Judul : Misteri di Bukit Cemara Kembar
Pengarang : Yunus Syamsu Budhi
Tebal : 90 hlm
Cetakan : pertama, 1983
Penerbit : Balai Pustaka
Enam anak tanggung menjelang remaja dari kota memutuskan untuk berkemah di kawasan pegunungan, tepatnya di kaki Bukit Kerdil yang pemandangannya sangat indah. Tiada obat yang semanjur udara segar dan hijaunya pepohonan untuk menghilangkan penat dan lelah akibat kesibukan dan kebisingan hidup di kota besar. Maka rencana disusunlah, perbekalan disiapkan, dan perjalanan menuju lokasi perkemahan pun dimulai. Tidak satupun dari mereka yang mengetahui, acara kemah mereka kali ini tidak hanya sarat petualangan, tetapi juga berbalut misteri.
Sesampainya di lokasi, keenam anak itu langsung disambut oleh Pak Kepala Desa. Mereka diizinkan berkemah di Kaki Bukit Kerdil selama tidak mendekati wilayah Bukit Cemara Kembar, sebuah bukit yang dinamai karena keberadaan dua pohon cemara tua yang tumbuh gagah di puncaknya. Tidak ada alasan khusus kenapa wilayah itu terlarang, kecuali bahwa daerah itu angker. Konon, sejak beberapa tahun yang lalu, sewaktu kawasan Bukit Cemara Kembar maish asri, banyak binatang ternak yang hilang saat sedang digembalakan ke sana. Tidak hanya kambing, tapi sapi dan kerbau juga sering hilang saat merumput di tempat itu. Bukit Cemara Kembar ada penunggunya, begitu kata Pak Kades.
Tapi yang namanya anak muda, semakin dilarang malah semakin penasaran. Dan untungnya, rasa penasaran itu malah berguna dalam kisah ini. Rizal, si pemimpin rombongan kemah, merasa ada sesuatu yang aneh. Kengototan Pak Kades yang melarang mereka mendekati Bukit Cemara Kembar seperti dipaksakan. Seolah-olah, Pak Kades tengah menyembunyikan, atau melindungi sesuatu. Maka, diputuskan malam hari pertama, anak-anak itu akan menyelidiki kawasan terlarang itu. Awalnya, hanya Rizal dan Irwan saja yang berangkat, dan saat itulah keduanya tahu mereka tengah diawasi, oleh sesosok remaja seusia mereka dari balik kegelapan hutan.
Penyelidikan ke Bukit Cemara Kembar menghasilkan temuan yang mencegangkan. Bukit itu memiliki lorong-lorong dan gua-gua rahasia, serta pintu-pintu tersembunyi dari batu. Sebuah konspirasi tengah dijalankan di bukit terpencil tersebut—sesuatu yang terkait dengan kriminalitas. Tapi, bagaimana dengan mitos hantu di Cemara Kembar? Kemana gerangan lenyapnya binatang-binatang gembalaan yang merumput di sana? Juga, siapakah sebenarnya orang-orang asing yang terlihat hilir mudik di dalam gua?
Membaca Misteri di Bukit Cemara Kembar mengingatkan saya pada buku-buku petualangan karya Enyd Blynton. Penerbitan buku ini di era tahun 1980-an juga tepat sekali, karena masa-masa itu menjadi zaman keemasan Lima Sekawan, Trio Detektif, atau STOP. Bedanya, buku ini menggunakan setting di Indonesia, kalau melihat dari plesetan namanya sih sepertinya di kawasan sekitar Kaliurang. Mungkinkah Bukit Kerdil itu Bukit Kendil yang ada di kaki Merapi? Juga, keberadaan desa Bebeng yang digambarkan ada di dekat lokasi perkemahan.
Membaca buku ini serasa kita diajak bernostalgia kembali ke masa-masa SD ketika anak-anak masih sibuk bermain layangan, masih percaya bahwa salju akan turun di bulan Desember, serta bermimpi bisa memetik beri liar di hutan. Indah sekali. Walaupun ada hal-hal yang terasa jandul (janggal karena jadul), tetap saja membaca buku ini menerbitkan kenangan kita akan masa kecil yang indah dan sarat petualangan di era 1990-an.
ceritanya bagus,,pengen juga baca bukunya,,,
ReplyDeleteAh, ternyata ada buku konsumsi anak-anak juga ya...
ReplyDeletetidak kalah seru dari 4 sekawan, menarik ..
ReplyDeleteooo, semacam lima sekawan versi Indonesia ya.. boljug :)
ReplyDeletewalaah aku belum lahirrr x_x
ReplyDeletebahasnaya udah enak dipahami apa masih pake ejaan lama?
komik legend, terapi kejantanan priav
ReplyDelete