Judul : Lukisan Dorian Gray
Penulis: Oscar Wilde
Penerjemah: Dion Yulianto (#uhuk)
Penyunting : Addin Negara
Tebal : 276 hlm
Cetakan: 1, Februari 2015
Penerbit: Laksana
“Setiap kita memiliki sisi malaikat
dan sisi setan dalam dirinya. (hlm 228)
Adalah sebuah fitrah bagi setiap
manusia untuk memiliki sifat baik dan buruk, dan dalam sepanjang kehidupannya
yang fana, kedua sifat ini terus bergelut, saling mencoba mendominasi dan
menjatuhkan, sampai salah satunya menang. Inilah anugrah sekaligus ujian yang diberikan
kepada manusia: kebebasan untuk memilih. Hidup sudah memberikan jalannya,
manusia sebagai sang pejalan diberi kebebasan untuk tetap berjalan lurus
ataupun berbelok, dengan konsekuensi yang tengah menanti di setiap ujungnya.
Karena, untuk setiap anugrah yang kita dapatkan, selalu ada ujian yang
menyertainya. Dan, baik atau buruknya manusia dalam kehidupannya tergantung
pada apakah dia lolos ujian itu atau tidak.
“Dia
ini adalah makhluk indah tanpa pikiran, yang semestinya harus berada di sini
saat musim dingin, ketika tidak ada bunga yang mekar untuk kita pandangi, dan
saat musim panas, ketika kita membutuhkan sesuatu untuk menyejukkan pandangan.”
(hlm
13)
Dorian Gray, seorang anak muda yang
dianugerahi oleh kelebihan fisik berupa paras wajah yang luar biasa menawan.
Semua orang terpesona melihatnya, begitu indah sampai-sampai cermin pun mungkin
terpesona saat memantulkan wajahnya. Keindahan paras inilah yang kemudian turut
menjerat Basil Hallward, sahabatnya, sehingga Basil pun memutuskan untuk melukis
Dorian Gray agar keindahan itu tetap abadi di dalam kanvas. Namun, ujian itu
datang dalam bentuk Lord Henry, sahabat Basil. Pria inilah yang kemudian datang
dalam kehidupan Dorian yang semula polos, mencekokinya dengan
pandangan-pandangan baru dan nyeleneh, hingga
membuat anak muda yang polos itu berubah. Selamanya.
“Ada
bencana dalam setiap kelebihan fisik maupun kelebihan intelektual, bencana yang
telah menjatuhkan raja-raja lemah sepanjang sejarah.” (hlm 13)
Dari Lord Henry, Dorian tersadarkan—sayangnya
dalam cara yang salah. Keelokan parasnya adalah asset yang harus digunakan
dengan sebaik-baiknya. Sejak pertama bertemu, Lord Henry sudah mencekoki anak
muda tampan itu dengan petuah-petuah beracun, disampaikan dengan begitu halus
hingga Dorian tidak menyadarinya. Ketampanan wajah akan memudar seiring usia,
karena itu Dorian harus menggunakannya mumpung masih muda. Atau, dalam istilah
zaman sekarang, lebih baik nakal di waktu muda, daripada nakal di hari tua.
Karena saat masih muda, ada kelebihan-kelebihan fisik yang mendukung
kenakalannya. Luar biasa racun memang Lord Henry ini.
“Menurutku,
sungguh sebuah tragedi jika kau menyia-nyiakan anugrahmu. Karena masa muda
hanya bertahan tidak lama—sungguh sangat sebentar.” (hlm 47)
Racun Lord Henry semakin membuat
Dorian galau. Lord Henry benar, ketampanannya hanya akan bertahan sebentar
saja. Waktu akan mencuri sedikit demi sedikit dari dirinya. Ketika lukisan
potret diri karya Basil itu selesai, Dorian baru menyadari betapa fana keelokan
parasnya. Tanpa sadar, dia memohon dalam hati, entah kepada kekuatan apa, agar
dirinya bisa tetap muda selamanya dan biarlah lukisan itu yang menua.
Permohonannya terkabul. Lukisan potret Dorian Gray karya Basil Hallward menjadi
semacam sihir pemantul usia. Perjalanan waktu tidak bisa mengubah fisik Dorian.
Pemuda itu tetap muda dan tampan sebagaimana remaja, sementara sosok dalam
lukisan terus menua. Sayangnya, lukisan itu ternyata juga melambangkan kondisi
jiwa pemiliknya. Kebusukan Dorian Gray juga akan turut terekam di dalamnya.
“Baginya,
lukisan potret itu adalah cermin yang paling ajaib. Tidak saja cermin itu
menunjukkan bagaimana rupa raganya, tetapi juga wujud jiwanya. Dan ketika
lukisan itu menua karena beban kehidupan, dirinya yang asli akan tetap muda dan
bersemangat dalam kenikmatan kehidupan.” (hlm 142)
Sebuah novel yang diberikan Lord Henry
kepada Dorian adalah awal dari bencana itu. Jadi, siapa bilang sebuah buku
tidak akan berbahaya? Ada buku-buku yang berpotensi menimbulkan bencana besar
ketika buku itu dibaca oleh mata yang salah. Dorian menjadi saksinya. Kehidupan
hedonis dalam buku itu telah mempengaruhi
Dorian sedemikian rupa, ditambah dengan keabadian paras mudanya membuat
anak muda itu merasa bebas dari dosa. Ia pun terjatuh dalam lembah perbuatan tercela,
melakukan berbagai hal-hal buruk dan bahkan membuat orang-orang di sekitarnya
menderita. Jiwanya membusuk sementara paras mukanya tetap tampan sedemikian
rupa. Sungguh, penampilan luar selamanya tidak selalu bisa dijadikan patokan
dalam menilai seseorang. Hanya lukisan jiwa, kalaupun itu ada, yang akan
menunjukkan sejatinya seorang manusia.
Bacalah karya ini, dan dirimu tidak akan
pernah sama lagi.
Penerjemah: Dion Yulianto (waseek) ^^
ReplyDeleteJudul : Lukisan Dorian Gray
ReplyDeletePenulis: Dorian Gray
koreksi dikitt.. pengarangnya bukannya Oscar Wilde?
Arghhh iya hahaha terima kasih koreksinya
DeleteINI BENER PENERJEMAHNYA? XD
ReplyDeleteSUDAH NONTON FILMNYA, ALUR CERITANYA BAGUS. PEMAINYA BEN BARNES ( PRINCE CASPIAN OF NARNIA ), COLLIN FIRTH DAN REBECCA HALL.
ReplyDeleteBang ada buku pdf nya ngak
ReplyDelete