Search This Blog

Thursday, December 11, 2014

Araminta Spook #3. Frognapped

Judul : Araminta Spook #3. Frognapped
Pengarang : Angie Sage
Tebal : 194 hlm
Cetakan: 1, Oktober 2014
Penerbit : Noura Books

23516925

Saat kau kecil, pernahkah kau merasa sepertinya orang-orang dewasa itu sangaaaaatttt membosankan dan sangggaaaaattt suka menghakimi? Seperti itulah yang tengah dialami Araminta di Spookie House. Saat kepala besi Tuan Horace bergulingan di tangga, bibi Tabby akan berteriak memanggilnya. Saat kelelawar besar Paman Drac hilang, dia juga yang disuruh mencarikan. Dan kali ini, giliran kodok-kodok penari milik Barry Wizzard yang hilang, dan Araminta teteup saja menjadi pihak eh anak yang disalahkan. Yah, mau bagaimana lagi, Araminta memang dasarnya badung sih.

“Apakah kau pernah memperhatikan, saat seseorang jengkel denganmu, mereka selalu memanggil lengkap namamu?” (hlm 6)
Kan, celetukan Araminta selalu saja ngangenin! 

Karena belum ketahuan kemana raibnya kodok-kodok itu, Araminta dan Wanda memutuskan untuk … menjadi detektif anak. Kasus pertama mereka adalah menyelidiki dan mencari tahu misteri hilangnya kodok-kodok Barry. Kecurigaan pertama mengarah kepada Perawat Watkins yang bertugas memberi rehabilitasi kepada Paman Dracul yang masih dalam proses penyembuhan karena kakinya patah saat terjatuh dari tidur bergelantungnya di menara kelelawar (Don’t ask again please, the family is weird indeed, but they are unique!). Dari situ, kecurigaan semakin meluas dengan makin banyaknya karakter yang diperkenalkan Sage. Dasar anak-anak, makin rame malah makin seru kalau kata mereka. Calon tersangka bertambah, dan Araminta serta Wanda malah semakin tertantang memecahkan misteri ini.


Penyelidikan di mulai di Dunia Air Ajaib milik Tuan Old Morris. Kali ini, Araminta dan Wanda mendapatkan musuh pertama mereka yang sebaya, yakni si Nora si-ikut-campur yang adalah putrid dari Old Morris. Berulang kali kedua ayah beranak itu menghalangi penyelidikan dua detektif cilik kita ini, tapi bukan Araminta namanya kalau dia menyerah apalagi takut dan mundur. Dengan keberanian dan rasa ingin tahu yang tinggi—dua keunggulan usia kanak-kanak—keduanya tetap maju melanjutkan penyelidikan. Menerobos ke balik panggung, dikejar hiu berisi hantu, hingga masuk ke lubang gelap di belakang bekas lahan lading jamur. Penyelidikan mereka membuahkan hasil di luar dugaan. Tidak hanya mereka berhasil menemukan katak-katak Tuan Barry, tetapi Araminta dan Wanda juga menemukan milik Tuan Horace yang paling berharga. 

No comments:

Post a Comment