Search This Blog

Thursday, December 11, 2014

Araminta Spook #2, The Sword in the Grotto

Judul : Araminta Spook #2, The Sword in the Grotto
Pengarang : Angie Sage
Tebal : 144 hlm
Cetakan: 1, Oktober 2014
Penerbit : Noura Books


23516856

Melanjutkan seri pertama, Araminta kembali beraksi dalam seri kedua Pedang Dalam Gua. Kali ini, Araminta tidak bertualang sendirian. Dia sudah punya teman bernama Wanda Wizzard, yang bersama ayah dan ibunya, mereka juga ikut tinggal di Spookie House. Tidak seperti orang dewasa yang menuntut privasi, bagi anak-anak semakin banyak orang maka akan semakin asyik, dan ini disadari betul oleh Angie Sage yang langsung menambahkan 5 penghuni baru ke rumah seram tapi menyenangkan itu. Sekarang Spookie House semakin ramai. Araminta jadi punya partner dalam bertualang, sementara Bibi Tabby dan Paman Drac kini mendapatkan teman baru untuk diajak bergosip dan membicarakan tentang bisnis kotoran kelelawar (iyuhh … please don’t ask, read it yourself).

Dalam seri kedua yang lebih ramai ini, petualangan yang hadir lebih menarik ketimbang yang pertama, dan melibatkan lebih banyak orang. Tapi, Sage masih mempertahankan karakter Araminta yang bikin gemes itu, cuma kali ini, karakter sok tahu dan tidak mau kalah Araminta mulai kelihatan. Karakter asli seseorang mulai terlihat nyata ketika dia berteman akrab dengan orang lain, dan di buku kedua ini, Wanda menjadi semacam tokoh yang mempengaruhi perkembangan karakter Araminta. Yah, namanya juga anak kecil, kalau nggak bandel ya ngak rame.

Ceritanya, Tuan Horace hendak berulang tahun yang ke-500, dan Araminta serta Wanda berencana untuk memberikan hadiah kejutan kepada hantu penunggu Spookie House itu. Tapi, hadiah apa yang tepat diberikan untuk hantu berbaju zirah berusia 500 tahun? Jawabannya muncul secara tidak sengaja ketika keduanya mengikuti ayah Wanda untuk mengantarkan pesanan pupuk kompos ke lading jamur di dekat pantai. Dalam kegiatan keluyuran keduanya ke gua-gua di tepi laut, mereka melihat sebuah pedang tua tergeletak dalam sebuah bilik yang terkurung batu karang. Tidak ada celah untuk masuk ke bilik itu kecuali sebuah pintu rahasia yang entah mengarah kemana. Araminta dan Wanda pun membuat rencana.

Telah dijelaskan di buku ketiga (yang saya kutip di resensi buku pertama *ribet banget lu yon!*) bahwa Spookie House memiliki sebuah  terowongan rahasia. Nah, Araminta dengan sok tahunya lalu memutuskan bahwa terowongan rahasia itu pasti mengarah ke ruang pedang itu. Maka, dengan membawa segulung benang (benang sangat penting jika kau ingin menjelajahi terowongan rahasia), senter, seransel makanan, dua anak bandel ini nekat menjelajahi terowongan rahasia yang entah kemana ujungnya. Karena ini cerita anak-anak dan kalau terlalu tebal juga tidak baik, Araminta benar. Terowongan itu memang mengarah ke ruang pedang. Tetapi, begitu mereka masuk, pintu jeruji turun dan mengurung keduanya di ruang pedang, dengan air laut yang mengucur dan terus memenuhi ruang rahasia tersebut. Araminta dan Wanda dalam bahaya.

Buku kedua ini mengingatkan saya pada seri Lima Sekawan karya Enyd Blynton. Kalau tidak salah, mereka juga menemukan sebuah lorong rahasia di balik perapian yang mengarah ke lorong pencoleng. Membaca buku ini membuat saya bernostalgia ke masa-masa unyu dulu, ketika hasrat bertualang masih sama besarnya dengan Araminta. Di buku kedua ini pula, pembaca akan mengetahui siapa sebenarnya Tuan Horace dan Edmund, serta kisah tragis keduanya. Tapi jangan khawatir, meski agak berbahaya, buku kedua ini tetap menawarkan percakapan kocak khas antara Araminta dan Wanda, juga celetukan-celetukan Araminta yang suka seenaknya sendiri memutuskan.

Keripik kentang rasa bawang dan keju bisa mambantu berpikir. Aku yakin itu karena setelah kami memakannya, kami tahu harus kemana.
“Kanan,” kataku.
“kiri,” kata Wanda. (hlm. 65)

Berhasilkan keduanya selamat dari ruang pedang? Akankah Tuan Horace mendapatkan hadiah istimewa itu? Jawabannya: YA! Hahahaha. Buku anak-anak, jadi endingnya nggak boleh sad ending dong, apalagi cliffhanger. Menyenangkan sekali menyelesaikan membaca seri kedua ini.


No comments:

Post a Comment