan darah. Untungnya, Om Rick masih seperti biasanya, jago banget menulis
data-data sejarah nan membosankan menjadi kisah seru yang sangat sayang untuk
dilewatkan.
"Kurcaci - kurcaci duduk di undakan, bertepuk tangan dan bersorak saat kami lari melintas. Segelintir dari mereka merekam video kami lewat ponsel pintar hasil kerajinan tangan unik yang tiada duanya di dunia ini. Kuduga upaya pelarian kami akan menuai kehebohan di dunia maya kurcaci, yang tersohor di antara dunia-dunia maya." (hlm. 407)
"Kurcaci - kurcaci duduk di undakan, bertepuk tangan dan bersorak saat kami lari melintas. Segelintir dari mereka merekam video kami lewat ponsel pintar hasil kerajinan tangan unik yang tiada duanya di dunia ini. Kuduga upaya pelarian kami akan menuai kehebohan di dunia maya kurcaci, yang tersohor di antara dunia-dunia maya." (hlm. 407)
Magnus
Chase, remaja piatu (karena Ayahnya dewa nan kekal, tentu saja), harus hidup
menggelandang di jalanan selama dua tahun sejak ibunya meninggal secara
misterius akibat serangan api yang melalap apartemen mereka. Dia hanya ditemani
dua orang tuna wisma lain bernama Hearth dan Blitz (dua tokoh ini lebih hebat dari kelihatannya), satu-satunya eh dua-duanya
orang yang masih mau peduli kepadanya. Kehidupannya mungkin akan terus
membosankan dan dingin seperti itu jika dewa-dewi (yang sering kali usil) tidak
campur tangan dengan menggeser roda nasibnya ke arah yang lebih panas (secara
harfiah) dan berdarah-darah. Tiba-tiba saja Magnus dipaksa oleh sang paman yang
lebih sering tak peduli untuk mengambil sesuatu yang menjadi miliknya, warisan
dari sang Ayah, yang terbenam di dasar Sungai Charles: Pedang Musim Panas.
"Begitulah bangsa peri. mereka memiliki ambang toleransi rendah terhadap apa pun yang tidak sempurna--musik, seni, penampilan. Anak mereka sendiri.' Aku ingin memprotes ketidakadilan tersbeut. Kemudian, aku memikirkan bangsa manusia dan kusimpulkan bahwa kita pun sama saja." (hlm. 315)
Singkat
cerita, Magnus berhasil memanggil pedang itu (karena itu memang pedang yang
berhak dia klaim) dan muncul dewa usil lain yang juga menginginkan pedangnya.
Si ceking Magnus pun harus mempertahankan pedangnya (sekaligus melindungi
orang-orang fana yang tengah ada di Jembatan Longfellow tempat dia memanggil
pedang itu) dengan melawan Surt, sang penguasa Dunia Api Muspellheim. Pedang
Musim Panas konon merupakan bilah tertajam di Sembilan dunia (ya, mitologi Nordik
memiliki Sembilan dunia yang dihubungkan oleh dahan-dahan Pohon Dunia,
Yggdrasill). Surt ingin menggunakannya untuk membebaskan Fenris dari belenggu
abadi. Fenris adalah serigala dewata yang kemunculannya menandai dimulainya
Ragnarok atau kiamat ala bangsa Nordik.
“Aku menamainya Andskoti, yang berarti
seteru. Tali tersebut dianyam dari paradox-paradoks terkuat di Sembilan Dunia—WiFi
antilemot, ketulusan politikus, printer yang bisa mencetak, gorengan sehat, dan
kuliah tata bahasa yang menarik.” (hlm 398)
Meskipun
telah berjuang sekuat tenaga, Magnus hanyalah cowok biasa yang punya hati,
punya rasa bukan tandingan seorang dewa penguasa neraka. Magnus mati
setelah pertempuran yang tidak imbang. Lalu, semuanya selesai? Belum. Ini baru
awal perjalanan Magnus. Gugur secara terhormat di medan pertempuran membuat
Magnus terpilih sebagai eiherjar dan
berhak menjadi penghuni Valhalla alias surga bangsa Viking. Dalam mitos,
dikisahkan para pahlawan Viking tinggal dalam kenyamanan dengan sesekali
latihan pertempuran berdarah-darah sebagai persiapan mereka saat Ragnarok tiba.
Magnus pun harus bersiap dengan bakatnya, berlatih hingga berdarah-darah selama
di Valhalla. Oh iya, di Valhalla ternyata ada IKEA juga loh. LOL.
“Pengorbanandan keberanian harus muncul secara
spontan—reaksi heroic yang tulen ketika menghadapi krisis. Munculnya harus
ikhlas, dari hati, tanpa mengharapkan imbalan.” (Hlm 112)
Tapi,
takdir Magnus tidak berhenti di Valhalla. Dia harus kembali mencari pedang
milik ayahnya yang hilang dalam pertempuran bersama Surt. Kemudian, beserta
teman-teman baru dan lamanya, Magnus harus berpetualang menjelajahi dunia
(tepatnya Sembilan dunia) untuk mencari pedang musim panas sekaligus membelenggu
ulang serigala Fenris yang konon akan segera lepas. Resep buku misi perjalanan
ala Percy Jackson kembali berulang di sini, Magnus and the gank harus menemui
beragam dewa-dewi absurd yang bikin ngakak. Mulai dari dewi Laut Ran yang gemar
sekali memulung sampah (“Ornamen bunga
matahari plastik yang berputar-putar ini? Benda ini sudah tidak diproduksi!
Harganya paling tidak sepuluh dolar.”), Freya yang rela menikahi empat
kurcaci demi mendapatkan perhiasan karya mereka, Thor yang tak pernah
melewatkan satu pun episode serial Sherlock
di BBC Channel, hingga Odin yang rela mengantre selama enam jam di udara
terbuka demi menguak pengetahuan dalam ponsel keluaran terbaru. Jika Gunung
Olympus ada di New York, maka akar pohon dunia Ygdrassil berada di Boston,
poros dari Dunia Midgard (atau Dunia Bumi). Jadi, pembaca bakal disuguhi dengan
detail kota Boston dalam buku ini. Setting baru, dewa-dewi baru, cerita baru.
“Edgar Allan Poe lahir di Boston. Bukan kebetulan bahwa puisinya yang
paling terkenal, The Raven, adalah
tentang gagak, salah satu hewan keramat Odin.” (hlm 147)
Selain memperkenalkan pembaca dengan dewa-dewi yang
sama sekali baru (terutama bagi pembaca yang belum tahu banyak tentang mitologi
Nordik kecuali Thor dan Loki di The Avengers),
Om Rick juga membawa tokoh-tokoh baru lewat karakter yang benar-benar baru.
Magnus sangat berbeda bila dibandingkan dengan Percy, apalagi Jason. Magnus ini
gondrong, pemberontak, tipe badboy namun
tak disangka hatinya lembut. Dia juga suka membaca buku-buku fantasi terbaru kayak
kita (‘Aku menelaah rak buku: para
penulis kisah fantasi dan horor favoritkusemasa kecil—Stephen King, Darren
Shan, Neal Shusterman …’). Selain itu, ada tokoh baru yang benar-benar
beda. Perkenalkan Valkyrie pribadi Magnus
yang bernama Samirah, dan dia adalah seorang cewek muslim. Hijabnya bahkan
didesain khusus dapat digunakan untuk menyaru atau menyamar sesuai dengan
lingkungan sekitar. Keren kan!
Gambar: Ygdrassil atau Pohon Dunia yang menghubungkan Sembilan Dunia dalam Mitologi Nordik
(kalboor.com)
Bagi yang bisa move on dari Percy Jackson, seri Magnus Chase ini akan memberikan hiburan yang segar dan beda. Akan lebih baik jika kita membaca novel ini berbekal buku mitologi Nordik, atau sambil googling di Wikipedia dan rekan, untuk mencari tahu siapa itu Odin, Frey, Freya, atau Pohon Dunia. Rune tentu saja ada, di halaman-halaman novel tebal ini, tertera daftar rune dan maknanya. Dilampirkan pula semacam glosarium singkat tentang istilah-istilah berbau nordik dalam buku keren ini.
Ehem.. Jadi tertarik beli gara-gara baca review ini.
ReplyDeleteAyo Stev, beli hahaha beda kok sama Percy, walau beberapa bagian yang khas masih sama.
DeleteIya, aku juga Mas Stev. Reviewnya bagus *ceritanya masdi nggak baca* *diem-diem japri no-.rek*
DeleteKak.. sudah baca buku ketiganya magnus? Bisa tanya suatu hal?
ReplyDelete